Disusun Oleh :
HUSNUL AINI
017013387
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan keluarga “Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengann Masalah Keperawatan Keluarga Hipertensi ”. makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas keperawatan keluarga.
Dalam pembuatan makalah ini penulis mengalami kesulitan. Namun berkat dorongan,
dukungan serta semangat dari orang terdekat dan berbagai pihak sehingga penulis mampu
menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih. Dengan segala kekurangan makalah ini penulis sangat membutuhkan saran dan
kritikan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik itu bagi penulis pribadi,
dunia keperawatan, dunia pendidikan dan masyarakat pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Konsep Keluarga.....................................................................
B. Tipe atau Bentuk Keluarga......................................................
C. Struktur Keluarga ...................................................................
D. Fungsi Keluarga .....................................................................
E. Konsep Dasar Hipertensi.........................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian................................................................................
B. Diagnosa...................................................................................
C. Intervensi .................................................................................
D. Implementasi............................................................................
E. Evaluasi....................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................
B. Saran......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus – menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg.
Tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi
karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (koes irianto, 2014)
Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia
18 tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang
dengan penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang hipertensi. Oleh
karena itu sering ditemukan penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan
komplikasi seperti serangan jantung, stroke.
Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau
sekitar 9,1 juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014
menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomer 3 di
Indonesia dengan prosentasi sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung.
Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang
diberikan kepada keluarga meliputi pengkajian, perumusahan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi keperawatan yang
bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanaan bisa efektif dan
komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan oleh semua tatanan puskesmas
(Koes Irianti, 2014).
B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan masalah utama hipertensi pada keluarga Tn.M?
c. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999 hal 519 :
Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg
a. Normal 130 – 139 85 – 89
b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99
c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110
d. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala bila
demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau
jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah,
telinga berdenging, mata berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk,
1999).
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Pada
tingkat awal sesungguhnya, Hipertensi asimtomatis, mempunyai gejala :
1. Sakit kepala : pada occipital, seringkali timbul pada pagi hari.
2. Vertigo dan muka merah.
3. Epistaksis sppontan.
4. Kelelahan
5. Mual dan muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.
9. Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh gangguan
ginjal
e. Penatalaksanaan
Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi
adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan
tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal ini dapat di
capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
2. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
a. Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
b. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
c. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau 72-80%
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5 kali/minggu.
3. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.
f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE (dengan
disfungsi sistolik)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN HIPERTENSI
A. Pengkajian
I. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn.M
Usia : 50
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Proyektor
Agama : Islam
Suku : Sasak
Alamat : Jl. Desa kabar,dusun perenang,kecamatan sakra,kab.lotim
No. Telepon : 081915790740
Tipe keluarga : Keluarga inti
Komposisi keluarga : Suami, istri dan anak
Tanggal pengkajian : 10 Agustus 2020
b. Komposisi Keluarga
c. Genogram
Tn. P Ny. M
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Meninggal
d. Tipe Keluarga:
1) Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga pada Tn. P adalah traditional nuclear
2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Masalah tipe keluarga pada Tn.
e. Suku Bangsa:
untuk berobat jika salah satu anngota keluarga ada yang demam atau sakit.
dan yakin bahwa setiap penyakit atau musibah yang diberikan adalah berasal dari
Allah.
3) Upaya lain selain pekerjaan utama : biasanya sebelum pergi merantau Tn. P
Remaja.
mandiri.
a. Karakteristik Rumah
4 ruangan terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 ruang dapur
digunakan
rumah
Teras Rumah
Kamar Tidur
Ruang Dapur
b. Karakteristik tetangga
Kamar mandidan komunitas RW :
tinggal Tn. P adalah gottong royong atau kebersamaan baik dalam kerja bakti
atau lainnya.
V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.
b. Fungsi Sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga : kerukunan keluarga Tn. P terjaga
dengan baik dan tentram
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : interaksi dalam keluarga
sangat baik dengan komunikasi yang dilakukan secara terbuka. Dan
interaksi sama masyarakat sangat baik serta mengikuti kegiatan yang
ada dalam masyarakat.
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
Pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah di keluarga Tn. P
adalah Tn. P sendiri sebagai kepala keluarga
4) Kegiatan keluarga waktu senggang : kegiatan keluarga yang dilakukan
Tn. P di waktu senggang adalah senam bersama, menonton Tv,
berkebun dan membersihkan rumah secara bersama – sama dengan
anggota keluarga lainnya
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : Keluarga Tn. P biasanya ikut dalam
kegiatan gotong royong dalam pembangunan masjid, berkurban dan
kegiatan sosial masyarakat lainnya
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya : keluarga Tn. P tahu tentang penyakit Ny, M
tetapi kurang pengetahuan cara merawatnya dan persepsi keluarga Tn.
P bahwa penyakit isterinya akan sembuh
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat : keluarga Tn. P biasanya membawa Ny. M berobat ke pelayanan
kesehatan terdekat jika penyakitnya kambuh.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Keluarga
Tn. P mampu merawat anggota keluarga yang sakit hanya saja
kurangnya pengetahuan dalam merawatnya
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
keluarga Tn. P mampu menjaga kebersihan lingkungan rumah
terutama menimbun/membakar sampah, membersihkan selokan rumah
dan lainnya
5) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
keluarga Tn. P biasanya membawa Ny. M berobat ke puskesmas atau
pelayanan kesehatan lainnya jika penyakit Ny. M kambuh
d. Fungsi Reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : Tn. P merencanakan ingin memiliki anak
maksimal 3 orang
2) Akseptor : Ny. M memakai KB suntik, Ny. M menggunakan kB suntik
kurang lebih 3 tahun
3) Keterangan lain : Ny. M akseptor Kb suntik sebelum Tn. P pergi
merantau dan sekarang tidak menggunakan KB jenis apapun karena
Tn. P tidak dirumah
e. Fungsi Ekonomi
1) Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn. P mampu memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan
2) Pemanfaatan sumber di masyarakat : keluarga Tn. P mampu
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat, misalnya sumber air
bersih dari PDAM yang diberikan pemerintah dan lainnya
B. Diagnosa Keperawatan
Tabel Analisa Data
Total Skoringnya 5
adalah :
terjadinya
komplikasi.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No. Hari/tanggal Keperawatan Implementasi Evaluasi
P:
Intervensi dihentikan
P : intervensi
dihentikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal. Seseoarang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau lebih
dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara lain :
Keturunan
Usia
Berat badan
Perokok Pola makan, dan
Gaya hidup Aktivitas olah raga
B. Saran
1. Untuk Perawat
Saran yang perlu di sampaikan kepada perawat, yaitu harus mendokumentasikan
setiap tindakan yang telah di lakukan. Serta menambah ilmu pengetahuan tentang
berbagai macam penyakit, dalam khususnya Diabetes militus agar perawat dapat
melakukan implementasi sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Untuk Penulis
Kami memahami segala kekurangan yang ada pada makalah kami sehingga kami
sangat meng harapkan kritik dan masukan yang memebangun guna dalam
penulisan karya tulis selanjutnya kami dapat membuat kaya tulis dengan lebih
baik lag
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC