Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH UTAMA

HIPERTENSI DI DESA KABAR KECAMATAN SAKRA KABUPATEN LOMBOK


TIMUR

Disusun Oleh :
HUSNUL AINI
017013387

PRODI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MATARAM (STIKES MATARAM)
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan keluarga “Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengann Masalah Keperawatan Keluarga Hipertensi ”. makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas keperawatan keluarga.

Dalam pembuatan makalah ini penulis mengalami kesulitan. Namun berkat dorongan,
dukungan serta semangat dari orang terdekat dan berbagai pihak sehingga penulis mampu
menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih. Dengan segala kekurangan makalah ini penulis sangat membutuhkan saran dan
kritikan.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik itu bagi penulis pribadi,
dunia keperawatan, dunia pendidikan dan masyarakat pada umumnya.

Kurang lebihnya mohon maaf wabillahitaufik walhidayah wa’alaikumussalam Warahmatullahi


Wabarakatuh.

Lombok Timur, 14 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................


B. Rumusan Masalah ...................................................................
C. Tujuan .....................................................................................
D. Manfaat ................ ..................................................................
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga.....................................................................
B. Tipe atau Bentuk Keluarga......................................................
C. Struktur Keluarga ...................................................................
D. Fungsi Keluarga .....................................................................
E. Konsep Dasar Hipertensi.........................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian................................................................................
B. Diagnosa...................................................................................
C. Intervensi .................................................................................
D. Implementasi............................................................................
E. Evaluasi....................................................................................
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................
B. Saran......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus – menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg.
Tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi
karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (koes irianto, 2014)
Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia
18 tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang
dengan penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang hipertensi. Oleh
karena itu sering ditemukan penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan
komplikasi seperti serangan jantung, stroke.
Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau
sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014
menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomer 3 di
Indonesia dengan prosentasi sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung.
Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang
diberikan kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusahan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi keperawatan yang
bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanaan bisa efektif dan
komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan oleh semua tatanan puskesmas
(Koes Irianti, 2014).
B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan masalah utama hipertensi pada keluarga Tn.M?

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah utama hipertensi pada keluarga Tn.M
2. Tujuan Khusus
a. Menerapakan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah utama hipertensi pada keluarga
Tn.M
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
utama hipertensi pada keluarga Tn.M.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori Keluarga


1. Pengertian Keluarga
a. Keluarga sebagai kelompok yang terdiri atas dua / lebih individu yang dicirikan
oleh istilah khusus, yang mungkin saja memiliki /tidak memiliki hubungan darah /
hukum yang mencirikan orang tersebut kedalam satu keluarga (Whall, 1986).
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
c. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam perkawinan,
ada hubungan darah /adopsi dan tinggal dalam satu rumah (Friedman, 1998).
B. Tipe atau Bentuk-bentuk Keluarga
a. Menurut Susman (1974) & Maclin (1988)
a) Keluarga Tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak
yang hidup dalam rumah tangga yang sama
 Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu
orang yang mengepalai akibat dari penceraian, pisah atau ditinggalkan
 Pasangan inti,hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak
ada anak yang tinggal bersama mereka
 Bujang dewasa yang tinggal sendirian
 Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah dan
istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau bekerja
 Jaringan keluarga besar,terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota keluarga yang tidak menikah, hidup berdekatan dalam daerah
geografis
b) Keluarga Non tradisional
 keluarga dengan orang tua yg memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
 keluarga gay dan lesbi adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah
 keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama menggunakan
fasilitas, sumber, dan memiliki pengalaman yang sama
b. Menurut Anderson Carter
a) Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri,
dan anak kandung atau anak angkat
b) Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah
c) Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti
d) Keluarga duda/janda (single family) yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua dengan anak kandung atau anak angkat yang disebabkan karena
perceraian atau kematian
e) Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama
f) Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan
C. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dan struktur keluarga atau sesuatu
tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terdapat beberapa fungsi keluarga
menurut Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005) yaitu :
a. Fungsi afektif
Merupakan fungsi keluarga dalam memenihi kebutuhan pemeliharaan kepribadian
dari anggota keluarga. Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan
situasi yang dialami tiap anggota keluarga mengekspresikan kasih sayang.
b. Fungsi sosialisasi
Tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai
dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan-batasan perilaku yang boleh
dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai2 budaya keluarga.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Merupakan fungsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh
anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisk,
mental, spiritual dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,
papan dn kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana keluarga.Mencari
sumber2 penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan
penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
akan datang (pendidikan anak dan jaminan hari tua).
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk
memelihara dan membebaskan anak untuk kelanjutan generasi.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa
aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi Pendidikan
Diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan,
membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa,
mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya
D. Tugas keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.Lima tugas
keluarga yang dimaksud :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga :


