Mini Riset B2-MKEU

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap

Nilai Perusahaan

Eltina Siahaan1, Kurnila Yolanda2, Liliana Nur Anjani 3, Muhammad Suhi Giovani 4,
Santi Marina5, Siska Putri Sumantri 6, Intan Diane Binangkit7
e-mail:190304095@student.umri.ac.id
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Riau

Abstract

This study aims to determine the effect of liquidity, leverage and firm size on firm value in
consumer goods industrial companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the 2018-2020
period. This type of research is quantitative research. Analysis of the data using multiple linear regression
analysis with the dependent variable is firm value and three independent variables, namely liquidity,
leverage and firm size. The sample of this research is 46 companies. The results of this study indicate that
the liquidity variable has a negative effect on firm value. The leverage variable has a negative effect on
firm value. Firm size variable has a negative effect on firm value.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, leverage dan ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia selama periode 2018-2020 . Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan variabel terikat nilai perusahaan dan
tiga variabel bebas yaitu likuiditas, leverage dan ukuran perusahaan. Sampel penelitian ini ialah
sebanyak 46 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh
negative terhadap nilai perusahaan. Variabel leverage berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan.
Variabel ukuran perusahaan berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci: Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan

PENDAHULUAN
Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaan- perusahaan
manufaktur untuk meningkatkan kinerja perusahaan masing-masing. Tujuan utama perusahaan
meningkatkan kinerja adalah untuk memaksimalkan kemakmuran pemilik atau para pemegang
saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan keadaan
perusahaan saat ini serta dapat menggambarkan prospek perusahaan di masa mendatang,
sehingga nilai perusahaan dianggap mampu mempengaruhi penilaian para investor terhadap
perusahaan. Perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya tidak hanya
berorientasi pada pencapaian laba maksimal, tetapi juga berusaha meningkatkan nilai
perusahaan dan kemakmuran pemiliknya (Safitri, 2016).
Secara normatif salah satu tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimumkan nilai
perusahaan (Wiagustini, 2010:9). Harga saham suatu perusahaan dapat menggambarkan nilai
suatu perusahaan, karena harga saham memiliki hubungan positif dengan nilai persahaan.
Wijaya dan Panji (2015) menyatakan bahwa harga saham yang tinggi akan berbanding lurus
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

dengan nilai perusahaan yang tinggi pula. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat rasa
percaya seorang investor terhadap nilai perusahaan akan meningkat.
Faktor- faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu : keputusan pendanaan,
kebijakan dividen, keputusan investasi, struktur modal, profitabilitas, leverage, pertumbuhan
perusahaan, ukuran perusahaan (Setia,2008). Nilai perusahaan tidak hanya dapat digambarkan
pada harga saham suatu perusahaan saja, untuk mengukur tingginya nilai perusahaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, dan salah satu alat ukur yang dapat digunakan yaitu price
tobook value. Brigham dan Houston (2011:152) menyatakan bahwa price to book value (PBV)
merupakan rasio keuangan yang membandingkan antara harga saham dengan nilai buku per
lembar saham, apabila nilai PBV yang semakin tinggi maka semakin besar pula tingkat
kemakmuran dari pemegang saham, sehingga perusahaan dikatakan telah mencapai salah satu
tujuannya.
Beberapa faktor yang digunakan dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan diantaranya yaitu likuiditas, leverage dan ukuran perusahaan. Likuiditas merupakan
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Likuiditas
berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban
atau utang pada saat ditagih atau jatuh tempo (Kasmir,2016:145). Perusahaan yang memiliki
likuiditas yang baik maka dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik oleh investor.Hal ini
dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.Likuiditas dapat diukur
dengan menggunakan Current Ratio (CR), yang merupakan rasio antara aktiva lancar dibagi
hutang lancar.
Leverage merupakan pemakaian utang oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan
operasional perusahaan. Hutang (leverage) yang merupakan rasio utang atau sering juga dikenal
dengan nama rasio solvabilitas adalah rasio yang dapat menunjukan kemampuan dari suatu
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansial dari perusahaan tersebut seandainya
perusahaan tersebut dilikuidasi (Agnes,2004). Leverage juga bisa sebagai salah satu alat yang
banyak digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan modal mereka dalam rangka
meningkatkan keuntungan (Singapurwoko, 2011). Hutang berasal dari bank atau pembiayaan
lainnya. Perusahaan yang terlalu banyak melakukan pembiayaan dengan hutang, dianggap tidak
sehat karena dapat menurunkan laba. Peningkatan dan penurunan tingkat hutang memiliki
pengaruh terhadap penilaian pasar (Nor, 2012). Kelebihan hutang yang besar akan memberikan
dampak yang negative pada nilai perusahaan (Ogolmagai, 2013). Adapun penelitian
sebelumnya menurut Prastika (2012) menemukan bahwa leverage memengaruhi nilai negatif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan, Odongo, Leonard, dan Mokoteli (2014) menemukan
bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, penilitian yang
dilakukan oleh Naceur dan Goaied (2002) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Odongo,
Leonard, dan Mokoteli (2014) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan Salehi dan Manesh (2012) Leverage
dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Kayo dan Kimura
(2010) menyatakan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhdap nilai perusahaan. Psilaki
dan Daskalakis (2009) serta Lim (2012) menyatakan leverage berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Semakin besar


ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber
pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan merupakan
cerminan total dari aset yang dimiliki suatu perusahan. Perusahaan sendiri dikategorikan
menjadi dua jenis, yaitu perusahaan berskala kecil dan perusahaan berskala besar. Perusahaan
yang berskala besar cenderung akan menarik minat investor karena akan berimbas dengan nilai
perusahaan nantinya, sehingga dapat dikatakan bahwa besar kecilnya ukuran suatu perusahaan
secara langsung berpengaruh terhadap nilai dari perusahaan tersebut. Adapun penelitian
menurut Rachmawati dan Hanung (2007) Ukuran perusahaan dinyatakan berhubungan positif
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Gill dan Obradovich (2012) yang menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Siallagan dan Machfoedz (2006) menemukan bahwa ukuran perusahaan
mempunyai nilai negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan
oleh Naceur dan Goaied (2002) memiliki hasil yang bertentangan, dimana hasil penelitian
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1). Apakah likuiditas berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2018-2020?; 2). Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2018-2020?; 3). Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2018-2020?
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut: 1). Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2018-2020; 2). Untuk mengetahui signifikansi pengaruh leverage terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2018-2020; 3). Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2018-2020.

TINJAUAN LITERATUR

NILAI PERUSAHAAN
Nilai perusahaan “merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual. Berbagai kebijakan diambil oleh manajemen dalam upaya
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik dan pemegang saham
tercermin pada harga saham (Brigham, 2001). Samuel (2000) menjelaskan bahwa Enterprise
Value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting
bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan.
Sedangkan, Untung Wahyudi dan Hartini (2005) menyebutkan bahwa” nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual”.
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

“Nilai perusahaan dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh
peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham” (Sujoko dan Soebiantoro ,2007). “Harga
saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan
membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek
perusahaan di masa depan”. Menurut Suharli (2007), “dalam penilaian perusahaan mengandung
unsur proyeksi, asuransi, perkiraan dan judgement. Nilai dari perusahaan bergantung tidak
hanya pada kemapuan menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik
operasional dan keuangan dari perusahaan yang diambil alih”.
Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Nilai perusahaan umumnya diindikasikan dengan Price to Book Value (PBV). PBV yang
cenderung tinggi akan membuat pasar semakin percaya terhadap prospek perusahaan di masa
yang akan datang. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang selaras dengan
keinginan para pemilik sehingga kesejahteraan para pemilik juga meningkat (Hery, 2017).
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan direpresentasikan oleh harga pasar saham yang
merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Harga saham
yang tinggi membuat pasar percaya dengan kinerja perusahaan saat ini dan juga terhadap
prospek perusahaan di masa mendatang. Alasannya karena nilai suatu perusahaan dapat
memberikan keuntungan atau kemakmuran bagi para pemegang saham secara maksimal jika
harga saham perusahaan tersebut meningkat. Semakin naik harga saham, maka semakin tinggi
kemakmuran pemegang saham sehingga situasi ini akan dilirik oleh investor karena melalui
permintaan saham yang meningkat maka nilai perusahaan juga akan ikut meningkat.

LIKUIDITAS
Brigham & Houston (2010) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi atau membayar kewajiban finansial jangka pendeknya. Ketidakmampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dapat diakibatkan karena beberapa
faktor. Pertama, perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Kedua, perusahaan
memiliki dana, namun pada saat jatuh tempo tidak memiliki dana yang cukup secara tunai
sehingga perusahaan harus menunggu dalam jangka waktu tertentu untuk mencairkan berbagai
aktiva lainnya dengan menjual surat berharga, menagih piutang, atau menjual persediaan aktiva
lainnya. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang baik akan dianggap berkinerja baik
oleh para calon investor. Hal ini akan menarik minat calon investor untuk menanamkan
modalnya di perusahaan.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek tepat pada waktunya. Perusahaan yang likuid akan dipercaya oleh investor karena
dianggap kinerja perusahaan baik. Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki tingkat
likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan juga
menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum
menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang. Brealey dan Myers dalam Uremadu et al
(2012) mengatakan bahwa Investor akan tertarik terhadap perusahaan yang menghasilkan uang
untuk membayar hutang atau kewajibannya. Dalam penelitian ini menggunakan Current Ratio
dikarenakan ingin mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aktiva lancar.
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

LEVERAGE
Salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan adalah hutang (leverage). Solvabilitas
(leverage) digambarkan untuk melihat sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh hutang
dibandingkan dengan modal sendiri. (Kasmir, 2013: 41). Leverage dapat dipahami sebagai
penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar
menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula. Solvabilitas (leverage) digambarkan
untuk melihat sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan modal
sendiri (Weston dan Copeland, 1992). Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari resiko
yang melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar menunjukkan resiko
investasi yang semakin besar pula. Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah memiliki
resiko leverage yang lebih kecil.
Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa perusahaan tidak solvabel,
artinya total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya . Karena leverage
merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur, juga
sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aset suatu perusahaan,
maka apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi namun resiko
leverage nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Karena dikhawatirkan aset tinggi tersebut didapat dari hutang yang akan meningkatkan
resiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibanya tepat waktu. Leverage
dalam peneltian ini diwakili oleh Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang
membandingkan total hutang dengan ekuitas (Kasmir, 2016: 157).

UKURAN PERUSAHAAN
Hery (2017) menyebutkan ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat
mengklasifikasikan seberapa besar kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara yaitu dapat
diukur dengan total aset, nilai pasar saham dan lain-lain. Semakin besar total aset maupun
penjualan maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aset maka semakin
besar modal yang ditanam, sementara semakin banyak penjualan maka semakin banyak juga
perputaran uang dalam perusahaan. Lumbantobing (2017) menyebutkan bahwa ukuran
perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin besar ukuran
perusahaan maka akan semakin mudah bagi perusahaan dalam memperoleh sumber pendanaan,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan besar dan terus bertumbuh
dapat mencerminkan tingkat profit yang akan mendatang, kemudahan dalam pembiayaan ini
dapat mempengaruhi nilai sebuah perusahaan dan menjadi informasi baik bagi calon investor
(Halim et al, 2005). Skala perusahaan adalah ukuran yang dipakai untuk menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan yang didasari oleh total aset perusahaan (Lumbantobing, 2017).
Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinilai dengan log of total assets. Hal ini
dilakukan karena ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset dinyatakan dalam jutaan rupiah
sehingga membuat digit data terlalu besar, nilai, dan sebarannya yang juga besar dari variabel
lain sehingga dapat menyebabkan fluktuasi data yang berlebihan. Ukuran perusahaan diukur
dengan menggunakan log natural dari total aset (Nadeem dan Wang, 2011).
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

PERUMUSAN HIPOTESIS

Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan


Putra & Lestari (2016), dan Lumbantobing (2017) mengungkapkan bahwa likuiditas
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya
likuiditas maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Hal ini membuktikan apabila investor
akan tertarik kepada perusahaan dengan tingkat likuiditas yang baik. Dengan demikian hipotesis
keduayang akan diuji adalah:
H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan


Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvabel apabila total hutang perusahaan lebih besar
daripada total aset yang dimiliki perusahaan. Dengan semakin tingginya rasio leverage
menunjukkan semakin besarnya dana yang disediakan oleh kreditur . Hal tersebut akan
membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di perusahaan yang rasio leveragenya tinggi
karena semakin tinggi rasio leveragenya semakin tinggi pula resiko investasinya (Weston dan
Copeland, 1992). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan


Rudangga & Sudiarta (2016) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya ukuran
perusahaan maka nilai perusahaan juga ikut meningkat. Dengan demikian hipotesis ketiga yang
akan diuji adalah:
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Gambar 1 : Model Penelitian

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis
data-data secara kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan kemudian menginterprestasikan hasil analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan
(Sugiyono, 2017). Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori
tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur sehingga
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik
(Creswell, 2012).
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Riau. Waktu penelitian ini
dilakukan mulai Maret – Desember 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
industri barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2018-2020.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dalam Sugiyono, (2016: 85).
Alasan meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan untuk
penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi menurut
Sugiyono, (2016: 85). Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
Perusahaan yang terdaftar dalam sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2018-2020, menyajikan laporan keuangan periode 2018-2020, berdasarkan
teknik purposive sampling yang digunakan diperoleh 46 perusahaan.
Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder yaitu data yang telah ada dan tidak dikumpulkan sendiri oleh peneliti (Sekaran, 2006),
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari Bursa Efek Indonesia
(https://www.idx.co.id/). Skala pengukuran instrument yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala Rasio dan Logaritma.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif
Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu
profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Table 1
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Likuiditas 120 .15 13.27 2.9312 2.68083
Leverage 120 .01 2.90 .4076 .32215
Ukuran Perusahaan' 120 21.93 37.66 32.7908 3.38001
Nilai Perusahaan 120 -.33 6453.03 92.8693 654.21581
Valid N (listwise) 120

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini jumlah sampel


sebanyak 120. Variabel likuiditas selama periode penelitian memiliki nilai minimum
sebesar 0.15, nilai maksimum sebesar 13.27, nilai mean sebesar 2.9312 dan standar
deviasi sebesar 2.68083. Variabel leverage selama periode penelitian memiliki nilai
minimum 0,01, nilai maksimum sebesar 2.90, nilai mean sebesar 0.4076 dan standar
deviasi sebesar 0.32215. Variabel Ukuran Perusahaan selama periode penelitian
memiliki nilai minimum sebesar 21.93, nilai maksimum sebesar 37.66, nilai mean
sebesar 32.7908 dan standar deviasi sebesar 3.38001. Variabel nilai perusahaan selama
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

periode penelitian memiliki nilai minimum sebesar -0.33, nilai maksimum sebesar
6453.03, nilai mean sebesar 92.8693 dan standar deviasi sebesar 654.21581 .

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas Residual
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode
pendekatan grafik normal likuiditas plot . Dasar pengambilan keputusan dari tampilan grafik
normal likuiditas plot yang mengacu pada Ghozali (2006), yaitu: (1) Jika data (titik) menyebar
di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, berarti menunjukkan pola distribusi
yang normal sehingga model regresi dapat memenuhi asumsi normalitas. (2) Jika data (titik)
menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal berarti tidak
menunjukkan pola distribusi yang normal sehingga model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Grafik normalitas disajikan pada gambar 1.

Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa data (titik) menyebar di sekitar garis


diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, berarti menunjukkan pola distribusi yang normal
sehingga model regresi dapat memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolinearita
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi berganda
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) atau tidak. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel independen. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat diketahui dari nilai
tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai
tolerance di bawah 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Hasil pengujian dengan
menggunakan nilai tolerance dan VIF, dapat dilihat pada tabel 2.
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 3297.400 549.222 6.004 .000

Likuiditas -1.401 21.232 -.006 -.066 .948 .870 1.150


1 Leverage -387.909 178.918 -.191 -2.168 .032 .848 1.179

Ukuran -92.780 15.919 -.479 -5.828 .000 .973 1.027


Perusahaan'

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa semua variabel independen menunjukkan


nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Maka dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu kepengamatan yang lain tetap. Hal seperti
itu juga disebut sebagai homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas
dalam suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot atau nilai
prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu SRESID. Jika ada pola
tertentu dan tidak menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka telah terjadi
heteroskedastisitas. Pengujian ini dapat dilihat melalui grafik scatterplot seperti gambar 2.
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

Berdasarkan grafik scatter plot dapat dilihat bahwa terbentuk pola tertentu dan
tidak menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi telah terjadi heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi
Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi
antara residual pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan
ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2006): (1) Bahwa nilai DW terletak diantara batas atas atau
upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada
autokorelasi positif; (2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl),
maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada autukorelasi positif; (3) Bila nilai
DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound (4-dl), maka koefisien autokorelasi
lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif; (4) Bila nilai DW terletak antara batas atas
(du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.Uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 3.
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

1 .486a .236 .216 579.09504 1.210

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan', Likuiditas, Leverage


b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai DW sebesar 1,210. Pada taraf signifikansi 5%


dengan variabel bebas k = 3 dan n = 120 diperoleh nilai dl = 1.6513 dan du = 1.7536. Nilai DW
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

terletak pada d < dl ≤ 4-dl yaitu 1.210 < 1.6513 ≤ 2,2464 , maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada autukorelasi positif.

Analisis Regresi Berganda


Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program spss 21.0 diperoleh hasil pada tabel 4.
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 3297.400 549.222 6.004 .000

Likuiditas -1.401 21.232 -.006 -.066 .948 .870 1.150


1 Leverage -387.909 178.918 -.191 -2.168 .032 .848 1.179

Ukuran -92.780 15.919 -.479 -5.828 .000 .973 1.027


Perusahaan'

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan


Berdasarkan hasil perhitungan program spss pada tabel 4 diketahui bahwa persamaan
regresi berganda adalah sebagai berikut :
Nilai Perusahaan = 3297.400 + -1.401L + -387.909L + -92.780UP
Persamaan regresi di atas mempunyai arti sebagai berikut: (1) Koefiesien konstanta berdasarkan
perhitungan regresi adalah 3297.400 dengan nilai positif, yang berarti bahwa dengan asumsi
jika semua variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh, maka besarnya nilai
perusahaan 3297.400; (2) Koefisien regresi untuk likuiditas adalah sebesar -1.401 menyatakan
bahwa setiap penurunan 1 variabel likuiditas akan mengalami penurunan nilai perusahaan
sebesar 1.401; (3) Koefisien regresi untuk leverage sebesar -387.909 menunjukkan bahwa setiap
penurunan 1 variabel leverage maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar
387.909; (4) Koefisien regresi untuk ukuran perusahaan sebesar -92.780 menunjukkan bahwa
setiap penambahan 1 variabel ukuran perusahaan maka akan meningkatkan nilai perusahaan
sebesar 92.780.

Pengujian Hipotesis
Pengujian Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dalam penelitian ini berguna untuk mengukur seberapa besar
peranan variabel independen yaitu likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan secara bersama-
sama menjelaskan perubahan yang terjadi terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
R² yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 5
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

1 .486a .236 .216 579.09504 1.210


Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan', Likuiditas, Leverage


b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Dari tabel 5 diketahui bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R


square) sebesar 0,216 atau sebesar 21%. Hal ini berarti 21% dari variabel dependen yaitu nilai
perusahaan dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen yaitu likuditas, leverage
dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 79% dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji Statistik F
Untuk mengetahui bahwa variabel independen yaitu profitabilitas, leverage dan ukuran
perusahaan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen yaitu nilai perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 6.

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 12031076.828 3 4010358.943 11.959 .000b

1 Residual 38900723.224 116 335351.062

Total 50931800.052 119

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan


b. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan', Likuiditas, Leverage

Dari hasil pengolahan data pada tabel 6, didapat nilai Fhitumg sebesar 11.959 sig pada
p-value = 0,000. Sedangkan untuk mencari Ftabel dengan jumlah sampel (n) = 120 dan jumlah
variabel (k) = 4 dengan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh Ftabel sebesar 2,45. Sehingga 11.959
> 2,45 dan secara statistik diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari
α = 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas, leverage dan ukuran perusahaan secara
bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Uji Statistik t
Untuk mengetahui bahwa variabel independen yaitu likuiditas, leverage dan ukuran
perusahaan secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
yaitu nilai perusahaan. Dalam pengujian ini sampel (n) = 120, jumlah variabel (k) = 4 dan taraf
signifikansi α = 0.05 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1.981. Untuk mengetahui thitung
setiap variabel dapat dilihat pada tabel 7.
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 3297.400 549.222 6.004 .000

Likuiditas -1.401 21.232 -.006 -.066 .948 .870 1.150


1 Leverage -387.909 178.918 -.191 -2.168 .032 .848 1.179

Ukuran -92.780 15.919 -.479 -5.828 .000 .973 1.027


Perusahaan'

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Uji hipotesis 1 (pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan)


