Anda di halaman 1dari 55

Kebijakan DAK Nonfisik Subbidang Pengawasan Makanan Minuman

Industri Rumah Tangga dan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan DAK di


Provinsi Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Papua Barat
Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Disampaikan pada Kegiatan Advokasi dalam Rangka Pembinaan dan Monitoring Kinerja
Kabupaten Kota Sesuai dengan Dana Alokasi Khusus Tahun 2020 di Provinsi Banten, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Papua Barat

Badan Pengawas Obat dan Makanan


PENDAHULUAN

ARAH KEBIJAKAN DAK NON FISIK SUB BIDANG PENGAWASAN OBAT


DAN MAKANAN TA 2020

EVALUASI DAK NON FISIK SUB BIDANG PENGAWASAN OBAT DAN


MAKANAN TA 2020

PENGAWALAN DAK NON FISIK SUB BIDANG PENGAWASAN OBAT DAN


MAKANAN TA 2020 OLEH BADAN POM

KESIMPULAN

2
PENDAHULUAN
Undang-Undang 23 tahun 2014 ttg
Pemerintah Daerah (Urusan Kesehatan)

•Luasnya cakupan wilayah


pengawasan pangan
•Jenis pangan yang sangat beragam

Sesuai UU 23/2014 ttg Pemerintah Daerah bahwa kewenangan Pemda Kab/Kota yang hrs
dilakukan berupa penerbitan izin produksi makanan minuman Industri Rumah Tangga dan
pengawasan pangan post market → namun blm optimal dilakukan (keterbatasan sumber saya)
Perlu peningkatan pengawasan obat dan Makanan oleh Pemerintah Daerah yang membidangi
Kesehatan → BPOM sebagai koordinator sesuai dgn Inpres 3/2017 ttg Peningkatan Efektivitas
Pengawasan Obat dan Makanan 4
Hasil Pengawasan Sarana IRTP Majority findings
terhadap Sarana Prod
84,09% 83,04% IRTP :
80,00% • Belum adanya sistem
73,48%
dokumentasi yang
memadai
60,00% • Fasilitas dan
implementasi higiene
dan sanitasi sarana yang
40,00%
masih kurang
n=2.211 n=2.469 n=3.217 • Personal hygiene yang
kurang
20,27% • Konstruksi sarana yang
20,00%
11,03% 10,97%
belum sesuai dengan
4,88% 5,99% 6,25% aspek GMP
• Sistem Quality
0,00%
Assurance /Quality
2017 2018 2019
Control yang belum
Memenuhi Ketentuan (MK)
optimal
Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK)
TA (tutup, tidak dalam proses produksi, menolak diperiksa)

5
DATA HASIL PENGUJIAN
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
(P-IRT)

100,00%

80,00% 76,60% 77,90% 75,74%

60,00%
n= 2.841
n= 3.518
40,00% n= 2.745

23,40% 22,10% 24,26%


20,00%

0,00%
2017 2018 2019

Memenuhi Syarat (MS) Tidak Memenuhi Syarat (TMS)

Keterangan :
TMS untuk cemaran mikrobiologi serta kandungan BTP berlebih
Garam Himalaya
Menuliskan Palm Oil Free Produk yang diduga bahan bakunya
Pada Produk IRTP impor ilegal, namun memperoleh No.
Tidak Memenuhi Ketentuan PIRT
Label
Hasil Pengawasan BPOM

Tindak Lanjut Pemda


Tindak lanjut
??? Pemda???
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Obat dan Makanan
Tahun 2019

2.341
Pengawasan oleh
6.414 (36,5%)
Rekomendasi yang
33 BB/Balai POM
disampaikan ditindaklanjuti
kepada Pemda oleh Pemda
Kajian Implementasi Peraturan BPOM tentang
Pemberian SPP-IRT
Kriteria Utama
TUJUAN 1. Jenis pangan yang diizinkan untuk memperoleh SPP-IRT sesuai standar (15 jenis pangan),
01 2. Sebelum diterbitkan SPP-IRT selalu diselenggarakan Penyuluhan Keamanan Pangan,
Mengetahui 3. Sertifikat penyuluhan diberikan sesuai standar (hasil evaluasi minimal 60 dan nomor
gambaran standar),
kesesuaian 4. Sarana produksi IRTP diperiksa sesuai standar sebelum memberikan SPP-IRT,
Pemerintah Daerah 5. IRTP mendapat sertifikat SPP-IRT jika hasil pemeriksaan I-II,
6. Satu nomor SPP-IRT hanya diterbitkan untuk satu produk pangan dan satu jenis
Kabupaten/Kota
kemasan.
dalam penerbitan
SPP-IRT Kriteria Tambahan
1. Semua materi utama PKP diberikan,
02 2. Ada petugas DFI,
Mengetahui faktor- 3. Penerimaan permohonan SPP-IRT sesuai standar (form sesuai 2012 dan semua isinya
faktor yang diperiksa),
berhubungan 4. Monitoring SPP-IRT dilakukan,
5. Ada laporan penyelenggaraan penyuluhan PKP,
dengan penerbitan
6. Penomoran SPP-IRT sesuai standar (15 digit dan paham),
SPP-IRT 7. Semua petugas PKP memiliki sertifikat.
Hasil Kajian Tahun 2019
Berdasarkan hasil kajian terhadap 83 Kab/Kota di 10 provinsi
yang diintervensi dan dikaji telah menerapkan ketentuan mengenai penerbitan SPP-IRT

BAIK CUKUP KURANG SANGAT KURANG


30.12% | 25 Kab/Kota 10% | 8 Kab/Kota 48% | 48 Kab/Kota 2% | 2 Kab/Kota

Hasil Kajian Implementasi Penerbitan SPP-IRT (n = 83 Kab/Kota) menunjukkan :


• 26 Kab/Kota tidak memenuhi ketentuan hasil pemeriksaan masuk Level I-II bagi IRTP yang mendapat sertifikat SPP-IRT
(tidak melakukan pemeriksaan sarana atau yang memperoleh SPP-IRT diluar Level I/II)
• 46 Kab/Kota belum memiliki Tenaga Pengawas Pangan Kab/Kota atau District Food Inspector (DFI)
• 31 Kab/Kota belum memiliki Tenaga Penyuluh Keamanan Pangan
• 29 Kab/Kota belum mempersyaratkan keterangan lengkap label (tanggal kedaluwarsa, kode produksi dan/atau rancangan
label) pada saat pengajuan pendaftaran SPP-IRT
• 27 Kab/Kota tidak melakukan monitoring ke sarana IRTP (karena alasan anggaran dan/atau kurangnya SDM/ tenaga DFI
tidak ada)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pemda dalam Penerbitan
SPP-IRT