1) Tahap I, Pasangan pemula/baru menikah
Tugas :
a. Saling memuaskan antar pasangan
b. Beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak
c. Merencanakan dengan matang jumlah anak
d. Memperjelas peran masing-masing pasangan
2) Tahap II, Keluarga dengan menunggu kelahiran anak
Tugas:
a. Mempersiapkan biaya persalinan
b. Mempersiapkan mental calon orang tua
c. Mempersiapkan berbagai kebutuhan anak
3) Tahap III, Keluarga dengan mempunyai bayi
Tugas:
a. Memberikan ASI sebagai kebutuhan dasar bayi (ASI ekslusif 6 bulan)
b. Memberikan kasih sayang
c. Mulai mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan
d. Pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga baru
termasuk siklus hubungan sex
e. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan
4) Tahap IV, Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas:
a. Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan
b. Mulai menanamkan keyakinan beragama
c. Mengenalkan kultur keluarga
d. Memenuhi kebutuhan bermain anak
e. Membantu anak dalam sosialisasi dengan lingkungan sekitar
f. Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil
g. Memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
5) Tahap V, Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas:
a. Memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun biaya
sekolah
b. Membiasakan belajar teratur
c. Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolahnya
d. Memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting untuk
masa depan anak
e. Membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan sekitarnya
6) Tahap VI, Keluarga dengan anak remaja
Tugas:
a. Memberikan perhatian lebih pada anak remaja
b. Bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah/kegiatan di luar sekolah
c. Memberikan kebebasan dalam batasan yang bertanggung jawab
d. Mempertahankan komunikasi dua arah
7) Tahap VII, Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Tugas:
a. Mempertahankan keintiman pasangan
b. Membantu anak untuk mandiri
c. Mempertahankan komunikasi
d. Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu
e. Menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggal anak
8) Tahap VIII, Keluarga dengan tahap berdua kembali
Tugas:
a. Menjaga keintiman pasangan
b. Merencanakan kegiatan yang akan dating
c. Tetap menjaga komunikasi dengan anak dan cucu
d. Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
9) Tahap IX, Keluarga dengan tahap masa tua
Tugas:
a. Saling memberikan perhatian yang menyenangkan antar pasangan
b. Memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan
c. Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan berolahraga,
berkebun, mengasuh cucu
d. Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya kehidupan yang
kekal setelah kehidupan ini
 Level Pencegahan Perawatan keluarga
Pencegahan keperawatan keluarga, berfokus pada tiga level prevensi yaitu :
a. Pencegahan primer (primary prevention)
b. Pencegahan sekunder (secondary prevention)
c. Pencegahan tersier (tertiary prevention)

E. Konsep Dasar Hipertensi


Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau
lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih.
(Barbara Hearrison,1997)
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah yang abnormal dengan tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg
menetap atau telkanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan
dengan mengukur rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah pada dua waktu
yang terpisah. Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tahanan vaskuler
perifer pada tingkat arteriol.
a. Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan kerusakan pada
organ target seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila tak teratasi, hipertensi dapat
menimbulkan stroke, gagal ginjal, dan kebutaan, dan gagal jantung kongestif.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :(Mansjoer
Arif,dkk,1999 hal 518)

1. Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat dipercepat atau maligna,


namun banyak factor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi
Na, obesitas, merokok dan stress Sekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh
proses penyakit dasar. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler
renal.
2. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll. Pada umunya
hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon
peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran
pembuluh darah.
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain :
a. Keturunan
b. Usia
c. Berat badan
d. Perokok Pola makan, dan
e. Gaya hidup Aktivitas olah raga
b. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini  bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganlia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan kontriksi pembuluh
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.
Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat  bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner
& Suddarth, 2002).

c. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519 :
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal 130 – 139 85 – 89
b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99
c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110

d. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila
demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau
jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah,
telinga berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk,
1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Pada
tingkat awal sesungguhnya, Hipertensi asimtomatis, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan
ginjal
e. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi
adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan
tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal ini dapat di
capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
2. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.

a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau 72-80%
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5 kali/minggu.
3. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang


penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.

4. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.


b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat
reseptor angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis Ca
dan diuretic

c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan


inhibitor ACE.

d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.

e. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja sama.

f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE (dengan
disfungsi sistolik)

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN HIPERTENSI

Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.M dengan masalah kesehatan


pada salah satu anggota keluarga yang menderita Hipertensi.

