Anda di halaman 1dari 12

MALPRAKTEK dan KELALAIAN dalam PRAKTEK KEOERAWATAN

Disusun Oleh :

1. Adisti Dwi Amanda Putri


2. Amalia Fatma
3. Anis Pitriani
4. Nensi Septian
5. Nurul Alviani
6. Pridiya Hamdilah
7. Regi Dermawan
8. Reska Budi Saptomo
9. Rifal Julian Saputra
10.Siti Intan Lestari
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan masalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Etika Keperawatan dengan judul “MalPraktek
dan Kelelahan dalam Praktik Keperawatan”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurnakan
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Sukabumi, 09 Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perawat merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Salah
satu tenaga professional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan
praktek keperawtan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan
yang dapat di pertanggung jawabkan. Ciri sebagai profesi adalah mempunyai body of
knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat di implementasikan
kepada masyarakat.
Pelayanan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk implementasi praktek
keperawatan yang ditunjukan kepada pasien atau klien baik kepada individu, keluarga
dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan.
Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan dan
berinteraksi kepada pasien atau klien dan pada saat interaksi inilah sering
menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan penerima praktik keperawatan. Oleh
karena itu, perawat harus memiliki standar profesi dan aturan yang didasari ilmu
pengetahuan. Dengan adanya standar praktek profesi keperawatan inilah dapat dilihat
apakah seorang perawat melakukan malpraktek, kelalaian ataupun bentuk
pelanggaran praktek keperawatan lainnya.

2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Malpraktek dalam Keperawatan ?
2. Apa Saja Jenis Malpraktek dalam Keperawatan?
3. Apa Saja Pedoman Untuk Mencegah Malpraktek ?
4. Apa Itu Kelalaian dalam Praktek Keperawatan ?
5. Apa Saja Jenis Kelalaian dalam Praktek Keperawatan ?

3. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Malpraktek dalam Keperawatan
2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Malpraktek dalamKeperawatan
3. Untuk Mengetahui Pedoman untuk Mencegah Malpraktek
4. Untuk Mengetahui Pengertia Kelalaian dalam Praktek Keperawatan
5. Untuk Mengetahui Jenis-jenis Kelalaian dalam Praktek Keperawatan

4. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran etikakeperawatan
2. Sebagai bahan untuk pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Malpraktek

Malpraktek adalah kelalaian dari seorang dokter/perawat untuk menerapkan tingkat


keterampilan dan pengetahuannya didalam memberikan pelayanan
pengobatan/perawatan terhadap seorang pasien, yang lazim diterapkan dalam mengobati
dan merawat orang sakit/terluka dilingkungan wilayah yang sama. (Yulianus,
Malpraktek 2003)
Ellis dan Hartley (1998) mengungkapkan bahwa malpraktik merupakan batasan yang
spesifik dari kelalaian (negligence) yang ditujukan pada seorang yang telah terlatih atau
berpendidikan yang menunjukan kinerja sesuai bidang tugas/pekerjaannya. Malpraktik
dalam keperawatan adalah suatu batasan yang digunakan untuk menggambarkan
kelalaian perawat dalam melakukan kewajibannya.

Menurut M.Jusuf Hanafiah dan Amri Amir, yaitu:

1. Adanya unsur kesalahan/kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam


menjalankan profesinya.
2. Adanya perbuatan yang tidak sesuai dengan standar prosedur operasional.
3. Adanya luka berat atau mati, yang mengakibatkan pasien cacat atau meninggal
dunia.
4. Adanya hubungan kausal, dimana luka berat yang dialami pasien merupakan
akibat dari perbuatan dokter/perawat yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
medis.

B. Jenis-jenis Malpraktek

Malpraktik terbagi kedalam tiga jenis, yaitu malpraktik kriminil (pidana), malpraktik
sipil (perdata) malpraktik etik.

1. Malpraktik kriminal (pidana) merupakan kesalahan dalam menjalankan praktek yang


berkaitan dengan pelanggaran UU Hukum “pidana”. Yaitu seperti :
a.Menyebabkan pasien meninggal/luka karena kelalaian
b.Melakukan abortus
c.Melakukan pelanggaran kesusilaan/kesopanan
d.Membuka rahasia kedokteran/keperawatan
e.Pemalsuansurat keterangan
f. Sengaja tidak memberikan pertolongan pada orang yang dalam keadaan bahaya.

2. Malpraktik sipil (perdata). Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan malpraktik
sipil apabila tidak melaksanakan kewajiban atau tidak melaksanakan prestasinya
sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji). Tindakan tenaga kesehatan yang dapat
dikatagorikan malpraktik sipil antara lain :
a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan
b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat
melakukannya
c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna
d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan

3. Malpraktik etik, merupakan tidakan keperawatan yang bertentangan dengan etika


keperawatan, sebagaimana yang diatur dalam kode etik keperawatan yang merupakan
seperangkat standar etika, prinsip, aturan, norma yang beraku untuk perawat.