Adanya komitmen dari Jumlah anggaran


Pemerintah Daerah pemerintah daerah
yang mendukung SPP- terkait keamanan
IRT pangan

Jumlah petugas PKP


Akses transportasi ke
dan DFI bersertifikat
lokasi IRTP

Adanya koordinasi lintas sektor


(Pertanian, Perdagangan,
Perindustrian, PTSP, dll))
INFRASTUKTUR PENGAWASAN KEAMANAN
PANGAN

Peraturan Perundang-undangan di bidang pangan


1
Pembagian urusan Pasal 47 ayat 3 → Pengawasan
UU No. 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan - Pemerintah Kab/ Kota: melakukan terhadap pangan olahan rumah
penerbitan izin dan pengawasan post tangga dilaksanakan oleh BPOM
Daerah
market termasuk di dalamnya pembinaan dan atau Bupati/ Walikota secara
- Kementerian/Lembaga Pemerintah Non sendiri
PP No. 86 Tahun 2019 ttg Keamanan Kementerian (LPNK) berkewajiban maupun bersama-sama
Pangan membuat Norma, Standar, Prosedur, dan Pasal 53 ayat 7 → Dalam hal
Kriteria (NSPK) untuk dijadikan pedoman pengawasan Keamanan Pangan
bagi Daerah dalam menyelenggarakan Olahan industri rumah tangga,
Realisasi BPOM dalam hal penerbitan NSPK tersebut, telah Urusan Pemerintahan Bupati/wali kota
diterbitkan mengembangkan sistem
1. Peraturan Kepala Badan POM Nomor 22 tahun 2018 tentang pengawasan Keamanan Pangan
Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Pasal 35,
dan sumber daya di daerah
Rumah Tangga (SPP-IRT); • ayat 1-3 penerbitan sppirt
sesuai dengan ketentuan
2. Peraturan Kepala Badan POM Nomor 23 tahun tahun 2018 dilakukan oleh Bupati/
peraturan perundang-undangan.
tentang Pedoman Pengawasan Pangan Industri Rumah Walikota
Pasal 56 → Bupati/wali kota
Tangga Pangan. • Ayat 4, pedoman penerbitan
wajib mempunyai unit yang
3. Peraturan Kepala Badan POM no. HK.03.1.23.04.12.2206 ditetapkan oleh Kepala
bertanggung jawab dalam
tahun 2012 tentang Cara Produksi Pangan yang Baik Untuk BPOM
pengawasan dengan
Industri Rumah Tangga Pangan (CPPB-IRT); mendayagunakan sumber daya di
4. Peraturan Kepala Badan POM No. HK.03.1.23.04.12.2207 daerah
tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga
2 Manajemen Pengawasan Keamanan Pangan

BPOM Penyuluh Keamanan


• Menetapkan NSPK Pangan
Keamanan Pangan
termasuk IRTP
Pengawas Pangan

PEMDA
• Membina dan
melakukan pengawasan
sesuai dengan NSPK

Sumberdaya sarana

Keterpaduan dari kedua sumberdaya → Meningkatkan Efektifitas dan


Efisiensi Pengawasan Keamanan Pangan di Kab/ Kota
3 Institusi Pengawasan Pangan di
Kabupaten/ Kota 4 Laboratorium Pengujian Pangan

Penting → adanya
DFI PKP laboratorium yang
(District (Penyuluh terakreditasi untuk
Food Keamanan melakukan
Inspector) Pangan) pengujian sampel
pangan yang diambil
pada saat inspeksi
di lapangan

dibutuhkan suatu institusi atau lembaga khusus


yang sifatnya struktural atau fungsional yang
fungsinya secara terpadu melakukan pembinaan
5 Komunikasi, Informasi dan Edukasi
dan pengawasan keamanan pangan dari sejak
pangan diproduksi di hulu sampai dikonsumsi di 1. Penyediaan informasi berbasis fakta aktual yang seimbang
hilir (from farm to table) dan melakukan untuk konsumen;
pembinaan dan pengembangan DFI dan PKP 2. Penyediaan paket informasi Keamanan Pangan untuk para
secara terus menerus sesuai dengan pihak termasuk pejabat pemerintah, swasta maupun
kebutuhannya di daerah masyarakat umum;
3. Penyediaan paket pelatihan atau bimbingan teknis bagi
penanggungjawab dan karyawan di IRTP atau distibutor
pangan IRT;
4. Penyediaan paket pendidikan dan pelatihan bagi PKP dan
DFI serta Analis Laboratorium Pengujian Pangan;
5. Penyediaan pustaka rujukan bagi PKP dan DFI; dan
6. Penggunaan media elektronik dalam rangka pelatihan
seperti E-Learning untuk PKP dan DFI berbasis
kompetensi.
EVALUASI DAK NON FISIK
SUBBIDANG PENGAWASAN
OBAT DAN MAKANAN TA
2020

18
UPAYA PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN MELALUI SINERGISME
PENGAWASAN DI TINGKAT PUSAT DAN DAERAH
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Butirtentang
Inpres 3 Tahun 2017 6, Inpres 3/2017
Peningkatan (Pasal 292)
Efektivitas Pengawasan Obat dan Menteri Teknis/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian dapat
mengusulkan Kegiatan Khusus kepada Bappenas dan Kemenkeu yang
Makanan didanai melalui Dana Alokasi Khusus bersumber dari APBN untuk
Badan POM mengoordinasikan pelaksanaan dialokasikan pada Daerah
pengawasan OM dengan instansi terkait
Langkah Konkrit
Perpres 80 Tahun 2017 tentang BPOM (Pasal 3)
Kepala BPOM diinstruksikan untuk mengoordinasikan pelaksanaan
Pengawasan OM dengan Instansi Terkait termasuk Pemda
Koordinasi lintas sektor dan inisisasi upaya
penganggaran DAK (Dana Alokasi Khusus) Dukungan Instansi Vertikal
Non Fisik untuk pengawasan OM Peran aktif Unit Pelaksana Teknis BPOM di daerah
di Pemerintah Kab/Kota termasuk koordinasi lintas sektor di daerah