A. Pengkajian
I. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn.M
Usia : 50
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Proyektor
Agama : Islam
Suku : Sasak
Alamat : Jl. Desa kabar,dusun perenang,kecamatan sakra,kab.lotim
No. Telepon : 081915790740
Tipe keluarga : Keluarga inti
Komposisi keluarga : Suami, istri dan anak
Tanggal pengkajian : 10 Agustus 2020

b. Komposisi Keluarga

No. Nama Jenis Usia Hubungan Pendidikan Pekerjaan Status


Kelamin Kesehatan

1. Tn.M L 50 Suami S1 proyektor Sakit


Hipertensi

2. Ny. M P 17 th Anak SMA Pelajar Sehat

3. Ny. A P 5 th Anak TK/PAUD Pelajar Sehat

c. Genogram

Tn. P Ny. M
Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Meninggal

: Anggota keluarga yang sakit

d. Tipe Keluarga:

1) Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga pada Tn. P adalah traditional nuclear

(keluarga inti) yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.

2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Masalah tipe keluarga pada Tn.

P adalah tidak ada karena keluarga Tn. P masih utuh.

e. Suku Bangsa:

1) Asal suku bangsa : suku sasak / bangsa Indonesia

2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : keluarga biasanya ke dukun

untuk berobat jika salah satu anngota keluarga ada yang demam atau sakit.

f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : keluarga Tn. P percaya

dan yakin bahwa setiap penyakit atau musibah yang diberikan adalah berasal dari

Allah.

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:

1) Anggota keluarga yang mencari nafkah : anggota keluarga yang mencari

nafkah adalah Tn. P sendiri sebagai kepala keluarga


2) Penghasilan : penghasilan keluarga Tn. P sekitar Rp. 2.000.000 –

3.000.000/bulan, bekerja sebagai buruh pabrik kelapa sawit di Malaysia.

3) Upaya lain selain pekerjaan utama : biasanya sebelum pergi merantau Tn. P

bekerja sampingan di sawah dengan dibantu oleh Ny. M.

4) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : Keluarga memiliki

alat transportasi berupa sepeda motor, perabot rumah tangga seperti:

kulkas, mesin cuci dan Tv.

5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga Tn. P biasanya

mengeluarkan sekitar Rp. 500.000/bulan untuk kebutuhan sehari – hari dan

disimpan untuk keperluan sekolah anak – anaknya dan ditabung.

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga : kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi


adalah menonton televisi, berkumpul dengan sanak saudara lainnya dan rekreasi ke
pantai sekali dalam 6 bulan.

II. Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Tahap perkembangan keluarga Tn. P termasuk dalam tahap perkembangan

Remaja.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah keluarga belum

mampu memanage waktu dengan baik, kendalanya adalah keluarga jarang

kumpul bersama karena Tn. P merantau.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :


1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Keluarga Tn. P yang mengalami

masalah kesehatan adalah Ny. M dengan diabetes mellitus.

2) Riwayat penyakit keturunan : penyakit yang diderita Ny. M adalah

karena faktor keturunan dari ibunya yang menderita hipertensi.

3) Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga :

No Nama Umur BB Imunisasi Masalah Tindakan yang


(BCG/Polio/
. kesehatan telah dilakukan
DPT/HB/Campak

1. Ny. M 32 th 56 kg Lengkap Hipertensi Jika penyakit


Ny. M kambuh
maka segera
dibawa ke
pelayanan
kesehatan atau
Ny. M biasanya
meminum air
rebusan daun
alpukat.

2. Ny. M 17 th 45 kg Lengkap Sehat Tidak ada

3. An. A 5 th 9 kg Lengkap Sehat Tidak ada

4) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Keluarga Tn. P

bisanya berobat ke pelayanan kesehatan terdekat yaitu perawat praktek

mandiri.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Keluarga Tn. P tidak pernah

memiliki riwayat penyakit lainnya.


III. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

1) Luas rumah : Luas bangunan rumah yang ditempati sekitar 48 m² ( 4 m

x 12 m ), terdiri atas 2 kamar tidur, 1 ruang dapur dan 1 kamar mandi,

ruang kumpul keluarga dan di depan ada teras rumah.

2) Tipe rumah : tipe rumah Tn. P adalah permanen

3) Kepemilikan : Rumah milik sendiri / tidak menumpang di rumah

orang tua Tn. P maupun Ny. M.

4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : Jumlah ruangan rumah Tn. P adalah

4 ruangan terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 ruang dapur

dan ruang kumpul keluarga.

5) Ventilasi/jendela : ventilasi/ jendela rumah Tn. P selalu terbuka dan

terdapat 6 jendela dan ventilasi.

6) Pemanfaat ruangan : pemanfaatan ruangan di rumah Tn. P tetap

digunakan

7) Septic tank : keluarga Tn. P menggunakan septic tank untuk

penampungan air dan jaraknya dari rumah 5 meter, letaknya samping

rumah

8) Sumber air minum : Keluarga Tn. P biasanya minum dengan membeli

air galon atau kadang memasak air sumur.