Hipotesis pertama yang diajukan menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa likuiditas memiliki thitung
sebesar -0.066 sehingga thitung -0.066 < ttabel 1.981 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000
lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa likuiditas
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Variabel likuiditas dalam penelitian ini secara
individu berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan

Uji hipotesis 2 (pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan)


Hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa leverage memiliki thitung
sebesar -2.168 sehingga thitung -2.168 < ttabel 1,999 dengan nilai signifikansi sebesar .948 lebih
besar dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa leverage
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dapat diterima. Variabel leverage dalam
penelitian ini secara individu berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, hal ini berarti
bahwa perusahaan dengan leverage tinggi cenderung nilai perusahaannya rendah, dan
sebaliknya.

Uji hipotesis 3 (pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan)


Hipotesis ketiga yang diajukan menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa ukuran perusahaan
memiliki thitung sebesar -5.828 sehingga thitung -5.828 < ttabel 1,999 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Variabel ukuran
perusahaan dalam penelitian ini secara individu berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

PEMBAHASAN
Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, terlihat bahwa Likuiditas
berpengaruh negativ dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 1 ditolak. Semakin tinggi profit perusahaan, maka akan menarik
minat investor untuk menanamkan modalnya. Tingginya minat investor dan dengan ROE yang
tinggi maka akan meningkatkan harga saham. Harga saham yang tinggi berpengaruh positif
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga mendukung teori yang disampaikan oleh
Husnan (2001) yang menyatakan semakin baik pertumbuhan Likuiditas perusahaan berarti
prospek perusahaan dimasa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan
dinilai semakin baik dimata investor. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010) yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, Studi Kasus pada perusahaan industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020, salah satu hasilnya adalah Likuiditas
berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan


Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, terlihat bahwa leverage
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hipotesis 2 diterima. Perusahaan yang memiliki leverage tinggi, maka cenderung resiko
investasi akan tinggi pula. Dengan resiko investasi yang tinggi tentunya para investor juga akan
berfikir dua kali untuk menanamkan modalnya. Sehingga leverage yang tinggi akan
menurunkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Susanti (2010) dan Natalia (2013) yang menyatakan leverage memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian variabel leverage ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2008) dimana variabel leverage berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kemungkinan perbedaan hasil
penelitian ini dikarenakan perbedaan periode amatan yang digunakan.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.


Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, terlihat bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negativ dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 3 ditolak. Semakin besar ukuran perusahaan, maka ada
kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal
ini disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil.
Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Kondisi
tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal, sehingga nilai
perusahaan pun juga akan naik. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Ayu Sri (2013), dimana ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.

Kesimpulan
Rodiah/ Economics, Accounting and Business Journal, 1(1), 1-16

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut : (1) Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel
Likuiditas berpengaruh negativ terhadap nilai perusahaan. Hal ini didukung dengan nilai
signifikansi sebesar 0,948 lebih besar dari α = 0,05 dan koefisien regresi sebesar –1.401. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai Likuiditas yang rendah, maka
berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan; (2) Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini
didukung dengan nilai signifikansi sebesar 0,032 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi
sebesar -387.909. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat leverage
rendah, maka nilai perusahaannya akan semakin menurun; (3) Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negativ terhadap nilai
perusahaan. Hal ini didukung dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05
dan koefisien regresi sebesar -92.780. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah ukuran
perusahaan, likuiditas dan leverage maka tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E. F. dan Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan, Erlangga.


Jakarta.
Ernawati, D., & Widyawati, D. (2015). Pengaruh profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), 4(4).
Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta.
Nadeem dan Z. Wang. 2011. Determinant of Capital Structure: an empirical study of firm in
manufacturing industry of Pakistan. International Research Journal of Managerial
Finance.
Natalia. 2013. Leverage Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Manufaktur Go
Publik di Indonesia. Jurnal Emba Vol. 1 No. 3
Soliha, E dan Taswan., 2008. Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan Serta
Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya, Jurnal Bisnis dan Ekonomi.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang:
BP Undip.
Sri, A. 2013. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan pada Nilai
Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana: 358-372.
Susanti, R. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Kasus Pada Perusahaan Go Publik yang Listed Tahun 2005-2008).
Weston, J. F. dan T. E. Copeland. 1992. Financial Theory and Corporate Policy, 3rd Edition.
Addison-Wesley Publishing Company.

Anda mungkin juga menyukai