Bab Ii
Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
pengorganisasian antara pikiran dan tindakan dalam urutan yang logis dan
dan langkah dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
7
8
vital, meliputi:
sebelumnya).
kepada dokter. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
mencakup data subjektif, data objektif, dan hasil pemeriksaan yang dapat
menggambarkan kondisi klien yang sebenarnnya serta valid. Kaji ulang data
(Soepardan,2007; h.98)
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga
terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis
periodik atau kunjungan perinatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain. Bidan harus
klien.
Rumusan ini mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri,
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap data
dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya yang meliputi segala hal
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut.
11
mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan dan
sudah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien, agar dapat
efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Namun
g. Langkah V (Evaluasi)
asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar
terpisah satu sama lain, sehingga perlu mengulang kembali setiap asuhan yang
3. Catatan Perkembangan
Catatan SOAP terdiri atas empat langkah yang diisikan dari proses
b. O (Obyektif): Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
1) Diagnosis/masalah
d. P (Penatalaksanaan): Membuat rencana asuhan dan tindakan saat itu atau yang
h.60)
Nama Pasien :
Hari/Tanggal :
Jam :
1) Anamnesis
a) Identitas Pasien
tinggi atau tidak, < 16 tahun atau > 35 tahun. (Marmi, 2012; h. 179)
b) Alasan Datang
h. 11).
c) Keluhan Utama
varises pada kaki, nyeri ulu hati. Keluhan psikologis yang dapat
d) Riwayat Kesehatan
e) Riwayat Obstetri
2009; h.167)
(b) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir )dan HPL (Hari Perkiraan
h. 5).
jika terjadi komplikasi pada bayi atau ibu pada persalinan atau
Hal ini penting dikaji karena dari data ini kita akan
dari pasien tentang makanan yang disukai, seberapa banyak dan sering
perhari, dan jenis minuman, minimal 8 gelas per hari atau 2 L per hari
(3)Pola Istirahat dan Tidur: Ditanyakan untuk mengkaji tidur malam hari.
Rata- rata istirahat malam yang normal yaitu 6-8 jam. Istirahat siang
hari tidak semua wanita memiliki kebiasaan tidur siang, oleh karena
itu perlu disampaikan bahwa tidur siang sangat penting untuk menjaga
2) Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan Umum
saat ini. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum
hamil berkisar antara 9-13,5 kg. Kenaikan berat badan setiap minggu
21
(4)Tinggi Badan: untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil sehingga bisa
bagian atas yang digunakan untuk menilai status gizi ibu hamil.
(BBLR).
dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria). (Kemenkes RI, 2012;
h. 55).
b) Status Present
h.75)
2007; h.75)
(3)Hidung: Untuk mengetahui ada secret atau tidak, ada polip atau tidak.
h.75)
(7)Ketiak : periksa adanya nodul atau masa pada aksila (Mufdilah, 2009;
h. 17).
23
(9)Perut : untuk mengetahui apakah ada bekas luka operasi yang dapat
2009; h. 177).
c) Status Obstetrik
(1)Inspeksi
(a)Muka : Dikaji untuk mengetahui ada atau tidak edema pada muka,
(2)Palpasi
sebelah kanan dan kiri perut ibu (normalnya salah satu sisi teraba
keras dan memanjang seperti papan, dan satu sisi lainnya teraba
(c) Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah janin, dan untuk
sudah masuk PAP. Jika tangan masih bertemu dan belum masuk
(e) TFU: Pada umur kehamilan >22 minggu, TFU diukur dengan
d) Pemeriksaan penunjang
1) Diagnosa Kebidanan
Ny... umur... tahun G... P... A... hamil... minggu janin tunggal hidup
intraterin, punggung kanan atau kiri, presentasi kepala, sudah atau belum
2) Masalah
Masalah yang sering terjadi pada ibu hamil TM III seperti sering
bawah, varises pada kaki, nyeri ulu hati. (Varney, 2006; h. 538-543).
h.181)
III.
2013; h.31).
h.22).
f. Melaksanakan Perencanaan
meliputi perut mulas secara teratur semakin lama dan semakin sering, keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir, dan keluar air ketuban dari jalan
lahir.
yang akan menolong persalinan, dimana akan melahirkan, siapa yang akan
sejak usia kehamilan 36 minggu sampai terjadi persalinan atau bila ada
g. Evaluasi
trimester III.
7) Ibu sudah atau belum memahami, suplementasi tambahan zat besi sesuai
kebutuhan.
Nama Pasien :
Hari/ Tanggal :
Jam :
S Keluhan utama : Pada ibu hamil TM III keluhan yang biasanya dirasakan adalah sering
kencing, hemoroid, keputihan, sembelit, kram pada kaki, sesak napas, nyeri ligamentum
rotundum, perut kembung pusing, sakit punggung atas, dan bawah, varises pada kaki.
(Sulistyawati, 2009; h.123-127)
O a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum, Kesadaran, TTV: Penjelasan dan nilai normal sama dengan
kunjungan awal, namun hasil bisa berbeda.
2) BB : Kenaikan berat badan setiap minggu pada kehamilan trimester III yang
tergolong normal adalah 0,4 – 0,5 kg. (Saifuddin, 2009; h. 180)
b. Pemeriksaan Fisik
1) Status present: kepala, mata, hidung, mulut, telinga, leher, ketiak, dada, perut, lipat
paha, genitalia, ektremitas, punggung, anus. Penjelasan sama dengan kunjungan
awal, namun hasil bisa berbeda
2) Status Obstetrik
a) Inspeksi: muka, mamae, abdomen, vulva, penjelasan sama seperti kunjungan
awal, namun hasil bisa berbeda.
b) Palpasi :
(1)Leopold I: normalnya pada TM III teraba bagian yang lunak, lebih besar,
dan tidak melenting (bokong).
(2)Leopold II : normalnya, jika teraba adanya bagian-bagian kecil yang tidak
teratur dan mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan
menendang (ekstremitas) dan pada sisi sebaliknya teraba bagian yang keras,
rata, memanjang (punggung)
(3)Leopold III: normalnya teraba bagian keras, bulat, melenting (kepala)
30
(4)Leopold IV: normalnya pada kepala yang sudah masuk PAP, jari akan
divergen atau jari menyebar/berpisah. Bila kepala belum masuk PAP,
artinya lingkaranbelum masuk PAP, jari akan konvergen atau jari bertemu
(Manuaba, 2007; h. 168)
4. Auskultasi : DJJ pada dasarnya nilai normal dan penjelasan sama dengan
kunjungan awal, namun hasilnya bisa berbeda.
3) Reflek Patella : penjelasan sama dengan kunjungan awal, namun hasil bisa
berbeda.
4) Pemeriksaan Penunjang : penjelasan sama dengan kunjungan awal, namun hasil
bisa berbeda.
A Diagnosa : Ny… Umur… tahun G… P… A… hamil… minggu janin tunggal hidup
intra uterin, presentasi kepala, puka/puki, sudah/belum masuk PAP
(Saminem, 2008; h.88)
Masalah : masalah yang sering terjadi pada ibu hamil TM III seperti sering
kencing, hemoroid, keputihan, konstipasi, sesak napas, nyeri punggung
bawah, varises pada kaki, nyeri ulu hati. (Varney, 2006; h. 538-543).
Diagnosa Potensial : pada keadaan normal dapat diabaikan (Saminem, 2008; h.
17).
Kebutuhan Segera : pada keadaan normal dapat diabaikan (Saminem, 2008; h.
17).
P Tanggal/ Jam :
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada klien
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai gangguan rasa ketidaknyamanan pada
kehamilan TM III.
Hasil : Ibu paham dengan penjelasan yang diberikan.
c. Memotivasi ibu untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil dengan baik.
Hasil: Ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil
d. Memberikan promosi kesehatan mengenai suplementasi tambahan zat besi/ folat,
tambahan vitamin A, dan suplementasi tambahan lainnya sesuai kebutuhan.
Hasil: Ibu menegerti dengan penjelasan yang diberikan
e. Menganjurkan klien untuk melakukan kunjungan ulang setiap 1 minggu sejak usia
kehamilan 36 minggu sampai terjadi persalinan atau bila ada keluhan.
Hasil: Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian
(Sulistyawati, 2009; h.195-196)
Tanggal/ Jam :
S a. Keluhan Utama: Keluhan ibu bersalin kala I berkaitan dengan tanda dan gejala
persalinan yang meliputi rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih sering dan
teratur, keluar lendir bercampur darah (bloody show), kadang- kadang ketuban pecah
dengan sendirinya (Mochtar, 2011; h. 70)
b. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Pola Nutrisi : Data ini penting diketahui agar mendapatkan gambaran bagaimana
pasien mencukupi asupan gizi selama hamil, dan tanyakan kapan terakhir kali
makan, makanan yang dimakan, kapan terakhir minum, berapa banyak yang
diminum, dan apa yang diminum. (Sulistyawati, 2010; h.223)
2) Pola Istirahat : Data yang perlu ditanyakan kapan terakhir tidur, berapa lama.
31
1/5 : jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah
janin yang berada disimpisis dan 4/5 bagian telah masuk
kedalam rongga panggul.
0/5 : 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari
pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah
masuk kedalam rongga panggul.
(JNPK-KR,2008;h:44)
6) Reflek patella : Bila reflek lutut negatif kemungkinan klien kekurangan B 1. Bila
gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkan pre eklamsia (Mufdlilah,
2009; h. 21)
7) Pemeriksaaan Dalam:
a) Vulva/Vagina : mengevaluasi ketebalan, panjang dan kemampuan meregang
untuk memastikan kemungkinan kebutuhan episiotomi. (Rohani, 2011; h. 85)
b) Serviks : Menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah, bisa
bercampur darah (bloody show). Pembukaan sudah sejauh mana, kala 1 dibagi
menjadi 2 yaitu fase laten dengan pembukaan kurang dari 4 cm selama 8 jam
dan fase aktif yaitu pembukaan 4 sampai 10 cm. Biasanya pembukaan serviks
selama fase aktif sedikitnya 1cm/jam. Efficement 0-100%. 100% menunjukka
penipisan total (JNPK- KR, 2008 ; h. 66)
c) Kulit Ketuban : Normalnya ketuban pecah pada akhir kala I persalinan, jadi
sebelumnya ketuban akan teraba utuh dan dan bila ketuban pecah maka warna
air ketuban jernih. Lambang ketuban U : selaput ketuban utuh (belum pecah),
J: selaput ketuban pecah dan air ketuban jernih, M: selaput ketuban sudah
pecah dan air ketuban bercampur mekonium, D: selaput ketuban sudah pecah
dan air ketubban bercampur darah, K: selaput ketuban sudah pecah tapi air
ketuban tidak mengalir lagi (kering). (JNPKR-2008; h.60)
d) Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah
dapat dipalpasi.
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi
masih dapat dipisahkan.
3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan. (JNPK-KR, 2008; h. 61).
e) Presentasi : Dalam keadaan normal, presentasi janin adalah belakang kepala.
(Rohani, 2011; h. 196)
f) POD (Point of Dorection) : Posisi merupakan indikator untuk menetapkan
arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang
terhadap sumbu ibu. Misalnya pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubun
kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang (Kuswanti, I & Meliana, F,
2014; h. 27)
g) Penurunan Kepala
Bidang Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu
atas panggul (PAP) dengan bagian atas
simfisis dan promontorium.
Bidang Hodge II : sejajar dengan hodge I, terletak setinggi
bagian bawah simfisis.
Bidang Hodge III : sejajar dengan bidang hodge I dan II, terletak
setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
Bidang Hodge IV : sejajar dengan bidang-bidang hodge I, II, III,
IV terletak setinggi os. Coccygeus.
(Saifuddin, 2009; h.195)
A Diagnosia : Ny... umur... tahun G... P... A... hamil... minggu, janin tunggal
hidup intrauterin, punggung kanan atau kiri, presentasi
33
Nama Pasien :
Hari/ Tanggal :
34
Jam :
S Keluhan: Pada kala II biasanya ibu mengatakan merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi dan merasa adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau
vaginanya (JNPK-KR, 2008; h.79).
O a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum dan kesadaran penjelasan sama dengan asuhan kebidanan
kehamilan kunjungan awal.