Permendagri Nomor 41 Tahun 2018


Peningkatan Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan
Bantuan Operasional Kesehatan Obat dan Makanan di Daerah
Sub Bidang Pengawasan Obat dan PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN
Makanan OBAT DAN MAKANAN
Arah Kebijakan DAK Nonfisik
Dana BOK Pengawasan Obat dan Makanan Tahun 2020
Meningkatkan efektivitas pengawasan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
(Apotek dan Toko Obat), Industri Rumah Tangga Pangan serta pengawasan
makanan minuman Industri Rumah Tangga (IRT) sesuai standar dan persyaratan

Subbidang Subbidang
Pengawasan Makanan Minuman IRT Pengawasan Fasyanfar
Meningkatkan fungsi pengawasan Industri Rumah Meningkatkan efektivitas pengawasan Fasilitas
Tangga Pangan (IRTP) dan PIRT oleh kab/kota sesuai Pelayanan Kefarmasian oleh kab/kota sesuai
Sasaran
kewenangannya kewenangannya

Tersedianya pangan yang aman dan bebas dari Peningkatan kepatuhan fasilitas pelayanan
cemaran fisik, mikrobiologi dan kimia (termasuk kefarmasian sesuai dengan standar yang
Outcome bahan berbahaya) dipersyaratkan

1. Sarana Industri Rumah Tangga Pangan yang 1. Fasilitas pelayanan kefarmasian yang diperiksa
diperiksa 2. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yang diberikan
Output 2. Produk Makanan Minuman Industri Rumah Tangga Bimtek
yang diuji
1. Pengkajian ulang sertifikasi produksi industri 1. Pelaksanaan Pengawasan Apotek dan Toko Obat
rumah tangga Terhadap Pemenuhan Standar dan Persyaratan
Kegiatan 2. Pengawasan Post-Market Produk Makanan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
Minuman Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
2. Melakukan Bimtek Petugas Pengelola Fasilitas
3. Sampling dan pengujian pangan industri rumah tangga Pelayanan Kefarmasian dalam pemenuhan
(PIRT) standar dan persyaratan fasilitas pelayanan
4. Bimtek Keamanan Pangan bagi pelaku usaha kefarmasian oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
5. Monitoring tindak lanjut hasil pengawasan
20
Proporsi Anggaran Kegiatan DAK Nonfisik
Subbidang Pengawasan Obat dan Makanan TA
2020
No Nama Kegiatan Proporsi Anggaran
1 KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) keamanan pangan
28.01%
2 Sampling dan pengujian pangan industri rumah tangga
26.09%
3 Pengawasan sarana industri rumah tangga pangan (IRTP)
16.89%
Penyelenggaraan BIMTEK keamanan pangan bagi pelaku usaha
4 industri rumah tangga pangan
16.89%
Monitoring tindak lanjut hasil pengawasan sarana industri rumah
5 tangga pangan
5.51%
Pengawasan dalam rangka penerbitan sertifikat produksi pangan
6 industri rumah tangga
5.01%
7 Pengkajian ulang sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga
0.95%
8 Inventarisasi sarana industri rumah tangga pangan (IRTP)
0.64%
Penerima DAK Nonfisik Subbidang
Pengawasan Obat dan Makanan TA 2020

319 Kab/Kota TUJUAN


Total: 58,2 M 1. Meningkatkan
efektivitas pengawasan
TUJUAN: IRTP
2. Meningkatkan
Meningkatkan
keamanan dan mutu
efektivitas produk PIRT yang
166 Kab/Kota
pengawasan 277 Kab/Kota beredar sehingga
Pengawasan
Fasyanfar Pengawasan Makanan memiliki daya saing
Saryanfar

TARGET
FISIK DAK
Sasaran : Sasaran : Sasaran :
5. 976 Fasyanfar 18.919 IRTP 3.340 Sampel

22
Menu Kegiatan DAK 2020

Pengawasan Sarana Pelayanan Kefarmasian

• Pelaksanaan pengawasan
apotek dan toko obat

• Bimbingan teknis petugas


pengelola fasilitas pelayanan
kefarmasian

23
Menu Kegiatan DAK 2020
Pengawasan Makanan Minuman
Industri Rumah Tangga

• Penyelenggaraan bimbingan teknis Pelatihan


Pre PKP
• Pengawasan dalam rangka penerbitan SPP-IRT
Market • Pengkajian ulang SPP-IRT
• Inventarisasi sarana IRTP
• Pengawasan sarana IRTP
Post • Sampling dan pengujian, serta pengawasan
label PIRT
Market • Monitoring tindak lanjut hasil pengawasan
sarana IRTP
• KIE keamanan pangan

24
DAK Nonfisik POM hanya untuk membantu Pemerintah
Daerah untuk melaksanakan kewenangannya dalam
pengawasan Obat dan Makanan dan tidak
menggantikan kewajiban penganggaran APBD oleh
Pemerintah Daerah

Kebijakan pengalokasian DAK Nonfisik POM


akan diarahkan untuk berbasis reward dan
punishment dengan memperhatikan
perencanaan dan penganggaran daerah
25
Kab/Kota penerima DAK NF TA 2020
Wilayah Provinsi Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Papua Barat
Kab. Pinrang
KALIMANTAN SULAWESI Kab. Barru Kab. Banggai SULAWESI
Kab. Kepulauan Selayar
UTARA SELATAN 18 Kab. Sidenreng Rappang Kab. Bulukumba 13 Kab. Banggai TENGAH
Kab. Gowa Kepulauan
KALIMANTAN Kab. Soppeng
Kab. Luwu Kab. Buol
TIMUR Kab. Malinau Kab. Tana Toraja
Kab. Luwu Utara Kab. Tolitoli
4 Kab. Nunukan Kab. Wajo
Kab. Maros Kab. Donggala
Kota Tarakan Kota Parepare Kab. Morowali
Kab. Pangkajene Kepulauan
Kab. Berau Kab. Tana Tidung Kota Makassar Kab. Poso
Kota Palopo
5 Kab. Kutai Kartanegara Kab. Toraja Utara
Kab. Luwu Timur Kota Palu
PAPUA
Kab. Kutai Barat Kab. Parigi Moutong
Kab. Kutai Timur Kab. Tojo Una Una BARAT
Kota Balikpapan Kab. Sigi
Kab. Banggai Laut Kota Sorong
Kab. Morowali Utara
3 Kab. Teluk Bintuni
SULAWESI Kab. Kaimana
BANTEN NTT
BARAT
Kab. Mamuju Tengah Kab. Halmahera Tengah
4 9
Kab. Lebak Kota Ternate
Kab. Pandeglang NTB Kab. Halmahera Barat
Kab. Belu SULAWESI Kab. Halmahera Timur
Kab. Tangerang Kab. Ende TENGGARA
Kota Serang 11Kab. Flores Timur Kab. Halmahera Selatan
Kab. Bima Kab. Lembata Kab. Konawe 11 Kab. Halmahera Utara
7 Kab. Dompu Kab. Manggarai Kab. Kolaka Kab. Kepulauan Sula
Kab. Sikka Kab. Bombana
Kab. Lombok Tengah Kab. Muna Kota Tidore Kepulauan
Kab. Timor Tengah Selatan Kab. Buton Utara
Kab. Lombok Timur Kota Kendari Kab. Pulau Morotai
Kab. Timor Tengah Utara Kab. Kolaka Timur
Kab. Sumbawa Kab. Nagekeo Kota Bau-bau
Kab. Buton Tengah
Kota Mataram Kab. Sumba Barat Daya Kab. Konawe Selatan MALUKU
Kab. Buton Selatan
Kota Bima Kab. Sabu Raijua UTARA
Monev DAK NF Laporan sampai 28 September 2020
Pengawasan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga TA 2020

