Anda di halaman 1dari 20

TUGAS RESUME MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II


CHAPTER 13 PERTEMUAN KE II
ACCOUNTING FOR DERIVATIVES AND HEDGING ACTIVITIES

Disusun Oleh :

Tiaz Nurrahmah Hidayati

041911535015

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS AIRLANGGA di BANYUWANGI
2022

PENGERTIAN RISIKO
Risiko adalah kerugian akibat kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Risiko diidentifikasi
berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu risiko karena pergerakan harga pasar (misalnya, harga
saham, nilai tukar atau suku bunga) dikategorikan sebagai risiko pasar. Risiko karena mitra
transaksi gagal bayar (default) disebut risiko kredit (default). Sementara itu, risiko karena
kesalahan atau kegagalan orang atau sistem, proses atau faktor eksternal disebut risiko
operasional (Sunaryo, Manajemen Risiko Finansial, 2009).

Menurut Soekarto (dalam Djojosoedarso, 1999) risiko adalah ketidakpastian atas


terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan Menurut Arthur Williams dan Richard, M.H (dalam
Djojosoedarso, 1999) risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama
periode tertentu. Risiko adalah kerugian karena kejadian yang tidak diharapkan muncul
(Sunaryo, 2009). Menurut Emmet J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (dalam Kertonegoro, 1996)
bukunya Fundamentals of Risk and Insurance, istilah risiko telah dirumuskan dalam berbagai
definisi yang berbeda oleh para ahli perasuransian, yaitu:
1. Risiko adalah kans kerugian (the chance of loss).
2. Risiko adalah kemungkinan kerugian (the possibility of loss).
3. Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty).
4. Risiko adalah penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan (the dispersion of
actual from expected result).
5. Risiko adalah probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan (the
probability of any outcome different from the one expected). (Kertonegoro, 1996, p. 1)

Risiko tersebut memiliki dua karakteristik, pertama merupakan ketidakpastian atas


terjadinya suatu peristiwa, dan kedua merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan
menimbulkan kerugian (Djojosoedarso, 1999). Dari beberapa kutipan di atas, dapat saya
simpulkan Risiko adalah perubahan atau penyimpangan dari hasil yang sudah diperkirakan atau
diharapkan, menjadi sesuatu yang tidak pasti, dan bahkan dapat membuat perkiraan tersebut
hilang atau mengalami kerugian.
Beberapa risiko berhubungan dengan pengaruh perubahan harga pada nilai aktiva dan
kewajiban dan jumlah kontrak dan arus kas masa depan yang diperkirakan. Pengelolaan risiko
ini sering disebut sebagai lindung nilai. Kami menggunakan istilah lindung nilai dan
manajemen risiko identik. hedging dirancang untuk melindungi perusahaan terhadap gerakan
yang merugikan harga, tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing. Hedging transaksi
termasuk, namun tidak terbatas pada, kontrak berjangka, opsi, kontrak forward, swap suku
bunga, swap mata uang dan suku bunga gabungan dan swap mata uang. Perusahaan dapat
melakukan lindung nilai aset yang ada dan kewajiban, komitmen perusahaan, dan transaksi
diperkirakan. Kami mendefinisikan risiko sebagai variabilitas potensi hasil keuangan, atau
ketidakpastian. Hasil keuangan masa depan kegiatan perusahaan tidak yakin karena mereka
bergantung pada harga di masa depan yang tidak diketahui. Dalam beberapa kasus, risiko harga
yang tidak dapat dikendalikan karena tergantung pada faktor-faktor seperti perubahan
teknologi.
Beberapa risiko harga berhubungan dengan komoditas terstandar, suku bunga, dan nilai
tukar valuta asing. Risiko ini dapat mengelola dengan menggunakan derivatif dan teknik
hedging lainnya. Kami mengatakan berhasil daripada berkurang karena manajemen risiko
sering melibatkan penggantian satu risiko dengan satu sama lain daripada mengurangi risiko
secara mutlak.

RISIKO MATA UANG ASING (FOREIGN CURRENCY RISK)

Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, Foreign Exchange, forex
atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara
lain pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal decade 70’an.
Valuta Asing yang biasa disingkat Valas atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai forex
( singkatan dari Foreign Exchange ), yang berarti pertukaran uang dari nilai mata uang yang
berbeda pasar valuta asing ini menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam pasar
kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar mata
uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing.

Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata
uang negara lainnya. Perusahaan yang beroperasi melintasi batas-batas negara yang terkena
risiko perubahan nilai tukar mata uang. Kami meneliti efek dari perubahan kurs terhadap
penjualan dilaporkan, pendapatan, arus kas, aset, kewajiban, dan kekayaan bersih. Efek ini juga
mendistorsi rasio keuangan berdasarkan data tersebut. Perusahaan dengan risiko mata uang
asing harus, karena itu, pertama-tama memutuskan apakah untuk lindung nilai risiko akuntansi
atau risiko ekonomi operasi asing.

Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat dipergunakan
adalah dengan cara mengatasiexposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka dapat
dilakukan“Hedging”. Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi
pergerakan mata uang asing.

Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi kerugian valas,
serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian
melalui hedging. Teknik-teknikhedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi
transaction exposure antara lain adalah:
RISIKO TINGKAT BUNGA (INTEREST RATE RISK)

Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva berbunga,


seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Secara umum,
jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga
sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik paling
tua yang sekarang digunakan untuk mengelola risiko suku bunga.

Risiko suku bunga merupakan exposur kondisi keuangan suatu bank terhadap pegerakan
suku bunga yang merugikan. Menerima risiko tersebut merupakan bagian yang normal dari
bisnis bank, dan dapat merupakan bagian yang penting dalam menciptakan keuntungan dan
peningkatan nilai saham. Perubahan dalam suku bunga berakibat berubahnya pendapatan bunga
bersih dan tingkat pendapatan dan biaya operasional suatu bank yang sensitif terhadap
perubahan suku bunga .

Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) karena
perubahan suku bunga. Risiko Suku Bunga pada Banking Book merupakan bentuk risiko pasar
paling dominan di perbankan Indonesia yang meliputi repricing risk, yield curve risk, basis
risk, options risk. Selain banking book, Bank wajib pula mengelola risiko harga yang
disebabkan oleh eksposur trading book (tanpa memandang jenis risiko) karena unrealized Mark
to Market (MTM) gain/loss berpengaruh secara langsung pada pendapatan dan atau regulatory
capital.

Ketika bisnis meminjam dana, tingkat bunga dapat berupa tetap atau variabel. Ketika
tingkat bunga variabel, biaya interest masa depan dan bunga yang dibayarkan tidak yakin
karena mereka tergantung pada tingkat masa depan suku bunga acuan. Dari pemberi pinjaman
(kreditur) sudut pandang, pinjaman variable rate investasi membuat pendapatan bunga masa
depan dan bunga yang diterima pasti. Ketika tingkat bunga tetap, bagaimanapun, beban bunga
masa depan (pendapatan) dan bunga yang dibayarkan (diterima) diketahui.

RISIKO KOMODITAS (COMMODITY RISK)

Komoditas adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan
secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan
produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor
melalui bursa berjangka. Secara lebih umum, komoditas adalah suatu produk yang
diperdagangkan, termasuk valuta asing, instrumen keuangan dan indeks.
Karakteristik dari Komoditas yaitu harga adalah ditentukan oleh penawaran dan
permintaan pasar bukannya ditentukan oleh penyalur ataupun penjual dan harga tersebut adalah
berdasarkan perhitungan harga masing-masing pelaku Komoditas contohnya adalah (namun
tidak terbatas pada) : mineral dan produk pertanian seperti bijih besi, minyak, ethanol, gula,
kopi, aluminium, beras, gandum, emas, berlian atau perak, tetapi juga ada yang disebut produk
"commoditized" (tidak lagi dibedakan berdasarkan merek) seperti komputer.

Risiko komoditas adalah situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat
perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana
kondisi ini semakin parah saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu
kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar. Risiko kerugian pada posisi
keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat perubahan nilai komoditas. Risiko translasi
nilai tukar atas seluruh posisi valas (aset dan kewajiban) pada neraca, baik trading maupun
banking book.

Risiko dalam perdagangan Komoditas, selain dari gagal janji, disebabkan oleh fluktuasi
harga. Harga sangat ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar Komoditas. Permintaan
ditentukan oleh pertambahan penduduk, pertambahan penggunaan, penggunaan baru dan karena
substitusi. Penawaran berubah karena pertambahan kapasitas produksi (luas lahan yang ditanam
atau pabrik baru yang dibangun), musim, cuaca baik atau buruk, larangan atau insentip
pemerintah, bencana alam maupun perang atau perdamaian. Jadi banyak sekali faktor yang
tidak bisa diramalkan. Hal inilah yang mendorong timbulnya kebutuhan akan lindung nilai.
Kebutuhan akan lindung nilai dipenuhi dengan pembuatan kontrak di LUAR mau di DALAM
Bursa. Mula-mula kebutuhan akan lindung nilai ini hanya dirasakan dalam perdagangan
Komoditas pertanian , tetapi makin lama kebutuhan itu dirasakan untuk semua macam
Komoditas, termasuk Komoditas keuangan, cuaca, ekonomi, perbankan dlsbnya. Untuk semua
itu dibuatkan kontrak. Beberapa dari kontrak itu diperdagangkan di bursa yang terlanjur
dinamakan Bursa Komoditas, meski sebenarnya dinamakan Bursa Kontrak.

Komoditas lainnya memiliki efek yang sama pada perusahaan yang memproduksi atau
menggunakan mereka, termasuk:

- Sumber energi lain seperti batubara


- Industri logam seperti besi, baja, aluminium, dan tembaga
- Logam mulia seperti emas, perak, dan platinum
- Komoditas pertanian seperti kapas, gandum, kopi, dan gula

RISK OF CHANGE IN MARKET VALUE


Perubahan tingkat bunga menyebabkan perubahan nilai pasar aset atau kewajiban yang
dipegang oleh perusahaan, jika penurunan nilai aset lebih besar dibanding dengan penurunan
nilai kewajiban, maka perusahaan mengalami kerugian atau sebaliknya, Secara umum, jika
bunga meningkat maka nilai sekuritas cenderung mengalami penurunan. Tingkat penurunan
nilai tersebut bisa berbeda dari satu sekuritas ke sekuritas lainnya.

