BAB II Studi Kasus Eka Revisi
BAB II Studi Kasus Eka Revisi
KONSEP TEORI
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh bakteri salmonella tyhpi atau salmonella parathypi A,B dan C. Penularan
tifoid melalui fekal dan oral yang masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan
yang sudah terkontaminasi olehfeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
endothelia /endokardial dan juga invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel
fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan peyer’s patch dan juga
dapat menular pada orang lain melalui makanan /air yang terkontaminasi (Nurarif
6
2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan dan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan
7
1. Mulut
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir dianus. Mulut
merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
asam, asin dan juga pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di
hidung dan juga lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan
dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang
dan juga menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
2. Kerongkongan (Esofagus)
peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
8
a. Bagiansuperior (sebagian besar adalah otot rangka).
3. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan juga berbentuk seperti
a. Kardia.
b. Fundus.
c. Antrum.
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
9
c. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Usus halus /usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap kehati melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang
juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan juga
lemak. Lapisan usus halus meliputi, lapisan mukosa (sebelah kanan), lapisan
lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua
belas jari duodenum), usus kosong (jejenum) dan usus penyerapan (ileum).
Villi usus halus terdiri dari pipa berotot (>6cm), pencernaan secara kimiawi,
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
(jejenum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
10
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pancreas dan kantung empedu.
berarti dua belas jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
makanan.
bagian dari usus halus, diantara usus dua belas jari (duodenum) dan
halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan juga terdapat
histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya
penyerapan, yaitu sedikitnya selgoblet dan plak peyeri. Sedikit sulit untuk
11
Usus penyerapan /ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
terletak setelah duodenum dan juga jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
Usus besar /kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus
besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens
dan juga membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri didalam usus besar juga
untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan di keluarkannya lendir dan air dan
terjadilah diare.
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia,
burung, dan juga beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivore memiliki
12
sekum yang besar, sedangkan karnivora ekslusif memiliki yang kecil, yang
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis /radang umbai cacing. Apendisitis
anatomi manusia, umbai cacing adalah ujung buntu tabung yang menyambung
dengan caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio.
bervariasi dari 2 sampai 20 cm. walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi
jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang percaya umbai cacing tidak
berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir dianus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
disimpang ditempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan juga tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
13
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material didalam rectum akan memicu sistem saraf yang
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,
konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang
lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan juga anak yang lebih
bahan limba keluar dari tubuh. Sebagian besar anus terbentuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan juga sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan juga
penutupan anus diatur oleh otot spinter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
2.1.2 Klasifikasi
suatu objek ke salah satu kategori yang sudah didefinisikan sebelumnya (bertalya,
decision tree c4.5 dengan mengoptimalkan atribut-atribut yang berasal dari dataset
yang terpercaya. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan diatas, maka dalam
penelitian ini dirancanglah sebuah sistem klasifikasi gejala penyakit typhoid fever
14
(tf) atau dengue haemorhagic fever (dhf) dengan menerapkan metode decision tree
c4.5 untuk mendiagnosa jenis penyakit yang diderita oleh pasien di suatu rumah
sakit. Sistem ini diharapkan dapat membantu dokter dan tenaga medis dalam
penerapan metode decision tree c4.5 dapat memberikan hasil yang maksimal
2.1.3 Etiologi
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri salmonella typhi atau
Transmisi juga dapa terjadi secara transplasenta dari seorang ibu hamil yang
2.1.4 Patofisiologi
Penyakit demam tifoid bisa disebabkan oleh basil salmonella typhosa.