2) TTV : TD, nadi, suhu, respirasi, penjelasan sama dengan persalinan kala I
b. Status Present : Kepala, mata, hidung, mulut, telinga, leher, ketiak, dada, perut, lipat
paha, ekstremitas, punggung, genitalia, anus, penjelasan sama dengan kunjungan awal
kehamilan namun hasil bisa berbeda.
c. Status Obstetrik
a) Inspeksi : terlihat tanda dan gejala kala II meliputi perineum meninjol, vulva-vagina
dan sfingter ani membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir darah (JNPPK-KR,
2008; h.79).
b) Palpasi :
1) Kontraksi : dan his pada fase aktif kontraksi dianggap adekuat/memadai jika
terjadi 3x dalam 10 menit dan berlangsung 40 detik atau lebih. (JNPK-KR, 2008;
h. 43)
2) Kandung kemih : Kandung kemih normalnya kosong, kandung kemih yang
penuh dapat mengganggu penurunan kepala janin. (JNPK-KR, 2008; h 82)
c) Auskultasi : DJJ normal 120-160 x/menit (Rohani, 2011; h. 86)
d. Pemeriksaan Dalam
1) Serviks: Serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal. Saat dilakukan pemeriksaan
dalam, porsio sudah tak teraba dengan pembukaan 10 cm. (Sulistyawati dan Esti,
2010; h. 101).
2) Kulit ketuban: ketuban akan pecah dengan sendirinya saat pembukaan hampir atau
sudah lengkap (Sulistyawati, 2010; h. 166). Saat pembukaan sudah lengkap ketuban
belum pecah, lakukan amniotomi (Kemenkes, 2013; h. 40)
3) POD: Normalnya yaitu ubun ubunkecil depan (Saifuddin, 2009; h. 100)
4) Presentasi yang normal yaitu belakang kepala (Saifuddin, 2009; h. 100)
5) Penurunan: Kala II normalnya hodge III+ atau IV
6) Molase : Ada penyusupan atau tidak (JNPK-KR, 2008; h. 61).
A Diagnosa : Ny... umur... tahun G... P... A... hamil... minggu, janin tunggal hidup
intrauterin, punggung kanan atau kiri, presentasi belakang kepala,
inpartu kala II.
Masalah : Masalah yang sering terjadi biasanya rasa nyeri karena adanya his
(Mochtar, 2011; h. 70)
Diagnosa potensial : Pada keadaan normal, diagnosa potensial dapat diabaikan
(Saminem, 2008; h. 16–17).
Tindakan segera : Pada keadaan normal, langkah ini dapat diabaikan
(Saminem, 2008; h. 16–17).
P Tanggal/Jam:
a. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial seperti Klem,
gunting, benang tali pusat, penghisap lendir steril/DTT siap dalam wadahnya, semua
pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi bersih dan hangat,
timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam kondisi baik dan bersih,
patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali pakai di dalam partus
set/wadah DTT untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk
atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60
cm diatas tubuh bayi, persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan kristaloid,
35
set infus
Hasil : perlengkapan sudah lengkap
b. Memakai celemek plastik, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata
Hasil : perlengkapan sudah dipakai
c. Melepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua tangan dengan sabun
dan air bersih kemudian keringkan dengan handuk atau tisu bersih.
Hasil : penolong sudah cuci tangan
d. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
Hasil : sarung tangan telah dipakai
e. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin 10 UI
dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set.
Hasil : oksitosin telah siap
f. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Hasil : Ibu mengetahui bahwa pembukaan sudah lengkap.
g. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
1) Membantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa nyaman
2) Mengnjurkan ibu untuk cukup minum
Hasil : keluarga bersedia membantu
h. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
1) Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
2) Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Hasil : Ibu bersedia dipimpin
i. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
Hasil : Ibu bersedia
j. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5- 6 cm.
Hasil : Handuk bersih sudah diletakkan
k. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
Hasil : kain bersih sudah diletakkan
l. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
Hasil : Partus set sudah dibuka
m. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Hasil : sarung tangan sudah dipakai
n. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, melindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, sementara tangan yang lain menahan kepala
bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. menganjurkan ibu
untuk meneran dan bernafas dangkal.
Hasil : kepala bayi sudah lahir
o. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin, melakukan tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi
1) Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar, selipkan tali pusat lewat kepala
bayi.
2) Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, klem tali pusat di dua titik lalu gunting di
antaranya. Jangan lupa untuk tetap lindungi leher bayi
Hasil : tidak ada liilita tali pusat
p. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar
Hasil : kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar
q. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan
kepala ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Hasil : bahu bayi sudah lahir
r. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala,
36
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
tangan dan siku sebelah atas.
Hasil : badan dan lengan bayi sudah lahir
s. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri
di antara kedua lutut janin).
Hasil : seluruh badan bayi sudah lahir
t. Melakukan penilaian selintas dan jawablah tiga pertanyaan berikut untuk menilai apakah
ada asfiksia bayi:
1) Apakah kehamilan cukup bulan?
2) Apakah bayi menangis atau bernapas dan/ atau tidak megap-megap?
3) Apakah tonus otot bayi baik atau bayi bergerak aktif?
Hasil : Kehamilan cukup bulan, bayi menangis atau menangis dan tidak megap-megap,
serta tonus otot baik dan bayi bergerak aktif.
u. Bila tidak ada tanda asfiksia, melanjutkan manajemen bayi baru lahir normal.
Mengeringkan dan memposisikan tubuh bayi di atas perut ibu.
Hasil : bayi sudah dikeringkan dan diposisikan diatas perut ibu
v. Meriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam uterus (hamil
tunggal).
Hasil : Tidak ada bayi lain
(Kemenkes RI, 2013; h. 47-49)
Nama Pasien :
Hari/ Tanggal :
Jam :
S Ibu mengatakan senang akrena bayinya sudah lahir, ibu merasa sangat puas, dan ibu merasa
mulas kembali. (Rukiyah, 2009; h.143)
O a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
b. Status Obstetrik
1) TFU: Setelah bayi lahir, TFU berada setinggi pusat, globuler dan keras serta tidak
ada janin kedua. (Rukiyah, 2009; h. 143)
2) Kontraksi uterus harus berkontraksi efektif, teraba padat dan keras.(Varney, 2007; h.
837)
3) Tali pusat memanjang tampak di depan vulva.
A Diagnosis : Ny... umur... tahun P... A..., inpartu kala III.
Masalah : Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian
(Purwandari, 2006; h. 79).
Diagnosa Potensial : Pada keadaan normal, diagnosa potensial dapat diabaikan
(Saminem, 2008; h. 16–17).