9) Kamar mandi/WC : keluarga Tn. P mempunyai kamar mandi

10) Sampah : pengelolaan sampah Tn. P adalah dengan cara dibakar


11) Kebersihan lingkungan : Lingkungan rumah Tn. P tetap dibersihkan

dan terbebas dari limbah atau polusi

12) Denah Rumah

Teras Rumah

Ruang Keluarga Kamar Tidur

Kamar Tidur

Ruang Dapur
b. Karakteristik tetangga
Kamar mandidan komunitas RW :

Keluarga Tn. P hidup di lingkungan pedesaan. Sebagian besar dari tetangga di

lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. P adalah penduduk asli yang

merupakan pekerjaan mayoritasnya adalah petani. Keadaan lingkungan bersih,

baik di dalam rumah maupun halaman rumah. Budaya masyarakat di tempat

tinggal Tn. P adalah gottong royong atau kebersamaan baik dalam kerja bakti

atau lainnya.

c. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn. P sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak berumah


tangga sampai sekarang, tempat tinggalnya berdampingan dengan tetangga
lainnya.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga termasuk anggota keluarga yang aktif dalam mengikuti kegiatan
masyarakat, dengan keluarga di lingkungan sekitar saling berinteraksi dengan
baik. Istri Tn. P yang menderita Hipertensi juga seorang yang aktif dalam
masyarakat.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Tn. P ada 4 orang terdiri atas suami, istri, dan 2 orang anak.
IV. Struktur Keluarga
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Keluarga yang harmonis. Dalam menghadapi suatu masalah biasanya selalu
dilakukan musyawarah keluarga sebelum mengambil keputusan. Komunikasi
dilakukan dengan cara sangat terbuka.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Merupakan keluarga yang terdiri suami, istri dan dua orang anak yang saling
memperhatikan.
c. Struktur Peran :
 Tn. P sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam
mengatur rumah tangganya orang yang di hormati dan sebagai
pengambil keputusan menjadi suami dan ayah.
 Ny. M sebagai istri, ibu bagi anaknya dan bertanggung jawab kepada
anak dan mengurus keperluan rumah.
 Meri Marseli A. Sebagai anak sekaligus kakak yang bertanggung
jawab atas adiknya dan juga pendidikannya di sekolahnya.
 Adelia Dwina M. Sebagai anak sekaligus adik yang bertanggung
jawab untuk membahagiakan keluarga terutama kedua orang tuanya.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga Tn. P menyesuaikan dengan
nilai dalam agama islam yang dianutnya ( menjalankan sholat 5 waktu ) serta
norma masyarakat di sekitarnya.

V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.
b. Fungsi Sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga : kerukunan keluarga Tn. P terjaga
dengan baik dan tentram
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : interaksi dalam keluarga
sangat baik dengan komunikasi yang dilakukan secara terbuka. Dan
interaksi sama masyarakat sangat baik serta mengikuti kegiatan yang
ada dalam masyarakat.
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah di keluarga Tn. P
adalah Tn. P sendiri sebagai kepala keluarga
4) Kegiatan keluarga waktu senggang : kegiatan keluarga yang dilakukan
Tn. P di waktu senggang adalah senam bersama, menonton Tv,
berkebun dan membersihkan rumah secara bersama – sama dengan
anggota keluarga lainnya
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : Keluarga Tn. P biasanya ikut dalam
kegiatan gotong royong dalam pembangunan masjid, berkurban dan
kegiatan sosial masyarakat lainnya
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya : keluarga Tn. P tahu tentang penyakit Ny, M
tetapi kurang pengetahuan cara merawatnya dan persepsi keluarga Tn.
P bahwa penyakit isterinya akan sembuh
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat : keluarga Tn. P biasanya membawa Ny. M berobat ke pelayanan
kesehatan terdekat jika penyakitnya kambuh.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Keluarga
Tn. P mampu merawat anggota keluarga yang sakit hanya saja
kurangnya pengetahuan dalam merawatnya
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
keluarga Tn. P mampu menjaga kebersihan lingkungan rumah
terutama menimbun/membakar sampah, membersihkan selokan rumah
dan lainnya
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
keluarga Tn. P biasanya membawa Ny. M berobat ke puskesmas atau
pelayanan kesehatan lainnya jika penyakit Ny. M kambuh

d. Fungsi Reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : Tn. P merencanakan ingin memiliki anak
maksimal 3 orang
2) Akseptor : Ny. M memakai KB suntik, Ny. M menggunakan kB suntik
kurang lebih 3 tahun
3) Keterangan lain : Ny. M akseptor Kb suntik sebelum Tn. P pergi
merantau dan sekarang tidak menggunakan KB jenis apapun karena
Tn. P tidak dirumah

e. Fungsi Ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn. P mampu memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan
2) Pemanfaatan sumber di masyarakat : keluarga Tn. P mampu
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat, misalnya sumber air
bersih dari PDAM yang diberikan pemerintah dan lainnya

