ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pelaksanaan fungsi perawatan keluarga
dengan gangguan mental emosional pada lansia yang menderita penyakit kronik di Puskesmas
Benteng Kota Palopo. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan
pendekatan cross sectional dan teknik sampling yaitu purposive sampling. Sampel penelitian
yaitu sebagian lansia (≥ 60 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Benteng Kota Palopo dan
memenuhi kriteri inklusi sebanyak 36 orang. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang
menyatakan pelaksanaan fungsi perawatan keluarganya baik sebesar 83.3% dan pelaksanaannya
kurang sebesar 16.7%, sedangkan lansia yang mengalami gangguan mental emosional sebesar
75.0% dan tidak mengalami gangguan mental emosional sebesar 25.0%. Hasil uji statistik
dengan menggunakan uji chi-square diketahui nilai p=0.303 atau p > α=0.005. Disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara pelaksanaan fungsi perawatan keluarga dengan ganggguan
mental emosional pada lansia yang menderita penyakit kronik di Puskesmas Benteng Kabupaten
Palopo.
ABSRACT
This study aimed to analyze the relationship between the implementation of family maintenance
function with emotional mental disorders in the elderly who diagnosed by chronic diseases at
the Puskesmas of Benteng in Palopo City. The method used is the analytic survey with cross
sectional approach and the sampling technique is purposive sampling. The research sample that
is mostly elderly (≥ 60 years) in Puskesmas Benteng in Palopo City and complete the criteria for
inclusion of as many as 36 people. The results of this study showed that states the
implementation of the elderly family treatment functions well at 83.3%, and its implementation
is less by 16.7%, while the elderly mentally disturbed emotionally by 75.0% and not mental
emotional disorder amounted to 25.0%. Results of statistical test by using chi-square test known
the value of p = 0303 or p> α = 0.005. It was concluding that there was no relationship between
the implementation of family treatment function with emotional mental nuisance the elderly
who diagnosed by chronic diseases at the Puskesmas of Benteng in Palopo City.
28
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 28-36, 2020
29
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 28-36, 2020
30
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 28-36, 2020
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik demografi responden
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, Riwayat Pekerjaan dan
Status Perkawinan
Variabel n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 33.3
Perempuan 24 66.7
Usia
60-65 tahun 18 50.0
66-70 tahun 11 30.6
70 tahun ke atas 7 19.4
Pendidikan
SMA 1 2.8
SMP 9 25.0
SD 22 61.1
Tidak sekolah 4 11.1
Riwayat Pekerjaan
Nelayan 9 25.0
Wiraswasta 9 25.0
Swasta 1 2.8
IRT 17 47.2
Status Perkawinan
Janda/Duda 13 36.1
Kawin 23 63.9
Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2018
31
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 28-36, 2020
32
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 28-36, 2020
perawatan keluarga dengan gangguan karena lansia tidak merasa kesepian dan
mental emosional pada lansia yang semua kebutuhannya dapat dipenuhi
menderita penyakit kronik di Puskesmas oleh anaknya. Sesuai pendapat Sutikno
Benteng Kota Palopo. (2011), bahwa kondisi lansia di
Indonesia saat ini kebanyakan hidup
PEMBAHASAN bersama dengan anaknya. Anak akan
merawat orang tuanya yang sudah lansia
1. Pelaksanaan fungsi perawatan
sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.
keluarga Kondisi ini akan mendorong keluarga
dapat berfungsi dengan baik.
Hasil penelitian yang dilaksanakan
di Puskesmas Benteng diketahui
responden yang menyatakan pelaksanaan
2. Gangguan mental emosional lansia
fungsi perawatan keluarga baik sebanyak
yang menderita penyakit kronik
30 orang (83.3%) dan pelasanaannya
kurang sebanyak 6 orang (16.7%). Hal Hasil penelitian yang dilaksanakan
ini menunjukkan bahwa sebagian besar di Puskesmas Benteng diketahui
lansia yang menderita penyakit kronik di responden yang mengalami gangguan
Puskesmas Benteng merasakan mental emosional sebanyak 27 orang
pelaksanaan fungsi perawatan keluarga (75.0%) dan tidak mengalami gangguan
dengan baik. mental emosional sebanyak 9 orang
Pelaksanaan fungsi perawatan (25.0%). Hal ini menunjukkan bahwa
keluarga dalam penelitian ini sebagian besar lansia yang menderita
diasumsikan sebagai bentuk kemampuan penyakit kronik mengalami gangguan
keluarga dalam memelihara atau mental emosional.
merawat lansia yang menderita penyakit Gangguan mental emosional
kronik. Pelaksanaan fungsi perawatan dalam penelitian ini diasumsikan sebagai
keluarga ini terdiri dari kemampuan kondisi yang mengindikasikan lansia
keluarga mengenal masalah kesehatan mengalami perubahan emosional yang
lansia, kemampuan keluarga mengambil dapat berkembang menjadi keadaan
keputusan, kemampuan keluarga patologis apabila terus berlanjut. Pada
merawat lansia yang sakit, kemampuan penelitian ini, ditemukan sebagian besar
memodifikasi lingkungan dan lansia (75.0%) mengalami gangguan
pemanfaatan fasilitas kesehatan. Dari mental emosional dapat dikaitkan
kelima fungsi perawatan keluarga ini, dengan kondisi penyakit yang
keluarga mampu melaksanakannya dialaminya. Pada beberapa kasus, lansia
sehingga lansia dapat merasakan dengan datang berobat ke Puskesmas Benteng
baik. karena kondisi kesehatan yang buruk
Banyaknya lansia (83.3%) yang akibat penyakit kronik yang dialaminya,
menyatakan pelaksanaan fungsi seperti penyakit diabetes melitus,
perawatan keluarganya baik karena hipertensi dan rematik. Penyakit kronik
sebagian besar mereka tinggal bersama yang dialami ini dapat mempengaruhi
anaknya. Ketika lansia mengalami aktivitas sehari-hari lansia, menurunkan
keterbatasan dan kurang produktif, maka fungsi kognitif dan pada akhirnya akan
anak mereka akan merawat orang berpengaruh terhadap gangguan mental
tuanya. Dengan kondisi seperti ini akan emosional.
mendorong keluarga menjadi sehat
33
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 28-36, 2020
34
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 28-36, 2020
penyakit kronis yang menjadi penyabab dalam Diana, 2009) bahwa kualitas
gangguan mental emosional yang hidup lansia dipengaruhi oleh beberapa
ditemukan diantaranya adalah diabetes faktor yang menyebabkan seorang lansia
melitus (31.6%), hipertensi (29.9%) dan untuk tetap bisa berguna dimasa tuanya,
reumatik atau radang sendi (26.2%). yakni kemampuan menyesuaikan diri
Ketiga penyakit kronis tersebut bila tidak dan menerima segala perubahan dan
ditangani dengan baik akan berdampak kemunduran yang dialami, adanya
terhadap kualitas hidup lansia, seperti penghargaan dan perlakuan yang wajar
ketergantungan pada keluarga, muncul dari lingkungan lansia tersebut
perasaan cemas, sedih dan ini dapat terus khususnya lingkungan keluarga.
berlanjut sehingga berpengaruh pada
mental emosional lansia. KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini juga menunjukkan
Kesimpulan
beberapa lansia yang tidak mengalami
gangguan mental emosional dan Hasil penelitian menunjukan
didukung oleh pelaksanaan fungsi bahwa tidak ada hubungan antara
perawatan keluarga dengan baik pelaksanaan fungsi perawatan keluarga
(30.0%). Hal ini dapat diasumsikan dengan gangguan mental emosional pada
bahwa peran keluarga dapat membantu lansia yang menderita penyakit kronik
mencegah timbulnya gangguan mental dengan tingkat signifikansi p=0.303 atau
emosional pada lansia yang menderita p > α=0.05. Hal ini menunjukkan bahwa
penyakit kronik. Adanya kemampuan pelaksanaan fungsi perawatan keluarga
keluarga mengenal masalah kesehatan bukan merupakan penyebab timbulnya
lansia, mampu mengambil keputusan, gangguan mental emosional pada lansia.
merawat lansia yang sakit dengan baik,
Saran
memodifikasi lingkungan dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan akan Berdasarkan hasil penelitian
mendorong lansia supaya kuat diharapkan perawat komunitas
menghadapi penyakitnya. Dengan meningkatkan pendampingan keluarga
dukungan keluarga dan lingkungan yang dalam merawat lansia di rumah sehingga
sehat, akan membuat lansia menjadi dapat meningkatkan pengetahuan dan
lebih berkualitas karena memiliki rasa kemampuan keluarga yang berdampak
percaya diri yang tinggi dalam pada kemandirian keluarga dalam
menghadapi sisa-sisa hidupnya. memberikan pelayanan dan perawatan
Hasil penelitian Sutikno (2011) pada lansia.
diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara fungsi perawatan UCAPAN TERIMA KASIH
keluarga dengan kualitas hidup lansia. Peneliti mengucapkan terima kasih
Lansia yang keluarganya mampu kepada Pihak Akademi Keperawatan
melaksanakan fungsi perawatan keluarga Sawerigading Pemda Luwu, yang telah
dengan baik memiliki kemungkinan memberi bantuan dana penelitian
untuk berkualitas hidup baik 25 kali melalui Program Pengembangan Tenaga
lebih besar dibanding lansia dengan SDM Dosen.
keluarga yang tidak mampu
melaksanakan fungsi perawatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
dengan baik. Menurut Kunjoro (2002
35
Jurnal Lontara Kesehatan Vol. 1 No. 1 Hal 28-36, 2020
36