37
Nama Pasien :
Hari/ Tanggal :
Jam :
S Ibu mengatakan sedikit lemas, lelah, dan tidak nyaman. Ibu mengatakan darah yang keluar
banyak seperti hari pertama haid. (Rukiyah, 2009; h.190)
O a. Pemeriksaan Umum
1)Keadaan Umum dan Kesadaran, penjelasan sama seperti kunjungan awal hamil
2)Tanda Vital : TD, nadi, suhu, dan respirasi penjelasan dan nilai normal seperti asuhan
kebidanan persalinan kala I
b. Pemeriksaan Obstetrik
1) Abdomen
a) TFU : Tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir normalnya adalah 2 jari dibawah
pusat. (Marmi, 2014; h 184)
b) Kontraksi : Uterus yang berkontraksi normal haruslah keras ketika disentuh, jika
tidak akan terjadi perdarahan post partum karena atonia uteri. (Varney, 2007; h.
836)
2) Genitalia
a) Perdarahan : Periksa kehilangan darah secara keseluruhan, normalnya kurang dari
39
500cc ( Saifuddin, 2006 ; h. 119), dan periksa ada luka atau tidak. (JNPK-KR,
2008; h. 110)
3) Kandung kemih setelah melahirkan harus tetap kosong guna mencegah uterus berubah
posisi dan atoni. (Varney, 2007; h.837)
4) Plasenta, selaput ketuban, tali pusat : periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak
ada fragmen plasenta atau membran yang tertinggal dalam uterus (Varney, 2007; h.
837)
A Diagnosis : Ny... umur... tahun P... A..., inpartu kala IV
Masalah : Masalah yang sering terjadi biasanya lemas dan lelah (Rukiyah, 2009;
h. 190)
ingin minum.
Hasil : ibu merasa nyaman
n. Mendekontaminasikan tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 %.
Hasil : tempat persalinan sudah didekontaminasi
o. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5 % melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 %.
Hasil : sarung tangan sudah didekontaminasi
p. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Hasil : sudah menuci tangan
q. Melengkapi partograf.
Hasil : partograf sudah dilengkapi
(Kemenkes RI, 2013; h.47-49)
Nama Pasien :
Hari/Tanggal :
Jam :
S a. Keluhan Utama : Keluhan yang umum terjadi ibu nifas akan mengalami beberapa tanda
dan gejala lelah dan sulit tidur, nyeri/panas saat berkemih, nyeri abdomen, sulit
menyusui (Bahiyatun, 2009; h.114).
b. Pola Kebutuhan Dasar Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi : Tidak ada kontraindikasi dalam pemberian nutrisi setelah persalinan.
ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah
konstipasi, dan untuk memulai proses pemberian ASI. Asupan kalori perhari
ditingkatkan sampai 500 kalori. Asupan cairan perhari ditingkatkan sampai 3000 ml.
Suplemen zat besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama 40 hari pertama setelah
persalinan dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit). (Bahiyatun, 2009; h.109).
2) Pola Elminasi : Berkemih harus terjadi 4-8 jam pertama dan minimal sebanyak 200
cc (Sulistyawati, 2009; h.101). buang air besar (BAB) biasanya tertunda selama 2-3
hari setelah melahirkan karena edema, diet cairan, obat-obatan analgesic selama
persalinan, dan perineum yang sakit (Bahiyatun, 2009; h. 77)
3) Pola Istirahat : Ibu nifas dan menyusui memerlukan waktu lebih banyak untuk
istirahat karena sedang dalam proses penyembuhan. (Bahiyatun, 2009; h.110).
Normalnya tidur malam 8 jam, tidur siang 2 jam (Saifuddin, 2009; h. 287).
4) Pola Aktivitas : Dianjurkan bahwa wanita yang baru melahirkan turun dari tempat
tidur dalam 2 jam setelah melahirkan. Ambulasi dini mungkin sangat dianjurkan,
kecuali ada kontraindikasi. Ambulasi dini akan meningkatkan sirkulasi dan
mencegah risiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung
kemih, sehingga mencegah distensi abnominal dan konstipasi (Bahiyatun, 2009; h.
76).
5) Personal Hygiene : Membersihkan arena perineum akan meningkatkan kenyamanan
dan mencegah infeksi, dengan cara menggunakan air hangat yang dialirkan (dapat
ditambah larutan antiseptik) ke arah vulva perineum setelah berkemih atau defekasi,
hindari penyemprotan langsung. Ibu harus mencucinya dari arah depan ke belakang
dan mencuci daerah anusnya terakhir. Ibu harus menganti pembalut sedikitnya 2 kali
sehari (Bahiyatun, 2009; h.109).
41
6) Pola Menyusui : Kekerapan dan lama menyusui dengan ASI tidak dibatasi (ASI on
demand, yaitu sesering yang bayi mau, siang dan malam) (Kemenkes RI, 2013; h.
58).
O a. Keadaan Umum : Dikaji pada ibu nifas untuk mengetahui data ini cukup dengan
mengamati keadaan klien secara keseluruhan (Sulistyawati, 2009; h. 175-176).
b. Kesadaran : Dikaji untuk mendapatkan gambaran kesadaran klien (Sulistyawati, 2009; h.
175-176)
c. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah: normalnya 120/80 mmHg (Marmi, 2012, h.181).
2) Nadi: normalnya 80-100 x/menit (Marmi, 2014; h.181).
3) Pernapasan: normalnya 16-20 x/menit (Marmi, 2014; h.181).
4) Suhu: normalnya 36,4oC – 37,4 oC. (Marmi, 2014; h.181). suhu stabil dalam 24 jam
pertama pascapartum (Varney, 2007; h. 960)
d. Status present
1) Mata : Mata misalnya warna sklera dan konjungtiva. Normalnya konjungtiva merah
muda sklera putih. (Saminem, 2008; h.23)
2) Ekstremitas : adanya varises atau tidak, refleks patella positif atau tidak normalnya
positif. (Marmi, 2014; h.182)
e. Status Obstetrik
1) Muka: Dikaji untuk mengetahui ada edema atau tidak (Marmi, 2014; h. 181).
2) Payudara: Pengkajian payudara pada periode awal pascapartum meliputi penampilan
dan integritas puting susu, adanya kolostrum, dan adanya sumbatan duktus, dan
kongesti (Varney, 2007, h. 960).
3) Abdomen: Untuk mengetahui berapa TFU, kontraksi uterus, konsistensi uterus,
posisi uterus.Pada ibu nifas normal 6 jam, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksinya
baik, konsistensinya keras, dan posisi di tengah. (Marmi, 2014; h.182)
4) Genitalia :
a) Lokia: Lokia rubra berwarna merah, keluar pada hari ke 1-3 postpartum.
Jumlahnya sedang (Varney, 2007; h. 960).
b) Perineum: Pada nifas normal perineum bisa juga terdapat ada bekas jahitan bisa
juga tidak ada, perineumnya bersih atau tidak. (Marmi, 2014; h.182).