VI. Stres Dan Koping Keluarga


a. Penyebab stres jangka pendek : Keluarga Tn. P biasanya stres dalam
masalahcara merawat Ny. M yang menderita hipertensi
b. Penyebab stres jangka panjang : Stresor yang dirasakan oleh keluarga Tn. P
adalah penyakit Hipertnsi yang diderita oleh Ny. M
c. Respon keluarga terhadap penyebab stres : Keluarga sudah dapat beradaptasi
dan paham tentang penyakit yang diderita oleh Ny. M dan yakin Tuhan akan
berikan kemudahan untuk kesembuhan Ny. M
d. Strategi koping : Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah.
Menyelesaikannya dengan musyawarah dan secara bersama – sama.
e. Strategi adaptasi disfungsional : Keluarga selalu menggunakan pendekatan
yang adaptif dan edukatif dengan keluarga memberikan support system untuk
kesembuhan Ny. B.
VII. Keadaan Gizi Keluarga
 Pemenuhan gizi : pemenuhan gizi Tn. P dan keluarga adalah terpenuhi
dengan baik
 Upaya lainnya : adalah dengan selalu mengkonsumsi makanan 4 sehat 5
sempurna dan keluarga Tn. P rajin berolahraga

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga Tn. P berharap istrinya segera sembuh dan tetap sehat, tidak ada
keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan Ny. M ataupun penyakit yang
lainnya. Keluarga juga berharap petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang lebih baik lagi, tepat dan cepat kepada siapa saja yang
membutuhkan bantuan petugas kesehatan.

IX. Pemeriksaan Fisik

No. Variabel Ny. M Ny. M An. A

1 Riwayat penyakit Hipertensi Tidak ada Tidak ada


saat ini

2 Keluhan yang Sakit kepala, Tidak ada Tidak ada


mual – mual
dirasakan
dan nyeri pada
bagian tengkuk

3 Tanda dan gejala Nyeri pada Tidak ada Tidak ada


bagian tengkuk,
vertigo, sakit
kepala,
kelelahan dan
mual -mual
4 Riwayat Penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Sebelumnya riwayat
penyakit
sebelumnya

5 Tanda – Tanda TD : 160/100 TD : 110/80 N : 67x/menit


mmHg
Vital mmhg RR : 18x/menit
N : N: 78x/menit S : 35˚C
88x/menit
RR :
RR : 20x/menit
20x/menit
S : 36 °c S : 34˚C

6 Sistem BJ I dan II : BJ I dan II : BJ I dan II :


Cardiovaskuler tunggal, tunggal, tunggal,
intensitas kuat, intensitas kuat, intensitas kuat,
tidak ada bunyi tidak ada tidak ada bunyi
jantung bunyi jantung jantung
tambahan tambahan tambahan

7 Sistem Respirasi Pergerakan Pergerakan Pergerakan dada


dada simetris, dada simetris, simetris,
vesikuler, sonor vesikuler, vesikuler, sonor
seluruh lapang sonor seluruh seluruh lapang
paru, Ronkhi lapang paru, paru, Ronkhi
(-)Stridor (-) Ronkhi (-)Stridor (-)
Wheezing (-) (-)Stridor (-) Wheezing (-)
tidak ada otot Wheezing (-) tidak ada otot
bantu tidak ada otot bantu
pernapasan bantu pernapasan
pernapasan

8 Sistem GI. Trac Mulut : Mulut : Mulut :


Stomatitis tidak Stomatitis Stomatitis tidak
ada, tidak ada tidak ada, tidak ada, tidak ada
karang gigi, ada karang karang gigi, gigi
gigi masih gigi, gigi masih lengkap
lengkap dan masih lengkap dan utuh
utuh dan utuh Leher &
Leher & Leher & Tenggorokan :
Tenggorokan : Tenggorokan Kesulitan
Kesulitan : menelan tidak
menelan tidak Kesulitan ada, tidak ada
menelan tidak
ada, tidak ada pembesaran
ada, tidak ada
pembesaran pembesaran kelenjar tiroid
kelenjar tiroid
kelenjar tiroid dan tidak ada
dan tidak ada
dan tidak ada pembesaran pembesaran
kelenjar limfe
pembesaran kelenjar limfe
kelenjar limfe

