Anda di halaman 1dari 2

Bahan Kuliah ke 3 Perekonomian Indonesia

Pemerataan Pendapatan

Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia bahwa pemerataan pendapatan ditandai dengan rasio
gini 0,40 pada bulan Maret 2020. "Ini artinya terjadi pemerataan pendapatan sedang,"

Nilai pemerataan pendapatan ini menurut data , masih terdapat empat provinsi yang nilainya di
atas rata-rata rasio gini nasional sebesar 0,40 yaitu Papua Barat dan Jawa Barat masing-
masing 0,43 serta DKI Jakarta dan DI Yogyakarta masing-masing 0,42. Rasio gini merupakan
indikator dalam mengukur ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan masyarakat
dengan skala 0 hingga 1, semakin tinggi nilai rasio gini maka makin tinggi ketimpangan di
masyarakat. Menurut Suryamin, kenaikan upah buruh pertanian 1,21 persen pada periode
Maret-September 2015 dan kenaikan upah buruh bangunan sebesar 1,05 persen pada di
periode sama berpengaruh terhadap perbaikan tingkat kesenjangan penduduk.

Dii daerah pedesaan pemerataan pendapatan cenderung lebih baik yaitu 0,33," . Berdasarkan
tempat tinggal di daerah pedesaan, pengeluaran penduduk 40 persen terbawah mencapai
20,85 persen, pengeluaran penduduk 40 persen menengah mencapai 37,14 persen dan
pengeluaran penduduk 20 persen teratas mencapai 42,01 persen. Berdasarkan tempat tinggal
di daerah perkotaan, pengeluaran penduduk 40 persen terbawah mencapai 16,39 persen,
pengeluaran penduduk 40 persen menengah mencapai 34,57 persen dan pengeluaran
penduduk 20 persen teratas mencapai 49,04 persen. "Untuk mengimbangi pengeluaran
penduduk terbawah dan teratas maka sektor riil seperti manufaktur harus didorong. Kalau itu
ditingkatkan dan disediakan bahan bakunya, maka akan meningkatkan pendapatan
masyarakat,

Beberapa alat ukur untuk menentukan analisis pemerataan pendapatan

1.Analisis indeks gini

2. Analisis indeks wiliamson

Rumus untuk indeks wiliamson adalah sebagai beikut:

√∑ ( yi−Y ) x fi /n
2 ❑

IW =
Y

Dimana :

Yi : Pendapatan perkapita masing-masing daerah

Y : Rata rata pendapatan perkapita daerah

fi : Jumlah penduduk masing-masing daerah


n : Total jumlah penduduk

kriteria : nilai IW : 0 s.d 1

Jika nilai IW = 0 s.d 0,3 Pemerataan pendapatan tinggi

IW = 0,31 s.d 0,5 Pemerataan pendapatan sedang

IW = 0,51 s.d 1 pemerataan pendapatan rendah

Contoh cara menghitung pemerataan pendapatan antar wilayah di Sumatera Barat

No Kecamatan PDRB Jml pdkk (yi-y) (yi-Y)^2 fi/n (yi-y)*(Yi-Y)^2


1 Padang 2400 300 233.3333 54444.44 0.144928 7890.499195
2 Bukit Tinggi 3200 200 1033.333 1067778 0.096618 103166.9351
3 Payakumbuh 1800 250 -366.667 134444.4 0.120773 16237.25174
4 Padang panjang 2000 400 -166.667 27777.78 0.193237 5367.686527
5 Solok 1900 500 -266.667 71111.11 0.241546 17176.59689
6 Pariaman 1700 420 -466.667 217777.8 0.202899 44186.79549
2166.667 2070 194025.7649
440.483558
IW 0.20

Dari hasil tersebut diperoleh hasil 0,20 artinya tingkat pemerataan pendapatan pendapatan di Sumbar
dalam kondisi pemerataan yang tinggi/sangat merata

Anda mungkin juga menyukai