5) Ekstremitas : Normalnya pada ekstremitas atas tidak ada edema dan kebiruan pada
kuku, sedangkan pada ekstremitas bawah tidak ada edema, kemerahan, dan varises
(Sulistyawati, 2009; h. 176-177). Tanda Homan negatif bila tidak ditemukan rasa
nyeri (Marmi, 2012; h. 182).
f. Pemeriksaan Penunjang : Dilakukan jika ada indikasi, meliputi pemeriksaan Hb (Hb
ibu nifas normal: >11 gram% dan pemeriksaan golongan darah penting untuk transfusi
darah apabila terjadi komplikasi (Marmi, 2014; h.182)
A Diagnosa: Ny... umur... P... A... nifas 6 jam (Marmi, 2014; h. 182).
Masalah: Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian (Purwandari, 2006; h.
79). Masalah yang sering dialami meliputi lelah dan sulit tidur, nyeri/panas saat
berkemih, nyeri abdomen, sulit menyusui.
Diagnosa Potensial: Pada keadaan normal, diagnosa potensial dapat diabaikan (Saminem,
2008; h. 16–17).
Tindakan Segera: Pada keadaan normal, langkah ini dapat diabaikan (Saminem, 2008; h.
16–17).
P Tanggal/ Jam :
a. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri dan robekan jalan lahir.
Hasil : tidak ada perdarahan
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
Hasil : sudah dilakukan konseling
42
Nama Pasien :
Hari/ Tanggal :
Jam :
S a. Keluhan Utama :Keluhan yang umum terjadi lelah dan sulit tidur, adanya tanda infeksi
puerperalis (demam), nyeri/panas saat berkemih, nyeri abdomen, sembelit, hemoroid,
sakit kepala terus menerus, nyeri ulu hati, dan edema, lokea berbau busuk yang sangat
banyak (lebih dari dua pembalut dalam 1 jam) dan dibarengi nyeri abdomen, puting susu
pecah dan mamae bengkak, sulit menyusui, rabun senja, edema, sakit, dan panas pada
tungkai (Bahiyatun, 2009; h.114).
b. Pola Kebutuhan dasar Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi: Tidak ada kontraindikasi dalam memberikan nutrisi setelah persalinan.
Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah
kontipasi, dan untuk memulai proses pemberian ASI (Bahiyatun, 2009; h. 68).
2) Pola eliminasi: Pada umumnya wanita setelah bersalin akan BAB seperti biasa
setelah 3 hari pascapartum. (Bahiyatun, 2009; h.125) dan 4-8 jam setelah melahirkan
ibu harus sudah BAK (Sulistyawati, 2009; h. 101). Tonus kandung kemih biasanya
akan pulih kembali dalam waktu 5-7 hari setelah melahirkan dan saluran kemih
kembali normal dalam waktu 2-8 minggu (Maryunani, 2009; h. 18-19)
3) Pola Istirahat: Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup, minimal 8
jam/hari. (Sulistyawati, 2009;h. 31)
4) Pola Aktifitas: Ibu nifas akan kembali melakukan rutinitas seperti sebelumnya secara
bertahap (Kemenkes RI, 2013; h. 51).
5) Pola Menyusui: Dikaji kekerapan dan lama menyusui dengan ASI tidak dibatasi
(ASI on demand, yaitu sesering yang bayi mau, siang dan malam), dan teknik
menyusui serta penyulit saat menyusui. (Kemenkes RI, 2013; h. 58).
O a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) kesadaran : composmentis (Rukiyah, 2009; h.189)
3) TTV : TD, Nadi, Respirasi, Suhu, penjelasan dan nilai normal sama dengan asuhan
kebidanan kehamilan kunjungan awal, namun hasil bisa berbeda.
b. Status Present : mata : Mata misalnya warna sklera dan konjungtiva. Normalnya
konjungtiva merah muda, sklera putih. (Saminem, 2008; h.23); ekstremitas : adanya
varises atau tidak, refleks patella positif atau tidak normalnya positif (Marmi, 2014;
h.182).
c. Status Obstetrik
1) Muka : Adanya edema atau tidak, warna konjungtiva ( normalnya merah muda),
sklera bawah putih (Marmi, 2014; h.181)
43
2) Payudara : Kekenyalan, suhu, warna merah, nyeri, puting atau pecah-pecah ujungnya
(Maryunani, 2009; h.128). Pada hari ke-6 air susu yang keluar adalah ASI peralihan.
Air susu peralihan disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 (Bahiyatun, 2009; h.
11).
3) Abdomen : pada hari ke-7 TFU berkisar 5 cm atau pertengahan simfisis pusat,
kontraksi keras. (Bahiyatun, 2009; h.123).
4) Genitalia :
a) Lokea : Lokia serosa keluar pada hari ke 4-10 postpartum, warna merah muda,
kuning atau putih hingga transisi menjadi lokia alba. Bau agak amis, jumlah
sedikit (Varney, 2007; h. 960).
b) Perineum : luka pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6 –
7 hari dengan tanda luka telah kering (Bahiyatun, 2009; h. 78)
5) Ekstremitas : Memeriksa ada tidaknya edema, kekakuan otot dan sendi, kemerahan
pada ekstremitas, ada tidaknya varises, reflek patella, homan sign (normalnya
negatif, sebagai tanda penunjuk tromboplebitis) (Marmi, 2014; h. 182)
A Diagnosa : Ny... umur... P... A... nifas 6 hari (Marmi, 2014; h. 182).
Masalah : Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian seperti
lelah, sulit tidur, adanya tanda-tanda infeksi, sulit menyusui, dan rabun
senja (Purwandari, 2006; h. 79).
Diagnosa Potensial : Pada keadaan normal, diagnosa potensial dapat diabaikan
(Saminem, 2008; h. 16–17).
Tindakan Segera : Pada keadaan normal, langkah ini dapat diabaikan (Saminem,
2008; h. 16–17).
P Tanggal/Jam :
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan sehari hari seperti makan, minum, dan
istirahat.