EVENT RISK

Penjualan dan pendapatan suatu perusahaan dipengaruhi oleh peristiwa tak terhitung di luar
kendali. Perusahaan dapat melindungi diri mereka sendiri, namun, terhadap beberapa efek
samping. Sebagai contoh, perusahaan buy insurance terhadap risiko kerugian akibat kebakaran
atau badai. Hedging adalah bentuk lain dari asuransi. Misalnya, cuaca derivatives reduce risiko
ke perusahaan dari kondisi cuaca normal. Risiko kredit. Risiko bahwa perusahaan tidak akan
menerima pembayaran, adalah bentuk lain dari risiko peristiwa.

DASAR DERIVATIF DAN LINDUNG NILAI (HEDGE)

DERIVATIF

Menurut PSAK 55 Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan tiga
karakteristik berikut ini:

1. Memiliki:
 Satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (under- lying) ,dan
 Satu atau lebih jumlah nosional (notional amount) atau syarat pembayaran atau
keduanya.
2. Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net investment),
atau memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan
dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan
menghasilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar.
3. Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus (net
settlement), atau instrumen derivative dapat segera diselesaikan dengan sarana terpisah
di luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan penyerahan aktiva
sehingga penyelesaian yang terjadi secara substansial tidak berbeda dengan net
settlement.

Menurut Siahaan (2008), derivatif adalah semacam kendaraan keuangan yang diturunkan atau
diperanakkan dari induknya apakah induknya ini asset keuangan saham atau obligasi, komoditi,
atau berbagai macam indeks seperti IHSG, LQ45, Hanseng, dan jenis-jenis lainnya. Sedangkan
Wikipedia mendefinisikan derevatif sebagai sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran
pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi acuan pokok.

Definisi diatas memberikan pandangan bahwa derivatif merupakan kontrak perjanjian dan
kesepakatan antara dua belah pihak pembeli dan penjual yang didalam kontraknya telah
disepakati sekarang, namun realisasinya dimasa yang akan datang.

Misalnya:

Importir Indonesia melakukan kontrak derivatif dengan perusahaan di Amerika atas pembelian
kedelai senilai $ 2,00/kg. Kemudian nilai dollar menguat dan menjadikan harga kedelai $
3,00/kg jika menggunakan nilai tukar rupiah, maka importir tidak perlu membayar dengan
harga $ 3,00/kg. Karena sudah melakukan kontrak derevatif dengan penjual yang ada di
Amerika.

JENIS DEREVATIF

Berdasarkan sifatnya derevatif dikelompokkan menjadi dua bagian (Madura: 2006) yaitu;

1)     Derivatif Komoditas

Derevatif komuditas merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada barang-barang komoditi,
seperti produk hasil pertanian, perkebunan, perikanan (soft commodities) dan hasil
pertambangan, emas dll. (hard commodities).

2)     Derivatif Keuangan

Derevatif keuangan merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada instumen keuangan, seperti
mata uang, saham, indeks gabungan, tingkat bungan jangka pendek, surat pembendaharaan
negara dan obligasi.
Macam-Macam Transaksi Derivatif:

a. Spot Contract

Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam
jangka waktu dua hari.

b. Future Contract

Futures adalah kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual)
untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah,
harga dan batas waktu tertentu. Instrumen futures biasanya dikenal juga dengan istilah
transaksi future contract. Future contract adalah kontrak untuk membeli sesuatu aset di
masa depan dengan harga yang ditetapkan dan diperdagangkan di bursa dengan sifat
terstandar.

Transaksi futures yaitu transaksi valas dengan perbedaan nilai antara pembelian
dan penjualan future yang tertuang dalam future contracts secara simultan untuk dikirim
dalam waktu yang berbeda. Misalnya, A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008.
A akan menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per US$ pada 30 Juni 2008, tidak
peduli berapa kurs di pasar saat itu. Di satu sisi transaksi ini dapat dipandang sebagai
spekulasi, paling tidak berunsur maysir, meskipun disisi lain para pelaku bisnis pada
beberapa kasus menggunakannya sebagai mekanisme hedging (melindungi nilai
transaksi berbasis valas dari risiko gejolak kurs). Ulama kontemporer menolak transaksi
ini karena tidak terpenuhinya rukun jual beli yaitu ada uang ada barang (dalam hal ini
ada rupiah ada dollar). Oleh karena itu, transaksi futures tidak dapat dianggap sebagai
transaksi jual beli, tetapi dapat ditransfer kepada pihak lain. Alasan kedua penolakannya
adalah hampir semua transaksi futures tidak dimaksudkan untuk memilikinya, hanya
nettonya saja sebagaimana transaksi margin trading.

Pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kewajiban melaksanakan kontrak


tersebut, apapun kenyataan yg terjadi di kemudian hari (menguntungkan ataupun
merugikan).

Kontrak futures merupakan perjanjian antara pembeli dan penjual yang berisi:
a. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau asset
tertentu) dari penjual futures dalam jumlah tertentu dengan harga tertentu pada
waktu yang telah ditentukan dalam kontrak
b. Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau asset tertentu kepada
pembeli futures dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu dan pada batas
waktu yang ditentukan dalam kontrak .

Beberapa terminology :

a. Underlying asset : komoditi/asset yang disetujui oleh kedua pihak untuk


dipertukarkan.
b. Settlement date / delivery date : tanggal yang ditetapkan untuk melakukan
transaksi.
c. Futures price : harga yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk melakukan
transaksi.
d. Long position / posisi long futures : pihak yang menyetujui untuk membeli asset
yang menjadi patokan di kemudian hari. Atau disebut sebagai pemilik kontrak
futures.
e. Short position / posisi short futures : pihak yang menyetujui untuk menjual asset
patokan tersebut di kemudian hari. Atau disebut sebagai penjual kontrak futures.

Manfaat kontrak futures:

1) Futures sebagai lindung nilai (hedging) : melindungi nilai asset yang dijadikan
patokan dari ancaman risiko ketidakpastian perubahan harga di masa depan.
2) Futures sebagai sarana spekulasi : para spekulator mencari keuntungan dari
perubahan harga yang terjadi. Instrumen futures sebagai ajang spekulasi adalah
untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga yang terjadi. Para spekulan
secara sukarela menanamkan modalnya dalam futures yang beresiko untuk
memperoleh keuntungan secara cepat dengan membeli pada saat harga rendah
dan menjual dengan harga tinggi. Jadi, tujuan yang ingin dicapai oleh spekulan
hanyalah untuk mengejar return dari pergerakan harga yang fluktuatif (capital
gain), tanpa melakukan transaksi pada perdagangan komoditi atau aset yang
menjadi underlying pada futures secara fisik.

c. Forward Contract
Foward adalah Tansaksi/kontrak membeli/menjual valuta asing lawan valuta lainnya
pada tanggal valuta dimasa yang akan datang dengan harga/rate yang sudah ditentukan
sekarang (pada tanggal kontrak).

Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta
asing dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya kerugian akibat
selisih kurs. Upaya ini dikenal dengan hedging dalam hutang ataupun piutang. Di dalam
melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan valuta asing
secara berjangka, atau dikenal dengan forward.

Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs
tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah
dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing
di hari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian.

d. Swap Contract

Swap adalah Suatu kontrak untuk membeli/menjual sejumlah valuta asing (refference
currency) terhadap valuta asing lainnya (non-refference currency) pada tanggal valuta
tertentu dan secara bersamaan disepakati untuk menjual/membeli kembali jumlah
tersebut di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan.

Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalam mekanisme
pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal dengan istilah
SWAP.

Ada 2 jenis transaksi SWAP:

1) Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka pendanaan. Untuk


transaksi Swap pendanaan: Selisih antara
suku bunga yg dipertukarkan (original interest rate) dgn suku bunga yg
diperjanjikan (contracted interst rate) disajikan sbg penambah atau pengurang beban
dana dan diamortisasikan secara proporsional selama jangka waktu kontrak.
2) Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka trading. Untuk
transaksi Swap trading: Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dgn suku
bunga yg diperjanjikan diakui sbg laba atau rugi pada akhir masa kontrak.
Transaksi swaps (currency swap) yaitu perjanjian untuk menukar suatu mata uang
dengan mata uang lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka
mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar pada masa mendatang. Singkatnya,
transaksi swap merupakan transaksi pembelian dan penjualan secara bersamaan
sejumlah tertentu mata uang dengan dua tanggal penyerahan yang berbeda.
Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan oleh bank yang sama dan
biasanya dengan cara “spot terhadap forward” Artinya satu bank membeli tunai
(spot) sementara mitranya membeli secara berjangka (forwad) .

Contoh transaksi swaps: Bila


bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah terhadap dolar
pada kurs Rp 9.500 per dolar pada 1 Januari 2008. B menempatkan US$ 1 juta. A
menempatkan Rp 9,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu.

e. Option Contract

Option adalah Hak untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu dengan
harga yang telah ditentukan (strike price) untuk suatu periode tertentu dengan
membayar/menerima sejumlah premi.

Dalam definisi yang lain, Option adalah suatu kontrak antara holder dan writer yang
memberikan hak (bukan kewajiban ataupun obligasi) kepada holder (pemegang
kontrak) untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu (exercise
price/strike exercise) dalam jangka waktu tertentu (expiration date). Option bisa
dianalisa resikonya dan dilindungi nilainya dengan Hedging. Resiko merupakan faktor
yang penting bagi investor untuk mengambil keputusan.
Transaksi option (currency option) yaitu perjanjian yang memberikan hak opsi (pilihan)
kepada pembeli opsi untuk merealisasi kontrak jual beli valutaa asing, tidak diikuti
dengan pergerakan dana dan dilakukan pada atau sebelum waktu yang ditentukan dalam
kontrak, dengan kurs yang terjadi pada saat realisasi tersebut.

Misalnya,

 A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A memberikan hak kepada B


untuk membeli dollar AS dengan kurs Rp 9.350 per dolar pada tanggal atau
sebelum 30 Juni 2008, tanpa B berkewajiban membelinya. A mendapat
kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya kepada B tanpa ada
kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A
memberikan hak kepada B untuk menjualnya disebut put option.
 Transaksi option dapat menjadi lebih rumit. Misalnya A dan B membuat kontrak
pada 1 Januari 2008. Perjanjiannya A menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350
per dolar kepada B. Transaksi ini lunas. Pada saat yang sama A juga
memberikan hak kepada B untuk menjual kembali US 1 juta pada tanggal atau
sebelum 30 juni 2008 dengan kurs Rp 9.500 per dolar. Hal ini akan gugur
dengan sendirinya bila kurs melebihi Rp 9.500 per dolar, itu pun bila syarat
berikutnya terpenuhi.

Adapun contoh transaksi option dapat diilustrasikan seperti berikut:

 Setelah suatu kontrak GBP/USD FX option disepakati, nasabah menjual


1,000,000 dan membeli US$2,000,000 (jual/beli ini berlangsung dalam suatu
proses yang bersamaan) pada tanggal 31 December. Dalam kasus ini,
prapersetujuan nilai tukar atau strike price adalah 2.0000 GBP/USD atau 0.5000
USD/GBP. (£1,000,000 dari kaca mata USD investor, $2,000,000 dari kaca mata
GBP investor). Tipe kontrak
ini disebut call pada dollar dan put pada poundsterling dan sering disebut
GBP/USD put oleh pelaku pasar, seperti halnya put pada nilai tukar, hal ini
sebenarnya bisa disamakan dengan USD/GBP call, tapi tidak dilakukan karena
konvensi pasar adalah menulis angka 2.0000 (normal quote), bukan angka
0.5000 (inverse quote).
 Jika nilai tukar pada tanggal 31 Desember lebih rendah daripada 2.0000
GBP/USD (anggaplah 1.9000 pound per USD), yang berarti US dollar menguat
dan pound melemah, maka saat option diberlakukan, pemegang kontrak akan
menjual GBP pada harga USD 2.0000 dan segera membeli kembali pada harga
spot market 1.9000, sehingga untung (2.0000 USD/GBP - 1.9000
USD/GBP)*1,000,000 GBP = USD 100, 000 pada transaksi ini. Jika pemegang
kontrak menukar kembali keuntungannya dalam GBP, maka keuntungannnya
adalah 100,000/1.9000 = GBP 52,631.58 GBP.

HEDGING

Lindung nilai atau hedging, atau hedge merupakan istilah yang sangat popular dalam
perdagangan berjangka. Dimana hedging merupakan salah satu fungsi ekonomi dari
perdagangan berjangka, yaitu transfer of risk. Hedging merupakan suatu strategi untuk
mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh turun-naiknya harga.

Lindung Nilai (Hedging) adalah teknik manajemen risiko dengan menggunakan


derivatif atau instrumen hedging lainnya untuk mengkompensasi (offset) perubahan nilai wajar
atau perubahan arus kas terkait asset, kewajiban, dan transaksi-transaksi di masa depan. IAS 39
mencakup prinsip-prinsip akuntansi khusus untuk aktivitas hedging. Apabila kondisi-kondisi
tertentu terpenuhi, entitas diperbolehkan untuk menyimpang dari ketentuan-ketentuan akuntansi
yang lazim dan menerapkan hedge accounting untuk asset dan kewajiban yang terkait dengan
aktivitas hedging. Ketentuan perlakuan akuntansi mengenai hedging bersifat opsional; entitas
tidak diharuskan untuk menerapkannya. Pengaruh hedge accounting adalah, keuntungan atau
kerugian atas instrumen hedgingdan item-item yang dilindunginya diakui dalam periode yang
sama; keuntungan dan kerugian ditandingkan dalam periode yang sama.

Terdapat dua unsur dalam aktivitas hedging :

1. Instrumen hedging, mencakup derivatif, asset keuangan non-derivatif, atau kewajiban


keuangan non-derivatif. Semua kontrak derivatif dengan pihak eksternal bisa digunakan
sebagai instrumen hedging, kecuali untuk sebagian written options. Asset dan kewajiban
non-derivatif hanya bisa digunakan sebagai instrumen hedging atas risiko mata uang
asing. Untuk menjadi instrumen hedging, nilai wajar instrumen hedging atau arus kas
yang diakibatkannya harus mengkompensasi perubahan nilai wajar atau arus kas asset,
kewajiban, atau transaksi yang dilindunginya. Untuk tujuan hedging, hanya instrumen
yang terkait dengan pihak eksternal saja yang boleh digunakan sebagai instrumen
hedging.
2. Item yang dilindungi, (hedged item) mencakup asset, kewajiban, komitmen
perusahaan, transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau investasi netto dalam
operasi luar negeri. Untuk menjadi item yang dilindungi, suatu item harus berisiko bagi
perusahaan, nilai wajar atau arus kas yang diakibatkannya di masa depan mungkin
berubah dan mempengaruhi laba perusahaan.

