KEPUTUSAN

KEPALA UPT PUSKESMAS MANDAI

NOMOR 329/PKM-MD/I/2016

TENTANG
PENAGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD),
KEJADIAN TIDAK CEDERA (KTC), KONDISI POTENSIAL CEDERA (KPC)
DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA KNC

Menimbang : a. bahwa dalam standar akreditasi fasilitas kesehatan

tingkat pertama, baik untuk puskesmas, klinik pratama
maupun tempat praktek dokter/dokter gigi,
mensyaratkan diterapkannya manajemen resiko bagi
pasien, sasaran kegiatan upaya kesehatan masyarakat
dan lingkungan yang terkait dengan pelayanan yang
disediakan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama dan
menjamin keselamatan pasien.
b. bahwa salah satu realisasi dari diterapkannya
manajemen resiko klinik seperti pada point (a) maka
ditetapkan keputusan kepala upt puskesmas Mandai
tentang penanganan KTD (Kejadian Tidak Diharapkan),
KTC (Kejadian Tidak Cedera), KPC (Kejadian Potensial
Cedera) dan KNC (Kejadian Nyaris Cedera)

Mengingat : 1. Depkes RI tahun 2008 tentang Panduan Nasional

Keselamatan Pasien (Patient safety) ed-2
2. Permenkes No. 169/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumh sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

MEMUTUSKAN

Menetapka : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS MANDAI

n TENTANG PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN
(KTD), KEJADIAN TIDAK CEDERA (KTC), KONDISI
 POTENSIAL CEDERA (KPC) DAN KEJADIAN NYARIS
CEDERA KNC).
PERTAMA : Setiap tenaga klinis/petugas yang
menemukan/mendapatkan kejadian/insiden wajib
memberi pertolongan dan menindaklanjuti untuk
mengurangi dampak/akibat yang tidak diharapkan
KEDUA : Tenaga klinis/petugas penemu insiden kemudian
melaporkan kejadian kepada Tim Peningkatan Mutu dan
keselamatan Pasien (PMKP) yang selanjutnya akan
dilaporkan ke Kepala Puskesmas..
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Mandai,
pada tanggal 28 Januari 2016
KEPALA UPT PUSKESMAS MANDAI,

SARDI