Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENUNDAAN KEHAMILAN

USIA MUDA DENGAN PERILAKU PENUNDAAN


KEHAMILAN USIA MUDA

Herlina Tri Damailia (1), Istiqomah Novita Harmawati (2)


Prodi Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang
Telp. 08121511809/Email: herlinadamai@gmail.com

ABSTRAK

Pernikahan usia dini merupakan masalah kesehatan reproduksi karena semakin


muda umur menikah semakin panjang rentang waktu bereproduksi. Masih
kurangnya pengetahuan seks, kehidupan rumah tangga, dan adanya istiadat malu
kawin tua menyebabkan meningkatnya perkawinan dan kehamilan remaja.
Kehamilan dan menjadi orang tua diusia remaja menyebabkan risiko medis dan
psikososial, baik terhadap ibu maupun bayinya. Mengatasi hal ini dapat dibuat
perencanaan keluarga untuk wanita berusia <20 tahun yaitu menunda kehamilan
dengan pemilihan kontrasepsi rasional.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sikap tentang penundaan
kehamilan usia muda dengan perilaku penundaan kehamilan usia muda pada
wanita usia subur pelaku pernikahan dini di wilayah kerja Puskesmas Sawangan 1
Kabupaten Magelang tahun 2014.
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan metode survei analitik serta pendekatan
cross sectional. Populasinya seluruh wanita usia subur di wilayah kerja
Puskesmas Sawangan 1 Kabupaten Magelang yang menikah usia dini baik yang
pernah hamil maupun belum berjumlah 164 orang. Pengambilan sampel dengan
Purposive Sample yaitu 41 orang.
Data dianalisis menggunakan uji statistik Contingency Coeffissien didapatkan
nilai Appro.Sig (p value) sebesar 0,007 maka p<0,05 sehingga Ha diterima.
Kesimpulannya ada hubungan sikap tentang penundaan kehamilan usia muda
dengan perilaku penundaan kehamilan usia muda pada wanita usia subur pelaku
pernikahan dini di wilayah kerja Puskesmas Sawangan 1 Kabupaten Magelang
tahun 2014.
Saran yang diberikan yaitu melakukan pendekatan masyarakat dengan
memberikan informasi mengenai pentingnya menikah diusia yang tepat sesuai
program pemerintah mengenai Pendewasaan Usia Perkawinan dan menunda
kehamilan sebelum usia 20 tahun mengingat berbagai risikonya.