Penularan ini dapat terjadi melalui mulut lewat makanan yang tercemar
15
Proses ini terjadi pada masa tunas 10-14 hari dan berakhir saat sel-sel
lympoid usus halus dan menimbulkan tukak yang berbentuk lonjong pada
Setelah masuk ke saluran cerna dan mencapai usus halus, salmonella typhi
akan ditangkap oleh makrofag diusus halus dan memasuki peredaran darah,
sekresi empedu ke saluran cerna, dan akan menginfeksi peyer`s patches, yaitu
(Mardalena,2018)
a. Antigen O (Antigen Somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh
juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak
16
b. Antigen H (Antigen Flagela) yang terletak pada flagela, fimbrae atau pili dari
kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan
c. Anrigen Vi yang terletak pada kapsull (envelope) dari kuman yang dapat
17
2.1.5 Pathway
Bakteri mengadakan
defisit nutrisi
18
nyeri akut aktivitas dibantu
sumber; (Fauzan,2019)
sumber; (Fauzan,2019)
koma.
Menurut (Kasron & susilawati, 2018) gejala klinis yang bisa ditemukan yaitu:
a. Demam
19
pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris
remiten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, penderita
terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga suhu tubuh
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah
(ragaden). Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan
c. Gangguan kesadaran
d. Gejala lain
Rose spot dapat dijumpai pada penderita tifoid, yaitu suatu ruam
20
Tabel 2.1 skala demam tifoid menurut nelwan RHH dalam (Karson &
Susilawati,2018).
No Gejala klinis
1. Demam < 1 minggu
2. Sakit kepala
3. Lemah
4. Mual
5. Nyeri Perut
6. Anoreksia
7. Muntah
8. Gangguan motilitas
9. Insomnia
10. Hepatomegali
11. Splenomegali
12. Demam > 1 minggu
13. Bradikardi relatif
14. Lidah tifoid
15. Melena
16. Gangguan kesadaran
2.1.7 Komplikasi
21
Menurut ( kardiyudiani & susanti,2019) menjelaskan dua macam
intestinal.
a. Komplikasi intestinal
1. Perdarahan usus.
2. Perforasi usus.
3. Ileus paralitik.
b. Komplikasi Ekstra-Intestinal
22
Penderita demam tifoid bisa didapatkan anemia, jumlah leukosit normal,
salmonella typhi dalam biakan dari daah, urine, feses, sumsum tulang dan
akan lebih mudah ditemukan dalam daah dan sumsum tulang pada awal
c. Uji Serologis
1. Uji Widal.
terhadap antigen somatik (O) dan flagela (H) yang ditambahkan dalam
ini.
2. Uji Tubex
Uji tubex merupakan uji semi kuantitatif kolometrik yang cepat dan
23
pada serum pasien. Dengan cara menghambat ikatan antara IgM anti
latex.
3. Uji Typhidot
Dapat mendeteksi antibodi IgM dan IgG yang tedapat pada protein
2.1.9 Penatalaksanaan
penyebaran kuman.
sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.
24
Mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.
c. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
4. Pengobatan
dengan cepat.
dengan kloramfenikol.
25
1. Ampicilin dan amoksilin: indikasi penggunaanya adalah pasien
2.1.10 Pencegahan
a. Pencegahan primer
orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi
Vaksin ini tersedia dalam kapsul yang diminum selang sehari dalam 1
minggu satu jam sebelum makan, Vaksin parentral sel utuh: Typa Bio
demam, nyeri kepala, lesu, bengkak, dan nyeri pada tempat suntikan.
26
Mengkonsumsi makanan sehat agar meningkatkan daya tahan
hidup bersih dan sehat dengan cara budaya cuci tangan yang benar dengan
penyajian makanan.
b. Pencegahan sekunder
c. Pencegahan tersier
sehingga imunitas tubuh tetap terjaga dan dapat terhindar dari infeksi
27
2.2 Asuhan Keperawatan Secara Teoritis.
2.2.1 Pengkajian
sebagai berikut:
adalah demam, anoreksia, mual, diare, perasaan tidak enak diperut, pucat
(anemia), nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor), dan
sakit dan dirawat dengan kasus yang sama, atau jika pasien menderita
penyakit lain.