Nasional

Jumlah Jumlah Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yg Persentase


Alokasi Anggaran
Kab/Kota yang menyampaikan telah Melaksanakan Realisasi Anggaran Realisasi
(Rp)
Penerima Laporan Kegiatan Anggaran (%)

Rp 48,943,360,000 277 277 Kab/Kota 172 Rp 5,137,478,403 10.50

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM.
27
Trend Realisasi Serapan Anggaran DAK NF Subbidang Pengawasan OM
Juni-September TA 2020

Grafik Realisasi Anggaran DAK NF 2020


Nasional
12,00%
10,50%
10,00%

8,00%
% Realisasi

6,00%
4,97% 5,09%

4,00%
2,99%

2,00%

0,00%
Jun 20 Jul 20 Aug 20 Sep 20

28
Trend Realisasi Serapan Anggaran DAK NF Subbidang Pengawasan OM
Juni-September TA 2020
Grafik Realisasi Anggaran DAK NF 2020
per Provinsi
30,00%

25,00%
%Realisasi Anggaran

20,00%

15,00%

10,00%

5,00%

0,00%
Nusa Nusa
Kalimantan Sulawesi Sulawesi Sulawesi Maluku Papua Sulawesi Kalimantan
Tenggara Tenggara Banten
Timur Tengah Selatan Tenggara Utara Barat Barat Utara
Barat Timur
24 Juni 20 9,82% 2,67% 4,50% 1,23% 1,70% 4,40% 0,00% 3,72% 0,00% 0,00% 0,80%
27 Juli 20 9,59% 5,14% 4,61% 3,74% 4,72% 6,91% 4,96% 3,72% 0,00% 0,00% 0,80%
20 Agustus 20 9,59% 5,14% 4,61% 3,74% 4,72% 6,91% 4,96% 5,49% 0,00% 0,00% 0,80%
28 September 20 23,93% 11,35% 6,24% 19,72% 14,62% 13,43% 12,18% 5,49% 0,00% 8,51% 3,44%

24 Juni 20 27 Juli 20 20 Agustus 20 28 September 20


29
Monev DAK NF Laporan sampai 28 September 2020
Pengawasan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga TA 2020
Per Provinsi
Jumlah
Jumlah Jumlah Kab/Kota yg Kab/Kota yg %
Alokasi Anggaran Realisasi
Provinsi Kab/Kota menyampaikan telah Realisasi
(Rp) Anggaran
Penerima Laporan Melaksanakan Anggaran
Kegiatan

Provinsi Kalimantan Timur Rp 905,616,000 5 5 Kab/Kota 4 Rp 216,718,000 23.93%


Provinsi Sulawesi
Tenggara Rp 1,323,296,000 8 8 Kab/Kota 4 Rp 260,895,764 19.72%
Provinsi Nusa Tenggara
Barat Rp 845,312,000 5 5 Kab/Kota 3 Rp 123,564,156 14.62%
Provinsi Nusa Tenggara
Timur Rp 1,785,056,000 11 11 Kab/Kota 8 Rp 239,820,000 13.43%
Provinsi Maluku Utara Rp 1,458,912,000 9 9 Kab/Kota 2 Rp 177,667,000 12.18%
Provinsi Sulawesi Tengah Rp 2,112,448,000 13 13 Kab/Kota 5 Rp 239,667,500 11.35%
Provinsi Sulawesi Barat Rp 159,328,000 1 1 Kab/Kota 1 Rp 13,564,000 8.51%
Provinsi Sulawesi Selatan Rp 2,025,504,000 12 12 Kab/Kota 4 Rp 126,346,000 6.24%
Provinsi Banten Rp 717,984,000 4 4 Kab/Kota 1 Rp 39,394,000 5.49%
Provinsi Kalimantan Utara Rp 669,760,000 4 4 Kab/Kota 2 Rp 23,050,000 3.44%
Provinsi Papua Barat Rp 494,208,000 3 3 Kab/Kota 0 Rp - 300.00%

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM.
Monev DAK NF Pengawasan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga TA
2020 Kab/Kota yang telah melaksanakan kegiatan
di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur
5 Kab/Kota di Sulawesi Tengah 5 Kab/Kota di Kalimantan Timur
Persentase Persentase
Nama Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
No
Kab/Kota
Pagu
Anggaran Anggaran
No Nama Kab/Kota Pagu
Anggaran Anggaran
(%) (%)

1 Kab. Banggai Rp 159,328,000 Rp 84,189,500 52.84% 1 Kab. Berau Rp 175,552,000 Rp 114,845,000 65.42%

2 Kota Palu Rp 191,776,000 Rp 63,281,000 33.00% 2 Kota Balikpapan Rp 219,632,000 Rp 45,525,000 20.73%

Kab. Tojo Una


3 Rp 159,328,000 Rp 54,375,000 34.13% 3 Kab. Kutai Timur Rp 175,552,000 Rp 30,140,000 17.17%
Una
Kab. Banggai Kab. Kutai
4 Rp 151,840,000 Rp 20,166,000 13.28% 4 Rp 175,552,000 Rp 14,985,000 8.54%
Laut Kartanegara
5 Kab. Sigi Rp 159,328,000 Rp 8,750,000 5.49% 5 Kab. Kutai Barat Rp 159,328,000 Rp 11,223,000 7.04%

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM. 31
Monev DAK NF Pengawasan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga TA
2020 Kab/Kota yang telah melaksanakan kegiatan di Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur
8 Kab/Kota Nusa Tenggara Timur

Persentase
Realisasi
No Nama Kab/Kota Pagu Realisasi
Anggaran
Anggaran (%)

1 Kab. Ende Rp 159,328,000 Rp 68,310,000 42.87%

2 Kab. Nagekeo Rp 159,328,000 Rp 44,310,000 27.81%


Kab. Timor Tengah
3 Rp 175,552,000 Rp 31,500,000 17.94%
Selatan
4 Kab. Sumba Barat Daya Rp 159,328,000 Rp 24,220,000 15.20%

5 Kab. Belu Rp 159,328,000 Rp 20,630,000 12.95% * Berdasarkan data per 28 September


2020 (10.00 WIB) yang diterima di email
6 Kab. Timor Tengah Utara Rp 175,552,000 Rp 21,550,000 12.28%
smartbpom@pom.go.id, aplikasi
7 Kab. Sabu Raijua Rp 159,328,000 Rp 14,800,000 9.29%
SMARTPOM dan UPT BPOM.

8 Kab. Manggarai Rp 159,328,000 Rp 14,500,000 9.10%

32
Monev DAK NF Pengawasan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga TA 2020
Kab/Kota yang telah melaksanakan kegiatan
di Wilayah Provinsi Kalimantan Utara, Banten dan Sulawesi Barat

2 Kab/Kota Provinsi Kalimantan Utara 1 Kab/Kota di Provinsi Banten

Persentas Persentase
Nama Realisasi e Realisasi Nama Realisasi Realisasi
No Pagu No Pagu
Kab/Kota Anggaran Anggaran Kab/Kota Anggaran Anggaran
(%) (%)

1 Kota Tarakan Rp 191,776,000 Rp 3,350,000 1.75% 1 Kab. Tangerang Rp 207,552,000 Rp 39,394,000 18.98%

2 Kab. Tana Tidung Rp 159,328,000 Rp 19,700,000 12.36% 1 Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Barat

Persentase
Nama Realisasi Realisasi
No Pagu
* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang Kab/Kota Anggaran Anggaran
diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM 33(%)
dan UPT BPOM. Kab. Mamuju
1 Rp 159,328,000 Rp 13,564,000 8.51%
Tengah
Monev DAK NF Pengawasan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga TA 2020
Kab/Kota yang telah melaksanakan kegiatan
di Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dan NTB

4 Kab/Kota di Sulawesi Tenggara 3 Kab/Kota di NTB


Persentase Persentase
Nama Realisasi Realisasi Nama Realisasi Realisasi
No Pagu No Pagu
Kab/Kota Anggaran Anggaran Kab/Kota Anggaran Anggaran
(%) (%)
Kab. Buton
1 Rp 159,328,000 Rp 82.723,400 51.92% 1 Kab. Bima Rp 159,328,000 Rp 86,655,988 54.39%
Tengah

2 Kab. Kolaka Rp 159,328,000 Rp 71,443,114 44.84% 2 Kab. Dompu Rp 159,328,000 Rp 34,658,168 21.75%

Kab. Konawe 3 Kota Bima Rp 159,328,000 Rp 2,250,000 1.41%


3 Rp 191,776,000 Rp 67,515,000 35.21%
Selatan

4 Kota Kendari Rp 175,552,000 Rp 39,214,250 22.34%

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM.

34
Monev DAK NF Pengawasan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga TA 2020
Kab/Kota yang telah melaksanakan kegiatan
di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan Maluku Utara
5 Kab/Kota Provinsi Sulawesi Selatan 2 Kab/Kota Provinsi Maluku Utara
Persentase Persentase
Nama Realisasi Realisasi Nama Realisasi Realisasi
No Pagu No Pagu
Kab/Kota Anggaran Anggaran Kab/Kota Anggaran Anggaran
(%) (%)
1 Kab. Luwu Timur Rp 175,552,000 Rp 76,830,000 43.76% 1 Kota Ternate Rp 191,776,000 Rp 71,779,000 37.43%
Kab. Halmahera
2 Kab. Luwu Utara Rp 175,552,000 Rp 26,277,000 14.97% 2 Rp 159,328,000 Rp 105,888,000 66.46%
Barat
Kab. Kepulauan
3 Rp 175,552,000 Rp 18,129,000 10.33%
Selayar
Kab. Pangkajene * Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima
4 Rp 175,552,000 Rp 5,110,000 2.91%
Kepulauan di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT
5 Kota Parepare Rp 159,328,000 Rp - 0.00% BPOM.

35
Monev DAK NF wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 Prioritas
target
Bimtek Fisik
Inventarisasi Sampling
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang Monitoring Pengawasan
data (Post dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) (Pre Market) dan (post
market) Pengujian
Market) Evaluasi Market)
Nama
No Target
Kab/Kota Target Target
Target minimal Target Target
Minimal minimal
Minimal (kali Capaia Capaia Targe Capaia minimal Capaia Targe Capaian minimal Capaian
pelaku Capaian Capaian (kali
sarana pertemua n n t n (sarana) n t (orang)
usaha pertemuan)
n)
1 Kab. Banggai 35 35 35 18 2 0 2 0 4 0 25 25 10 10 200 0

2 Kota Palu 60 60 180 90 2 2 2 2 4 2 180 90 10 0 200 0

3 Kab. Tojo Una Una 30 30 30 0 2 1 2 0 4 0 58 34 10 0 200 100

4 Kab. Sigi 30 0 25 0 2 0 2 0 4 0 23 0 10 0 200 0

5 Kab Banggai laut 30 0 30 0 2 0 2 0 4 0 40 40 40 0 200 0

7 Kab/Kota (Kab. Banggai kepulauan, Kab. Buol, Kab. Toli toli, Kab. Donggala, Kab. Morowali, Kab Poso, dan kab Parigi Moutong melaporkan tidak
ada serapan anggaran dan belum melaksanakan kegiatan)

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM. 36
Monev DAK NF wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 Prioritas
target
Bimtek Fisik
Inventarisasi Sampling
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang Monitoring Pengawasan
data (Post dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) (Pre Market) dan (post
market) Pengujian
Market) Evaluasi Market)
Nama
No Target
Kab/Kota Target Target
Target minimal Target Target
Minimal minimal
Minimal (kali Capaia Capaia Targe Capaia minimal Capaia Targe Capaian minimal Capaian
pelaku Capaian Capaian (kali
sarana pertemua n n t n (sarana) n t (orang)
usaha pertemuan)
n)
1 Kota Balikpapan 100 80 50 0 2 0 2 0 4 0 100 76 50 0 250 0
2 Kab. Kutai Timur 60 30 35 0 4 0 2 0 4 0 80 0 10 0 300
0
Kab. Kutai
3 90 70 30 12 2 0 2 0 4 0 87 0 10 0 200
Kartanegara 0
4 Kab. Kutai Barat 30 30 15 9 3 0 2 0 4 0 23 8 10 0 200
0
5 Kab. Berau 30 30 30 30 2 1 2 1 4 1 75 37 15 0 200 200

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM.

37
Monev DAK NF wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Prioritas
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 target
Bimtek Fisik
Inventarisasi Monitoring Sampling
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang Pengawasan
data (Post dan dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) (Pre Market) (post Market)
market) Evaluasi Pengujian
Nama Market)
No Target
Kab/Kota Target Target
Target minimal Target Target
Minimal minimal
Capaian Minimal Capaian (kali Capaia Capaia Capaia minimal Capaian Targ Capaian minimal Capaia
pelaku (kali Target
sarana pertemua n n n (orang) et (orang) n
usaha pertemuan)
n)
1 Kab. Ende 30 30 30 30 3 3 2 2 4 2 28 28 12 12 250 250

2 Kab. Nagekeo 30 0 30 0 2 0 2 0 4 0 23 0 12 0 200 0


Kab. Timor
3 30 0 30 0 2 0 2 0 4 0 75 75 10 0 200 0
Tengah Selatan
Kab. Sumba
4 30 30 30 15 2 0 2 0 4 0 23 0 10 0 200 0
Barat Daya
5 Kab. Belu 30 0 20 0 2 0 2 0 4 0 23 0 21 0 300 100
Kab. Timor
6 30 0 30 0 2 0 2 0 4 0 80 80 13 0 200 0
Tengah Utara
Kab. Sabu
7 40 0 30 16 3 0 2 0 4 0 43 0 10 0 200 0
Raijua
8 Kab. Manggarai 30 0 30 6 2 0 2 0 4 0 38 9 12 0 200 0

3 Kab/Kota (Kab Lembata, Kab.Sikka, dan Kab. Flores Timur) melaporkan tidak ada serapan anggaran dan belum melaksanakan kegiatan

38
* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM.
Monev DAK NF wilayah Provinsi Kalimantan Utara
Prioritas
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 target
Fisik
Bimtek
Inventarisasi Sampling
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang Monitoring Pengawasa
data (Post dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) (Pre Market) dan n (post
market) Pengujian
Market) Evaluasi Market)
N Nama
o Kab/Kota Target Target Target
Target Target
Target minimal minimal minima
Minimal minima
Minimal (kali Capaia (kali Capaia Targe Capaia l Capaia Targe Capaian Capaian
pelaku Capaian Capaian l
sarana pertemua n pertemuan n t n (sarana n t
usaha (orang)
n) ) )
1 Kota Tarakan 60 0 60 0 3 0 2 1 4 0 128 20 10 0 300 0
Kab. Tana
2
Tidung 23 0 30 0 3 0 3 0 4 0 23 0 10 0 100 0

2 Kab/Kota (Kab. Malinau dan Nunukan telah melaporkan pelaksanaan kegiatan DAK dan belum ada capaian anggaran dan capaian kegiatan)

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM.

39
Monev DAK NF wilayah Banten
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 Prioritas
target
Bimtek Fisik
Inventarisasi Sampling
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang Monitoring Pengawasan
data (Post dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) (Pre Market) dan (post
market) Pengujian
Market) Evaluasi Market)
Nama
No Target Target
Kab/Kota Target Target Target
Target minimal minima
Minimal minimal minima
Minimal (kali Capaia Capaia Targe Capaia l Capaia Targe Capaian Capaian
pelaku Capaian Capaian (kali l
sarana pertemua n n t n (sarana n t
usaha pertemuan) (orang)
n) )

1 Kab. Tangerang 150 150 60 15 2 1 2 1 4 1 140 34 35 10 200 0

3 Kab/Kota (Kab.Lebak, Kab. Pandeglang, dan Kota Serang) melaporkan tidak ada serapan anggaran dan belum melaksanakan kegiatan

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM.

40
Monev DAK NF wilayah Provinsi Sulawesi Barat
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 Prioritas
target
Bimtek Fisik
Inventarisasi Sampling
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang Monitoring Pengawasan
data (Post dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) (Pre Market) dan (post
market) Pengujian
Market) Evaluasi Market)
Nama
No Target
Kab/Kota Target Target
Target minimal Target Target
Minimal minimal
Minimal (kali Capaia Capaia Targe Capaia minimal Capaia Targe Capaian minimal Capaian
pelaku Capaian Capaian (kali
sarana pertemua n n t n (sarana) n t (orang)
usaha pertemuan)
n)

Kab. Mamuju
1 30 30 30 18 3 1 2 1 4 1 23 0 10 0 200 0
Tengah

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM.

41
Monev DAK NF wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
Prioritas
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 target Fisik

Bimtek
Inventarisasi Monitoring Sampling
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang
data (Post dan Pengawasan dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) (Pre Market)
market) Evaluasi (post Market) Pengujian
Market)
Nama
No
Kab/Kota Target
Target Target
Target minimal Target Target
Minimal minimal
Capaian Minimal Capaian (kali Capaia Capaia Targe Capaia minimal Capaia Targe Capaian minimal Capaian
pelaku (kali
sarana pertemuan n n t n (sarana) n t (orang)
usaha pertemuan)
)

1 Kab. Kolaka 30 30 30 10 2 1 2 1 4 2 50 34 20 0 200 100


2 Kota Kendari 72 72 30 10 2 1 2 1 4 2 80 40 30 0 200 0
Kab. Konawe
3 Selatan 30 30 30 30 2 1 4 2 4 2 128 64 15 7 200 0

4 Kab. Buton Tengah 45 34 60 35 3 1 2 0 2 0 50 1 15 3 100 100

4 Kab/Kota (Kab. Konawe, Kab. Buton Utara, Kab. Kolaka Timur dan Kab. Buton Selatan) melaporkan tidak ada serapan anggaran dan belum
melaksanakan kegiatan

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM. 42
Monev DAK NF wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Prioritas
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 target Fisik

Bimtek
Inventarisasi Monitoring
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang (Pre Pengawasan Sampling dan
data (Post dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) Market) (post Market) Pengujian
market) Evaluasi
Market)
No Nama Kab/Kota
Target
Target Target
Target minimal Target Target
Minimal minimal
Capaian Minimal Capaian (kali Capaia Capaia Capaia minimal Capaia Capaian minimal Capaian
pelaku (kali Target Target
sarana pertemuan n n n (sarana) n (orang)
usaha pertemuan)
)
1 Kab. Bima 30 26 30 30 3 3 2 0 4 0 23 0 23 13 400 0

2 Kab. Dompu 30 0 30 0 3 0 2 0 4 0 75 0 20 0 200 0

3 Kota Bima 200 0 30 10 3 1 2 0 4 0 75 0 20 0 630 0

2 Kab/Kota (Kab. Lombok Tengah dan Kab. Sumbawa) melaporkan tidak ada serapan anggaran dan belum melaksanakan kegiatan

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM. 43
Monev DAK NF wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Prioritas
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 target Fisik

Bimtek
Inventarisasi Sampling
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang Monitoring Pengawasan
data (Post dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) (Pre Market) dan (post
market) Pengujian
Market) Evaluasi Market)
Nama
No
Kab/Kota Target
Target Target Target
Target minimal Target
Minimal minimal minimal
Minimal (kali Capaia Capaia Targe Capaia Capaia Targe Capaian minimal Capaian
pelaku Capaian Capaian (kali (sarana
sarana pertemua n n t n n t (orang)
usaha pertemuan) )
n)

1 Kab. Luwu Utara 100 30 100 12 2 0 2 0 4 0 75 2 20 0 200 0


Kab. Pangkajene
2 Kepulauan 30 0 30 5 2 1 2 0 4 0 75 19 10 0 250 0

3 Kab. Luwu Timur 35 35 35 37 3 1 2 0 4 0 75 12 20 0 280 280


Kab. Kepulauan
4 Selayar 40 40 30 0 3 0 2 0 4 0 45 30 10 0 200 0

5 Kota Parepare 90 0 30 5 2 0 2 0 4 0 80 4 40 0 210 0

2 Kab/Kota (Kab. Barru dan Kab. Toraja Utara) melaporkan tidak ada serapan anggaran dan belum melaksanakan kegiatan
* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM. 44
Monev DAK NF wilayah Provinsi Maluku Utara
Prioritas
Capaian Kegiatan (Realisasi Fisik) TA 2020 target Fisik

Bimtek
Inventarisasi Sampling
Keamanan Pengawasan Kaji Ulang Monitoring Pengawasan
data (Post dan KIE
Pangan (Pre (Pre Market) (Pre Market) dan (post
market) Pengujian
Market) Evaluasi Market)
Nama
No
Kab/Kota Target
Target Target Target
Target minimal Target
Minimal minimal minimal
Minimal (kali Capaia Capaia Targe Capaia Capaia Targe Capaian minimal Capaian
pelaku Capaian Capaian (kali (sarana
sarana pertemua n n t n n t (orang)
usaha pertemuan) )
n)

1 Kota Ternate 30 30 30 15 2 1 2 0 4 0 128 0 10 0 200 100


Kab. Halmahera
2 Barat 30 0 30 30 2 0 2 0 4 0 23 23 10 0 200 200

7 Kab/Kota (Kab. Halmahera Tengah, Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Selatan, Kab. Halmahera Utara, Kab. Kepulauan Sula, Kota Tidore
Kepulauan dan Kab. Pulau Morotai) melaporkan tidak ada serapan anggaran dan belum melaksanakan kegiatan

* Berdasarkan data per 28 September 2020 (10.00 WIB) yang diterima di email smartbpom@pom.go.id, aplikasi SMARTPOM dan UPT BPOM. 45
TINDAK LANJUT PELAKSANAAN BOK POM TA 2020

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


HK.01.07/MENKES/215/2020, tidak terdapat
perubahan menu, kegiatan dan sub kegiatan
BOK POM TA 2020

Tidak perlu dilakukan


revisi anggaran

Pemerintah daerah dapat tetap melaksanakan


BOK POM sesuai Peraturan BPOM Nomor 3
Tahun 2020 dengan melakukan penyesuaian
teknis pelaksanaan yang berpedoman pada
Protokol Kesehatan

46
KENDALA DAN USULAN SOLUSI
Kendala Usulan Solusi
A. Adanya Pandemi Covid-19 sehingga Dapat dilakukan penyesuaian dengan memperhatikan protokol pencegahan Covid 19 sbb:
adanya kebijakan Pembatasan Sosial 1. Pelaksanaan bimtek dan KIE secara bertahap dengan pengurangan jumlah peserta per
Berskala Besar/PSBB di Daerah yang tahap mengacu pada protokol kesehatan
berpengaruh kepada pembatasan 2. Pelaksanaan kaji ulang sertifikasi untuk wilayah dengan PSBB ketat karena merupakan
pelaksanaan kegiatan: telaahan dokumen berdasarkan hasil pengawasan sarana produksi, pengawasan produk
1. Pertemuan yang melibatkan banyak maupun rekomendasi hasil pengawasan BBPOM/Loka POM
orang 3. Pengawasan dalam rangka sertifikasi maupun pengawasan post market pada sarana IRTP
2. Pembatasan perjalanan dinas di lokasi dengan akses terjangkau dan/atau zona aman
pengawasan di Sarana IRTP 4. Sampling dilakukan di sarana distribusi yang memungkinkan dilakukan protokol
(pengawasan post market) kesehatan. Sampling PJAS dapat dialihkan, namun minimal 5% dari total sampel.
3. Pengambilan sampel dan pengujian 5. Pengujian dapat dilakukan di lab terakreditasi manapun. Parameter uji dapat disesuaikan
4. Pelaporan dengan SMARTPOM, E dengan risiko produk sehingga sesuai denggan pagu biaya. Prioritas parameter uji dapat
renggar, dan Aladin didiskusikan dengan Balai Besar POM atau Loka POM
B. Persepsi bahwa pelaksanaan kegiatan 6. Monitoring TL ke sarana produksi dapat dilakukan secara daring dan dilakukan inspeksi
DAK NF Was OM harus menunggu kembali ketika keadaan normal
perubahan RAPD → DAK POM tidak ada 7. Komunikasi dan koordinasi mekanisme pencairan anggaran di daerah dengan KPPN dan
realokasi anggaran untuk covid 19 BPKD setempat mengingat anggaran DAK sebenarnya telah tersedia di daerah.
C. Perbedaan persepsi mekanisme 8. FGD DAK dengan mengundang BPKD, KPPN dan Kemenkeu
pencairan anggaran DAK di Daerah 9. BPOM telah mengupayakan agar sistem pelaporan selanjutnya terintegrasi antara SMART
D. Kesulitan pelaporan melalui 3 kanal a.l BPOM dengan e-Renggar
Aladin, E-renggar dan SMART BPOM
PENGAWALAN DAK NON FISIK
SUB BIDANG PENGAWASAN
OBAT DAN MAKANAN TA 2020
OLEH BADAN POM