Kata Kunci: Pernikahan usia dini, penundaan kehamilan usia muda

1
PENDAHULUAN Demikian pula dengan risiko
Riset Kesehatan Dasar kematian bayi, 30% lebih tinggi pada
(Riskesdas) tahun 2013 mengungkap, usia remaja, dibandingkan pada bayi
permasalahan kesehatan reproduksi yang dilahirkan oleh ibu usia 20
dimulai dengan adanya perkawinan tahun atau lebih (Widyastuti,
atau hidup bersama. Diantara 2009).3 Kehamilan pada masa remaja
perempuan 10-54 tahun, 2,6% dan menjadi orang tua pada usia
menikah pertama kali pada umur remaja berhubungan secara
kurang dari 15 tahun dan 23,9% bermakna dengan risiko medis dan
menikah pada umur 15-19 tahun. psikososial, baik terhadap ibu
Menikah pada usia dini merupakan maupun bayinya (Soetjiningsih,
masalah kesehatan reproduksi karena 2004).
semakin muda umur menikah Usia di bawah 20 tahun dan
semakin panjang rentang waktu di atas 35 tahun adalah usia berisiko
untuk bereproduksi. Pernikahan dini untuk hamil dan melahirkan risiko
berdampak pada kesehatan paling rendah untuk ibu dan anak
reproduksi ibu dan umur harapan adalah antara 20-35 tahun (Pinem,
hidup bayi yang dilahirkan. Hal ini 2009).4 Mengatasi hal ini, menurut
karena masih kurangnya Manuaba (2004)5 dapat dibuat
pengetahuan seks dan kehidupan perencanaan keluarga untuk wanita
rumah tangga serta adanya istiadat yang berusia kurang dari 20 tahun
yang merasa malu kawin tua yaitu fase menunda kehamilan
(perawan tua) menyebabkan dengan cara pemilihan kontrasepsi
meningkatnya perkawinan dan yang rasional.
kehamilan usia remaja Data yang diambil dari KUA
(Soetjiningsih, 2004). Kecamatan Sawangan pada tahun
Kehamilan remaja akan 2013 tercatat 514 Pasangan Usia
meningkatkan risiko kematian dua Subur (PUS). Persentase wanita yang
hingga empat kali lebih tinggi menikah pada usia ≤ 19 tahun
dibandingkan perempuan yang hamil terdapat 18.09%, sedangkan
pada usia lebih dari 20 tahun. persentase pada pria yang menikah
2
pada usia <25 tahun terdapat Variabel independen dalam
48.05%. Studi pendahuluan yang penelitian ini adalah sikap tentang
dilakukan peneliti pada tanggal 29 penundaan kehamilan usia muda.
Januari 2014, didapatkan data dari Variabel dependen dalam penelitian
buku register immunisasi calon ini adalah perilaku penundaan
pengantin Puskesmas Sawangan 1 kehamilan usia muda.
selama periode Januari-Desember Populasi dalam penelitian ini
2013 tercatat sebanyak 164 populasi adalah seluruh wanita usia subur di
calon pengantin wanita berumur ≤ 19 Wilayah Puskesmas Sawangan 1
tahun yang melakukan TT1 di Kabupaten Magelang yang menikah
Puskesmas Sawangan 1. Persentase usia dini baik yang pernah hamil
calon pengantin wanita usia ≤ 19 ataupun belum pernah hamil yang
tahun adalah 44,56%. Berdasarkan berjumlah 164 orang. Cara
uraian di atas, maka penulis tertarik pengambilan sampel dalam
untuk melakukan penelitian tentang penelitian ini adalah dengan cara
“Hubungan Sikap tentang Penundaan Purposive Sample. Didapatkan
Kehamilan Usia Muda dengan sebanyak 41 responden
Perilaku Penundaan Kehamilan Usia Data primer diperoleh dari
Muda pada Wanita Usia Subur jawaban kuesioner atas pertanyaan
Pelaku Pernikahan Dini di Wilayah mengenai sikap tentang penundaan
Kerja Puskesmas Sawangan 1 kehamilan usia muda dengan
Kecamatan Sawangan Kabupaten perilaku penundaan kehamilan usia
Magelang Tahun 2014”. muda. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah data Buku
METODE PENELITIAN register immunisasi calon pengantin
Jenis penelitian ini Puskesmas Sawangan 1 selama
merupakan penelitian kuantitatif periode Januari-Desember 2013 dan
dengan metode survei analitik. Data pasangan pengantin yang
Rancangan penelitian ini diambil dari KUA Kecamatan
menggunakan pendekatan cross Sawangan pada tahun 2013.
sectional. (Notoadmodjo, 2012).
3
Analisis data penelitian kehamilan usia muda dan sisanya 18
dilakukan dengan cara sebagai responden (43,9%) tidak mendukung
berikut: analisis univariat untuk penundaan kehamilan usia muda.
mengetahui prosentase dari setiap b. Gambaran Perilaku Penundaan
variabel. Analisis bivariat dilakukan Kehamilan Usia Muda
dengan uji koefisien kontingensi, Tabel 2 Perilaku Penundaan
Kehamilan Usia Muda
dengan tingkat kesalahan (α) 5% =
0,05 dengan derajat kepercayaan Perilaku
Penundaan Jumlah Persentase
95%. Ketentuan pengujian, apabila
Kehamilan Usia (orang) (%)
nilai p value <0,05 maka Ha diterima Muda
Tidak menunda 30 73,2
dan Ho ditolak. Analisis statistik
Menunda 11 26,8
menggunakan program SPSS. Total 41 100
(Sopiyudin, 2012). 7
Perilaku penundaan
kehamilan usia muda dalam
HASIL PENELITIAN
penelitian ini diklasifikasikan
Analisis Univariat
menjadi 2 yaitu tidak menunda dan
a. Gambaran Sikap tentang
menunda. Tidak menunda dilihat dari
Penundaan Kehamilan Usia
responden sudah pernah hamil dan
Muda
menunda jika responden belum
Tabel 1 Sikap tentang
Penundaan Kehamilan Usia pernah hamil selama menikah
Muda dengan cara KB atau mendapat

Sikap tentang pendidikan seks. Hasil penelitian


penundaan Jumlah Persen pada tabel 2 menunjukkan gambaran
kehamilan usia (orang) tase
muda (%) bahwa pada responden wanita usia
Tidak 18 43,9 subur pelaku pernikahan dini
Mendukung
Mendukung 23 56,1 sebagian besar tidak menunda
Total 41 100 kehamilan yaitu sebesar 30 orang
(73,2%) dan 11 orang (26,8%)
Dapat dilihat dari 41 responden,
menunda kehamilan.
sebagian besar yaitu 23 orang
(56,1%) mendukung penundaan

4
Analisis Bivariat responden (56,5%) dan 10 responden
Hubungan Sikap Tentang (43,5%) menunda kehamilan usia
Penundaan Kehamilan Usia Muda muda.
dengan Perilaku Penundaan Tabel 4. Hasil uji statistik
Contingency Coeffissien
Kehamilan Usia Muda
Tabel 3 Tabulasi silang hubungan Value Appr
sikap tentang penundaan kehamilan ox.
usia muda dengan perilaku Sign
penundaan kehamilan usia muda Nominal by 0,391 0,007
Sikap Perilaku Penundaan nominal
tentang Kehamilan Usia Muda Contingency
Total
Penunda Tidak Coefficien
an Menunda
Menunda N of Valid cases 41
Kehamil
an Usia f % f % f %
Muda Tabel 4 hasil uji statistik
Tidak
Menduk 17
94,
1 5,6 18
10 menggunakan komputerisasi dengan
4 0
ung uji Contingency Coeffissien dengan
Menduk 56, 10
13 10 43,5 23
ung 5 0 taraf kesalahan 5% yang berarti
Total 73, 10
30 11 26,8 41
2 0 tingkat kepercayaan sebesar 95%,
didapatkan nilai Appro.Sig (p value)
Tabel 3. dapat dilihat bahwa
sebesar 0,007. Menurut Sopiyudin
responden yang tidak mendukung
(2011)7 dijelaskan bahwa jika nilai p
penundaan kehamilan usia muda
value kurang dari 0,05 maka Ho
yaitu sejumlah 18 responden,
ditolak dan Ha diterima sehingga ada
sebagian besar yaitu 17 responden
hubungan sikap tentan penundaan
(94,4%) tidak menunda kehamilan
kehamilan usia muda dengan
usia muda dan sisanya yaitu 1
perilaku penundaan kehamilan usia
responden (5,6%) menunda
muda pada wanita usia subur pelaku
kehamilan usia muda. Sedangkan
pernikahan dini di wilayah kerja
responden yang mendukung
Puskesmas Sawangan 1 Kecamatan
penundaan kehamilan usia muda
Sawangan Kabupaten Magelang
tidak semua menunda kehamilan,
tahun 2014. Nilai koefisien
mayoritas tidak menunda kehamilan
kontingensi yang menunjukkan
usia muda yaitu sebanyak 13
besarnya keeratan hubungan yaitu
5
0,391. Besarnya nilai C yaitu dengan kehamilan usia muda. Hal ini dapat
interval 0,2-0,4 yang menunjukkan terjadi karena beberapa faktor yang
hubungan antar variabel lemah. dapat mempengaruhi atau
PEMBAHASAN membentuk sikap seseorang yaitu
Sikap adalah respons tertutup karena pengalaman pribadi, orang
seseorang terhadap stimulus atau lain yang dianggap penting,
objek tertentu, yang sudah pengaruh kebudayaan, media massa,
melibatkan faktor pendapat dan lembaga pendidikan, dan lembaga
emosi yang bersangkutan (senang- agama serta faktor emosional
tidak senang, setuju-tidak setuju, (Wawan dan Dewi, 2011).9 Salah
baik-tidak baik, dan sebagainya) satu yang dapat mempengaruhi sikap
(Notoadmodjo, 2005).8 Sikap tentang tersebut adalah orang lain yang
penundaan kehamilan usia muda dianggap penting, sehingga dalam
pada wanita usia subur pelaku penanggulangannya dapat dilakukan
pernikahan dini dalam penelitian ini dengan cara menyadarkan kedua
dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu orang tuanya akan dampak dari
tidak mendukung dan mendukung menikah usia dini yang dapat
terhadap penundaan kehamilan usia membahayakan sosial, kejiwaan dan
muda. Hasil penelitian menunjukkan kesehatannya, memberikan
bahwa dari 41 responden, mayoritas pendidikan kesehatan remaja dengan
responden yaitu 23 responden diberikan informasi tentang hak-hak
(56,1%) mendukung untuk menunda reproduksinya dan risiko pernikahan
kehamilan usia muda, sedangkan dini, serta menghindari terjadinya
sisanya 18 responden (43,9%) tidak seks bebas. Penanganan juga yang