9 Sistem Terdapat nyeri Tidak ada Tidak ada nyeri


Persyarafan di bagian nyeri atau atau
belakang permasalahan permasalahan di
kepala di sistem sistem
(tengkuk) persyarafan persyarafan

10 Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Muskuloskeletal permasalahan permasalahan permasalahan di
di sisttem di sisttem sisttem
muskuloskletal muskuloskletal muskuloskletal

11 Sistem Genetalia Tidak ada Tidak ada Tidak ada


benjolan di benjolan di benjolan di
daerah daerah daerah
genetalia, genetalia, genetalia,
daerah vagina daerah vagina daerah vagina
bersih bersih bersih

B. Diagnosa Keperawatan
Tabel Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Data Subyektif : Ketidakmampuan keluarga Gangguan rasa nyaman


merawat anggota keluarga (Nyeri)
 Ny. M mengatakan
yang sakit
merasakan nyeri pada
bagian tengkuk dan sakit
kepala serta kelelahan
Data Obyektif :

 Ny. M tampak lemah


 Keadaan Umum :
TD : 160/80 mmHg
N : 88x/menit
RR : 24x/menit
S : 36˚C

2 Data Subyektif : Ketidakmampuan keluarga Defisit pengetahuan


mengenal masalah kesehatan keluarga terhadap
 Ny. B dan keluarga
hipertensi hipertensi
mengatakan tidak begitu
paham tentang penyakit
Hipertensi (pengertian,
tanda dan gejala, serta
komplikasi).
 Ny. B mengatakan tidak
mengetahui bahwa
Hipertensi adalah
penyakit keturunan.
 Ny. B dan keluarga
mengatakan tidak tahu
secara rinci cara merawat
keluarga dengan
Hipertensi di rumah.
Data Obyektif :

 Ny. B dan keluarga


tampak bingung serta
tidak dapat menjawab
sebagian pertanyaan
tentang penyakit
Hipertensi
 Keadaan Umum :
TD : 150/70 mmHg
N : 90x/menit
RR : 24x/menit
S : 36 ˚C
3 Data Subyektif : Kurangnya keterampilan Risiko tinggi
keluarga dalam merawat komplikasi
 Ny. M mengatakan jarang
anggota keluarga dengan
memeriksakan tekanan
penyakit hipertensi.
darahnya
 Ny. M mengatakan
menderita hipertensi
semenjak 2 tahun yang
lalu
 Ny. M mengatakan jarang
berolahraga
 Ny. M mengatakan sering
merasa nyeri pada bagian
tengkuk, kelelahan dan
muka merah
Data Obyektif :

 Ny. M tampak kelelahan


dan lemah
 Keadaan Umum :
TD : 170/90 mmHg
N :100x/menit
RR :24x/menit
S : 36,5 ˚C

Perumusan Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat


anggota keluarga yang sakit
2. Defisit pengetahuan keluarga terhadap hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
3. Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan kurangnya keterampilan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan hipertensi.

Skoring Prioritas Masalah


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


.

1. a. Sifat masalah : 3 3 3/3 x 1 = 1 Ny. M mengatakan


tidak / kurang merasakan nyeri pada
sehat bagian tengkuk dan
sakit kepala serta
kelelahan.

b. kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Harapan keluarga


masalah dapat adalah ingin agar Ny.
diubah : dengan M cepat sembuh dan
mudah tidak sakit-sakitan
lagi
Karena disini
keluarga mau dan
ingin merawat Ny. M
tetapi tidak mampu
dan tidak tahu cara
merawatnya.

c. potensial masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga mengatakan


untuk dicegah : belum tahu cara
Cukup mencegah terjadinya
hipertensi agar Ny. M
tidak sering kambuh
penyakitnya.
d. menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Klien dan keluarga
masalah : mau bekerjasama
masalah berat, dengan tenaga medis
harus ditangani dalam pencegahan
dan perawatan
Hipertensi

Total Skoringnya 4 2/3


adalah :

2. Defisit pengetahuan keluarga terhadap hipertensi berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran


.

1. a. Sifat masalah : 3 3 3/3 x 1 = 1 Klien dan keluarga


tidak / kurang kurang mengetahui
sehat tentang penyakit
hipertensi terutama
cara perawatan
anggota keluarga
dengan hipertensi.

b. kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Sumber daya keluarga


masalah dapat ada (pendidikan,
diubah : dengan kemauan menerima
mudah perubahan). Keluarga
mempunyai motivasi
tinggi untuk merawat
responden agar
kondisi kesehatannya
membaik

c. potensial masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah dapat


untuk dicegah : dicegah dengan
Tinggi paparan informasi
dari tenaga kesehatan
dan sumber lain
seperti buku dan
jurnal kesehatan.

d. menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Klien dan keluarga


masalah : mau bekerjasama
masalah berat, dengan tenaga medis
harus ditangani dalam pencegahan
dan perawatan
hipertensi.

Total Skoringnya 5
adalah :

3. Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan kurangnya keterampilan keluarga


dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi.

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

2. a. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = 1  Ny. M


tidak / kurang mengatakan
sehat jarang
memeriksakan
tekanan
darahnya
 Ny. M
mengatakan
menderita
hipertensi
semenjak 2
tahun yang
lalu
 Ny. M
mengatakan
sering merasa
nyeri pada
bagian
tengkuk,
kelelahan dan
muka merah.

b. Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 = 2 Sumber daya


masalah : keluarga ada
Mudah (pendidikan,
kemauan menerima
perubahan). Keluarga
mempunyai motivasi
tinggi untuk merawat
responden agar
kondisi kesehatannya
membaik.

c. Potensial masalah 2 3 2/3 x 1 = 2/3 Masalah untuk


untuk dicegah : dicegah cukup
Cukup dengan melibatkan
langsung keluarga,
perawat dan juga
kemauan klien untuk
mencegah

terjadinya
komplikasi.

d. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Karena jika tidak


masalah : segera ditangani
masalah berat, penyakit hipertensi
harus segera bisa menyebabkan
ditangani komplikasi menjadi
penyakit lainnya
seperti DM, dan
penyakit jantung
keluarga kurang
mampu mengenal
cara merawat anggota
keluarga yang sakit.

Total Skoringnya 4 2/3


adalah :

Berdasarkan rumusan prioritas di atas, maka dapat diketahui prioritas


permasalahan pada keluarga Tn. P adalah sebagai berikut :

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang sakit
2. Defisit pengetahuan keluarga terhadap hipertensi berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
3. Risiko tinggi komplikasi berhubungan dengan kurangnya keterampilan keluarga
dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi.

C. Intervensi Keperawatan

No. Tujuan Kriteria Evaluasi

Hari/ Dx. Intervensi

Tgl Umum Khusus Kriteria Standar

Senin,1 1. Setelah Setelah Verbal 1. Keluarga 1. Identifikasi


0 dilakukan dilakukan mampu merawat respons nyeri
Agustus asuhan asuhan anggota non verbal
2020 keperawatan keperawatan keluarga yang 2. Identifikasi
selama 1 x selama 1 x24 sakit faktor yang
24 jam jam keluarga 2. Keluarga memperberat
diharapkan dapat mampu dan
keluarga merawat memanfaatkan memperingan
mampu anggota pelayanan nyeri
memelihara keluarga kesehatan 3. Identifikasi
kesehatan yang sakit 3. Keluarga pengetahuan
secara mampu tentang nyeri
efektif mengungkapkan 4. Kontrol
motivasi lingkungan yang
menggunakan memperberat
pelayanan rasa nyeri
kesehatan. 5. Berikan tehnik
non
farmokologis
dan relaksasi
nafas dalaam
6. Ajarkan cara
memonitor nyeri
secara mandiri
7. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi
nyeri
8. Kolaborasi
dengan dokter
pemberian
analgetik.

2. Setelah Setelah Verbal Klien dan keluarga 1. Bina Hubungan


dilakukan dilakukan dapat : Saling Percaya.
asuhan asuhan 2. Mengkaji
1. Menyebutkan
keperawatan keperawatan pengetahuan
pengertian
selama 1 x selama 1x24 klien dan
Hipertensi
24 jam jam keluarga keluarga tentang
2. Menyebutan
diharapkan dapat hipertensi
penyebab
terjadi mengenal 3. Jelaskan pada
Hipertensi
peningkatan masalah klien dan
3. Menyebutkan
pengetahuan kesehatan keluarga
tanda dan gejala
klien dan Hipertensi menggunakan
Hipertensi
keluarga. lembar balik dan
4. Menyebutkan
leaflet
komplikasi atau
pengertian
akibat lanjut dari
hipertensi
Hipertensi
4. Jelaskan pada
5. Memilih terapi
klien dan
atau
keluarga
penanganan.
menggunakan
lembar balik dan
leaflet tanda dan
gejala serta
komplikasi
hipertensi
5. Diskusikan
pilihan terapi
atau
penanganan.
3 Setelah Setelah Verbal Akibat dari hipertensi 1. Menjelaskan
dilakukan dilakukan yang tidak diobati pada keluarga
asuhan asuhan adalah penyakit jantung akibat lanjut
keperawatan keperawatan koroner, diabetes apabila
selama 1 x selama 1 x melitus dan lainnya. hipertensi tidak
24 jam 24 jam diobati dengan
keluarga diharapkan baik dengan
mampu klien dan berdiskusi
mengambil keluarga bersamaa
keputusan dapat keluarga
untuk memodifikas 2. Motivasi
merawat i lingkungan keluarga untuk
anggota di rumah menyebutkan
keluarga merawat kembali akibat
yang keluarga lanjut dari
menderita dengan hipertensi yang
hipertensi hipertensi tidak diobati.
dirumah. 3. Diskusikan
dengan keluarga
tentang
keinginan untuk
merawat
anggota
keluarga yang
sakit.
4. Beri pujian yang
positif kepada
keluarga atas
jawaban dan
keputusan yang
diambil.
D. Implementasi Dan Evaluasi

