PARENTERAL
Disusun Oleh :
Nama : RAHMA ICHDA ALFIANI
NIM : P1337420419014
Tingkat : 2B
2. Tujuan
Adapun tujuan pemberian makanan melalui oral adalah untuk pemenuhan kebutuhan
pasien.
3. Indikasi
pada pasien yang bias makan sendiri.
pada pasien yang tidak bisa makan sendiri.
4. Persiapan Alat
Ø piring
Ø sendok
Ø garpu
Ø gelas dengan penutupnya
Ø serbet
Ø mangkok cuci tangan
Ø pengalas
Ø tempat cuci tangan
Ø pipet jika perlu
Ø pisau jika perlu
Ø obat jika ada
Ø makanan dengan porsi dan menu sesuai program
Ø meja untuk klien
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral. Formula nutrisi diberikan kepada
pasien melalui saluran cerna atau tube kedalam lambung (gastric tube), nasogastric tube
(NGT), atau jejunum, dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin. Rute
pemberian nutrisi secara enteral diantaranya melalui nasogastric, transpilorik,
perkutaneus.
Tujuan dari pemberian nutrisi secara enteral adalah untuk memberikan asupan
nutrisi yang adekuat pada pasien yang belum mampu menelan atau absorbsi fungsi
nutrisinya terganggu. Pemberian nutrisi secara enteral juga berperan menunjang pasien
sebagai respons selama mengalami keradangan, trauma, proses infeksi, pada sakit kritis
dalam waktu yang lama.
Pada anak dengan gangguan pernapasan (fungsi pulmo tidak adekuat), maka nutrisi
yang diberikan sebaiknya tinggi lemak (50%) serta rendah karbohidrat. Pada penyakit
hepar, sebaiknya menggunakan sumber protein tinggi BCAA, asam amino rendah
aromatik. Bila ada ensefalopati hepatik, protein sebaiknya diberikan <0.5
g/kgBB/hari.
Pada pasien dengan gangguan renal sebaiknya diberikan rendah protein, padat kalori,
rendah PO4, K, Mg. Pemberian protein dengan menggunakan patokan GFR sebagai
berikut: GFR >25: 0.6-0.7 g/kgBB/hari, bila GFR <25: 0.3 g/kgBB/hari.
Pemberian dukungan nutrisi enteral dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bolus
feeding dan continuous drip feeding. Pemberian bolus feeding dapat dilakukan di
rumah sakit maupun di rumah, sementara pemberian nutrisi enteral dengan
menggunakan continuous drip feeding diberikan pada penderita yang dirawat di
rumah sakit.
1. Bolus feeding
Rute Pemberian Nutrisi Enteral dan Alatnya Nutrisi enteral dapat diberikan
langsung melalui mulut (oral) atau melalui selang makanan bila pasien tak dapat makan
atau tidak boleh per oral. Selang makanan yang ada yaitu:
a) Selang nasogastrik :
Selang nasogsatrik biasa yang terbuat dari plastic, karet, dan polietilen. Ukuran
selang ini bermacam-macam tergantung kebutuhan. Selang ini hanya tahan
dipakai maksimal 7 hari.
Selang nasogastrik yang terbuat dari polivinil. Selang ini berukuran 7 french,
kecil sekali dapat mencegah terjadinya aspirasi pneumonia makanan dan tidak
terlalu mengganggu pernapasan atau kenyamanan pasien. Selang ini tahan
dipakai maksimal 14 hari.
Selang nasogastrik yang terbuat dari silicon. Ukuran selang ini bermacam-macam
tergantung kebutuhan. Selang ini maksimal 6 minggu.
Selang nasogastrik yang terbuat dari poliuretan. Selang ini berukuran 7 french
dan dapat dipakai selama 6 bulan.
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung
melalui pembuluh darah (vena perifer atau vena sentral) tanpa melalui saluran
pencernaan. Para peneliti sebelumnya menggunakan istilah hiperalimentasi sebagai
pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah
yang lebih tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total, namun demikian secara umum dipakai
istilah Nutrisi Parenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui
pembuluh darah. Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada penderita dengan
gangguan proses menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi (Bozzetti, 1989; Baron,
2005; Shike 1996; Mahon, 2004;Trujillo,2005).
2. Dasar Pemberian
e. AIDS.
g. Luka bakar.
Vena perifer yang dipilih sebaiknya pada lengan, oleh karena pemberian melalui
vena tungkai bawah resiko flebitis dan trombosis vena dalam lebih besar. Seperti telah
dijelaskan diatas bahwa karbohidrat diperlukan sebagai sumber kalori. Dalam pemenuhan
kalori adalah suatu keharusan dan multak ada dekstrose, sehingga mengurangi proses
glukoneogenesis. Sebagai sumber kalori lain adalah emulsi lemak. Jika akan diberikan
emulsi lemak sebaiknya terbagi sama banyak dalam hal jumlah kalori. Perlu diingat
larutan yang mengandung dektrose harus diberikan terus-menerus. Dengan demikian
dapat dipergunakan stop-cock sehingga cairan lain yang daat diberikan selang seling.
Ketrampilan kita dalam pemberian nutrisi ini perlu disertai dengan komposisi berbagai
jenis cairan yang ada dipasaran termasuk osmolaritasnya.
· Lemak
Lipid diberikan sebagai larutan isotonis yang dapat diberikan melalui vena
perifer . Lipid diberikan untuk mencegah dan mengoreksi defisiensi asam lemak.
Sebagian besar berasal dari minyak kacang kedelai, yang komponen utamanya adalah
linoleic, oleic, palmitic, linolenic,dan stearic acids. Pemberian lemak intravena selain
sebagai sumber asam lemak esensial (terutama asam linoleat) juga sebagai subtrat
sumber energi pendamping karbohidrat terutama pada kasus stress yang meningkat
· Karbohidrat
Selain kalori yang dipenuhi dengan karbohidrat dan lemak , tubuh masih
memerlukanasam amino untuk regenerasi sel , enzym dan visceral protein. Pemberian
protein / asam amino tidak untuk menjadi sumber energi Karena itu pemberian protein
/ asam amino harus dilindungi kalori yang cukup, agar asam amino yang diberikan ini
tidak dibakar menjadi energi (glukoneogenesis). Jangan memberikan asam amino jika
kebutuhan kalori belum dipenuhi.
3) Nucleotide.
Pemberian dari nutrisi parenteral didasarkan atas beberapa dasar fisiologis, yakni:
Proses ini menyediakan kalori yang dibutuhkan dalam konsentrasi yang langsung
ke dalam system intravena yang secara cepat terdilusi menjadi nutrisi yang tepat sesuai
toleransi tubuh.
Penyulit trombplebitis karena iritasi vena sering diikuti radang/ infeksi. Prevalensi
infeksi berkisar antara 2-30 % Kuman sering ditemukan adalah flora kulit yang terbawa
masuk pada penyulit atau ganti penutup luka infuse.
Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika kebutuhan
nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan yang dapat digunakan
adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E1000, cairan yang
mengandung asam amino seperti PanAmin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
Intralipid
Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui vena
antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan
eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer dapat dilakukan pada
sebagian vena di daerah tangan dan kaki.