Hasil : ibu mendapatkan nutrisi dan istirahat yang cukup.
c. Menganjurkan ibu untuk latihan senam nifas dengan bimbingan
Hasil : ibu mau melakukan senam nifas
d. Meberikan penyuluhan tentang gizi ibu menyusui (memberitahu ibu tentang gizi yang
baik untuk menyusui, menganjurkan ibu agar mengkonsumsi sayuran hijau,
menganjurkan ibu agar mengkonsumsi vitamin A dan zat besi selama 40 hari)
Hasil : ibu mengetahui tentang gizi ibu menyusui.
e. Menganjurkan pada ibu tentang perawatan bayinya ( bagaimana cara merawat tali pusat,
cara memandikan bayi, teknik menyusui yang benar)
Hasil : ibu paham dengan penjelasan yang diberikan
f. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 6 hari kemudian atau jika ada
keluhan
Hasil : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
g. Mendokumentasikan tindakan
Hasil : Dokumentasi telah dilakukan.
(Marmi, 2014; h.198)
Nama Pasien :
Hari/ Tanggal :
44
Jam :
S a. Keluhan Utama: Ibu pada masa nifas biasanya akan mengalami beberapa tanda dan
gejala lelah dan sulit tidur (Bahiyatun, 2009; h. 82). Pada periode letting go yang
berlangsung lebih dari hari ke-4, ibu telah mampu mengambil tanggung jawab
terhadap perawatan bayi, telah mampu beradaptasi dengan kebutuhan bayi
(Bahiyatun, 2009; h. 64).
b. Pola Kebutuhan Sehari-hari: penjelasan sama dengan kunjungan nifas 6 hari
c. Pola Seksual: Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak
merasa nyeri ketika memasukan jari ke dalam vagina. Keputusan bergantung pada
pasangan yang bersangkutan (Kemenkes RI, 2013; h. 52).
O a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum, Kesadaran, TTV: Penjelasan dan nilai normal sama dengan
kunjungan awal kehamilan, namun hasil bisa berbeda.
b. Status present: mata : Mata misalnya warna sklera dan konjungtiva. Normalnya
konjungtiva merah muda, sklera putih. (Saminem, 2008; h.23); ekstremitas : adanya
varises atau tidak, refleks patella positif atau tidak normalnya positif (Marmi, 2014;
h.182).
c. Pemeriksaan Obstetrik:
1) Payudara : Dikaji apakah puting susu menonjol atau tidak, ada abses payudara
atau tidak. Air susu yang keluar pada ibu nifas 2 minggu merupakan ASI matur.
Air susu matur disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya. (Bahiyatun, 2009; h.
12).
2) Abdomen : TFU normal pada ibu nifas 2 minggu yaitu sudah tidak teraba di atas
simfisis (Marmi, 2014; h.86)
3) Genitalia : Lokia : Normalnya pada nifas 2 minggu lochea alba, keluar pada hari
ke 10 sampai minggu ke 2 atau minggu keenam. (Marmi, 2014; h.90)
4) Ekstremitas: Memeriksa ada tidaknya edema, kekakuan otot dan sendi,
kemerahan pada ekstremitas, ada tidaknya varises, reflek patella, human sign
(normalnya negative, sebagai tanda penunjuk tromboplebitis) (Marmi, 2014; h.
182)
A Diagnosa : Ny… umur … tahun P...A... nifas 2 minggu
Masalah : Masalah yang biasanya terjadi seperti lelah dan sulit tidur
(Bahiyatun, 2009; h. 82)
Diagnosa potensial : Pada keadaan normal dapat diabaikan (Saminem, 2008; h. 17)
Kebutuhan segera : Pada keadaan normal dapat diabaikan (Saminem, 2008; h. 17)
P Tanggal/ Jam :
a. Menjelaskan kondisi ibu saat ini sudah lebih baik dan dapat melakukan aktivitas
sehari-hari walaupun masih dibantu
Hasil : ibu mengetahui keadaanya
b. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan senam nifas dan cukup istirahat
Hasil : ibu mengikuti anjuran yang diberikan
c. Menganjurkan ibu untuk terus mengkonsumsi makanan yang bergizi
Hasil : ibu mengetahui penjelasan yang telah diberikan
d. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif
Hasil : ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
e. Memberikan konseling KB dimana ibu dianjurkan ber KB setelah 6 minggu post
partum (Marmi, 2014; h.199)
1) Metode Amenore Laktasi (MAL)
a) Definisi : kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI.
b) Keuntungan : efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan
pascapersalinan), segera efektif, tidak mengganggu senggama, tidak ada efek
samping secara sistemik, tidak perlu pengawasan medis, tidak perlu obat atau
alat, tanpa biaya.
45
Nama Pasien :
Hari/Tanggal :
46
Jam :
S a. Identitas
1) Nama bayi: Untuk membedakan dengan bayi lain. Biasanya digunakan nama ibu
untuk sementara.
2) Umur bayi : Diambil dari tanggal lahir, usia yang tepat juga diperlukan untuk
interpretasi data yang akan diperoleh dari hasil pemeriksaan.
3) Tanggal/jam lahir : Untuk menentukan umur bayi.
4) Jenis Kelamin : untuk membedakan bayi laki-laki dan perempuan.
b. Riwayat Kehamilan Ibu
1) Umur Kehamilan : Usia kehamilan cukup bulan adalah >37 minggu sampai
dengan 42 minggu (Kemenkes RI, 2013; h.36)
2) Kebiasaan Ibu Hamil : Wanita akan membahayakan bayinya bila merokok,
memakai narkoba, minum alkohol berlebihan selama hamil (Kusmiati, 2010;
h.93)
c.Riwayat Natal
1) Tanggal lahir : tanggal lahir bayi dan pukul berapa bayi lahir.
2) Berat Badan (BB) : Berat lahir normal 2,5-4 kg. (Kemenkes RI, 2013; h.54).
3) Panjang Badan (PB) : panjang lahir normal 48-52 cm. (Kemenkes, 2013; h.54)
4) Lingkar Kepala : Lingkar kepala normal 33-35,5 cm. (Wong, dkk, 2008; h.233)
5) Lingkar Dada : Lingkar dada 30-33,5 cm. (Wong, dkk, 2008; h.233)
6) Lingkar Lengan : Lingkar lengan normal bayi baru lahir adalah 11 cm.
(Kemenkes, 2013; h.54)
7) Jenis Kelamin : laki-laki/perempuan.