-Malpraktik dalam Keperawatan


Banyak kemungkinan yang dapat memicu perawat melakukan malpraktik. Malpraktik lebih
spesifik dan terkait dengan status profesional seseorang, misalnya perawat, dokter, atau
penasihat hukum.
Vestal, K.W. (1995) mengatakan bahwa untuk mengatakan secara pasti malpraktik, apabila
penggugat dapat menunjukan hal-hal dibawah ini.
1. Duty, pada saat terjadinya cedera, terkait dengan kewajibannya yaitu, kewajiban
mempergunakan segala ilmu dan kepandaiannya untuk menyembuhkan atau setidaknya
meringankan beban penderitaan pasiennya berdasarkan standar profesi. Hubungan perawat-
klien menunjukan bahwa melakukan kewajiban berdasarkan standar keperawatan.
2. Breach of the duty, pelanggaran terjadi sehubungan dengan kewajibannya, artinya
menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan menurut standar profesinya.
3. Injuri, seseorang mengalami cedera (injury) atau kerusakan (damage) yang dapat dituntut
secara hukum. Misalnya pasien mengalami cedera sebagai akibat pelanggaran. Keluhan
nyeri, adanya penderitaan, atau stres emosi dapat dipertimbangkan sebagai akibat cedera jika
terkait dengan cedera fisik.
4. Proximate caused, pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan atau terkait dengan
cedera yang dialami pasien. Misalnya, cedera yang terjadi secara langsung berhubungan
dengan pelanggaran terhadap kewajiban perawat terhadap pasien.
Sebagai penggugat, seseorang harus mampu menunjukan bukti pada setiap elemen dari
keempat elemen di atas. Jika semua elemen itu dapat dibuktikan, hal ini menunjukan bahwa
telah terjadi malpraktik dan perawat berada pada tuntutan malpraktik. Tuntutan malpraktik
dapat bersifat pelanggaran sebagai berikut :

1. Pelanggaran etika profesi. Pelanggaran ini sepenuhnya tanggung jawab organisasi


profesi (Majelis Kode Etik Keperawatan) sebagaimana tercantum pada pasal 26 dan 27
Anggaran Dasar PPNI. Sebagaimana halnya dokter, perawat pun merupakan tenaga
kesehatan profesional yang menghadapi banyak masalah moral/etik sepanjang
melaksanakan praktik profesional. Beberapa masalah etik, antara lain moral
unprepareness, moral blindness, amoralssm, dan moral fanaatism. Masalah etika yang
terjadi pada tenaga keperawatan ditangani organisasi profesi keperawatan (PPNI) melalui
Majelis Kode Etik Keperawatan.
2. Sanksi administratif. Berdasarkan Keppres No. 56 tahun 1995 dibentuk Majelis Disiplin
Tenaga Kesehatan (MDTK) dalam rangka pemberian perlindungan yang seimbang dan
objektif kepada tenaga kesehatan dan masyarakat penerima pelayanan kesehatan. MDTK
bertugas meneliti dan menentukan ada atau tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam
menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan pemeriksaan MDTK, hasilnya akan dilaporkan kepada
pejabat kesehatan berwenang untuk diambil tindakan disiplin terhadap tenaga kesehatan
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan
sebagaimana yang dimaksud tidak mengurangi ketentuan pada : pasal 54 ayat (1) dan ayat
(2) UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yaitu : (1) terhadap tenaga kesehatan yang
melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan
tindakan disiplin. (2) penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 1 ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
3. Pelanggaran hukum. Pelanggaran dapat bersifat perdata maupun pidana. Pelanggaran
bersifat perdata sebagaimana pada UU No.23 tahun 1992 pada pasal 55 ayat (1) dan ayat
(2) berbunyi : (1) setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan tenaga kesehatan. (2) ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Caffee (1991) dalam Vestal, K.W. (1995) mengidentifikasi 3 area dimana perawat
beresiko melakukan kesalahan, antara lain :
1. Assessment errors, termasuk kegagalan mengumpulkan data/informasi tentang pasien
secara adekuat, atau kegagalan mengidentifikasi informasi yang diperlukan seperti data
hasil pemeriksaan laboratorium, tanda-tanda vital, atau keluhan pasien yang membutuhkan
tindakan segera. Untuk menghindari kegagalan ini, perawat seharusnya dapat
mengumpulkan data dasar secara komperhensif dan mendasar.
2. Planning errors, termasuk :
a. Kegagalan mencatat masalah pasien dan kelalaian menuliskan dalam rencana
keperawatan.
b. Kegagalan mengkomunikasikan secara efektif rencana keperawatan yang telah dibuat.
c. Kegagalan memberikan instruksi yang dapat dimengerti oleh pasien.
Untuk mencegah kesalahan tersebut diatas, jangan hanya mengira-ngira dalam membuat
rencana keperawatan tanpa mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Seharusnya dalam
menulis harus dengan pertimbangan yang jelas dengan berdasarkan masalah pasien. Bila
dianggap perlu, lakukan modifikasi rencana berdasarkan data baru yang terkumpul.
Rencana harus realistik, berdasarkan standar yang telah ditetapkan termasuk pertimbangan
yang diberikan oleh pasien. Komunikasikan secara jelas baik secara liasan maupun dengan
tulisan. Bekerja berdasarkan rencana dan lakukan secara hati-hati instruksi yang ada.
Setiap pendapat perlu divalidasi dengan teliti.
3. Intervension errors, temasuk kegagalan menginterprestasikan dan melaksanakan
tindakan kolaborasi, kegagalan melakukan asuhan keperawatan secara hati-hati, kegagalan
mengikuti/mencatat order/perintah dari dokter atau supervisor. Untuk menghindari
kesalahan ini, sebaiknya rumah sakit tetap melaksanakan program pendidikan
berkelanjutan.

