Anda di halaman 1dari 5

Model-model sistem penjamin mutu pendidikan

Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen yaitu Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).

1. Sistem Penjaminan Mutu Internal

Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan dalam satuan
pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen satuan pendidikan. Sistem penjaminan mutu internal
pendidikan dasar dan menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan,
dan proses yang terkait untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan
pendidikan dasar dan menengah untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi
atau melampaui Standar Nasional Pendidikan. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan mempunyai prinsip
mandiri, terstandar, akurat, sistemik dan berkelanjutan, holistik, dan terdokumentasi.

2. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yaitu sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan lembaga standarisasi pendidikan. SIstem penjaminan mutu
eksternal adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh unit di luar satuan pendidikan. Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang selanjutnya disingkat SPME-
Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait
untuk melakukan fasilitasi dan penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan dan tingkat
pencapaian mutu satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan/atau program keahlian.
SPME direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh pemerintah dan pemerintah
daerah, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan Badan Akreditasi Nasional sesuai dengan
kewenangannya. Prinsip Sistem Penjaminan Mutu Eksternal adalah akurat, objektif, transparan, dan
akuntabel

PARADIGMA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Setiap kegiatan atau usaha manusia membutuhkan landasan yang fundamental berupa paradigm dan
prinsip. Paradigma adalah cara pandang manusia dalam melihat sesuatu. Paradigma menduduki posisi
yang tinggi dalam pelaksanaan segala kegiatan.

Paradigma mampu mengendalikan pikiran, ucapan dan tindakan manusia. Dari paradigma tersebut
menghasilkan prinsip. Prinsip adalah kaidah, nilai atau norma yang menjadi pegangan. Prinsip ibarat
kompas yang selalu menunjukkan arah yang jelas. Paradigma dan prinsip penjaminan mutu akan
membimbing pelaksanaan kegiatan agar tetap pada jalur yang benar sesuai dengan tujuan.

Paradigma, yang dalam bahasa inggris disebut paradigm dandalam bahasa prancis disebut paradigm,
merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin. Ia berasal dari kata para dan diegma. Para adalah
disamping atau disebelah, sedangkan diegma adalah memperlihatkan, model, contoh, arketipe atau
ideal. Paradigma berarti disisi model/pola/contoh, atau sesuatu yang memperlihatkan
model/pola/contoh.

Permendiknas No.63 Tahun 2009

Pendidikan semua bersifat inklusif dan tidak mendeskriminasi peserta didik atas dasar latar belakang
apapun.

Pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik yang memperlakukan, memfasilitasi dan
mendorong peserta didik menjadi insan pembelajar mandiri yang kreatif, inovatif dan
berkewirausahaan.

Pendidikan untuk perkembangan, pengembangan dan pembangunan berkelanjutan ,yaitu pendidikan


yang mampu mengembangkan peserta didik menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Pendidikan inklusif

Paradigma penjaminan mutu pendidikan yang pertama ialah pendidikan inklusif. Inklusif merupakan
kata yang berasal dari Bahasa Inggris sinclusive yang artinya “termasuk didalamnya”. Orang yang
bersikap inklusif adalah orang yang cenderung memandang positif atas segala perbedaan yang ada.

Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang mengusung persamaan hak dalam pendidikan.

Paradigma pendidikan ini memandang bahwa tidak boleh ada diskriminasi atas siswa yang kelainan dan
keistimewaan.

Istilah inklusif menjadi paradigm dalam pendidikan di Indonesia karena pendidikan inklusif merupakan
penjelmaan dari semboyan Bhineka Tunggal Ika. Semboyan tersebut mengisyaratkan saling
membutuhkan.

Manfaat atau keuntungan penyelenggaraan Pendidikan yang berparadigma inklusif


Prestasi akademik siswa pada sekolah inklulif sama dengan atau lebih baik dari pada siswa yang berada
disekolah yang tidak menerap kan prinsip

Adanya peran penerapan belajar co-teaching, siswa yang memiliki ketidak mampuan tertentu dan siswa
yang lambat dalam meneyerap informasi mengalami peningkatan dalam keterampilan social dan semua
siswa mengalami peningkatan harga diri dalam kaitan dengan kemampuan dan kecerdasan

Siswa yang memiliki ketidak mampuan tertentu mengalami peningkatan harga diri atau kepercayaan diri
semata-mata hanya karena belajar di sekolah regular dari pada sekolah

Siswa yang tidak memiliki ketidak mampuan tertentu mengalami pertumbuhan dalam pemahaman
social dan memiliki pemahaman dan penerimaan yang lebih besar terhadap siswa yang memiliki ketidak
mampuan tertentu Karena mereka mengalami program inklusif.

Pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik

Paradigma penjaminan mutu pendidikan yang kedua ialah pembelajaran sepanjang hayat. Paradigma ini
mengarah manusia untuk belajar di sepanjang hidupnya. Pembelajaran sepanjang hayat diselenggarakan
secara terbuka sejak lahir sampai akhir hayat. Pembelajaran sepanjang hayat berlangsung melalui jalur
pendidikan formal, non formal dan informal. Pembelajaran seperti ini tidak dibatasi oleh waktu, tempat
dan usia. Sifatnya fleksibel, lintas jalur dan multi makna.

Pendidikan untuk mengembangkan manusia menjadi rahmat sekalian alam

Paradigma penjaminan mutu pendidikan yang ketiga ialah Pendidikan untuk mengembangkan manusia
menjadi rahmat sekalian alam (rahmatanlil ‘alamin). Kata rahmatan berasal dari akar kata rahima-
yarhamu-rahmatan,yang artinya antara lain berarti mengasihi atau menyayangi. Upaya penjaminan atau
peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan dalam rangka menciptakan manusia yang rahmatanlil
‘alamin. Manusia yang dapat memberikan rasa aman kepada semua unsur kehidupan. Manusia
memberikan kelembutan dengan penuh kasih dan sayang kepada semua manusia yang ada di bumi.
Manusia yang tidak menjadi perbedaan sebagai alasan untuk menindas orang lain, makhluk lain dan
tidak merusak lingkungan.

Kepemimpinan Sistem penjaminan mutu piendidikan

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi
orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai target (Standar) organisasi yang
telah ditentukan

SPMI & Kepemimpinan


Kepemimpinan merupakan unsur penting dalam SPMI. Pemimpin harus membangun visi dan mampu
menerjemahkan visi tersebut ke dalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang spesifik.

Perspektif Kepemimpinan Lembaga Pendidikan

Membangun Visi dan simbol-simbol

MBWA adalah gaya kepemimpinan yang dibutuhkan bagi institusi

Fokus pada kepentingan pelajar

Otonomi, eksperimentasi dan antisipasi tergadap kegagalan

Menciptakan rasa ’kekeluargaan’

Ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas dan antusiasme

Komitmen pada Mutu

Komitmen terhadap mutu harus menjadi peran utama bagi seorang pemimpin.

Mengkomunikasikan Visi

Dalam Institusi Pendidikan, seluruh pimpinan harus menjadi pengerak dan pejuang proses mutu.
Mereka harus mengkomunikasikan visi dan menggerakkan/ menginspirasi ke seluruh orang dalam
institusi.

Mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

Mengembangkan segenap potensi tenaga pengajar / tenaga kependidikan dan memberikan mereka
kesempatan yang luas untuk berinisiatif.

Fungsi Utama Pemimpin Lembaga Pendidikan

Memiliki visi mutu terpadu bagi institusi

Memiliki komitmen yang jelas terhadap proses peningkatan mutu

Mengkomunikasikan pesan-pesan mutu

Memastikan kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan dan praktek institusi

Mengarahkan perkembangan & karir karyawan

Berhati-hati dengan tidak menyalahkan orang lain saat persoalan muncul tanpa bukti-bukti yang nyata
Memimpin gerakan inovasi dalam institusi

Mampu memastikan bahwa struktur organisasi secara jelas telah mendefinisikan tanggungjawab dan
mampu mempersiapkan delegasi yang tepat.

Memiliki komitmen untuk menghilangkan rintangan, baik yang bersifat organisasional maupun Kultural.

Membangun tim kerja yang efektif.

Mengembangkan mekanisme yang tepat untuk mengawasi dan mengevaluasi kesuksesan

Anda mungkin juga menyukai