8) Lama Persalinan : Lama persalinan kala I dan II : normal, kala I fase laten 8 jam,
dan fase aktif 6 jam, Kala II 1 jam pada multigravida dan 2 jam pada
primigravida. ( Kemenkes RI, 2013; h.36)
9) Komplikasi Persalinan : pada persalinan normal tidak ada komplikasi.
d. Riwayat Perinatal/penilaian APGAR SCORE
Tabel 2.6 penilaian APGAR SCORE
0 1 2
Appearance Pucat Badan Merah Seluruh tubuh
(warna kulit) Ekstremitas Biru kemerah merahan
Pulse rate Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari
(frekuensi nadi) x/menit 100x/menit
Grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
rangsang) mimik (grimace)
Activity (tonus Tidak ada Ekstremitas dalam Gerakan aktif
otot) sedikit ekstensi
Respiration Tidak ada Lemah/ tidak Baik/menangis
(pernapasan) teratur
(Sondakh, 2013; h. 158)
e. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Pola Nutrisi : Setelah bayi lahir, segera susukan pada ibunya, apakah ASI keluar
sedikit, kebutuhan minum hari pertama 60 cc/kgBB, selanjutnya ditambah 30
cc/kgBB untuk hari berikutnya (Sondakh, 2013; h.162).
2) Pola Eliminasi : Kencing pertama harus sudah terjadi dalam 24 jam pertama, urin
tidak bewarna dan tidak berbau. Pengeluaran mekonium harus sudah terjadi dalam
24-48 jam pertama (Wong, 2008; h. 230).
3) Pola Istirahat : Pola tidur normal bayi baru lahir adalah 14-18 jam/hari (Sondakh,
2013; h.163).
4) Pola Aktivitas : Pada bayi seperti menangis, BAK, BAB, serta memutar kepala
untuk mencari puting susu (Sondakh, 2013; h.163).
5) Pola Aktivitas : Riwayat Psikososial: Kesiapan keluarga menerima anggota baru
47
dan kesanggupan ibu menerima dan merawat anggota baru (Sondakh, 2013;
h.163).
O a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik, sebelum masing-masing sistem tubuh dikaji, penting bagi
kita untuk menggambarkan postur umum dan tingkah laku bayi. Keadaan
keseluruhan memberikan petunjuk yang sangat berharga mengenai status fisik bayi
(Wong, dkk, 2008; h.245).
2) Kesadaran : Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat
melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan composmentis
(kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
(Sulistyawati, 2009; h.170)
3) Vital Sign
a) Nadi : Frekuensi denyut jantung normal 120-160 kali/menit.
b) Respirasi : Frekuensi nafas normal 40-60 kali permenit.
c) Suhu : Suhu normal adalah 36,5–37,50C (Kemenkes RI, 2013; h.53).
b. Status Present
1) Kepala : Untuk memeriksa ada atau tidaknya penonjolan fontanel (peningkatan
tekanan intracranial), penonjolan sutura sagittal (molding). (Wong, dkk, 2008;
h.237)
2) Mata : tidak ada kotoran/sekret (Kemenkes RI, 2013; h.53). Periksa kelopak mata
ada tidaknya edema, normalnya muncul selama 2 hari pertama setelah persalinan.
Mata simetris. Air mata mungkin keluar saat lahir (Wong, dkk, 2008; h.239).
3) Hidung : Hidung biasanya datar setelah lahir dan memar sering terjadi (Wong,
dkk, 2008; h.239).
4) Mulut : bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang terbelah
(Kemenkes RI, 2013; h.53). Langit-langit normalnya melengkung tinggi dan agak
sempit (Wong, dkk, 2008; h.241).
5) Telinga : periksa dan pastikan jumlah, bentuk, dan posisinya pada bayi cukup
bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna
dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. (Walyani, 2015; h.153)
6) Leher : memperhatikan kisaran geraknya, bentuk, dan adanya masa tidak normal.
(Wong, dkk, 2008; h.241).
7) Dada : Bentuk dada bayi baru lahir hampir selalu bulat karena diameter
anteroposterior dan lateralnya sama. Tulang rusuk sangat lentur dan sedikit
retraksi interkostal bisa terlihat saat inspirasi. Prosesus xifoideus biasanya terlihat
sebagai tonjolan kecil pada ujung sternum. Sternum biasanya meninggi dan
sedikit melengkung. Pembesaran payudara sering terlihat pada bayi baru lahir dari
kedua jenis kelamin pada hari ke dua atau ke tiga disebabkan oleh hormon
maternal (Wong, dkk, 2008; h.241).
8) Pulmo/Jantung : pernapasan normal bayi baru lahir tidak teratur dan abdominal.
Awalnya napas bayi kuat, tetapi selanjutnya bayi bernapas tenang dan iramanya
teratur. Suara napas bronkial harus sama pada kedua sisi (Wong, dkk, 2008;
h.241).
9) Abdomen : Perut bayi datar, teraba lemas. Kontur normal abdomen adalah
silindris dan biasanya menonjol dengan beberapa vena yang tampak. Bising usus
terdengar 15-20 menit setelah kelahiran. Saat lahir tali pusat tampak putih
kebiruan dan lembab. (Wong, dkk, 2008; h.242).
10) Genitalia : Bayi perempuan labia mayora normalnya menutupi labia minora dan
klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Pada bayi laki-laki rugae normalnya
tampak pada skrotum dan kedua testis turun kedalam skrotum. (Walyani,2015;
h.155)
11) Punggung : kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada tulang
belakang (Kemenkes RI, 2013; h.53).
12) Anus : terlihat lubang anus dan periksa apakah mekonium sudah keluar
(Kemenkes, 2013; 54).
48
13) Ekstremitas : Hitung jumlah jari tangan dan kaki, lihat apakah kaki posisinya baik
atau bengkok kedalam atau keluar. (Kemenkes,2013; h.53)
14) Kulit : wajah, bibir, dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda, tanpa
adanya kemerahan atau bisul (Kemenkes RI, 2010; h.18). Kulit bayi kuning
sampai telapak tangan/kaki dan timbul setelah lahir <24 jam atau lebih dari 14
hari menandakan bayi mengalami icterus patologi (Kemenkes, 2010; h. 28)
15) Reflek
a) Rooting refleks : sentuhan atau goresan pada pipi sepanjang sisi mulut
menyebabkan bayi menolehkan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai
menghisap, normalnya positif, harus sudah menghilang pada usia 3-4 bulan,
tetapi bisa saja menetap sampai usia 12 bulan. (Wong, dkk, 2008; h. 240)
b) Sucking refleks : bayi mulai melakukan gerakan menghisap kuat di daerah
sirkumoral, sebagai respon terhadap rangsang. Normalnya positif, menetap
selama masa bayi, meskipun tanpa rangsang seperti saat tidur. (Wong, dkk,
2008; h.240).
c) Grasp refleks : sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar
jari menyebabkan fleksi tangan dan jari kaki. Normalnya positif, genggaman
tangan berkurang setelah usia 3 bulan, diganti dengan gerakan volunter,
genggaman kaki berkurang pada usia 8 bulan (Wong, dkk, 2008; h. 240).
d) Moro refleks : goyangan tiba-tiba atau perubahan keseimbangan akan
menyebabkan ekstensi dan abduksi mendadak ekstremitas dan jari megar,
dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf C, diikuti fleksi dan
abduksi ekstremitas, tungkai sedikit fleksi, dan bayi mungkin menangis.