48
PENGAWALAN PELAKSANAAN DAK OLEH BPOM
• ADVOKASI DAN BIMBINGAN TEKNIS TERMASUK
1 AUDITPENDAMPINGAN (ONLINE DAN OFFLINE)

• FORUM KONSOLIDASI DAK


2

• KEGIATAN PELATIHAN PENGAWAS PANGAN


3 KABUPATEN/KOTA (DISTRICT FOOD INSPECTOR) ONLINE

• MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN DAK NON


4 FISIK 2020 DAN SOSIALISASI PERSIAPAN DAK 2021

49
ADVOKASI DAN BIMBINGAN TEKNIS
PADA PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
Bentuk Kegiatan:

Online menggunakan aplikasi zoom meeting


dengan mengundang kab/kota penerima DAK

onsite dengan memperhatikan protokol


kesehatan
PENDAMPINGAN AUDIT

• Pelatihan District Food Inspector secara online bagi pengawas


pangan IRTP Kab/Kota penerima DAK
• Audit bersama Balai/Loka dan Dinas Kab/Kota
berkesinambungan dengan Advokasi dan Bimtek onsite di 6
provinsi
• Melakukan penilaian dan pendampingan cara pengawasan
pangan yang dilakukan Kab/Kota. Adanya tools penilaian
(Wawancara /Verifikasi Langsung dan atau self assessment yang
diverifikasi UPT)
FORUM KONSOLIDASI KABUPATEN KOTA PENERIMA DAK
2020
✓ Mengundang seluruh kab/kota penerima DAK
✓ Diskusi terkait permasalahan yang di hadapi pengawas pangan di
kabupaten/ kota dan penyampaian monev pelaksanaan kegiatan DAK
✓ Dilaksanakan secara daring, pada tanggal tentative 22 September 2020

PELATIHAN PENGAWAS PANGAN KABUPATEN/KOTA (DFI)


✓ Pelaksanaan kegiatan tentative pada tanggal 10-12 Agustus dan 30 Agustus-
1 September dgn jmlh peserta total 100 peserta (terbagi atas 2 batch @50
peserta)
✓ Dilaksanakan secara daring

Forum Monev DAK 2020 dan Sosialisasi DAK


2021

Mengundang 50 Kab/Kota yg terbaik melakukan pengawasan sesuai dengan NSPK


Pelaksanaan Kegiatan di Jakarta pada Oktober/November (tentative) dengan
anggaran BPOM termasuk perjadin (jika memungkinkan untuk dilaksanakan secara
luring atau daring)
Output Pengawalan DAK
1. Perketatan pengawalan pelaksanaan kegiatan DAK Non Fisik Tahun 2020 di Pemda Kab/Kota →
Realisasi Fisik dan Anggaran sesuai dengan target yang telah ditetapkan
2. Pemda Kab/Kota yang melaksanakan pengawasan Makanan Minuman Industri Rumah Tangga
sesuai dengan Standar → dilakukan pengukuran self assessment oleh Pemerintah Daerah Kab/Kota
dengan menggunakan tools penilaian yang telah disusun dengan kriteria minimal nilai 70 →
pendampingan dari BPOM Pusat/Balai POM/Loka.
Kriteria minimal Kab/Kota yang melaksanakan pengawasan Makanan Minuman Indutri Rumah
Tangga sesuai dengan Standar :
✓ Petugas pengawas Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan sarana IRTP dengan menggunakan
form pemeriksaan sesuai Peraturan BPOM;
✓ Melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan mandiri maupun rekomendasi hasil pemeriksaan
BPOM serta monitoring kemajuan perbaikan dari pelaku usaha IRTP;
✓ Melakukan sampling dan pengujian PIRT dengan parameter uji sesuai dengan standar;
✓ Melakukan pengawasan label PIRT sesuai ketentuan
Kesimpulan
• DAK NF Was OM merupakan dukungan Pemerintah Pusat terhadap keterbatasan kapasitas dan
kuantitas Sumber Daya Pengawas dalam melakukan pengawasan industri rumah tangga pangan di
daerah sesuai UU NO. 23 Tahun 2014 tentang Pemda
• DAK NF Was OM merupakan bagian DAK Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), namun
pelaksanaannya mandiri sesuai kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Badan POM No. 3 Tahun 2020
tentang Petunjuk Operasional Penggunaan DAK NF Bidang Kesehatan Subbidang Pengawasan Obat dan
Makanan TA 2020.
• Komitmen Pemda dalam melaksanakan Pengawasan Pangan Industri Rumah Tangga tercermin dalam
alokasi anggaran kegiatan pengawasan Obat dan Makanan di Kab/Kota dan implementasi maksimal
dari DAK NF Was OM
• Akselerasi percepatan pelaksanaan kegiatan DAK NF Was OM oleh Pemda Kab/Kota diharapkan dapat
dioptimalkan sehingga seluruh indikator kegiatan dapat tercapai 100%.
• Kab/Kota penerima DAK di Provinsi Papua Barat dan UPT BPOM di Manokwari perlu meningkatkan
koordinasi untuk identifikasi solusi percepatan pelaksanaan kegiatan mengingat capaian masih 0%
• Prioritasi percepatan realisasi target output “sarana dan jumlah sampel yang dilakukan sampling dan
pengujian” dalam pelaksanaan kegiatan DAK TA 2020
Terima Kasih

55

Anda mungkin juga menyukai