Anda di halaman 1dari 50

INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN PENAWARAN UMUM TERBATAS V (“PUT V”)

KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN


DALAM RANGKA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (“HMETD”)
PENGUMUMAN INI MERUPAKAN INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN PROSPEKTUS RINGKAS YANG TELAH DIUMUMKAN DI SITUS WEB PERSEROAN DAN SITUS WEB
BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 10 MEI 2016.
PROSPEKTUS INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. APABILA TERDAPAT KERAGUAN PADA TINDAKAN YANG AKAN DIAMBIL, SEBAIKNYA BERKONSULTASI DENGAN
PIHAK YANG KOMPETEN.

OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN
ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PT MNC INVESTAMA TBK (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA ATAU LAPORAN DAN KEJUJURAN PENDAPAT YANG
TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

PT MNC INVESTAMA TBK


Kegiatan Usaha:
Bergerak dalam bidang investasi strategis
Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia
Kantor Pusat:
MNC Financial Center Lantai 21
Jl. Kebon Sirih Raya No. 21-27
Jakarta Pusat 10340
Tel. (+ 62 21) 2970 9700 - Fax. (+ 62 21) 3983 6886
Website: www.mncgroup.com
Email: corsec.mnc-corporation@mncgroup.com

PENAWARAN UMUM TERBATAS V PT MNC INVESTAMA TBK TAHUN 2016 (”PUT V”)
KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (“HMETD”)

Sebanyak-banyaknya 7.780.421.321 (tujuh miliar tujuh ratus delapan puluh juta empat ratus dua puluh satu ribu tiga ratus dua puluh satu) saham biasa atas nama atau sebesar 16,67%
(enam belas koma enam puluh tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT V dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) setiap saham yang
ditawarkan dengan harga Rp185 (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap saham sehingga seluruhnya bernilai sebanyak-banyaknya Rp1.439.377.944.385 (satu triliun empat ratus
tiga puluh sembilan miliar tiga ratus tujuh puluh tujuh juta sembilan ratus empat puluh empat ribu tiga ratus delapan puluh lima Rupiah). Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya
merupakan saham baru yang berasal dari portepel dan pencatatan atas saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya dilakukan pada Bursa Efek Indonesia. Setiap pemegang 5 (lima)
saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal 13 Juli 2016 pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pelaksanaan HMETD. Dalam hal pemegang
saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, sesuai dengan Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 pasal 33 Tentang HMETD, maka atas pecahan HMETD tersebut wajib dijual oleh
Perseroan dan hasil penjualannya dimasukan ke dalam rekening Perseroan. HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari kerja mulai tanggal 15 Juli 2016
sampai dengan tanggal 28 Juli 2016. HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Saham yang akan diterbitkan dalam PUT V ini
memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham Perseroan yang telah disetor penuh lainnya yaitu, hak-hak yang berkaitan dengan saham, antara lain hak suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”), hak atas pembagian dividen, hak atas saham bonus, dan hak atas HMETD.

Tidak terdapat pembeli siaga dalam PUT V Perseroan. Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PUT V tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka
sisanya akan dialokasikan kepada Para Pemegang Saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat HMETD secara proposional
berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Jika masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel dan dikembalikan
ke dalam portepel Perseroan.

HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR BURSA EFEK INDONESIA MULAI TANGGAL 15 JULI 2016 SAMPAI DENGAN TANGGAL 28 JULI 2016.
PENCATATAN ATAS SAHAM YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA DILAKUKAN PADA PT BURSA EFEK INDONESIA PADA TANGGAL 28 JULI 2016. TANGGAL TERAKHIR
PELAKSANAAN HMETD ADALAH TANGGAL 28 JULI 2016 DIMANA HAK YANG TIDAK DILAKSANAKAN PADA TANGGAL TERSEBUT TIDAK BERLAKU LAGI.

DALAM HAL PEMEGANG SAHAM MEMILIKI HMETD DALAM BENTUK PECAHAN, MAKA HAK ATAS PECAHAN SAHAM TERSEBUT AKAN DIJUAL OLEH PERSEROAN SERTA HASIL
PENJUALANNYA AKAN DIMASUKKAN KE DALAM REKENING PERSEROAN.

PUT V INI MENJADI EFEKTIF SETELAH PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG DISAMPAIKAN OLEH PERSEROAN KEPADA OJK DALAM RANGKA PUT V TELAH MENJADI EFEKTIF.
DALAM HAL PERNYATAAN EFEKTIF TIDAK DIPEROLEH, MAKA SEGALA KEGIATAN DAN/ATAU TINDAKAN LAIN BERUPA APAPUN JUGA YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN/ATAU
DIRENCANAKAN OLEH PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HMETD SESUAI DENGAN JADWAL TERSEBUT DI ATAS MAUPUN DALAM PROSPEKTUS INI ATAU DOKUMEN
LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA PUT V DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA.
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN ADALAH RISIKO INVESTASI YAITU SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR INTERNAL SEPERTI KEMAMPUAN MANAJEMEN
DALAM BIDANG PENGELOLAAN INVESTASI, MANAJEMEN RISIKO DAN KEBIJAKAN STRATEGI SERTA FAKTOR EKSTERNAL SEPERTI KEPERCAYAAN PARA INVESTOR UNTUK
MELAKUKAN INVESTASI, SEHINGGA DIPERLUKAN PERHITUNGAN YANG MATANG DALAM MEMUTUSKAN UNTUK MELAKUKAN INVESTASI. DAN/ATAU PIHAK LAIN DALAM
MEMENUHI KEWAJIBAN KEPADA PERSEROAN. RISIKO LAINNYA DAPAT DIBACA PADA KETERANGAN TENTANG RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS.
PENTING UNTUK DIPERHATIKAN
PEMEGANG SAHAM YANG TIDAK MELAKSANAKAN HAKNYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN PERSENTASE KEPEMILIKAN (DILUSI) DALAM JUMLAH MAKSIMUM SEBESAR
16,67% (ENAM BELAS KOMA ENAM PULUH TUJUH PERSEN) SETELAH HMETD DILAKSANAKAN.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM HASIL PENAWARAN UMUM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK
YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (”KSEI”).

RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN OLEH
TERBATASNYA JUMLAH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN.
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 28 Juni 2016
JADWAL SEMENTARA

Rencana Perseroan untuk melakukan Penambahan Modal Dengan HMETD akan dilaksanakan segera setelah
pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”). Merujuk pada ketentuan
Pasal 8 ayat (3) POJK No. 32, jangka waktu antara tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (”RUPSLB”) sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan.

Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa : 4 Mei 2016


Tanggal Efektif : 24 Juni 2016
Tanggal Cum HMETD pada perdagangan di
- Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 1 Juli 2016
- Pasar Tunai : 13 Juli 2016
Tanggal Ex HMETD pada perdagangan di
- Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi : 11 Juli 2016
- Pasar Tunai : 14 Juli 2016
Tanggal Akhir Pencatatan dalam Daftar Pemegang
: 13 Juli 2016
Saham (DPS) yang berhak atas HMETD
Tanggal Distribusi Sertifikat Bukti HMETD : 14 Juli 2016
Tanggal Pencatatan Saham di Bursa Efek Indonesia (”BEI”) : 15 Juli 2016
Periode Perdagangan Sertifikat Bukti HMETD di BEI : 15 – 28 Juli 2016
Periode Pendaftaran, Pemesanan dan Pembayaran Pemesanan Saham (Periode
: 15 – 28 Juli 2016
Pelaksanaan)
Tanggal Akhir Pembayaran Pemesanan Saham Tambahan : 1 Agustus 2016
Periode Distribusi Saham Hasil Pelaksanaan HMETD : 19 Juli – 1 Agustus 2016
Tanggal Penjatahan Saham : 2 Agustus 2016
Tanggal Distribusi Saham Hasil Penjatahan : 4 Agustus 2016
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan Pembelian Saham Tambahan : 4 Agustus 2016

PENAWARAN UMUM TERBATAS V

Sebanyak-banyaknya 7.780.421.321 (tujuh miliar tujuh ratus delapan puluh juta empat ratus dua puluh satu ribu
tiga ratus dua puluh satu) saham biasa atas nama atau sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh
persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT V dengan nilai nominal Rp100 (seratus
Rupiah) setiap saham yang ditawarkan dengan harga Rp185 (seratus delapan puluh lima Rupiah) setiap saham
sehingga seluruhnya bernilai sebanyak-banyaknya Rp1.439.377.944.385 (satu triliun empat ratus tiga puluh
sembilan miliar tiga ratus tujuh puluh tujuh juta sembilan ratus empat puluh empat ribu tiga ratus delapan puluh
lima Rupiah). Saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya merupakan saham baru yang berasal dari portepel
dan pencatatan atas saham-saham yang ditawarkan ini seluruhnya dilakukan pada Bursa Efek Indonesia. Setiap
pemegang 5 (lima) saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada tanggal
13 Juli 2016 pukul 16.15 WIB berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli 1 (satu) saham baru yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan
pelaksanaan HMETD. Dalam hal pemegang saham memiliki HMETD dalam bentuk pecahan, sesuai dengan
Peraturan OJK No.32/POJK.04/2015 pasal 33 Tentang HMETD, maka atas pecahan HMETD tersebut wajib dijual
oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukan ke dalam rekening Perseroan. HMETD ini diperdagangkan di BEI
dan dilaksanakan selama 10 (sepuluh) hari kerja mulai tanggal 15 Juli 2016 sampai dengan tanggal 28 Juli 2016.
HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Saham yang
akan diterbitkan dalam PUT V ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham Perseroan
yang telah disetor penuh lainnya yaitu, hak-hak yang berkaitan dengan saham, antara lain hak suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (“RUPS”), hak atas pembagian dividen, hak atas saham bonus, dan hak atas HMETD.

Tidak terdapat pembeli siaga dalam PUT V Perseroan. Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PUT V
tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada Para
Pemegang Saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat
HMETD secara proposional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Jika masih terdapat sisa saham yang
ditawarkan, maka sisa saham tersebut tidak akan dikeluarkan Perseroan dari portepel dan dikembalikan ke dalam
portepel Perseroan.

2
Pada tanggal 4 Mei 2016, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menyetujui peningkatan Modal Disetor
dan Modal Ditempatkan Perseroan melalui penambahan modal Perseroan dengan mekanisme HMETD,
sebanyak-banyaknya 8.558.463.453 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham, serta menyetujui
pemberian wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menentukan rasio pelaksanaan PUT V, harga
pelaksanaan, penggunaan dana dan penyesuaian-penyesuaian/tindakan-tindakan lainnya yang perlu dilakukan
sesuai dengan tanggapan dari otoritas dan regulator sera ketentuan perundangan yang berlaku.

Tabel di bawah ini menunjukkan komposisi dan struktur permodalan Perseroan sebelum Penambahan Modal
HMETD dan setelah Penambahan Modal HMETD, jumlah HMETD sebanyak-banyaknya 7.780.421.321 saham
dengan nilai nominal Rp100 per saham maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan
sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT V secara proforma, adalah sebagai berikut:
Permodalan Sebelum Penambahan Modal HMETD Setelah Penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham Nilai Nominal % Jumlah Saham Nilai Nominal %
(Rp100 per saham) (Rp100 per saham)
Modal Dasar 115.000.000.000 11.500.000.000.000 115.000.000.000 11.500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd 9.088.835.716 908.883.571.600 23,4 10.906.602.859 1.090.660.285.920 23,4
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 8.402.553.000 840.255.300.000 21,6 10.083.063.600 1.008.306.360.000 21,6
Hary Tanoesoedibjo 8.069.482.900 806.948.290.000 20,7 9.683.379.480 968.337.948.000 20,7
PT Bhakti Panjiwira 5.113.807.112 511.380.711.200 13,1 6.136.568.534 613.656.853.440 13,1
Masyarakat (Dibawah 5%) 8.227.427.879 822.742.787.900 21,1 9.872.913.455 987.291.345.480 21,1
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 38.902.106.607 3.890.210.660.700 100,0 46.682.527.928 4.668.252.792.840 100,0
Saham dalam Portepel 76.097.893.393 7.609.789.339.300 68.317.472.072 6.831.747.207.160

Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan
(dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh persen) setelah HMETD
dilaksanakan.
RENCANA PENGGUNAAN DANA

Apabila saham yang ditawarkan dalam PUT V Perseroan ini diambil seluruhnya oleh pemegang HMETD, maka
dana yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan dengan perincian sebagai berikut:

1. Sejumlah Rp558.043 juta akan digunakan melunasi hutang kepada Smart Empire Group Ltd (tidak
terafiliasi), dimana telah digunakan untuk: (a) Penempatan pada Entitas Anak MKAP sebesar Rp385.000
juta, (b) Pelunasan bunga pinjaman Perseroan Rp160.636 juta dan (c) Biaya operasional
Perseroan Rp12.407 juta. Hutang ini diperoleh pada tanggal 9 Mei 2016. Pinjaman ini tidak dikenakan
bunga dan akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun. Smart Empire menyetujui pelunasan lebih awal, baik
seluruh maupun sebagian hutang tersebut;
2. Sisa dana sebanyak-banyaknya Rp877.735 juta akan digunakan oleh Perseroan antara lain untuk modal
kerja Perseroan, investasi jangka pendek dan/atau jangka panjang antara lain di sektor media, jasa
keuangan dan properti dengan mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku.

Apabila dana yang dihimpun dari PUT V ini kurang dari Rp1.439.378 juta, maka dana akan diprioritaskan
pertama untuk melunasi hutang kepada Smart Empire Group Ltd, kedua untuk modal kerja Perseroan,
investasi jangka pendek dan/atau jangka panjang antara lain di sektor media, jasa keuangan dan properti
dengan mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku.

Apabila dana yang dihimpun dari PUT V ini kurang dari Rp558.043 juta, maka seluruh dana yang akan diperoleh
akan diprioritaskan untuk melunasi sebagian hutang kepada Smart Empire Group Ltd.
PERNYATAAN UTANG

Pada tanggal 31 Desember 2015, Perseroan dan Entitas Anak mempunyai liabilitas sebesar Rp30.443.615 juta.
Jumlah ini telah sesuai dengan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny
(anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal
yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan
Indonesia (Entitas Anak, PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNCN”)) dan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013),
Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara retrospektif. Rincian jumlah liabilitas Perseroan pada
tanggal 31 Desember 2015 diperlihatkan pada tabel di bawah ini:

3
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan Jumlah
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Simpanan dan simpanan dari bank lain
Pihak berelasi 407.156
Pihak ketiga 9.219.719
Utang usaha
Pihak berelasi 85.592
Pihak ketiga 1.747.067
Utang pajak 271.644
Biaya masih harus dibayar 429.316
Utang bank 272.056
Utang kepada lembaga kliring dan penjaminan 195.519
Utang nasabah Pihak ketiga 977.842
Utang reasuransi 78.648
Pendapatan diterima dimuka 172.794
Utang lain-lain
Pihak berelasi 7.116
Pihak ketiga 788.474
Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun
Sewa pembiayaan 18.826
Pinjaman jangka panjang 4.320.904
Obligasi 58.947
Liabilitas lancar lainnya 69.628
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 19.121.248

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas pajak tangguhan – bersih 27.305
Simpanan dan simpanan dari bank lain - bagian jangka panjang 151.151
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Sewa pembiayaan 50.453
Pinjaman jangka panjang 4.528.844
Utang obligasi 5.868.605
Liabilitas imbalan pasca kerja 287.852
Liabilitas kepada pemegang polis 395.072
Liabilitas jangka panjang lainnya 13.085
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 11.322.367
Jumlah Liabilitas 30.443.615

PERSEROAN TELAH MEMENUHI SEMUA RASIO KEUANGAN YANG DIPERSYARATKAN DALAM PERJANJIAN
UTANG PERSEROAN.

IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING


Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Entitas Anak yang bersumber
dari Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan
dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang telah diaudit
oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan
pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan
dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (revisi
2013), Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara retrospektif.

Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan per 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik dan ditandatangani oleh Partner sebagai berikut:
Tahun Kantor Akuntan Publik Partner
2015 Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Bing Harianto, SE
2014 Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Bing Harianto, SE
2013 Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny Muhammad Irfan

4
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

(dalam jutaan Rupiah)


31 Desember
Keterangan
2015 2014* 2013*

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 4.141.203 3.660.815 1.947.803
Aset keuangan lainnya - lancar
Dana kelolaan 1.944.544 2.078.362 596.373
Reksadana 757.275 1.164.127 872.729
Efek saham diperdagangkan 66.412 75.133 86.039
Efek utang 737.579 533.190 9.226
Rekening bank dan deposito berjangka
yang dibatasi penggunaannya 545.790 526.874 629.061
Lainnya 129.769 54.429 9.081
Piutang usaha
Pihak berelasi 131.393 149.997 178.940
Pihak ketiga 3.522.559 3.412.467 3.128.171
Cadangan kerugian penurunan nilai (115.233) (91.582) (98.007)
Piutang nasabah dan margin 1.188.893 533.578 420.152
Piutang dan deposito wajib dari lembaga kliring dan penjaminan 130.567 132.940 81.733
Bagian lancar piutang pembiayaan
Pihak berelasi 22.295 15.591 10.328
Pihak ketiga 873.877 425.535 241.010
Cadangan kerugian penurunan nilai (5.237) (5.245) (2.593)
Bagian lancar piutang murabahah
Pihak berelasi 112 302 91
Pihak ketiga 276.037 257.118 123.513
Cadangan kerugian penurunan nilai (2.636) (2.813) (638)
Bagian lancar kredit yang diberikan
Pihak ketiga 2.168.431 783.191 -
Cadangan kerugian penurunan nilai (2.741) (9.277) -
Aset reasuransi 93.127 132.847 63.717
Piutang premi dan reasuransi 237.481 190.706 119.963
Piutang lain-lain
Pihak berelasi 29.805 786 943
Pihak ketiga – bersih 882.616 681.373 1.091.462
Persediaan 1.932.262 2.091.685 1.829.529
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 1.340.114 904.842 669.996
Pajak dibayar dimuka 177.680 118.968 90.033
Aset lancar lainnya 92.864 136.897 -
Jumlah Aset Lancar 21.296.838 17.952.836 12.098.655

ASET TIDAK LANCAR


Piutang lain – lain
Pihak berelasi 30.659 31.188 54.338
Pihak ketiga 2.545 7.200 -
Aset pajak tangguhan - bersih 1.156.625 635.157 406.816
Investasi pada entitas asosiasi 4.767.254 4.577.499 3.665.461
Piutang pembiayaan
Pihak berelasi 19.378 23.332 13.363
Pihak ketiga 858.937 785.442 696.482
Cadangan kerugian penurunan nilai (8.585) (8.626) (5.722)
Piutang murabahah
Pihak berelasi - 93 538
Pihak ketiga 341.498 285.051 237.798
Cadangan kerugian penurunan nilai (5.448) (3.105) (1.730)
Kredit yang diberikan
Pihak ketiga 4.864.747 5.403.412 -
Cadangan kerugian penurunan nilai (35.221) (119.124) -
Aset keuangan lainnya - tidak lancar