C. Pedoman Mencegah Malpraktik


Vestal, K.W (1995) memberikan pedoman guna mencegah terjadinya malpraktik, sebagai
berikut :
1. Berikan kasih sayang kepada pasien sebagaimana anda mengasihi diri sendiri. Layani
pasien dan keluarganya dengan jujur dan penuh rasa hormat.
2. Gunakan pengetahuan keperawatan untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang tepat
dan laksanakan intervensi keperawatan yang diperlukan. Perawat mempunyai kewajiban
untuk menyusun pengkajian dan melaksanakan pengkajian dengan benar.
3. Utamakan kepentingan pasien. Jika tim kesehatan lainnya ragu-ragu terhadap tindakan
yang akan dilakukan atau kurang merespon terhadap perubahan kondisi pasien, diskusikan
bersama dengan tim keperawatan guna memberikan masukan yang diperlukan bagi tim
kesehatan lainnya.
4. Tingkatkan kemampuan anda secara teus menerus, sehingga pengetahuan yang dimiliki
senantiasa up-to-date.
5. Jangan melakukan tindakan dimana tindakan itu belum anda kuasai.
6. Laksanakan asuhan keperawatan berdasarkan model proses keperawatan.
7. Catatlah rencana keperawatan dan respon pasien selama dalam asuhan keperawatan.
Nyatakan secara jelas dan lengkap. Catatlah sesegera mungkin fakta yang anda observasi
secara jelas,
8. Lakukan konsultasi dengan anggota tim lainnya. Biasakan bekerja berdasarkan
kebijakan organisasi/rumah sakit dan prosedur tindakan yang berlaku.
9. Pelimpahan tugas secara bijaksana, dan diketahui lingkup tugas masing-masing.

D. Pengertian Kelalaian (Negligence)


Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar
sehingga mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).Negligence,
dapat berupa Omission (kelalaian untuk melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu secara tidak hati-hati). (Tonia,
1994).Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya
dilakukan pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan
dibawah standar yang telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan adalah
seorang perawat tidak mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan
keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien atau orang yang terluka
menurut ukuran dilingkungan yang sama.

E. Jenis-jenis kelalaian
Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:
- Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau tidak tepat/layak,
misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang memadai/tepat
- Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat
Misal: melakukan tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur
- Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan
kewajibannya.
Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak dilakukan.
Sampurno (2005), menyampaikan bahwa suatu perbuatan atau sikap tenaga kesehatan
dianggap lalai, bila memenuhi empat (4) unsur, yaitu:

1. Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau untuk tidak
melakukan tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi tertentu.
2.Dereliction of the duty atau penyimpanagan kewajiban
3. Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai
kerugian akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.
4. Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata, dalam hal ini harus
terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang
setidaknya menurunkan “Proximate cause”
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

http://theadityarizka.blogspot.com/2012/11/malpraktik-dalam-keperawatan.html

https://raypratama.blogspot.com/2012/02/pengertian-dan-unsur-unsur-
malpraktek.html#targetText=Malpraktek%20adalah%20kesalahan%20atau
%20kelalaian,berat%2C%20cacat%20bahkan%20meninggal%20dunia.

https://irh4mgokilz.wordpress.com/2011/02/19/makalah-malpraktek-dalam-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai