Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Pangan dan Perkebunan: Realitas Pangan dan Perkebunan Saat Ini dan Prospeknya

menuju Swasembada Berkelanjutan—Kendari, 12 Maret 2018 • Hermanto Siregar & Usman Rianse (Ed)
Penerbit: UHO EduPress, Kendari (2020) • ISBN 978-623-91098-4-4 • DOI http://dx.doi.org/10.37149/11328

VALIDITAS DAN REALIBILITAS INSTRUMEN EFIKASI DIRI PETANI

Arissaryadin1 & Putu Arimbawa2


1
Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bima, Nusa Tenggara Barat
Jurusan Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara
2

ariessaryadin@gmail.com, ariembawa_kdi@yahoo.com

ABSTRAK
Performansi kerja petani dalam usaha tani mendukung pencapaian ketahanan pangan. Adanya efikasi diri
positif individu memengaruhi performansi kerja. Sejumlah penelitian yang terpublikasi di Indonesia belum
ada yang secara spesifik menghasilkan instrumen untuk mengungkap efikasi diri petani dalam berusaha
tani. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan instrumen efikasi diri petani yang valid dan realibel.
Sebanyak 20 butir pernyataan diujicobakan kepada 30 orang petani. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa
nilai r hitung tiap butir pernyataan lebih besar dari nilai r tabel sehingga semua butir pernyataan dinyatakan
valid. Adapun hasil uji realibitas menunjukkan semua variabel reliabel yang dibuktikan dengan nilai cron
bach alpha sebesar 0,86.
Kata kunci: efikasi diri, petani, validitas, realibilitas.

PENDAHULUAN
Pada tanggal tanggal 17 November tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi telah
menerbitkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Dalam undang-undang
tersebut, ketahanan pangan dinyatakan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tecermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan. Lebih lanjut, menurut organisasi pangan dunia (FAO), ketahanan pangan tersusun
atas tiga pilar utama yaitu food availability, food accessability dan stability (FAO, 2010).
Sejalan dengan penjelasan konsep ketahanan pangan dari FAO (2010) dan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2012, diketahui kata kunci dari ketahanan pangan yaitu ketersediaan, kemerataan,
keterjangkauan, dan kualitas pangan. Secara singkat, petani selaku aktor utama di bidang pertanian
memiliki peran yang menentukan tercapainya ketahanan pangan. Petani adalah warga negara
Indonesia, baik perseorangan maupun beserta keluarganya yang melakukan usaha tani di bidang
pangan (UU No. 18, 2012). Adapun performansi kerja petani menentukan kualitas pangan dan
ketersediaannya (Sunarminto, 2015).
Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa efikasi diri sebagai salah satu faktor yang
berasal dari dalam diri individu memengaruhi performansi kerja invidu (Kellet, 2009; Jacob,
2013; Fajriah & Darokah, 2013; Mukrodi, 2018; Sugmawati & Afrianty, 2018). Menurut Bandura
(1977), efikasi diri (self efficacy) sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk
mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki. Demikian halnya Baron & Byrne (1991) menyatakan bahwa efikasi diri

149
sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya dalam melakukan suatu
tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan.
Di samping itu, menurut Bandura (1997), ada tiga dimensi dari efikasi diri. Pertama, magnitude
berkaitan dengan tingkat kesulitan suatu tugas yang dilakukan. Kedua, generality berkaitan dengan
bidang tugas, seberapa luas individu mempunyai keyakinan dalam melaksanakan tugas-tugas.
Ketiga, strength berkaitan dengan kuat lemahnya keyakinan seorang individu. Dalam hal ini, efikasi
diri dapat diubah, ditingkatkan, atau diturunkan, melalui salah satu atau kombinasi empat sumber,
yaitu (1) pengalaman performansi yakni prestasi yang pernah dicapai pada masa yang telah lalu; (2)
pengalaman vikarius diperoleh melalui model sosial; (3) persuasi sosial yaitu rasa percaya kepada
pemberi persuasi, dan (4) sifat realistik dari apa yang dipersuasikan (Alwisol, 2005).
Berpijak dari uraian sejumlah hasil penelitian di atas, dapat dikatakan bahwa efikasi
diri berperan penting memengaruhi cara berpikir, reaksi emosi, dan perilaku petani dalam
berusahatani. Dengan demikian, petani yang memiliki efikasi diri tinggi lebih mampu mengatasi
hambatan yang terjadi dalam berusahatani, sebaliknya petani dengan efikasi diri rendah
menganggap dirinya kurang mampu mengatasi hambatan usahatani bahkan memiliki cenderung
mudah menyerah.
Berdasarkan penelusuran sejumlah penelitian yang terkait efikasi diri petani di Indonesia,
diketahui bahwa ketersediaan instrumen untuk mengungkap aspek efikasi diri petani masih sangat
terbatas jumlahnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk menghasilkan angket efikasi diri
petani yang teruji validitas dan realibilitasnya.

METODE PENELITIAN
Sebanyak 20 butir pernyataan untuk mengungkap efikasi diri petani disusun berdasarkan aspek
efikasi diri dari Bandura (1977), meliputi (1) tingkat kesulitan tugas (magnitude); (2) kekuatan
keyakinan (strength); dan (3) generalitas (generality). Adapun alternatif pilihan  jawaban
menggunakan skala Likert  yang terdiri atas lima kriteria—sangat sesuai (SS), sesuai (S), netral
(N), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS), dan disajikan dalam bentuk pernyataan favorable
(mendukung) dan unfavorable (tidak mendukung). Nilai setiap pilihan jawaban mulai dari 1
sampai 5. Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, dan STS =
1 sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu: SS = 1, S = 2, N = 3, TS = 4, dan
STS = 5. Selanjutnya, analisis data menggunakan aplikasi Statistical Product and Service Solution
(SPSS) 18 for windows untuk mengetahui validitas dan reliabilitas.
Adapun subjek uji coba angket efikasi diri sebanyak 30 orang petani yang dipilih dengan
kriteria di antaranya: (1) petani yang mengikuti pelatihan pertanian organik; (2) petani anggota
kelompok tani di Desa Jeru Kecamatan Turen Kabupaten Malang; dan (3) petani yang memiliki
usahatani di bidang tanaman pangan. Adapun waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Januari
tahun 2018.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Secara umum, instrumen yang berbentuk angket efikasi diri petani dilengkapi petunjuk cara
mengerjakannya. Berikut ini ditampilkan bentuk angket efikasi diri petani yang telah diujikan.

Angket Efikasi Diri


Pedoman Mengerjakan
Berilah jawaban pernyataan berikut dengan memberi tanda (✓) di kolom yang tersedia sesuai
dengan kondisi anda.

Prosiding Seminar Nasional Pangan dan Perkebunan


150 Realitas Pangan dan Perkebunan Saat Ini dan Prospeknya menuju Swasembada Berkelanjutan
Tabel 1 Pernyataan Efikasi Diri Petani

No. Item Pernyataan SS S N TS STS


1 Saya bersyukur bisa melakukan tani organik
2 Menjadi petani itu tidak menguntungkan
3 Saya mengikuti cara bertani petani lain yang telah sukses
4 Saya merasa tani organik dan cara tani lama sama saja
5 Saya merasa bangga menjadi petani
6 Saya tidak berpikir rugi bertani organik
7 Saya merasa mudah bertani organik
8 Saya yakin teman-teman tidak ingin bertani organik
9 Saya membayangkan hasil panen yang melimpah
10 Memikirkan hasil tani, itu buang-buang waktu
11 Saya yakin Allah yang menentukan hasil tani
12 Teman-teman petani bilang saya petani sukses
13 Saya merasa mampu tani organik dengan baik
14 Saya merasa mampu menjadi petani sukses
15 Saya merasa ragu melakukan tani organik
16 Masalah usaha tani membuat saya bersemangat
17 Saya yakin bekerja keras, hasil tani akan banyak
18 Saya merasa berat tinggalkan tani biasanya
19 Saya merasa punya solusi untuk masalah tani organik
20 Saya mudah menyesuaikan diri dengan teknologi
Keterangan: SS = sangat sesuai, S= sesuai, N = netral, TS = tidak sesuai, STS = sangat tidak sesuai

Item pernyataan terdiri atas pernyataan positif dan negatif. Adapun contoh pernyataan positif
di nomor 1 “Saya merasa bersyukur bisa melakukan tani organik”, sedangkan contoh pernyataan
negatif di nomor 2 “Menjadi petani itu tidak menguntungkan”. Untuk bobot penilaian pernyataan
favorable yaitu: SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, dan STS = 1. Adapun bobot penilaian untuk pernyataan
unfavorable yaitu: SS = 1, S = 2, N = 3, TS = 4, dan STS = 5. Jumlah pernyataan unfavorable sebanyak
7 aitem di antaranya nomor 2, 4, 8, 10, 15 dan nomor 18. Adapun 1, 3, 5,6,7, 9, 12, 13, 14, 16, 17, 19,
20 termasuk pernyataan mendukung (favorable). Di samping itu, bentuk check list angket tersebut
untuk efisiensi penggunaan waktu mengerjakan.

Tabel 2 Hasil Uji Validitas Efikasi Diri

No. Item Pernyataan r-hitung r-tabel Ket


1 Saya bersyukur bisa bertani organik 0,899 0,223 Valid
2 Menjadi petani itu tidak menguntungkan 0,630 0,223 Valid
3 Saya mencontoh petani lain yang sukses 0,915 0,223 Valid
4 Saya merasa tani organik dan cara lama sama saja 0,702 0,223 Valid
5 Saya merasa bangga menjadi petani 0,912 0,223 Valid
6 Saya tidak berpikir rugi bertani organik 0,934 0,223 Valid
7 Saya merasa mudah bertani organik 0,868 0,223 Valid
8 Saya yakin teman-teman tidak ingin bertani organik 0,948 0,223 Valid
9 Saya membayangkan hasil panen yang melimpah 0,948 0,223 Valid
10 Memikirkan hasil tani, itu buang-buang waktu 0,860 0,223 Valid
11 Saya yakin Allah yang menentukan hasil tani 0,810 0,223 Valid
12 Teman-teman petani bilang saya petani sukses 0,605 0,223 Valid
13 Saya merasa mampu tani organik dengan baik 0,640 0,223 Valid
14 Saya merasa mampu menjadi petani sukses 0,818 0,223 Valid
15 Saya merasa ragu melakukan tani organik 0,659 0,223 Valid
16 Masalah usaha tani membuat saya bersemangat 0,706 0,223 Valid
17 Saya yakin bekerja keras, hasil tani akan banyak 0,605 0,223 Valid
18 Saya merasa berat tinggalkan tani biasanya 0,771 0,223 Valid
19 Saya merasa punya solusi untuk masalah tani organik 0,770 0,223 Valid
20 Saya mudah menyesuaikan diri dengan teknologi 0,772 0,223 Valid
(Sumber: pengolahan data primer 2018)

Arissaryadin & Putu Arimbawa


Validitas dan Realibilitas Instrumen Efikasi Diri Petani
151
Indikator kunci dari kualitas alat ukur yakni reliabilitas dan validitas alat ukur tersebut.
Validitas suatu alat ukur adalah sejauh mana alat ukur itu mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur (Nunnally, 1978; Allen & Yen, 1979; Kerlinger, 1986; Azwar, 2010). Lebih lanjut, validitas
angket efikasi diri yaitu validitas kriteria yang merupakan validitas yang diukur dengan besaran
yang menggunakan angket sebagai suatu kesatuan butir. Validitas butir ditunjukkan koefisien
korelasi skor butir dengan skor total positif dan signifikan. Koefisien korelasi yang tinggi antara
skor butir dengan skor total mencerminkan tingginya konsistensi antara hasil ukur keseluruhan
dengan hasil ukur butir pernyataan. Menurut Djaali dkk (2000), untuk menghitung validitas
internal untuk skor butir dikotomi digunakan koefisien korelasi biserial.
Tabel 2 merupakan hasil uji validitas instrumen efikasi diri petani. Tabel 2 di atas menunjukkan
semua butir pernyataan variabel magnitude, strength, generality mempunyai nilai r-hitung >
r-tabel. Adapun nilai koefisien korelasi skor butir dikotomi maupun skor butir politomi untuk
masing-masing butir dibanding dengan nilai koefisien korelasi yang ada dalam tabel-r dengan
alpha α=0,05. Jika koefisien korelasi skor butir dengan skor total lebih besar dari koefisien korelasi
tabel-r, maka butir tersebut valid.
Selanjutnya, uji reliabilitas instrumen untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1, semakin tinggi
koefisien reliabilitas mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien
yang mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2010).

Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Limit of Cronbach’s Alpha Keterangan


magnitude 0,866 0,60 reliabel
strength 0,950 0,60 reliabel
generality 0,773 0,60 reliabel
Sumber: Pengolahan Data Primer (2018)

Uji reliabilitas angket efikasi diri petani diperoleh nilai Cronbach’s alpha antara 0.77 hingga
0.95. Koefisien reliabilitas gabungan butir untuk skor butir politomi, dihitung menggunakan
koefisien Alpha. Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas merupakan intrepretasi relatif, artinya
tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan berapa angka koefisien minimal yang harus dicapai
agar suatu pengukuran dapat disebut reliabel. Namun, memberikan informasi tentang hubungan
varians skor teramati dengan varians skor sejati kelompok individu.

KESIMPULAN
Sebanyak 20 item pernyataan efikasi diri petani valid hal ini ditunjukkan dari nilai r-hitung tiap
butir bernilai positif dan lebih besar terhadap r-tabel. Adapun angket efikasi diri petani dinyatakan
realibel dengan cronbach alpha sebesar 0,86.


DAFTAR PUSTAKA
Allen, M. J., & Yen, W. M. 1979. Introduction to Measurement Theory. Monterey, CA: Brooks/Cole Publishing
Company.
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Azwar, S. 2015. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. New Jersey: Prentice-Hall.

Prosiding Seminar Nasional Pangan dan Perkebunan


152 Realitas Pangan dan Perkebunan Saat Ini dan Prospeknya menuju Swasembada Berkelanjutan
Bandura, A. 1997. Self Efficacy the Exercise of Control. New York: W.H. Freeman & Company.
Baron, R. A., & Byrne. 1991. Sosial Psychology: Understanding Human Interaction. 6th edition. USA: Allyn
& Bacon.
Djaali., Muljono, P., Ramly. 2000. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PPs UNJ.
Fajriah, N., & Darokah, M. 2013. Pengaruh Efikasi Diri dan Persepsi Iklim Organisasi terhadap Kinerja
dengan Employee Engagement sebagai Variabel Mediator pada Karyawan BMT BIF Yogyakarta.
Humanitas, 13 (1): 37–49.
FAO. 2010. Food and Agriculture Organization of the Uninited Station Yearbook. Fishery and Aquculture
Statistics. http://www.fao.org/ fishery/ publication/yearbook/en.
Kerlinger, F.N. 1986. Asas-Asas Penelitian Behavioral (terjemahan L.R. Simatupang). Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
Mukrodi. 2018. Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kinerja Karyawan PT Express Kencana Lestari (Express
Group) Depok. Jurnal Kreatif, 6 (1).
Sugmawati, D., & Afrianty, T.W. 2018. Pengaruh Self Efficacy terhadap in-Role Performance Karyawan
dengan motivasi Kerja sebagai Variabel Moderator (Studi Pada Karyawan Bank Central Asia KCU
Borrobudur Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 61 (4 ).
Sunarminto, H.B. 2015. Pertanian Terpadu untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional. Yogyakarta:
UGM Press.

Arissaryadin & Putu Arimbawa


Validitas dan Realibilitas Instrumen Efikasi Diri Petani
153

Anda mungkin juga menyukai