IAS 39 mengidentifikasi tiga jenis hedging :

1. Fair value hedges, atau lindung nilai wajar.

Menurut Epstein & Jermakowicz (2008),,fair value hedges, atau perlindungan nilai
wajar, adalah penggunaan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya untuk
melindungi perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai wajar (fair value) asset atau
kewajiban yang diperkirakan akan mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh perusahaan
yang bersangkutan. Baik item-item asset/kewajiban yang dilindungi maupun derivatif
yang digunakan sebagai instrumen hedging atas asset/kewajiban itu harus dinyatakan
kembali dengan nilai wajar yang berlaku pada akhir periode. Untung (gains) atau rugi
(losses) atas item-item itu harus segera diakui dalam laba/rugi periode, tidak
ditangguhkan.
2. Cash flow hedges, atau lindung arus kas.

Menurut Epstein & Jermakowicz (2008), cash flow hedges adalah perlindungan, dengan
menggunakan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya, dari risiko
variabilitas arus kas terkait dengan diakuinya asset/kewajiban (misalnya, pembayaran
bunga atas pinjaman dengan suku bunga variabel) atau ramalan akan terjadinya suatu
transaksi (misalnya, penjualan atau pembelian yang akan dilakukan) di masa
mendatang, di mana variabilitas arus kas itu diperkirakan akan mempengaruhi laba atau
rugi yang dilaporkan.

3. Lindung investasi netto dalam operasi luar negeri.

Instrumen derivatif untuk melakukan Hedging

Instrumen derivatif dapat dikelompokkan menjadi opsi, forward, futures, dan swap, dengan
bahan dasar instrumen derivatif adalah saham, suku bunga, obligasi, nilai tukar, komoditas, dan
indeks. (Sunaryo, Manajemen Risiko Finansial, 2009)

a. Opsi (Option)
Adalah suatu kontrak derivatif dengan disertai pilihan (hak) untuk menjual atau membeli
sesuatu sesuai dengan yang tertera di kontrak tersebut.

Opsi tersebut berisi dua jenis yaitu:


1. Opsi Jual (Put Option) adalah suatu instrumen negosiasi yang memungkinkan pemiliknya
untuk menjual suatu efek tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. Opsi beli (Call Option) adalah suatu instrumen negosiasi yang memungkinkan pemiliknya
untuk membeli suatu efek tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu (Ang,
1997).

Contoh suatu kontrak opsi adalah sebagai berikut:

Petrochemical Parfum, Inc., khawatir tentang potensi kenaikan harga minyak mentah yang
merupakan salah satu bahan baku utama mereka. Untuk melindungi dirinya terhadap kenaikan
harga, perusahaan membeli opsi beli 6-bulan untuk membeli 1.000 barel minyak mentah
dengan harga pelaksanaan sebesar $40. Opsi ini berharga $1 per barel.

Jika harga minyak mentah di atas harga pelaksanaan $40, ketika opsi itu jatuh tempo,
perusahaan akan menggunakan opsi tersebut dan menerima selisih antara harga minyak dan
harga pelaksanaan. Jika harga minyak turun di bawah harga pelaksanaan, opsi tersebut akan
habis dan

tidak bernilai. Apabila harga minyak turun dari harga pelaksanaan, misalnya $30, maka
pemegang opsi beli tidak harus menggunakan opsi belinya, karena berada di atas harga pasar,
apabila pemegang opsi mengeksekusi opsi tersebut, perusahaan akan rugi karena membeli di
atas harga pasar.

Inti dari opsi adalah bahwa seseorang yang sudah melakukan kontrak opsi, dapat menggunakan
hak atau tidak menggunakan hak opsi tersebut untuk mengeksekusi suatu perjanjian.

b. Kontrak Future

Adalah pertukaran janji dagang untuk membeli atau menjual suatu aset di masa depan pada
harga yang sudah ditentukan lebih dulu. Misalkan ada seorang petani gandum, ada
kekhawatiran bahwa harga gandum mungkin jatuh sampai titik terbawah, maka petani tersebut
melakukan kontrak future terhadap gandumnya. Dengan kontrak tersebut petani setuju untuk
megirimkan sejumlah gandum, pada bulan tertentu dengan harga yang sudah ditentukan saat
ini. Pada saat jatuh tempo petani tersebut harus memberikan sejumlah gandum dengan harga
yang sudah ditentukan sebelumnya kepada pembeli kontrak tersebut (Marcus, 2006).

Petani gandum akan untung apabila, harga pasar pada jatuh tempo di bawah harga kontrak
future tersebut, karena pembeli kontrak harus membayar lebih di atas harga pasar, namun petani
gandum akan rugi apabila harga pasar pada jatuh tempo di atas harga kontrak future tersebut.

Perbedaan antara future dan opsi adalah jika pemegang kontrak opsi mempunyai pilihan apakah
ia akan melakukan pengiriman atau tidak, sedangkan kontrak future adalah janji pasti untuk
mengirimkan gandum pada harga jual tetap.

c. Kontrak Forward

Adalah persetujuan untuk membeli atau menjual suatu aset di masa depan pada harga yang
disepakati. Kontrak forward adalah kontrak future yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Contoh penerapan kontrak forward pada perusahaan. Computer Parts Inc., telah memesan chip
memori dari pemasoknya di Jepang. Tagihan sebesar ¥53 juta harus dibayar pada tanggal 27
Juli. Perusahaan dapat mengatur dengan banknya saat ini untuk membeli forward jumlah yen
ini untuk pengiriman 27 Juli pada harga forward ¥110 per dolar. Karena itu, pada 27 Juli,
Computer Parts membayar pihak bank ¥52 juta/(¥110/$) = $ 481.818 dan menerima ¥53 juta,
yang dapat digunakan untuk membayar pemasok Jepangnya. Dengan melakukan forward untuk
menukar $ 481.818 dengan ¥53 juta, biaya dolarnya terkunci. Perhatikan bahwa jika perusahaan
belum menggunakan kontrak forward untuk melindungi diri dan dolar terdepresiasi selama
periode ini, perusahaan harus membayar jumlah niai dolar yang lebih besar. Misalnya, jika
dolar terdepresiasi menjadi ¥100/dolar, perusahaan harus menukarkan $530.000 dengan ¥53
juta yang diperlukan untuk membayar tagihannya (Marcus, 2006).

d. Swap
Adalah pengaturan oleh kedua belah pihak untuk menukar suatu aliran arus kas untuk aliran
lainnya. Swap tingkat bunga, perusahaan akan membayar atau menukar swap pembayaran tetap
untuk pembayaran lain yang terikat pada tingkat bunga.

Swap adalah perjanjian antara dua pihak untuk saling menukar aliran (arus) kas (cash flow)
secara periodik selama periode tertentu pada masa mendatang menurut aturan yang disepakati.
Misalkan, swap antara A dan B. Fixed-for-floating swap mengharuskan A membayar aliran kas
secara periodik berdasarkan suku bunga tetap sebesar 5,5 persen dari 100 (USD) kepada B,
sedangkan B membayar berdasarkan suku bunga mengambang tertentu kepada A. Selanjutnya,
A menerima suku bunga mengambang dan membayar suku bunga tetap. Sebaliknya, B
menerima suku bunga tetap dan membayar suku bunga mengambang. Angka acuan 100 (USD)
disebut notional swap. Pada swap suku bunga nilai notional bagi A dan B adalah sama, yaitu
100, oleh karena itu, notional tidak perlu dipertukarkan pada akhir periode swap. (Sunaryo,
Manajemen Risiko Finansial, 2009).

Keuntungan melakukan Hedging

Hedging memberikan beberapa keuntungan ekonomis baik untuk pihak produsen, pabrikan,
prosessor, eksportir, maupun konsumen (BAPPEBTI, 1997) sebagai berikut:

a. Hedging merupakan sarana untuk mengurangi atau meminimalkan risiko harga apabila
terjadi perubahan harga yang tidak sesuai dengan yang diperkirakan, disebut “risk
insrance”.
b. Bagi produsen atau pemilik komoditi, hedging merupakan alat marketing (a marketing
tool). Dengan melakukan hedging, para petani dapat menentukan harga penjualan
produknya, sebelum, selama, dan sesudah panen melalui pasar berjangka. Mereka dapat
menentukan suatu jumlah penerimaan yang akan diperoleh dikemudian hari dengan
menyimpan produk tersebut untuk dijual kemudian.
c. Bagi pengolah komoditi, hedging tersebut merupakan suatu alat pembelian (a
purchasing tools). Melalui pasar berjangka mereka menentukan harga pembelian bahan
baku yang akan diolah dikemudian hari, sehingga dapat menetapkan biaya produksi dan
akhirnya dapat dengan pasti menetapkan harga jualnya untuk masa yang akan dating.
d. Dengan adanya hedging pihak kreditor (bank) lebih berani memberikan kredit kepada
produsen atau pemilik komoditi yang telah menghedge komoditinya. Karena dengan
melakukan tindakan tersebut, pemilik komoditi telah memperkecil risiko fluktuasi harga
dari komoditi yang akan dihasilkan atau bahan yang dibeli, sehingga profit yang
ditargetkan lebih pasti dan hal ini merupakan jaminan bank bahwa uang yang diberikan
dapat kembali dan bunganya dapat dibayar. Biasanya bank hanya menyediakan 50
persen dari modal kerja bagi produk atau persediaan yang tidak dihedge, sedangkan
bagi yang melakukan hedging mendapat kredit 90 persen dari modal kerja.
e. Melalui hedging, konsumen akhir akan dibebankan harga jual yang lebih rendah dan
stabil hal ini dikarenakan baik produsen maupun processeor mampu memperkecil biaya
akibat fluktuasi harga yang merugikan, serta adanya kesempatan untuk memperbesar
operting capital.

Kerugian Melakukan Hedging

Selain keuntungan yang diperoleh, hedging juga mempunyai beberapa kerugian yang harus
dihadapi hedger (BAPPEBTI, 1997), yaitu:

a. Risiko basis

Perkembangan harga di pasar fisik kadang-kadang tidak berkorelasi secara wajar (tidak
searah) dengan pasar berjangka, sehingga risiko yang ada tidak sesuai dengan
perencanaan sebelumnya.
b. Biaya
Dengan melakukan hedging terdapat beban biaya bagi hedger, antara lain, biaya angkut,
biaya bunga bank, biaya gedgung, biaya asuransi, pembayaran margin dan biaya
transaksi. Oleh karena itu, hedger harus mempertibangkan biaya-biaya tersebut sebelum
melakukan hedging.
c. Ketidaksesuaian (incompatible) antara kondisi fisik dan futures
Hal ini terjadi mengingat mutu dan jumlah produk yang dihedge tidak selalu sama
dengan mutu dan jumlah standar kontrak yang diperdagangkan. Oleh karena itu hedger
dituntut agar mampu menyesuaikan perbedaan-perbedaan tersebut dengan cara
melakukan hedging yang sesuai dengan volume produksinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sastradipraja, Usman .2010. Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan (Program Studi
Akuntansi S-1) Edisi 2. Buku Ajar. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama.
2. eprints.undip.ac.id/35891/1/SKRIPSI_PUTRO.pdf
3. https://aisgyfterdotcom.wordpress.com/manajemen-resiko/
4. https://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/derivatif-lindung-nilai/
5. http://ilmuakuntans.blogspot.com/2014/08/akuntansi-derivatif-dan-lindung-nilai.html
6. http://www.futurumcorfinan.com/2013/10/derivatif-dan-lindung-nilai-kontrak-forward-
valas-antara-akuntansi-dan-pajak-bagian-i/
7. http://rinaelina.blogspot.com/2010/04/transaksi-derivatif_29.html
8. http://www.warsidi.com/2009/12/fair-value-hedges-definisi-perlakuan.html
E13-1

1. a. December 1, 2011 No entry is necessary


b. December 31, 2011

Other Comprehensive Income (-OCI , -SE) $9,901


Forward Contract (+L)
$9,901
Forward contract value at 12/31/11 ($1,000 - $980)*500 =
$10,000/(1.005)2 = $9,901 liability
c. Settlement date February 28,
2012 Forward Contract (-L)
$9,901 Forward Contract (+A)
2,500

Other Comprehensive Income

$12,401 (+OCI , +SE)


Forward contract value at 2/28/12($1,000 - $1,005)*500 = $2,500
Asset. The forward contract liability at 12/31/11 is eliminated and the asset
established. Accordingly, the corresponding credit to other comprehensive
income,
$12,401, will result in an ending balance of $2,500 credit in other comprehensive
income.
Rice Inventory (+A) ($1,005 * 500) $502,500
Cash (-A) $502,500
To record the rice purchase at market price
Cash (+A) $2,500
Forward Contract (-A) $2,500
To record the forward contract settlement
2. Settlement date June 1, 2012
Cash (+A) $600,000
Sales (+R) $600,000
Cost of Goods Sold (+E) $500,000
Other Comprehensive Income (-OCI , -SE) 2,500
Inventory (-A) $502,500
P13-1

1. This hedge is designed to mitigate the impact of price changes on natural gas. Since
one would expect that natural gas price changes and futures market prices of natural
gas to be highly correlated, this is likely to be a highly effective hedge.
2. This would be accounted for as a cash flow hedge since this is a hedge of an
anticipated transaction.
3. November 2, 2011
Futures contract (+A) $100,000
Cash (-A) $100,000
Deposit is $5,000 * 20 contracts =

$100,000 December 31, 2011

Other Comprehensive Income (-OCI,-SE) $50,000

Futures Contract (-A) $50,000

At 12/31/11, the futures contract price for delivery on the same date as our contract is
$6.75 - $7.00 = $.25 loss per MMBtu * 10,000 * 20 contracts = $50,000
loss.

February 2, 2012

Futures contract (+A) $20,000

Other Comprehensive Incomea

$20,000 (+OCI,+SE)

$6.85 - $6.75 = $.10 * 10,000 * 20 contract =

$20,000gain Cash (+A) $70,000

Futures contract (-A) $70,000


To record final settlement of futures contract.

Gas Inventory (+A) $1,370,000

Cash (-A) $1,370,000

To record the purchase of natural gas at market

rates. February 3, 2012

Cash (+A) $1,600,000

Gas Revenue (+R,+SE) $1,600,000

To record gas sale at $8.00 per MMBtu

Cost of Goods Sold (+E,-SE) $1,370,000

Gas Inventory (-A) $1,370,000

Cost of Goods Sold (+E,-SE) $30,000

Other Comprehensive Income (+OCI,+SE) $30,000

To record cost of goods sold so that it reflects the futures contract rate per the
hedging contract, $7.00 per MMBtu.

Anda mungkin juga menyukai