Diagnosa
No. Hari/tanggal Keperawatan Implementasi Evaluasi

1. Senin, 10 Gangguan rasa 1. mengontrol S:


Agustus 2020 nyaman (nyeri) lingkungan yang  Klien
berhubungan dengan memperberat rasa mengatakan
ketidakmampuan nyeri sudah bisa
keluarga merawat 2. mengajarkan tehnik mengontrol
anggota keluarga non farmokologis nyeri yang
yang sakit dan relaksasi nafas dirasakan
dalam  Klien
3. mengajarkan cara mengatakan
memonitor nyeri nyeri di bagian
secara mandiri tengkuk
4. berkolaborasi berkurang
dengan dokter O:
pemberian
 Klien nampak
analgetik.
segar dan
tekanan darah
normal
 Keadaan
Umum :
TD : 120/80
mmHg
N : 90x/menit
RR : 22x/menit
S : 36˚C
A:
Masalah teratasi

P:

Intervensi dihentikan

2. Defisit pengetahuan 1. Mengkaji S:


keluarga terhadap pengetahuan klien  Klien dan
hipertensi dan keluarga keluarga
berhubungan dengan tentang hipertensi mengatakan
ketidakmampuan 2. Menjelaskan pada sudah mengerti
keluarga mengenal klien dan keluarga tentang
masalah kesehatan menggunakan hipertensi
lembar balik dan O:
leaflet pengertian
 Klien dan
hipertensi
keluarga
3. Menjelaskan pada
nampak
klien dan keluarga
mengerti dan
menggunakan
dapat
lembar balik dan
menyebutkan
leaflet tanda dan
pengertian dan
gejala serta
penyebab
komplikasi
hipertensi
hipertensi
 Klien dan
keluarga dapat
menjawab
pertanyaan
tentang tanda
dan gejala serta
komplikasi dari
hipertensi.
A : Masalah teratasi

P : intervensi
dihentikan.

3. Risiko tinggi 1. Menjelaskan pada S:


komplikasi keluarga akibat  Keluarga klien
berhubungan dengan lanjut apabila mengatakan
kurangnya hipertensi tidak akan merawat
keterampilan diobati dengan klien dengan
keluarga dalam baik dengan baik, sesuai
merawat anggota berdiskusi yang sudah di
keluarga dengan bersamaa keluarga ajarkan oleh
hipertensi. 2. Memotivasi tenaga medis.
keluarga untuk O:
menyebutkan
 Klien terlihat
kembali akibat
senang karena
lanjut dari
keluarga mau
hipertensi yang
merawat klien
tidak diobati.
dengan baik.
3. Mendiskusikan
 Keluarga klien
dengan keluarga
nampak sudah
tentang keinginan
bisa merawat
untuk merawat
salah satu
anggota keluarga
anggota
yang sakit.
keluarga yang
4. Memberikan
sakit sesuai
pujian yang positif
arahan tenaga
kepada keluarga
medis.
atas jawaban dan
A : Masalah teratasi
keputusan yang
diambil.
P : intervensi
dihentikan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih
dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain :
 Keturunan
 Usia
 Berat badan
 Perokok Pola makan, dan
 Gaya hidup Aktivitas olah raga
B. Saran
1. Untuk Perawat
Saran yang perlu di sampaikan kepada perawat, yaitu harus mendokumentasikan
setiap tindakan yang telah di lakukan. Serta menambah ilmu pengetahuan tentang
berbagai macam penyakit, dalam khususnya Diabetes militus agar perawat dapat
melakukan implementasi sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Untuk Penulis
Kami memahami segala kekurangan  yang ada pada makalah kami sehingga kami
sangat meng harapkan kritik dan masukan yang memebangun guna dalam
penulisan karya tulis selanjutnya kami dapat membuat kaya tulis dengan lebih
baik lag

DAFTAR PUSTAKA

Koes Rianto. (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC

Setiawati, Santun dkk. (2005). Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.


Bandung:Rizqi press
Wahit Iqbal Mubarak, dkk (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasinya. Jakarta : Penerbit : Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai