MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi
Manusia
Disusun oleh :
Wahyu Firmansyah
1904010111
Farmasi D’19
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Sistem Endokrin" ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen yang yang telah
mengampu dan memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu buta warna, penyebab buta
warna serta penatalaksanaan yang dapat di berikan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan kedepannya.
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.2. Hormon...................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan............................................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................................15
Daftar Pustaka.......................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama
organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui
satu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darahyang beredar di dalam
kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “sekresi ke
dalam”; zat aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormon, dari kataYunani
yang berarti “merangsang”. Beberapa dari organ endokrin menghasilkan satu
hormon tunggal,sedangkan yang lain lagi dua atau beberapa jenis hormon:
misalnya kelenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang
mengendalikan kegiatan banyak organ lain, karena itulah maka kelenjar hipofisis
dilukiskan sebagai ”kelenjar pemimpin tubuh”.
Letak-letak hormone ?
1.3 Tujuan
Memahami Karakteristik dan fungsi system endokrin.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf Fungsi
Sistem Endokrin :
Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang, menstimulasi urutan perkembangan, mengkoordinasi sistem
reproduktif, memelihara lingkungan internal optimal.
1. Hipotalamus
2. Kelenjar hipofisis
3. Kelenjar tiroid
2
3
4. Kelenjar paratiroid
5. Pankreas
6. Kelenjar adrenal
Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari
dan turun pada malam hari. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun
sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan
puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. Tipe sekresi hormonal
yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon
paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh
untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju
aktivitas selular.Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya
mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan
fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen.
Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari
kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau
mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
2.2. Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman – “yang menggerakkan”) adalah
pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme
multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi
hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor
tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein
4
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi
oleh kelenjar endokrinvertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh
hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul
hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon –
yang disebut ektohormon (ectohormone) – yang tidak langsung dialirkan ke aliran
darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Derivat asam amino : dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari
jaringan nervus medulla suprarenal dan neurohipofise, contoh epinefrin
dan norepinefrin.Amina:hormon sederhana ini merupakan variasi susunan asam
amino tirosin. Kelompok ini meliputi tiroksin dari kelenjar
tiroid, epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenal Petide /derivat peptide :
dibuat oleh kelenjar buntuyang berasal dari jaringan alat
pencernaan.Protein:hormon ini merupakan rantai asam amino.Insulin dari
5
Klasifikasi hormon :
pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus pengaturan dengan umpan balik
negatif. Pada beberapa kasus, terdapat umpan balik positif (jangka yang terbatas),
berarti hormon menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan sehingga
meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan
hormon dipengaruhi secara bebas dari efek hormonalnya. Beberapa rangsangan
pengontrolan dan pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar penghasil
hormon.
Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu cepat
atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon yang berikatan dengan
protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan hormon yang
berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat menunjukkan efeknya, pada
sisi lain, hormon akan keluar dengan dipecah atau dieksresi melalui ginjal.
juga disebabkan oleh pembentukan hormon pada sel tumor yang tidak
berdiferensiasi diluar kelenjar hormonnya (pembentukan hormon ektopoik).
Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau
diinaktifkan terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau
hati). Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein
plasma, tetapi bagian yang terikat dengan protein.
Suatu kelenjar yang terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting
dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin. Kelenjar hipofise terdiri
dari 2 lobus yaitu : lobus anterior (adenohipofisis) dan lobus posterior
(neurohipofisis)”.
reabsorsi air pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal. ADH juga
merangsang absorsi Na+ dan urea di tubulus. Konsentrasi ADH yang tinggi juga
menyebabkan vasokonstriksi (melalui reseptor V1 dan IP3).
Kelebihan ADH
Defisiensi ADH
Terjadi jika pelepasan ADH berkurang, seperti pada diabetes insipidus sentralis
yang diturunkan secara genetic, pada kerusakan neuron, missal oleh penyakit
autoimun, atau trauma kelenjar hipofisis lainnya. Penyebab eksogen lainnya
termasuk alkohol atau pajanan terhadap dingin. Di sisi lain, ADH mungkin gagal
mempengaruhi ginjal, bahkan jika jumlah yang dieksresikan normal, misal pada
kerusakan kanal air, atau jika kemampuan pemekatan ginjla terganggu, seperti pad
defisiensi K+, kelebihan Ca2+, atau inflamasi medilla ginjal. Penurunan
pelepasan ADH atau efek yang timbul akibat pengeluaran urin yang kurangpekat
dalam jumlah besar dan dehidrasi hipertonik menyebabkan penyusutan sel. Pasien
9
Di berbagai jaringan, hormon tiroid (T3, T4) akan meningkatkan sintesis enzim,
aktivitas Na+/K+-ATPase dan penggunaan oksigen sehingga menyebabkan
peningkatan metabolisme basal dan peningkatan suhu tubuh. Dengan merangsang
glikogenolisis dan glukoneogenesis, hormon tiroid menyebabkan peningkatan
konsentrasi glukosa darah, sedangkan pada sisi lain juga meningkatkan glikolisis.