mendukung untuk menunda dapat dilakukan dengan
kehamilan usia muda. mensosialisasikan program
Hasil penelitian ini mayoritas pemerintah tentang Pendewasaan
responden telah mendukung Usia Perkawinan dan kehamilan
penundaan kehamilan usia muda, dengan penggunaan kontrasepsi
namun masih ada beberapa yang sehingga kehamilan pada waktu usia
tidak mendukung penundaan reproduksi yang sehat, bimbingan
6
psikologis agar mempunyai cara sosial, ekonomi serta menentukan
pandang dengan pertimbangan jumlah dan jarak kelahiran. Tujuan
kedewasaan, tidak mengedepankan PUP seperti ini berimplikasi pada
emosi. Tidak kalah pentingnya perlunya peningkatan usia kawin
dukungan dari keluarga karena peran yang lebih dewasa (BkkbN, 2011).
keluarga sangat banyak membantu Perilaku adalah respon individu
keluarga muda baik dukungan berupa terhadap suatu tindakan yang dapat
material maupun non material untuk diamati dan mempunyai frekuensi
kelanggengan keluarga, serta spesifik, durasi, dan tujuan baik
peningkatan pengetahuan kesehatan. disadari maupun tidak (Wawan dan
Program pemerintah dengan Dewi, 2011).9 Perilaku penundaan
adanya Pendewasaan Usia kehamilan usia muda dalam
Perkawinan ini yang bertujuan untuk penelitian ini diklasifikasikan
meningkatkan usia perkawinan menjadi 2 kelompok yaitu tidak
pertama sehingga mencapai usia menunda dan menunda kehamilan
minimal pada saat perkawinan yaitu usia muda. Hasil penelitian
20 tahun bagi wanita dan 25 tahun menunjukkan bahwa dari 41
bagi pria. Bahkan harus diusahakan responden penelitian, sebagian besar
apabila seseorang gagal yaitu 30 responden (73,2%) tidak
mendewasakan usia perkawinannya, menunda kehamilan usia muda dan
maka penundaan kelahiran anak 11 responden (26,8%) menunda
pertama harus dilakukan. Tujuan kehamilan usia muda.
program Pendewasaan Usia Banyak sekali faktor atau alasan
Perkawinan (PUP) adalah pokok yang mempengaruhi perilaku
memberikan pengertian dan dari seseorang, salah satunya
kesadaran kepada remaja agar menurut Teori WHO yaitu bisa
didalam merencanakan keluarga, karena sikap atau pemikiran dari diri
mereka dapat mempertimbangkan sendiri, sumber daya yang ada
berbagai aspek berkaitan dengan disekitar dan sosial budaya setempat,
kehidupan berkeluarga, kesiapan serta lingkungan dalam masyarakat,
fisik, mental, emosional, pendidikan, dimana sikap paternalistik masih
7
kuat, maka perubahan perilaku mengurangi kehamilan pada usia
masyarakat tergantung dari perilaku remaja yaitu dengan cara:
acuan (referensi) yang pada mengurangi kemiskinan,
umumnya adalah para tokoh memperbaiki penyediaan alat
masyarakat setempat. Masih kontrasepsi, mencari kelompok
tingginya WUS yang tidak menunda berisiko, serta meningkatkan
kehamilan pada usia remaja ini tentu pendidikan, penyuluhan mengenai
akan menjadi suatu masalah yang risiko kehamilan usia muda pada
jika tidak segera ditindaklanjuti akan masyarakat.
selalu menjadi kasus yang sama atau Sikap merupakan organisasi
mungkin semakin bertambah pendapat, keyakinan seseorang
jumlahnya. Risiko hamil pada usia mengenai objek atau situasi yang
remaja itu sendiri dari sudut relatif ajeg, yang disertai adanya
kesehatan obstetrik dapat perasaan tertentu, dan memberikan
menyebabkan komplikasi yang dasar pada orang tersebut untuk
mungkin terjadi pada ibu dan anak membuat respons atau berperilaku
seperti: anemia, preeklampsia, dalam cara tertentu yang dipilihnya
eklampsia, abortus, partus (Bimo Walgito, 2001).11 Menurut
prematurus, kematian perinatal, Wawan dan Dewi (2010) sikap dapat
perdarahan dan tindakan operatif pula bersifat positif dan dapat pula
obstetrik lebih sering dibandingkan bersifat negatif, yaitu:
dengan kehamilan pada golongan 1) Sikap positif kecenderungan
usia 20 tahun keatas (Soetjiningsih, tindakan adalah mendekati,
2004). Selain itu, terjadinya menyenangi, mengharapkan objek
perkawinan dibawah usia 20 tahun tertentu.
akan menyebabkan depresi dalam 2) Sifat negatif terdapat
hubungan seksual karena kurangnya kecenderungan untuk menjauhi,
pengetahuan pendidikan seks bagi menghindari, membenci, tidak
kedua pasangan (Meriam dan menyukai objek tertentu.
Syafrudin, 2010). Menanggapi hal Dapat dilihat bahwa responden
ini, adapun cara-cara untuk yang tidak mendukung penundaan
8
kehamilan usia muda yaitu sejumlah sekitar yang mengharapkan dirinya
18 responden, sebagian besar yaitu segera hamil. Responden yang
17 responden (94,4%) tidak menunda mendukung penundaan kehamilan
kehamilan usia muda dan sisanya usia muda dan menunda kehamilan
yaitu 1 responden (5,6%) menunda ada 10 responden, rata-rata mereka
kehamilan usia muda. Sedangkan menggunakan metode kontrasepsi
responden yang mendukung baik metode alamiah maupun dengan
penundaan kehamilan usia muda alat kontrasepsi serta sudah pernah
berjumlah 23 responden, mayoritas mendapatkan pendidikan seks setelah
tidak menunda kehamilan usia muda menikah.
yaitu sebanyak 13 responden Sikap dapat bersifat positif dan
(56,5%) dan 10 responden (43,5%) bersifat negatif. Sikap mendukung
menunda kehamilan usia muda. menunda kehamilan usia muda pada
Hasil penelitian responden yang WUS pelaku pernikahan dini ini
tidak mendukung kehamilan usia termasuk dalam sikap positif. Hal ini
muda namun responden menunda dibuktikan dengan WUS belum
kehamilan ada 1 responden pernah mengalami kehamilan selama
dikarenakan merasa belum siap pernikahan dengan cara ber-KB atau
untuk hamil sehingga responden dengan adanya pendidikan seks
menunda kehamilannya terlebih setelah menikah. Sedangkan sikap
dahulu dengan cara ber KB. Sebesar tidak mendukung kehamilan usia
17 responden tidak mendukung muda pada WUS pelaku pernikahan
kehamilan usia muda dan tidak dini termasuk dalam sikap negatif.
menunda kehamilan karena faktor Sikap ini dibuktikan dengan WUS
kebudayaan, lingkungan, persepsi, sudah pernah hamil setelah menikah.
dan lain sebagainya. Sedangkan Sikap ini dipengaruhi oleh beberapa
responden yang mendukung faktor diantaranya yaitu pengalaman
penundaan kehamilan usia muda pribadi, pengaruh orang lain yang
sebesar 23 responden tidak menunda dianggap penting, kebudayaan,
kehamilan karena pengaruh dari media massa, lembaga pendidikan
orang tua, suami, dan lingkungan lembaga agama, dan faktor
9
emosional. Semua faktor ini akan diterima sehingga ada hubungan
mempengaruhi dalam keputusan sikap tentang penundaan kehamilan
untuk membentuk perilaku seseorang usia muda dengan perilaku
yaitu tidak menunda atau menunda penundaan kehamilan usia muda
kehamilan usia muda. pada wanita usia subur pelaku
Hasil penelitian sesuai dengan pernikahan dini di wilayah kerja
teori bahwa sikap merupakan Puskesmas Sawangan 1 Kabupaten
organisasi pendapat, keyakinan Magelang tahun 2014.
seseorang mengenai objek atau Nilai koefisien kontingensi yang
situasi yang relatif ajeg, yang disertai menunjukkan besarnya keeratan
adanya perasaan tertentu, dan hubungan yaitu 0,391. Besarnya nilai
memberikan dasar pada orang C yaitu dengan interval 0,2-0,4 yang
tersebut untuk membuat respons atau menunjukkan hubungan antar
berperilaku dalam cara tertentu yang variabel lemah. Keeratan hubungan
dipilihnya (Bimo Walgito, 2001) dan penelitian yang lemah dipengaruhi
menurut Notoadmodjo (2005) pada oleh beberapa faktor bahwa
teori perilaku oleh Lawrence Green komponen-komponen yang
bahwa perilaku dapat dipengaruhi mempengaruhi sikap diantaranya
oleh beberapa faktor salah satunya komponen kognitif (komponen
faktor-faktor predisposisi perseptual) yaitu berhubungan
(predisposing factors) yaitu faktor- dengan hal-hal bagaimana individu
faktor yang mempermudah atau mempersepsi terhadap objek sikap,
mempredisposisi perilaku seseorang yang berkaitan dengan pengetahuan,
yaitu pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, pandangan, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan pikiran, dan didasarkan pada
sebagainya. informasi; komponen afektif
Hasil uji statistik menggunakan (komponen emosional) yaitu emosi
komputerisasi dengan uji yang berkaitan dengan objek sikap,
Contingency Coeffissien didapatkan baik yang positif yaitu rasa senang,
nilai Appro.Sig (p value) sebesar maupun negatif yaitu rasa tidak
0,007, maka Ho ditolak dan Ha senang terhadap suatu objek sikap,
10
komponen konatif (kecenderungan sejumlah 18 responden,
bertindak terhadap objek sikap); dan sebagian besar yaitu 17
keinginan dari seseorang. Sedangkan responden (94,4%) tidak
beberapa faktor yang mempengaruhi menunda kehamilan usia
terbentuknya perilaku seseorang muda dan sisanya yaitu 1
dapat dari faktor-faktor intern dan responden (5,6%) menunda
ekstern. Faktor-faktor intern kehamilan usia muda.
mencakup: pengetahuan, kecerdasan, Sedangkan responden yang
persepsi, emosi, motivasi, dan mendukung penundaan
sebagainya. Sedangkan faktor kehamilan usia muda
ekstern meliputi lingkungan sekitar, berjumlah 23 responden,
baik fisik maupun non-fisik seperti: mayoritas tidak menunda
iklim, manusia, sosial-ekonomi, kehamilan usia muda yaitu
kebudayaan, dan sebagainya sebanyak 13 responden
(Notoatmodjo, 2007). (56,5%) dan 10 responden
(43,5%) menunda kehamilan
KESIMPULAN DAN SARAN usia muda.
Kesimpulan 4. Hasil uji statistik menggunakan
1. Wanita usia subur pelaku komputerisasi dengan uji
pernikahan dini sebagian Contingency Coeffissien
besar mendukung terhadap didapatkan nilai Appro.Sig (p
penundaan kehamilan usia value) sebesar 0,007 maka Ho
muda yaitu 23 orang (56,1%). ditolak dan Ha diterima
2. Wanita usia subur pelaku sehingga ada hubungan sikap
pernikahan dini sebagian tentang penundaan kehamilan
besar tidak menunda usia muda dengan perilaku
kehamilan yaitu sebesar 30 penundaan kehamilan usia
orang (73,2%). muda pada wanita usia subur
3. Responden yang tidak pelaku pernikahan dini di
mendukung penundaan wilayah kerja Puskesmas
kehamilan usia muda yaitu Sawangan 1 Kecamatan
11
Sawangan Kabupaten selalu manjadi warga yang
Magelang tahun 2014. Nilai tertinggal dengan lebih
koefisien kontingensi yang menambah pengalaman
menunjukkan besarnya yaitu tidak menikah pada
keeratan hubungan yaitu 0,391. usia dini.
Besarnya nilai C yaitu dengan 2. Bagi Bidan
interval 0,2-0,4 yang Melakukan pendekatan
menunjukkan hubungan antar kepada masyarakat dengan
variabel lemah. memberikan informasi
Saran mengenai pentingnya
1. Bagi Responden dan menikah pada usia yang
Masyarakat tepat sesuai dengan program
Masyarakat dan juga pemerintah mengenai
responden hendaknya lebih Pendewasaan Usia
meningkatkan pengetahuan Perkawinan (PUP) dan
tentang dampak dan risiko menunda kehamilan
yang terjadi dari pernikahan sebelum usia 20 tahun
dini. Peningkatan mengingat berbagai dampak
pengetahuan ini dapat atau risiko yang dapat
diperoleh dari pendidikan terjadi. Pendidikan
formal maupun informal. kesehatan dapat diberikan
Meskipun mereka ada di kepada para remaja dan juga
daerah tempat tinggal yang orang tua yang berperan
mayoritas banyak remaja penting untuk mengarahkan
menikah usia dini, namun anak mereka.
diharapkan para remaja Ucapan Terimakasih
sekarang, lebih aktif untuk Terimakasih kepada pimpinan yang
menambah pengetahuan telah memberikan kesempatan dan
mereka karena saat ini dukungan kepada peneliti untuk
perkembangan jaman melakukan penelitian bersama
semakin maju supaya tidak mahasiswa. Terima kasih kepada
12
teman sejawat dan mahasiswa yang
telah berkontribusi dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian.
Penelitian ini menggunakan sumber
pembiaayaan mandiri oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan


Dahlan, M. Sopiyudin. 2012.
Reproduksi dan Kontrasepsi.
Statistik untuk Kedokteran
Jakarta: CV. Trans Info
dan Kesehatan. Jakarta:
Media
Salemba Medika
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2004.
dasar. Jakarta: Badan
Gawat-Darurat Obstetri-
Penelitian dan Pengembangan
Ginekologi, & Obstetri-
Kesehatan Kementerian
Ginekologi Sosial untuk
Kesehatan RI
Profesi Bidan. Jakarta: EGC
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh
Meriam dan Syafrudin. 2010. Sosial
Kembang Remaja dan
Budaya Dasar untuk
Permasalahannya. Jakarta:
Mahasiswa Kebidanan.
Sangung Seto
Jakarta: Trans Info Media
Walgito, Bimo. 2006. Pengantar
Notoadmodjo, Soekidjo. 2012.
Psikologi Umum.
Metodologi Penelitian
Yogyakarta: Andi Publisher
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Wawan, A dan Dewi M. 2011. Teori
dan Pengukuran
. 2007.
Pengetahuan, Sikap, dan
Promosi Kesehatan Teori dan
Perilaku Manusia.
Ilmu Perilaku. Jakarta:
Yogyakarta: Nuha Medika
Rineka Cipta.
Widyastuti, Yani, dkk. 2009.
. 2005. Promosi
Kesehatan Reproduksi.
Kesehatan Teori dan
Yogyakarta: Fitramaya
Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta

13

Anda mungkin juga menyukai