5
31 Desember
Keterangan
2015 2014* 2013*
Obligasi wajib tukar 2.913.806 2.526.397 2.312.396
Obligasi tukar 636.318 636.318 636.318
Obligasi konversi 531.680 1.010.744 711.900
Obligasi pemerintah 476.251 - -
Penyertaan saham 158.856 430.298 1.610
Lainnya 17.372 17.828 14.472
Uang muka investasi 321.479 299.542 244.374
Aset al - ijarah – bersih 121.294 177.857 141.824
Aset tetap
Biaya perolehan 14.466.573 13.226.068 11.374.637
Akumulasi penyusutan (5.140.989) (5.666.143) (5.310.306)
Goodwill 3.890.917 3.747.232 3.469.891
Aset tidak berwujud - bersih 1.087.540 1.118.355 660.444
Aset tidak lancar lain-lain 407.150 433.708 321.431
Jumlah Aset Tidak Lancar 31.880.636 29.575.723 19.646.335
JUMLAH ASET 53.177.474 47.528.559 31.744.990

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Simpanan dan simpanan dari bank lain
Pihak berelasi 407.156 237.246 -
Pihak ketiga 9.219.719 6.639.568 -
Utang usaha
Pihak berelasi 85.592 46.055 20.724
Pihak ketiga 1.747.067 1.382.347 1.633.669
Utang pajak 271.644 329.495 355.929
Biaya masih harus dibayar 429.316 430.967 356.772
Utang bank 272.056 229.142 167.753
Utang kepada lembaga kliring dan penjaminan 195.519 165.189 97.371
Utang nasabah pihak ketiga 977.842 384.823 304.128
Utang reasuransi 78.648 60.312 31.490
Pendapatan diterima dimuka 172.794 162.605 114.938
Utang lain-lain
Pihak berelasi 7.116 8.556 29.064
Pihak ketiga 788.474 397.506 885.386
Liabilitas jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun
Sewa pembiayaan 18.826 5.635 12.036
Pinjaman jangka panjang 4.320.904 185.141 489.875
Obligasi 58.947 - -
Liabilitas lancar lainnya 69.628 157.601 21.474
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 19.121.248 10.822.188 4.520.609

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas pajak tangguhan - bersih 27.305 28.106 16.120
Simpanan dan simpanan dari bank lain - bagian jangka panjang 151.151 411.595 -
Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Sewa pembiayaan 50.453 12.879 6.134
Pinjaman jangka panjang 4.528.844 7.478.671 4.013.500
Utang obligasi 5.868.605 5.479.728 5.471.258
Liabilitas imbalan pasca kerja 287.852 284.654 210.710
Liabilitas kepada pemegang polis 395.072 377.296 275.666
Liabilitas jangka panjang lainnya 13.085 88.184 394.169
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 11.322.367 14.161.113 10.387.557
Jumlah Liabilitas 30.443.615 24.983.301 14.908.166

EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham
Modal dasar - 115.000 juta saham
Modal ditempatkan dan disetor -

6
31 Desember
Keterangan
2015 2014* 2013*
38.902.106.607 saham tahun 2015, 3.890.210 3.873.919 3.590.009
38.739.193.407 saham tahun 2014 dan
35.900.092.807 saham tahun 2013
Tambahan modal disetor 3.314.384 3.244.652 2.419.450
Modal lain-lain - opsi saham karyawan 28.320 24.361 28.354
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak 1.759.771 1.646.087 718.886
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi 697.586 623.198 -
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali 50.481 68.103 168.422
Penghasilan komprehensif lain 328.156 196.402 221.552
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 4.000 3.000 2.000
Tidak ditentukan penggunaannya 377.284 1.358.358 1.281.700
Jumlah 10.450.192 11.038.080 8.430.373
Dikurangi biaya perolehan saham diperoleh kembali -
436.816.600 saham tahun 2015,
512.023.100 saham tahun 2014 dan
652.638.000 saham tahun 2013 (110.392) (111.412) (184.991)
Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk 10.339.800 10.926.668 8.245.382
Kepentingan nonpengendali 12.394.059 11.618.590 8.591.442
Jumlah Ekuitas 22.733.859 22.545.258 16.836.824
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 53.177.474 47.528.559 31.744.990
*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN


(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
Keterangan
2015 2014* 2013
PENDAPATAN BERSIH
Media 10.398.498 10.243.526 9.499.902
Lembaga keuangan 1.230.118 996.162 748.024
Lainnya 581.952 1.193.712 1.283.749
Jumlah pendapatan bersih 12.210.568 12.433.400 11.531.675

BEBAN LANGSUNG (7.438.020) (7.229.971) (6.292.821)


LABA KOTOR 4.772.548 5.203.429 5.238.854

Beban umum dan administrasi (2.603.110) (2.244.331) (2.170.484)


Beban keuangan (1.127.868) (872.704) (878.664)
Bagian laba bersih entitas asosiasi 68.105 138.346 42.372
Kerugian kurs mata uang asing – bersih (1.406.874) (340.567) (1.549.475)
Penghasilan bunga 62.689 124.577 93.524
Keuntungan dan kerugian lain-lain – bersih (210.674) (217.158) (69.730)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (445.184) 1.791.592 706.397

BEBAN PAJAK – BERSIH (143.208) (622.197) (311.410)

LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN (588.392) 1.169.395 394.987

PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN – BERSIH SETELAH PAJAK


Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:
Pengukuran kembali atas program imbalan pasti 35.886 5.005 -
Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi:
Revaluasi investasi efek tersedia untuk dijual 22.080 16.664 (823)
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan 66.985 (67.104) 337.071
Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun berjalan – bersih setelah pajak 124.951 (45.435) 336.248

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN (463.441) 1.123.960 731.235

7
31 Desember
Keterangan
2015 2014* 2013

LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN YANG


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk (863.821) 193.123 (343.699)
Kepentingan nonpengendali 275.429 976.272 738.686
LABA (RUGI) BERSIH TAHUN BERJALAN (588.392) 1.169.395 394.987

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk (732.067) 167.973 (136.957)
Kepentingan nonpengendali 268.626 955.987 868.192
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF (463.441) 1.123.960 731.235
*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”

RASIO KEUANGAN PENTING

Keterangan 2015 2014* 2013


Rasio Pertumbuhan
Pendapatan Usaha -1,8% 7,8% 17,8%
Laba Usaha -26,7% -3,6% 12,0%
Laba Bersih -150,3% 196,1% -80,0%
Jumlah Aset 11,9% 49,7% 16,5%
Jumlah Kewajiban 21,9% 67,6% 68,9%
Jumlah Ekuitas 0,8% 33,9% -8,6%
Rasio Keuangan
Aset Lancar/Kewajiban Lancar 111,4% 165,9% 267,6%
Jumlah Kewajiban/Ekuitas 133,9% 110,8% 88,5%
Jumlah Kewajiban/Jumlah Aset 57,2% 52,6% 47,0%
Rasio Usaha
Laba Usaha/Pendapatan Usaha 17,8% 23,8% 26,6%
Laba Bersih/Pendapatan Usaha -4,8% 9,4% 3,4%
Laba Bersih/Jumlah Aset -1,1% 2,5% 1,2%
Laba Bersih/Jumlah Ekuitas -2,6% 5,2% 2,3%
*Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja”

ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Analisa dan pembahasan kondisi keuangan serta hasil operasi Perseroan dalam bab ini harus dibaca bersama-
sama dengan “Ikhtisar Data Keuangan Penting” yang bersumber dari Laporan Keuangan Konsolidasian
Perseroan dan Entitas Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013
yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche
Tohmatsu Limited) dengan pendapat wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan
penekanan suatu hal sehubungan dengan kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak
MNCN) dan penerapan PSAK 24 (revisi 2013), Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara
retrospektif.

A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN USAHA DAN KINERJA OPERASIONAL

1. Pandangan manajemen terhadap kondisi ekonomi dan kondisi pasar.

Dunia usaha menyambut tahun 2015 dengan harapan bahwa dimulainya pemerintahan baru akan
membuat situasi politik menjadi lebih kondusif sehingga mendorong perekonomian dan iklim usaha
menjadi lebih baik.

Namun perekonomian domestik belum mampu lepas dari tekanan global. Pelemahan ekonomi global dan
penurunan harga komoditas secara langsung berdampak pada kinerja ekonomi Indonesia karena

8
permintaan komoditas dan produk manufaktur Indonesia di pasar global terus menurun. Pertumbuhan
ekonomi domestik terus melambat seiring kontraksi di berbagai sektor industri pengolahan nonmigas.

Devaluasi nilai tukar Yuan di bulan Agustus mengakibatkan hampir semua mata uang dunia jatuh hingga
berada dalam zona undervalue. Pasar saham global anjlok dan harga komoditas dunia semakin tergerus.
Nilai tukar Rupiah turun hingga ke level Rp13.758 per Dollar Amerika Serikat (AS) atau melemah 217 poin
dalam sehari. Pelemahan Rupiah masih terus berlanjut hingga pada akhir September dimana Rupiah
sempat mencapai Rp14.728 (kurs tengah Bank Indonesia), terendah sepanjang tahun 2015. Bank
Indonesia (BI) menilai pelemahan Rupiah sudah terlalu dalam sehingga berada jauh di bawah nilai
fundamentalnya.