Hormon ini merangsang lipolisis, pemecahan VLDL dan LDL, serta eksresi asam
empedu di dalam empedu. Hormon tiroid merangsang pelepasan eritropoetin dan
eritrpoesis, dengan meningkatkan pemakaian oksigen. Hormon tiroid
mensensitisasi organ target terhadap katekolamin sehingga meningkatkan
kontraktilitas jantung dan frekwensi denyut jantung. Selain itu, hormon ini
meningkatkan motilitas usus dan merangsang proses transport di usus dan ginjal.
Hormon ini meningkatkan perkembangan fisik (misal pertumbuhan tinggi) dan
perkembangan mental (terutama intelektual). T3 dan T4 merangsang
restrukturisasi tulang dan otot, efek katabolik terutama mendominasi dan
meningkatkan eksitablitas neuromuskular. T3 dan T4 terutama bekerja
melaluipeningkatan ekspresi gen, yang berlangsung selama beberapa hari. Di luar
hal ini, kerjanya yang lama disebabkan oleh lamanya waktu paruh di dalam darah
(T3 : 1 hari dan T4 : 7 hari ).
1. Hipertiroidisme
10
Akibat kerja perangsangan jatnung, curah jantung dan tekanan darah
sistolik akan meningkat. Fibrilasi atrium kadang dapat terjadi. Pembuluh darah
perifer akan berdilatasi. Laju filtrasi glomerulus (GFR), aliran plasma ginjal
(RPF), serta transpor tubulus akan meningkat di ginjal. Sedangkan di hati
pemecahan hormon steroid dan obat akan dipercepat. Perangsangan di otot usus
halus akan menyebabkan diare, peningkatan eksitabilitas neuromuskular akan
menimbulkan hiperrefleksia, tremor, kelemahan otot dan insomnia. Pada anak-
anak, percepatan pertumbuhan kadang dapat terjadi.
2. Hipotiroidisme
gangguan absorpsi besi, asam folat dan vitamin B12 di usus. Berkurangnya
lipolisis mendorong peningkatan berat badan dan hiperlipidemia (VLDL,LDL),
sedangkan berkurangnya pemecahan kolesterol menjadi asam empedu dengan
segera menyebabkan hiperkolesterolemia sehingga memudahkan terjadinya
aterosklerosis. Gangguan glikogenolisis dan glukoneogenesis dapat menyebabkan
hipoglikemia. Berkurangnya pengubahan karoten menjadi vitamin A
menyebabkan hiperkeratosis. Demikian juga karena berkurangnya sekresi keringat
dan sebasea, kulit menjadi kering dan produksi panas yang berkurang membuat
kulit terasa dingin. Pasien sering memiliki suara parau.
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus
kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar
ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi
hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol
sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ
endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri
tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang menghasilkan glukagon, sel
beta yang menghasilkan insulin, dan sel delta yang menghasilkan somatostatin
namun fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak. Glukagon
dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat ,dipengaruhi oleh
kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau
secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon
meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah
rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama dengan
efek kortisol, GH dan epinefrin. Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon
merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan
meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan
glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam
metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak). Dalam
menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolik terutama akan
meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di jaringan.
Efek anabolik penting lainnya dari hormon insulin adalah sebagai berikut:
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis
karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak
ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla.
Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya
korteks yang esensial untuk kehidupan.
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu
kelima. Diferensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas
pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi
pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH)
akibat penurunan inhibisi steroid.
1.Testes
Dua buah testes ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon testosteron
dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk
14
2. Ovarium
Seperti halnya testes, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan
organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum
(sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi
sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks
sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta
mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum.
Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian hormon adalah senyawa yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu,
yang bekerja memacu fungsi organ tubuh tertentu sehingga akan terlihat hasilnya.
Artinya, meskipun dibutuhkan dalam jumlah terbatas, namun fungsinya cukup
menentukan. Hormon di tubuh kita dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar
tersebut tidak memiliki saluran khusus sehingga hormon yang dihasilkan langsung
diedarkan oleh darah. Proses pengeluaran hormon dari kelenjarnya disebut
inkresi.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan agar makalah ini dapat digunakan sebagai
salah satu bahan ajar yang digunakan mahasiswa untuk menambah pengetahuan
agar dapat digunakan semestinya.
15
Daftar Pustaka
16