28
1. Pola nutrisi dan metabolisme. Biasanya nafsu makan pasien
berkurang, adanya mual, muntah selama sakit, lidah kotor, dan terasa
usus halus.
tidur pasien akan terganggu akibat suhu badan meningkat, dan pasien
bila terjadi dehidrasi akibat demam, dan konsumsi cairan tidak sesuai
dengan kebutuhan.
merawat diri.
29
9. Pola hubungan interpersonal. Kondisi kesehatan mempengaruhi
sakit.
10. Pola tata nilai dan kepercayaan. Muncul distress dalam piritual pada
a. Kesadaran dan keadaan umum pasien. Keadaran pasien perlu dikaji dari
tidak edema, pucat, bibir kering, napas bau, lidah kotor dan bagian tepi
30
d. Pemeriksaan dada dan abdomen. Dada normal, bentuk simetris, pola napas
e. Sistem respirasi. Pernapasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak
pernapasan.
normal).
bawah
31
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
SIKI:
a. Menejeman Hipertermia
Tindakan
a. Observsi
b. Terapeutik
32
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hperdrosis
(keringat berlebih)
c. Edukasi
d. Kolaborasi
b. Edukasi dehidrasi
4. Edukasi termoregulasi
5. Kompres dingin
6. Manajemen cairan
c. Observasi
33
3. periksa alat kompres monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan selama 5
menit pertama
c. terapeutik
1. pilih metode kompresi yang nyaman dan mudah didapat dalam kurung
Miss kantong plastik tahan air kemasan jar beku kain atau handuk
d. edukasi
Kriteria Hasil:
2. kejang menurun
34
b. Devisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan
SIKI:
1. Observasi
asupan makanan
2. Terapeutik
sesuai
35
7. hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik
3. edukasi
4. kolaborasi
perlu
kriteria hasil:
a. Observasi
b. Terapeutik
36
1. Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
perlu
dijalani
c. edukasi
pengobatan
3.Pemantauan Nutrisi
a. Observasi
37
1. identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
kulit memar yang yang berlebihan luka yang sulit sembuh dan
pendarahan
konjungtiva
38
9. monitor hasil laboratorium (mis, kdar kolestrol, alimun serum,
darah).
b.traupeutik
C. edukasi
1. Menejemen Energi
a. Observasi
kelelahan
3. monitor tidur
39
4. monitor lokasi dan ketidakmampuan selama melakukan
aktivitas
b..terapeutik
suara kunjungan
c. edukasi
tidak berkurang
d. kolaborasi
kriteria hasil
40
2. Terapi Aktivitas
a. Observasi
aktivitas
b. terapeutik
41
7. fasilitasi aktivitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif
sesuai
c. edukasi
sesuai
Kriteria Hasil:
mual menurun
muntah menurun
42
tekanan darah membaik
a. Observasi
b..terapeutik
percayaan kebisingan
43
3. fasilitasi istirahat dan tidur
c.. edukasi
mandiri
d.kolaborasi
Tujuan:
a..Observasi
tersedia)
b.Terapeutik
44
1. catat intake output dan hitung balance cairan 24 jam jam
c.kolaborasi
2.Pemantauan cairan
a.observasi
natrium,kalium, bun)
45
10. monitor intake dan output cairan
haus lemak konsentrasi urin meningkat berat badan menurun dalam waktu
singkat
12. identifikasi tanda-tanda dispen admal edema anasarka jvp meningkat jvp
singkat
b.traupeutik
c.. edukasi
Kriteria hasil
46
-Tekanan darah cukup membaik
-Dehidrasi menurun
2.2.5 Implementasi
2.2.6 Evaluasi
dalam buku Konsep & penulisan Asuhan Keperawatan, Evaluasi
yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan
sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
47
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan
(Setiadi, 2018).
yang telah diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini
pada akhir layanan. Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi dalam pencapaian
48
Evaluasi Menurut (SLKI 2018):
2. kejang menurun
mencerna makanan
meningkat
meningkat
pencernaan.
49
-Asupan cairan cukup meningkat
-Dehidrasi menurun
disfungsi intestinal
2.muntah menurun
50