Menghadapi tekanan global yang terus berlangsung, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas
ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Sejak bulan September hingga Desember 2015, pemerintah telah
mengeluarkan delapan paket stimulus ekonomi. Paket kebijakan tersebut mengharuskan deregulasi tak
kurang dari 177 aturan yang dianggap menghambat pertumbuhan dunia usaha dan investasi. Kebijakan
pemerintah tersebut berhasil menumbuhkan sentimen positif di pasar dan menguatkan Rupiah.

Memasuki kuartal IV, nilai tukar Rupiah menguat tajam mencapai level Rp13.521 per Dollar AS dan ditutup
di level Rp13.795 pada 31 Desember 2015. Hal ini diyakini merupakan dampak dari berbagai sentimen
positif yang terjadi di dalam negeri. Penguatan nilai tukar Rupiah menumbuhkan harapan baru. Banyak
investor global membawa uangnya kembali ke negara-negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang
masih menjanjikan seperti Indonesia. Tren investasi di sektor riil menunjukkan kecenderungan positif dan
terus mengalir. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang tahun
2015 mencapai Rp545,4 triliun, naik 17,8% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp463,1 triliun.

Hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di kuartal I hanya mencapai 4,71% dan turun menjadi
4,67% di kuartal II, mulai menunjukkan titik balik di kuartal III dengan capaian 4,73%. Akhirnya, pada
kuartal IV mampu menguat hingga 5,04% sehingga secara tahunan pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 2015 mencapai 4,79%. Membaiknya pertumbuhan pada kuartal IV setelah mencatat level terendah
pada kuartal II memberikan pesan positif bagi para pelaku usaha dan investor.

Salah satu penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi adalah turunnya konsumsi rumah tangga. Di tahun
2015 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 4,96%, sementara pada tahun 2013 sebesar 5,43%
dan tahun 2014 sebesar 5,16%. Dengan demikian, konsumsi rumah tangga selama 3 tahun berturut-turut
cenderung turun.

Di sisi lain, konsumsi pemerintah baik melalui belanja maupun investasi berhasil menopang perbaikan
pertumbuhan ekonomi. Investasi dan belanja pemerintah sama-sama tumbuh lebih tinggi dibandingkan
pada tahun 2014. Pada kuartal IV investasi tumbuh 6,9% dan belanja pemerintah tumbuh 7,31%.
Sepanjang 2015, investasi tumbuh 5,07% dan belanja pemerintah tumbuh 5,38%. Artinya, peran
pemerintah sudah mulai efektif dalam ikut menjaga agar perlambatan tidak terlalu dalam.

Konsumsi yang relatif landai turut berperan dalam menahan laju inflasi. Tingkat inflasi tahun kalender per
Desember 2015 sekaligus inflasi tahunan hanya mencapai 3,35%. Jauh lebih rendah dibandingkan tahun
2014 yang mencapai 8,36% dan terendah sejak 2010. Salah satu pendorong rendahnya angka inflasi
adalah harga minyak dunia yang terus turun sehingga pemerintah beberapa kali mengoreksi harga jual
bahan bakar minyak (BBM). Pada saat yang sama, masyarakat juga cenderung menahan konsumsi.
Akibatnya, secara agregat juga tidak terjadi kenaikan harga barang dan jasa.

Survei indeks keyakinan konsumen oleh BI pada Desember 2015 menunjukkan hasil yang meningkat
dibandingkan pada November 2015 walaupun belum setinggi tahun lalu. Survei bulanan ini sudah
dilakukan sejak Oktober 1999 terhadap 4.600 rumah tangga sebagai responden di 18 kota di Indonesia.
Indeks keyakinan konsumen pada Desember 2015 mencapai 107,5 atau naik 3,8 poin dari bulan
sebelumnya. Perbaikan indeks keyakinan konsumen tersebut didorong oleh perbaikan indeks ekspektasi
konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia dalam enam bulan mendatang dan indeks kondisi saat ini.
Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang membaik karena konsumen
memperkirakan akan terjadi perbaikan pada lapangan kerja dan pendapatan

9
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan, penyebab timbulnya faktor-faktor
tersebut, dampak dari faktor-faktor tersebut terhadap kondisi keuangan dan kinerja Perseroan
serta langkah-langkah Perseroan dalam mengantisipasi faktor-faktor tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan dapat dikelompokan dalam 2 (dua)
kategori, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor eksternal utama yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan adalah (i) pelemahan nilai tukar
Rupiah dan (ii) kenaikan suku bunga. Pelemahan nilai tukar Rupiah akan meningkatkan nilai jumlah hutang
valuta asing Perseroan dalam satuan Rupiah, sehingga menambah beban dan kewajiban pembayaran atas
hutang dimaksud. Beban dan kewajiban yang meningkat juga harus ditanggung oleh Perseroan dan juga
Entitas Anak, apabila suku bunga pinjaman yang dikenakan atas saldo hutang yang ada meningkat.

Sebagai upaya untuk meminimalisir dampak dari kedua faktor eksternal utama tersebut, Perseroan
senantiasa mengkaji syarat dan kondisi dari pinjaman yang diterima antara lain memprioritaskan pinjaman
dalam mata uang Rupiah dengan tingkat suku bunga yang kompetitif dan terdapat fleksibilitas dalam hal
jangka waktu pinjaman. Dalam hal suku bunga pinjaman naik dan/atau nilai tukar Rupiah menunjukkan
arah pelemahan, Perseroan dapat melakukan pelunasan dipercepat. Apabila Perseroan memerlukan
pinjaman dalam valuta asing, maka Perseroan akan mengupayakan agar struktur pinjaman dimaksud
dapat menciptakan lindung nilai alami (naturally hedge) dan/atau risiko mata uang asing nya dapat
dimitigasi. Per tanggal 31 Desember 2015, kurs Rupiah terhadap Dolar AS yaitu Rp13.795 per Dolar AS,
melemah terhadap mata uang Dolar AS, jika dibandingkan dengan per tanggal 31 Desember 2014, yaitu
Rp 12.440 per Dolar AS. Hal ini menimbulkan rugi selisih kurs yang mempengaruhi kondisi keuangan
Perseroan. Sumber: http://www.bi.go.id

Faktor internal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan adalah: (i) keterbatasan likuiditas
dan (ii) tidak tertagihnya piutang Perseroan dan Entitas Anak. Permasalahan likuiditas dapat terjadi dalam
hal unit kerja tertentu tidak menatausahakan estimasi ketersediaan dan kebutuhan dananya dengan
cermat, sehingga pada saat timbul kebutuhan dana, dana yang ada tidak mencukupi dan/atau sumber
pendanaan belum siap. Untuk memitigasi risiko ini, Perseroan dan Entitas Anak secara periodik dan
konsisten menyusun rencana kerja dan anggaran bulanan atau bahkan mingguan untuk memetakan
potensi penerimaan dana dan prakiraan jadwal kebutuhan dana.

Faktor internal lainnya adalah faktor tidak tertagihnya piutang Perseroan atau Entitas Anak yang timbul
(risiko kredit) karena ketidakmampuan debitur dalam memenuhi kewajiban hutangnya kepada Perseroan
secara tepat waktu. Langkah Perseroan untuk menghindari terjadinya kondisi ini dan/atau meminimalisir
dampak dari risiko kredit adalah melakukan kajian yang seksama atas kualitas debitur / peminjam sebelum
pemberian pinjaman, secara periodik melakukan kajian status tagihan dan peminjam, dan melakukan
penanganan sedini mungkin atas setiap keterlambatan / penundaan pembayaran jatuh tempo.

3. Perubahan pada nilai surat berharga, nilai tukar dan tingkat suku bunga dan sejauh mana
dampaknya terhadap Perseroan.

a. Perubahan pada nilai surat berharga


Perseroan dan Entitas Anak terekspos terhadap risiko perubahan pada nilai surat berharga yang berasal
dari investasi efek diperdagangkan dan tersedia untuk dijual. Perseroan tidak melakukan lindung nilai atas
investasi surat berharga, namun Perseroan secara intensif melakukan monitor terhadap kinerja investasi
surat berharga dan secara periodik melakukan pengujian relevansi antara investasi surat berharga dengan
rencana strategis Perseroan dan Entitas Anak.

b. Perubahan nilai tukar


Perseroan dan Entitas Anak terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama
dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian barang impor dan
pinjaman yang didenominasi dalam mata uang asing. Perseroan dan Entitas Anak mengelola eksposur
terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, sebisa mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam
masing-masing individu mata uang. Jumlah eksposur mata uang asing bersih Perseroan dan Entitas Anak
pada akhir tahun 2015 dan 2014 disajikan pada tabel di bawah ini (dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah

10
yang dinyatakan dalam mata uang asing). Untuk membantu mengelola resiko, Entitas Anak juga
mengadakan kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang asing dalam batasan yang ditetapkan.

c. Perubahan tingkat suku bunga


Perseroan dan Entitas Anak terpapar terhadap risiko tingkat bunga, karena Perseroan dan Entitas Anak
memiliki pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang dan bunga tetap.

Untuk mengelola risiko tingkat bunga, Perseroan dan Entitas Anak memiliki kebijakan dalam memperoleh
pembiayaan dalam Rupiah dengan tingkat bunga bank yang rendah, back to back deposito dan pinjaman
yang akan memberikan spread bunga yang kecil serta jangka waktu pinjaman yang lebih fleksibel
sehingga dapat dilakukan pelunasan segera apabila tingkat bunga meningkat tinggi.

4. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan.
Per saat ini, tidak ada Kebijakan Pemerintah yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan dan
hasil usaha Perseroan. Kebijakan Pemerintah yang berlaku umum diyakini menciptakan ruang gerak dan
kondisi yang sama bagi semua pihak, sehingga Perseroan dan perusahaan sejenis lainnya dituntut untuk
merumuskan dan menerapkan strategi yang sejalan dan mengacu pada ketentuan / kebijakan dimaksud.
Dengan demikian, persaingan usaha berjalan secara wajar dan iklim usaha menjadi kondusif.

5. Perkembangan Aktivitas Pemasaran


Dengan semakin majunya dunia media, beberapa rencana pemasaran dan pengembangan usaha sektor
media antara lain:
- pada bisnis konten dan iklan, MNCN akan terus membangun kekuatan secara sinergis melalui
kehadiran iNews TV dengan pendorong pertumbuhan utama lainnya yang terdiri dari RCTI, MNCTV,
Global TV dan 22 saluran eksklusif MNC Sky Vision (MNCSV) sambil terus berupaya menyajikan
program-program TV favorit dan menarik, terus menjalin kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia
dengan menghadirkan Channel Indonesia Business Capital Market (IBCM).
- pada bisnis TV berbayar, MNCSV terus berupaya menawarkan pelayanan berkualitas premium
berorientasi pada pelanggan dan fokus pada pengembangan jaringan penjualan yang luas,
Meningkatkan kecepatan merespons pelanggan, meningkatkan kualitas pelayanan serta meluncurkan
program member get member.
- pada bisnis media berbasis online, MNC Shop terus mengembangkan pelayanannya dengan
memberikan metode pembayaran dan pengiriman yang mudah, serta terjamin keamanannya.
Okezone.com melakukan berbagai langkah pengembangan dan peningkatan kinerja. Dari sisi
kuantitas, Okezone.com menerbitkan sekitar 610 berita setiap hari, terbanyak di Indonesia. Perseroan
juga memperkuat kerja sama dengan 43 agency dan 51 pengiklan di Indonesia. Selain Okezone.com,
Perseroan juga memiliki online streaming yaitu Okezone.tv yang dikenal sebagai premier online TV
streaming Indonesia. Bisnis mobile dan PC games yang dioperasikan oleh Le Tang telah membuat
aplikasi mobile games “Bonnie Bear” dan “Armor Heroes” yang berbasis di Tiongkok. Mobile games
Boonie Bears 2 (BB2) dan Armor Heroes diunduh lebih dari 320 juta kali sampai saat ini.

Di tahun 2016, digitalisasi seluruh unit usaha financial services antara lain: shared services, digitalisasi
database, DRC (Disaster Recovery Center) dan proses bisnis lainnya akan segera terealisasi untuk
mendukung percepatan pengembangan bisnis dan peningkatan kerja entitas.

Rencana pengembangan masing-masing unit usaha sektor jasa keuangan adalah sebagai berikut:
- MNC Finance (“MNCF”) akan tetap fokus pada pembiayaan mobil dan KPR di mana sumber
pembiayaannya berasal dari joint financing dengan MNC Bank dan pinjaman dari Bank BUMN seperti
BNI dan Bank Mandiri;
- MNC Life akan fokus pada produk unit-link dan produk lainnya yang dijual melalui bancassurance;
- MNC Asset Management (“MNCAM”) akan bekerja sama dengan MNC Life dalam produk unit-link,
selain mengembangkan reksadana tradisional, juga mengembangkan private equity dan offshore
funds;
- MNC Securities (“MNCS”) akan melakukan penguatan unit bisnis seperti unit fixed income dan
investment banking, pengembangan sistem online trading dan perluasan jaringan dengan menambah
cabang-cabang baru untuk meningkatkan market share dan peringkat MNC Securities;

11
- MNC Asuransi Indonesia (“MNCAI”) akan mengembangkan produk yang lebih variatif dan tingkat
premi yang lebih kompetitif, juga memperkuat proses klaim, kualitas agen dan rekanan bengkel;
- MNC Bank akan meningkatkan kinerjanya melalui penerapan strategi bisnis yang terfokus pada online
banking dan mobile banking, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia;
- MNC Guna Usaha Indonesia (“MNCGU”) akan fokus pada pembiayaan korporasi antara lain leasing
alat berat, mesin, peralatan kesehatan dan factoring.

Demi memperkuat posisinya menjadi perusahaan properti terdepan yang andal dan terpercaya melalui
inovasi strategis, pengembangan lokasi dan jasa manajemen properti terbaik sesuai dengan visinya, MNC
Land (“MNCL”) mulai melakukan ekspansi bisnis melalui akuisisi beberapa perusahaan properti, dalam
rangka pengembangan usaha demi pertumbuhan berkelanjutan. MNCL menjelma menjadi induk
perusahaan dengan sejumlah anak perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membangun,
mengembangkan, dan mengelola aset-aset properti, serta menyediakan jasa tenaga kerja alih daya
(outsourcing) seperti tenaga kebersihan (housekeeping), keamanan (security) dan lain-lain.

Perkembangan bisnis MNCL tiap tahunnya semakin pesat dan semakin beragamnya produk serta layanan
yang dimiliki MNCL memberikan nilai tambah di mata investor, pemegang saham, maupun pemangku
kepentingan lainnya. MNCL juga semakin percaya diri dengan memiliki portofolio investasi pada sejumlah
perusahaan pengembang terpecaya yang mempunyai produk properti berkualitas, seperti pusat
perbelanjaan, hotel, residensial (apartemen) dan lapangan golf.

Dengan perluasan usaha yang berkelanjutan, Perseroan melaksanakan target usaha jangka panjang untuk
menjadi perusahaan terkemuka dalam bisnis properti terpadu yang memfokuskan diri pada
pengembangan kawasan resor terpadu di Indonesia.

Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain unggul di bidang properti, Perseroan
juga akan mengimplementasikan serangkaian strategi pemasaran sebagai berikut:
- Menjaga tarif sewa dengan harga yang kompetitif dan selalu berada dalam koridor tarif sewa yang
aktual pasaran;
- Menjaga kualitas pelayanan sehingga penyewa selalu merasa aman dan nyaman bekerja di area
perkantoran yang disewanya;
- Melakukan preventive maintenance, sehingga meminimalisasi kemungkinan terjadinya kerusakan
yang menyebabkan terhentinya operasi;
- Melakukan program efisiensi secara berkelanjutan untuk mencapai biaya yang optimal untuk setiap
unit bisnis;
- Meningkatkan layanan dan jaringan Unit Bisnis Perseroan di seluruh Indonesia melalui cara-cara
berikut:
 Membuat laporan operasional bulanan untuk memonitor kinerja setiap unit bisnis Perseroan;
 Optimalisasi teknologi internet dalam komunikasi dengan dan antar unit bisnis;
 Secara rutin meningkatkan koordinasi dengan setiap manajer unit bisnis untuk meningkatkan
kinerjanya.

Selain itu, Perseroan akan melakukan perluasan usaha ke sektor energi dan sumber daya alam melalui
perusahaan tambang batu bara di Sumatera Selatan yang telah diakuisisi dengan membangun pembangkit
listrik mulut tambang.

6. Langkah-langkah yang dilakukan Perseroan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja.


Untuk tahun 2016, bisnis Perseroan masih akan mengandalkan media, khususnya televisi berbasis iklan.
Namun, sejalan dengan itu, Perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan unit bisnis lain secara
bersamaan. Beberapa strategi yang disiapkan oleh Perseroan adalah:
- Memperkuat kerja sama antar Entitas Anak di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Model seperti
terbukti memberikan benefit bagi kinerja Perseroan melalui efisiensi operasional dan peningkatan
pendapatan.
- Mendorong potensi keuntungan dengan memanfaatkan brand MNC untuk bisnis yang bervariasi.
- Memperkuat bisnis media melalui peningkatan pangsa penonton pada televisi free to air (FTA),
penambahan jumlah kanal pada televisi berbayar, serta terus mengembangkan bisnis online sebagai
new media.

12
- Menghadirkan produk properti berkualitas tinggi guna meningkatkan kemampuan bersaing di pasar.
- Mencari peluang-peluang usaha strategis sebagai aktivitas investasi.

Khusus di sektor media, untuk strategi Perseroan di tahun 2016, akan berfokus pada 3 area bisnis dan
memperkuat posisi sebagai market leader:
- Fokus pada 5 motor utama pertumbuhan yaitu Free to Air TV (RCTI, MNC TV, Global TV), jaringan
nasional iNews TV, serta pengembangan bisnis content melalui MNC Channels.
- Memperkuat bisnis media berbasis pelanggan dengan memperluas pengembangan bisnis melalui
inisiatif MNC Play Media broadband.
- Peluang dan pertumbuhan yang menjanjikan dari berbagai bisnis online media seperti WeChat, MNC
Shop, pengembang Mobile Games Le Tang yang telah go public, dan Okezone sebagai portal berita
online.

Strategi umum sektor jasa keuangan adalah:


- Fokus pada pengembangan bisnis yang besar, yaitu perbankan dan asuransi.
- Melakukan konsolidasi di bisnis jasa keuangan Perseroan, mengingat secara fondasi saat Perseroan
sudah memiliki seluruh lini bisnis jasa keuangan, setelah masuknya MNC Bank.
- Melakukan joint financing antara perbankan dengan perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh
Perseroan, dengan tetap menjaga manajemen risiko dengan baik.
- Bekerja sama dengan investor luar untuk mengembangkan bisnis jasa keuangan Perseroan, khususnya
di bidang asuransi dan pembiayaan.