Normalnya positif, menghilang setelah usia 3-4 bulan, biasanya paling kuat
selama 2 bulan pertama (Wong, dkk, 2008; h. 240)
e) Tonic neck refleks: apabila kepala bayi ditengokkan ke satu sisi, lengan dan
tungkai akan diekstensikan pada sisi tersebut, sedangkan lengan dan tungkai
sisi yang berlawanan difleksikan. (Wong, dkk, 2008; h. 240). Biasanya pada
usia 6 jam belum ditemukan reflek ini, karena baru muncul pada usia 2 bulan.
(Alimul, 2011; h.71)
f) Babinski refleks: Jari-jari kaki akan hiperekstensi bila satu sisi kaki digosok
dari tumit keatas melintas bantalan kaki. Normalnya positif, akan menghilang
setelah satu tahun. (Sondakh,2013; h.154)
A Diagnosa : By. Ny…. Umur 6 jam neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
Masalah : Berkaitan dengan masalah bayi, umumnya pada BBL masalahnya
yaitu kejang, bergerak hanya dirangsang, napas cepat (≥ 60 x/menit)
napaslambat (≤30 x/menit), tarikan dinding dada kedalaman yang sangat
kuat, merintih, teraba demam (suhu ketiak > 37,5OC), teraba demam
(suhu ketiak <37,5OC), tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
serta perdarahan. (Kemenkes,2010; h.22). Normalnya tidak ada
masalah.
Diagnosa Potensial : Pada bayi normal dapat diabaikan (Saminem, 2008; h.16-17)
Tindakan Segera : Pada bayi normal dapat diabaikan (Saminem, 2008; h.16-17)
P Tanggal/jam:
a. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat denga cara: memastikan bayi tetap hangat
dan terjadi kontak kulit bayi dan ibu, ganti handuk/kain basah, bungkus bayi dengan
selimut.
Hasil : Ibu menjaga kehangatan bayi
c. Mengajarkan pemberian ASI awal, Perawatan tali pusat meliputi: Pertahankan sisa
tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih
secara longgar; Lipatlah popok di bawah tali pusat; Jika tali pusat terkena kotoran
atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih dan keringkan.
Hasil : Ibu mengetahui dengan penjelasan yang diberikan
49
d. Menjelaskan tanda-tanda bahaya neonatus meliputi: Pernafasan sulit atau lebih dari 60
kali per menit, terlihat retraksi dinding dada pada waktu bernafas; Suhu terlalu panas >
380C atau terlalu dingin < 360C; Kulit/bibir biru, atau pucat, memar atau bayi sangat
kuning (terutama pada 24 jam pertama); Pemberian ASI sulit, hisapan lemah.
Hasil : Ibu mengetahui dengan penjelasan yang diberikan
e. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk melakukan kunjungan ulang ketika bayi
berumur 6 hari atau jika ada keluhan.
Hasil : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang
(JNPK-KR, 2008; h.126-144)
Nama Pasien :
Hari/Tanggal :
Jam :
S a. Keluhan Utama
Keluhan yang sering dijumpai pada bayi meliputi rewel, bayi kolik, gumoh, hidung
tersumbat (Kemenkes RI, 2010; h.73-75)
b. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi : apakah bayi menyusu aktif, berapa kali dalam 24 jam, dan apakah
menghisap kuat. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam. (Bahiyatun,
2009; h. 24)
2) Pola Eliminasi
BAB bayi normalnya defekasi 1-4 x sehari konsistensi lunak dan berwarna kuning
emas. BAK dikaji berapa kali dalam sehari, normalnya berkemih 6-10 x dengan
warna urin pucat, berkemih >8 kali pertanda ASI cukup.
3) Pola istirahat
Bayi perlu banyak tidur, sediakan lingkungan yang nyaman dan meminimalkan
gangguan atau stimulasi. (Varney, 2007; h. 897). Bayi tidur selama 14 – 18 jam
dalam 24 jam ( Kosim, M. Sholeh, 2009; h. 257)
4) pola aktivitas
biasanya bayi akan terjaga dan tidur bergantian. Namun bayi baru lahir cukup
bulanmeluangkan kurang lebih hanya 15% keseluruhan waktu mereka pada status
terjaga. (Varney, 2007; h.930)
O a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum: Baik
2) Kesadaraan: Composmentis
3) TTV : Nadi, respirasi, suhu, nilai normal dan penjelasan sama dengan kunjungan
awal namun hasil bisa berbeda.
4) BB : Selama 3 – 5 hari pertama, berat badan bayi akan hilang 5 – 10 %. (Varney,
2007; h. 942)
b. Status present
1) kepala, mata, hidung, mulut, telinga, leher, dada, pulmo/jantung, genitalia,
punggung, anus, ekstremitas, kulit, penjelasan sama seperti kunjungan awal, namun
hasil dapat berbeda.
2) Abdomen : ada tidaknya tanda-tanda infeksi pada tali pusat, pembengkakan, nanah,
bau yang tidak enak pada tali pusat atau kemerahan sekitar tali pusat. Tali pusat
harus berubah warna menjadi hitam dan keras. Normalnya tidak ada pus atau darah
yang keluar dari puntung tali pusat. Tali pusat harus tetap kering dan akan putus
50
Nama Pasien :
Hari/Tanggal :
Jam :
P Tanggal/Jam
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
b. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya
Hasil : ibu bersedia untuk menjaga kehangatan bayinya
c. Menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif
Hasil : ibu bersedia memberikan ASI eksklusif
d. Menganjurkan ibu untuk menstimulasikan bayinya.
Hasil: Ibu bersedia untuk mengikuti anjuran bidan
e. Memberitahu ibu untuk melakukan imunisasi BCG dan polio I pada saat bayi berusia 1
bulan.
Hasil : ibu bersedia membawa bayinya ke fasilitas kesehatan
untuk imunisasi
f. Mendokumentasikan tindakan
Hasil : dokumentasi sudah dilakukan
(Kemenkes, 2013; h.56)