B. ANALISA KEUANGAN

Pembahasan berikut mengacu pada Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak beserta
catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche
Tohmatsu Limited).

Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014

Pendapatan Bersih
Pendapatan bersih konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp12.210.568 juta, turun sebesar
Rp222.832 juta atau 1,8% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp12.433.400 juta. Penurunan
pendapatan di tahun 2015 terutama berasal dari penurunan pendapatan pembiayaan efek dan asuransi
sebesar Rp581.831 juta dan penurunan pendapatan dari sektor pertambangan sebesar Rp329.074 juta.
Penurunan pendapatan pembiayaan efek dan asuransi di tahun 2015 umumnya disebabkan karena
volume transaksi pembiayaan efek dan asuransi yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Beban Langsung
Jumlah beban langsung konsolidasian Perseroan pada tahun 2015 sebesar Rp7.438.020 juta, meningkat
sebesar Rp208.049 Juta atau 2,9% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp7.229.971 juta. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh Peningkatan beban lembaga keuangan bank dan beban media berbisnis online
masing-masing sebesar Rp268.141 juta dan 165.291 juta. Kenaikan beban langsung lembaga keuangan
bank sejalan dengan peningkatan pendapatan lembaga keuangan bank, dimana kenaikan ini dikarenakan
laporan laba rugi komprehensif MNC Bank dikonsolidasikan ke laporan keuangan Perseroan di tahun 2014
yang telah berjalan. Beban media berbasis online meningkat juga sejalan dengan peningkatan pendapatan
media berbasis online, dikarenakan di tahun 2015 Perseroan melalui anak usaha media terus
mengembangkan basis online seperti Okezone.com. Perseroan juga memiliki online streaming yaitu
Okezone.tv yang dikenal sebagai premier online TV streaming Indonesia. Bisnis mobile dan PC games yang
dioperasikan oleh Le Tang telah membuat aplikasi mobile games “Bonnie Bear” dan “Armor Heroes” yang
berbasis di Tiongkok. Mobile games Boonie Bears 2 (BB2) dan Armor Heroes telah diunduh lebih dari 320
juta kali. Strategi pengembangan usaha online inilah yang menyebabkan peningkatan beban langsung
media berbasis online, yang diharapkan akan meningkatkan pula pendapatan Perseroan dari media online

13
Laba Kotor
Laba kotor konsolidasian pada tahun 2015 sebesar Rp4.772.548 juta, turun sebesar Rp430.881 juta atau
8,3% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp5.203.429 juta. Penurunan ini terutama disebabkan
oleh penurunan pendapatan dari pembiayaan efek, asuransi dan pendapatan di sektor pertambangan
disertai dengan peningkatan beban lembaga keuangan bank dan beban media berbisnis online.

Beban Umum dan Administrasi


Beban umum dan administrasi konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp2.603.110 juta,
meningkat sebesar Rp358.779 juta atau 16,0% dari tahun 2014 sebesar Rp2.244.331 juta. Kenaikan itu
terutama disebabkan oleh meningkatnya beban iklan dan promosi, beban sewa, beban gaji dan
kesejahteraan, dan beban kantor masing-masing sebesar Rp143.149 juta, Rp108.307 juta, Rp70.085 juta
dan Rp51.117 juta. Peningkatan beban-beban ini terutama disebabkan oleh ekspansi bisnis Perseroan
yang terus mengembangkan usahanya sehingga terus merekrut karyawan-karyawan baru, melakukan
promosi dan iklan serta penambahan sewa selama tahun 2015. Jumlah karyawan per tanggal 31
Desember 2015 adalah sebanyak 15.045 karyawan, bertambah sebanyak 1.344 karyawan, jika
dibandingkan dengan jumlah karyawan per tanggal 31 Desember 2014, yaitu sebanyak 13.701 karyawan.
Promosi dan iklan yang ditingkatkan oleh Perseroan merupakan usaha Perseroan untuk lebih
mengenalkan dan memasarkan produk-produknya ke masyarakat.

Beban Pajak
Jumlah beban pajak konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp143.208
juta, turun sebesar Rp478.989 juta atau 77,0% dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp622.197 juta.
Penurunan beban pajak ini dikarenakan penurunan Laba Sebelum Pajak, dimana sebelumnya Perseroan
mencapai laba sebelum pajak sebesar Rp1.791.592 juta di tahun 2014, sementar di tahun 2015 Perseroan
mengalami rugi sebelum pajak yaitu sebanyak Rp445.184 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh
rugi selisih kurs sebagai akibat pelemahan mata uang Rupiah terhadap mata uang Dolar AS.

Laba (Rugi) Bersih


Laba (Rugi) bersih pada tahun 2015 tercatat rugi sebesar Rp588.392 juta, mengalami penurunan sebesar
Rp1.757.787 juta atau 150,3% dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya yang mencatat laba bersih
sebesar Rp1.169.395 juta. Penurunan laba bersih ini terutama antara lain karena adanya kenaikan
kerugian selisih kurs mata uang asing, kenaikan beban umum dan administrasi serta penurunan laba
kotor. Kerugian selisih kurs mata uang sebagai akibat dari pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS di tahun
2015.

Perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

Pendapatan Bersih
Tahun 2014 merupakan tahun pertumbuhan bagi Perseroan. Lewat pemilihan strategi yang tepat, yaitu
pengintegrasian Entitas Anak Perseroan dalam melakukan promosi dan penjualan, yang telah
mengantarkan Perseroan dalam pencapaian pendapatan yang lebih tinggi.

Pendapatan bersih konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp12.433.400 juta, meningkat sebesar
Rp901.725 juta, atau 7,8% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp11.531.675 juta. Peningkatan ini terutama
berasal dari peningkatan pendapatan pada media berbasis online dan media berbasis pelanggan serta
pembiayaan, efek dan asuransi, yaitu masing-masing meningkat 115,3%, 8,6% dan 24,5%.

Beban Langsung
Jumlah beban langsung konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp7.229.971 juta, meningkat sebesar
Rp937.150 juta atau 14,9% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp6.292.821 juta. Peningkatan terutama
berasal dari Entitas Anak di bidang media yang disebabkan oleh kenaikan beban media berbasis pelanggan
dan media berbasis online masing masing 20,9% dan 170,1%. Kenaikan beban langsung media berbasis
pelanggan dan online ini juga sejalan dengan peningkatan pendapatan media berbasis pelanggan dan
online, yang dikarenakan pemilihan strategi yang tepat dalam hal pengintegrasian Entitas Anak dalam
melakukan promosi dan penjualan.

14
Laba Kotor
Laba kotor konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp5.203.429 juta, turun sebesar
Rp35.425 juta atau 0,7% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp5.238.854 juta. Penurunan terutama
disebabkan oleh meningkatnya beban langsung media 13,4%.

Beban Umum dan Administrasi


Beban umum dan administrasi konsolidasian pada tahun 2014 adalah sebesar Rp2.244.331 juta,
meningkat sebesar Rp73.847 juta atau 3,4% dari tahun 2013 sebesar Rp2.170.484 juta. Kenaikan itu
terutama disebabkan oleh kenaikan beban gaji dan kesejahteraan karyawan 16,4%. Peningkatan beban
gaji dan kesejahteraan ini dikarenakan terdapat penambahan jumlah karyawan yaitu sebanyak 2.318
karyawan dari sebelumnya pada tahun 2013 sebanyak 11.383 karyawan, menjadi sebanyak 13.701
karyawan. Peningkatan jumlah karyawan ini diakibatkan salah satunya dari akuisisi Perusahaan yang
kemudian menjadi Entitas Anak Perseroan dimana hal ini sejalan dengan strategi Perseroan dalam
pengembangan usahanya.

Beban Pajak
Jumlah beban pajak konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp622.197
juta, meningkat sebesar Rp310.787 juta atau 99,8% jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar
Rp311.410 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak 153,6% yang
umumnya dikarenakan penurunan kerugian kurs mata uang asing.

Laba Bersih
Laba bersih konsolidasian dapat pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp1.169.395 juta, mengalami kenaikan
yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp774.408 juta atau 196,1% dibandingkan laba bersih tahun
sebelumnya sebesar Rp394.987 juta. Peningkatan laba bersih terutama disebabkan oleh penurunan
kerugian kurs mata uang asing 78%, peningkatan pendapatan bersih 7,8% dan peningkatan pendapatan
atas bagian laba bersih Entitas Asosiasi 226,5%. Secara umum, peningkatan ini sebagai hasil dari pemilihan
strategi yang tepat, yaitu pengintegrasian Entitas Anak Perseroan dalam melakukan promosi dan
penjualan, sehingga menambah pendapatan Perseroan. Selain itu hasil dari ekspansi bisnis dengan
mengakuisisi Perusahaan baru juga berkontribusi dalam peningkatan laba bersih Perseroan.

Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014

Aset
Total aset konsolidasian pada akhir 2015 tercatat sebesar Rp53.177.474 juta, naik sebesar Rp5.648.915
juta atau 11,9% dibandingkan dengan total aset pada tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp47.528.559
juta. Kenaikan jumlah aset konsolidasian di tahun 2015 terutama disebabkan oleh kenaikan piutang
nasabah dan margin, peningkatan piutang pembiayaan, peningkatan kredit yang diberikan dan
peningkatan aset tetap bersih. Peningkatan aset-aset tersebut secara umum sebagai akibat dari
pertumbuhan industri jasa keuangan di Indonesia. Industri jasa keuangan di Indonesia memiliki
pertumbuhan yang luas yang tercermin dari peningkatan aset bank komersial selama tahun 2015, yang
didorong oleh semakin meningkatnya aktivitas penjaminan kredit, bisnis kartu kredit dan pembiayaan
konsumen. Hal ini akan meningkatkan nasabah Perseroan, khususnya Entitas Anak, yaitu MNC Bank dan
MNC Finance, sehingga kredit yang diberikan dan piutang pembiayaan meningkat seiring dengan semakin
bertumbuhnya masyarakat kelas menengah di Indonesia.

Aset Lancar
Total aset lancar konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp21.296.838 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp3.344.002 juta atau sekitar 18,6% dibandingkan dengan total aset lancar konsolidasian pada
tahun 2014 yang sebesar Rp17.952.836 juta. Kenaikan terutama karena peningkatan bagian lancar kredit
yang diberikan, peningkatan piutang nasabah dan marjin, peningkatan bagian lancar piutang pembiayaan
serta peningkatan kas dan setara kas Perseroan.

15
Aset Tidak Lancar
Total aset tidak lancar konsolidasian pada tahun 2015 sebesar Rp31.880.636 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp2.304.913 juta atau meningkat sebesar 7,8% dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar
konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp29.575.723 juta. Peningkatan ini terutama karena peningkatan
aset tetap bersih.

Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

Aset
Total aset konsolidasian pada akhir 2014 tercatat sebesar Rp47.528.559 juta, naik sebesar Rp15.783.569
juta atau 49,7% dibandingkan dengan total aset pada tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp31.744.990
juta. Kenaikan jumlah aset di tahun 2014 terutama disebabkan kenaikan kredit yang diberikan kepada
pihak ketiga, kenaikan aset tetap, kenaikan investasi pada Entitas Asosiasi dan peningkatan aset keuangan
dana kelolaan. Peningkatan aset-aset tersebut umumnya dikarenakan dikonsolidasikannya laporan
keuangan MNC Bank pada laporan keuangan Perseroan di tahun 2014 dan hasil dari ekspansi bisnis yang
dilakukan oleh Perseroan.

Aset Lancar
Total aset lancar konsolidasian pada tahun 2014 adalah sebesar Rp17.952.836 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp5.854.181 juta atau sekitar 48,4% dibandingkan dengan total aset lancar konsolidasian pada
tahun 2013 yang sebesar Rp12.098.655 juta. Kenaikan ini terutama karena peningkatan aset keuangan
dana kelolaan dan reksadana, kenaikan kas dan setara kas dan kenaikan kredit yang diberikan kepada
pihak ketiga.

Aset Tidak Lancar


Total aset tidak lancar konsolidasian pada tahun 2014 sebesar Rp29.575.723 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp9.929.388 juta atau meningkat sebesar 50,5% dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar
konsolidasian pada tahun 2013 sebesar Rp19.646.335 juta. Kenaikan tersebut terutama karena adanya
penambahan aset tetap, kenaikan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dan kenaikan investasi pada
Entitas Asosiasi.

Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014


Liabilitas
Jumlah liabilitas konsolidasian pada tahun 2015 tercatat sebesar Rp30.443.615 juta, mengalami
peningkatan sebesar Rp5.460.314 juta atau 21,9% dibandingkan dengan liabilitas konsolidasian pada
tahun 2014 yang tercatat sebesar Rp24.983.301 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya
peningkatan simpanan dan simpanan pada bank lain, peningkatan utang nasabah pihak ketiga dan
peningkatan pinjaman jangka panjang. Peningkatan simpanan dan simpanan dari bank lain dikarenakan
semakin bertambahnya nasabah Perseroan di tahun 2015. Penambahan simpanan ini salah satunya juga
dikarenakan banyak karyawan Perseroan yang membuka tabungan di MNC Bank dan juga sebagai upaya
Perseroan dalam menjaga rasio Loan to Deposit (LDR) yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia selaku
regulator. Penambahan pinjaman jangka panjang dikarena terutama peningkatan utang sindikasi, yang
dipergunakan oleh Perseroan dalam upaya untuk meningkatkan bisnis usahanya.

Liabilitas Jangka Pendek


Pada tahun 2015, jumlah liabilitas jangka pendek konsolidasian tercatat Rp19.121.248 juta, mengalami
peningkatan sebesar Rp8.299.060 juta atau 76,7% dibandingkan pada tahun 2014 sebesar Rp10.822.188
juta. Peningkatan terutama disebabkan karena adanya peningkatan simpanan dan simpanan dari bank
lain, peningkatan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan peningkatan utang
nasabah pihak ketiga.

Liabilitas Jangka Panjang


Total liabilitas jangka panjang konsolidasian pada tahun 2015 adalah sebesar Rp11.322.367 juta,
mengalami penurunan sebesar Rp2.838.746 juta atau 20,0% dibandingkan tahun 2014 sebesar
Rp14.161.113 juta. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan pinjaman jangka
panjang.

16
Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

Liabilitas
Jumlah liabilitas konsolidasian pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp24.983.301 juta, mengalami kenaikan
sebesar Rp10.075.135 juta atau 67,6% dibandingkan dengan liabilitas konsolidasian pada tahun 2013
yang tercatat sebesar Rp14.908.166 juta. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan simpanan
dan simpanan dari bank lain kepada pihak ketiga dan peningkatan pinjaman jangka panjang. Peningkatan
simpanan dan simpanan dari bank lain umumnya dikarenakan dikonsolidasikannya laporan keuangan
MNC Bank pada laporan keuangan Perseroan di tahun 2014. Sementara peningkatan pinjaman jangka
panjang terutama dikarenakan Perseroan melalui Entitas Anak, MNC mendapatkan fasilitas utang
sindikasi baru di tahun 2014.

Liabilitas Jangka Pendek


Pada tahun 2014, jumlah liabilitas jangka pendek konsolidasian tercatat Rp10.822.188 juta, mengalami
kenaikan sebesar Rp6.301.579 juta atau naik 139,4% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp4.520.609 juta.
Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan simpanan dan simpanan dari bank lain.

Liabilitas Jangka Panjang


Total liabilitas jangka panjang konsolidasian pada tahun 2014 adalah sebesar Rp14.161.113 juta,
mengalami peningkatan sebesar Rp3.773.556 juta atau 36,3% dibanding tahun 2013 sebesar
Rp10.387.557 juta. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pinjaman jangka
panjang.

EKUITAS

Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2015 dan 2014


Total ekuitas konsolidasian pada tahun 2015 sebesar Rp22.733.859 juta, mengalami kenaikan sebesar
Rp188.601 juta atau sekitar 0,8% dibandingkan dengan ekuitas pada tahun 2014 yang tercatat sebesar
Rp22.545.258 juta. Kenaikan tersebut terutama dari tambahan modal disetor, penghasilan komprehensif
lain dan kepentingan non pengendali.

Perbandingan untuk tanggal 31 Desember 2014 dan 2013

Total ekuitas konsolidasian pada 2014 sebesar Rp22.545.258 juta, mengalami kenaikan sebesar
Rp5.708.434 juta atau 33,9% dibandingkan dengan ekuitas konsolidasian pada tahun 2013 yang tercatat
sebesar Rp16.836.824 juta. Kenaikan terutama berasal selisih transaksi perubahan ekuitas Entitas Anak,
peningkatan kepentingan non pengendali dan tambahan modal disetor.

LAPORAN ARUS KAS


Tabel berikut ini memuat ikhtisar laporan arus kas Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013:
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
Keterangan
2015 2014 2013
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Operasi 3.689.364 (1.078.623) 999.195
Kas bersih digunakan untuk Aktivitas Investasi (3.447.390) (3.582.019) (3.999.358)
Kas bersih diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 238.414 6.373.654 3.626.306
(Penurunan)/kenaikan bersih kas dan setara kas 480.388 1.713.012 626.143

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi


Pada tahun 2015 kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp3.689.364 juta, pada tahun
2014 kas bersih digunakan dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp(1.078.623 juta) dan pada tahun 2013
kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi Rp999.195 juta.

17
Perolehan kas Konsolidasian dari aktivitas operasi pada tahun 2015 adalah sebesar Rp3.689.364 juta, naik
sebesar Rp4.767.987 juta dibandingkan kas yang digunakan untuk aktifitas operasi tahun 2014 sebesar
Rp(1.078.623 juta). Kenaikan terutama karena adanya peningkatan yang signifikan atas simpanan dan
simpanan dari bank lain serta penurunan pembayaran terhadap pemasok.

Pada tahun 2014 tercatat penggunaan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp(1.078.623 juta), turun sebesar
Rp2.077.818 juta atau turun 207,9% dibandingkan kas diperoleh dari aktifitas operasi tahun 2013 sebesar
Rp999.195 juta. Penurunan perolehan kas bersih antara lain dikarenakan adanya penurunan simpanan
dan simpanan dari bank lain dan kenaikan pembayaran kepada pemasok.

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi


Pada Aktivitas Investasi, tercatat penggunaan kas bersih oleh Perseroan untuk tahun yang 2015, 2014 dan
2013 masing masing sebesar Rp(3.447.390 juta), Rp(3.582.019 juta) dan Rp(3.999.358 juta).

Pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014, pengeluaran Perseroan untuk aktivitas investasi relatif
lebih rendah, hal ini dikarenakan pada tahun 2015 belanja modal Perseroan yang jauh lebih kecil
dibandingkan tahun 2014. Salah satu penyebab lebih tingginya belanja modal Perseroan di tahun 2014
adalah dikarenakan MNCSV, Entitas Anak Perseroan di bidang media melakukan pembelian satelit
transponder.

Pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013, pengeluaran Perseroan untuk aktivitas investasi
mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari Rp3.999.358 juta menjadi Rp3.582.019 juta.
Penurunan yang cukup signifikan ini terkait penambahan investasi pada Entitas Asosiasi di tahun 2013
yang lebih tinggi dibandingkan penambahan investasi pada Entitas Asosiasi pada tahun 2014.

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan


Pada tahun 2015, Perseroan membukukan perolehan kas bersih sebesar Rp238.414 juta. Sedangkan pada
tahun 2014, Perseroan membukukan perolehan kas bersih sebesar Rp6.373.654 juta. Penurunan
penggunaan kas bersih pada tahun 2015 terkait dengan adanya pembayaran utang bank dan utang jangka
panjang.

Pada tahun 2014, Perseroan mencatatkan perolehan kas bersih sebesar Rp6.373.654 juta. Sedangkan
pada tahun 2013, Perseroan mencatatkan perolehan kas bersih sebesar Rp3.626.306 juta. Peningkatan
perolehan kas bersih pada tahun 2014 dikarenakan penerimaan setoran modal yang lebih tinggi
dibandingkan pada tahun 2013 serta dikarenakan pembayaran utang obligasi yang lebih kecil di tahun
2014 dibanding dengan pembayaran obligasi di tahun 2013.

LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS


Likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Tingkat
likuiditas diukur dengan membandingkan aset lancar konsolidasian dengan liabilitas jangka pendek pada
suatu tanggal tertentu. Tingkat likuiditas Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015, 2014 dan 2013 berturut-turut sebesar 111,4%, 165,9% dan 267,6%.

Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan dalam memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan
seluruh aset Perseroan. Solvabilitas diukur dengan membandingkan antara jumlah liabilitas konsolidasian
terhadap jumlah aset konsolidasian. Solvabilitas Perseroan cenderung stabil. Berikut tingkat solvabilitas
Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 masing-masing
sebesar 57,2%, 52,6% dan 47,0%.

PEMBELIAN ASET TETAP (CAPITAL EXPENDITURE)


Pembelian aset tetap yang dilakukan Perseroan dan Entitas Anak pada tahun 2015, 2014 dan 2013
masing-masing sebesar Rp3.067.533 juta, Rp2.538.425 juta dan Rp1.996.135 juta.

Kebijakan pembelian barang modal Perseroan adalah untuk memaksimalkan kinerja operasional dengan
tujuan untuk meningkatkan pendapatan Perseroan. Sumber pendanaan Perseroan untuk pembelian
barang modal berasal dari kas internal Perseroan, penerbitan obligasi dan pinjaman bank.

18
Dalam melakukan pembelian barang modal, Perseroan dan Entitas Anak telah mempertimbangkan fungsi
dan tujuan pembelian barang modal tersebut. Tujuan pembelian barang modal tersebut terutama adalah
untuk meningkatkan pendapatan Perseroan dan Entitas Anak. Dengan adanya pertimbangan tersebut,
Perseroan dan Entitas Anak menjadi lebih selektif dalam melakukan pembelian barang modal sehingga
tidak terdapat masalah yang tidak sesuai dengan tujuan pembelian.

Pada tahun 2015 terdapat peningkatan aset dalam penyelesaian yang merupakan bangunan gedung
studio di Jakarta, pembangunan stasiun transmisi berikut instalasinya dan renovasi gedung yang
diperkirakan seluruhnya selesai di tahun 2016.

IMBAL HASIL EKUITAS DAN IMBAL HASIL INVESTASI

Imbal Hasil Ekuitas


Imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba bersih yang diukur dari
perbandingan laba bersih terhadap jumlah ekuitas konsolidasian. Tingkat imbal hasil ekuitas pada 31
Desember 2015, 2014 dan 2013 berturut-turut adalah sebesar -2,6%, 5,2% dan 2,3% .

Imbal Hasil Investasi


Imbal hasil investasi menunjukkan kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba bersih dari aset yang
dimiliki Perseroan, diukur dari perbandingan antara laba bersih dengan total aset konsolidasian. Imbal
hasil investasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 berturut-turut adalah
sebesar -1,1%, 2,5% dan 1,2% .

C. MANAJEMEN RISIKO
1. Manajemen Risiko Modal
2. Manajemen Risiko keuangan
- Risiko Pasar
- Manajemen risiko kredit
- Manajemen risiko likuiditas

RISIKO USAHA
A. Risiko Perseroan
Perseroan tidak terlepas dari risiko yang disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat menurunkan pendapatan
Perseroan. Perseroan sebagai perusahaan investasi strategis memiliki beberapa risiko, yaitu:
1. Risiko investasi
2. Risiko sebagai entitas induk
3. Risiko perekonomian
4. Risiko perubahan kebijakan pemerintah
5. Risiko teknologi
6. Risiko persaingan
7. Risiko operasional
8. Risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing

B. Risiko Entitas Anak


Industri Media
1. Risiko eksternal
2. Risiko internal
3. Risiko investasi
4. Risiko penurunan belanja iklan
5. Risiko persaingan program
6. Risiko persaingan usaha TV berlangganan
7. Risiko gangguan pada satelit
8. Risiko distribusi ilegal

19
Industri Keuangan
1. Risiko investasi
2. Risiko penjaminan emisi efek
3. Risiko perdagangan efek
4. Risiko likuiditas reksa dana terbuka
5. Risiko klaim
6. Risiko kredit
7. Risiko persaingan
8. Risiko peraturan pemerintah
Industri Properti
1. Risiko pembangunan properti
2. Risiko pembiayaan
3. Risiko ketersediaan lahan
4. Risiko tingkat suku bunga
5. Risiko persaingan usaha

C. Risiko Kemungkinan Tidak Likuidnya Saham


KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil
usaha Perseroan dan Entitas Anak yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen yang telah
diterbitkan tertanggal 2 Juni 2016 atas laporan keuangan konsolidasian, serta kinerja keuangan dan arus kas
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat
wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan
kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (Revisi 2013),
Imbalan Kerja, yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini.

KETERANGAN TENTANG PERUSAHAAN TERBUKA, KEGIATAN USAHA, SERTA KECENDRUNGAN DAN PROSPEK
USAHA

A. KETERANGAN PERSEROAN

Perseroan didirikan berdasarkan akta No.22 tanggal 2 November 1989 yang dibuat dihadapan Sutjipto, S.H.,
Notaris di Surabaya, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No.193 tanggal 15 November 1989 yang
dibuat oleh Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No.C2-10673.HT.01.01.TH.89 tanggal 22
November 1989 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.18, Tambahan No.813 tanggal 2
Maret 1990.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan-perubahan Anggaran
Dasar Perseroan.

Terakhir Anggaran Dasar Perseroan dirubah dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran
Dasar No.44 tanggal 22 Maret 2016, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan,
yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana
ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0034054
tanggal 23 Maret 2016 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0037228.AH.01.11.Tahun 2016
tanggal 23 Maret 2016, mengenai peningkatan modal disetor.

Saat ini, kegiatan utama usaha Perseroan adalah bergerak pada bidang investasi strategis. Kantor Perseroan
terletak di MNC Financial Center, Lantai 21, Jalan Kebon Sirih No.21-27, Jakarta Pusat.

20
1. PERMODALAN DAN PEMEGANG SAHAM

Perkembangan Permodalan dan Kepemilikan Saham Perseroan Setelah Perseroan melakukan PUT IV
Pada tanggal 27 Juni 2007, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan Suratnya
No.S-3177/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV dalam rangka penerbitan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 1.829.534.711 saham dan penerbitan Tanda Bukti Utang
Konversi (TBUK) Bhakti Investama Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap 6% per tahun sebanyak-banyaknya
USD170.145.310. Perkembangan permodalan dan kepemilikan saham Perseroan sebelum Perseroan
melakukan PUT IV telah dimuat dalam Prospektus yang diterbitkan dalam rangka PUT IV. Berikut dibawah ini
adalah perkembangan permodalan dan kepemilikan saham Perseroan setelah Perseroan melakukan PUT IV.

Tahun 2009
Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.96 tanggal 23 April 2009, dibuat di hadapan Aulia Taufani,
S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-
41700.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 26 Agustus 2009, struktur permodalan dan susunan pemegang saham
Perseroan adalah sebagai berikut :
Permodalan Nilai Nominal Rp100 per saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 20.900.000.000 2.090.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Bhakti Panjiwira 1.325.098.778 132.509.877.800 18,31
Hary Tanoesoedibjo 700.000.000 70.000.000.000 9,67
ABN Amro N.V Singapore 673.722.000 67.372.200.000 9,32
DS-Repo 413.489.000 41.348.900.000 5,71
UBS AG, Singapore - UBS 414.500.000 41.450.000.000 5,73
HSBC Private Bank (Suisse) SA 400.000.000 40.000.000.000 5,53
Masyarakat 3.309.462.467 330.946.246.700 45,73
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 7.236.272.245 723.627.224.500 100,00
Saham dalam Portepel 13.663.727.755 1.366.372.775.500

Tahun 2010
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.347 tanggal 30 April 2010,
dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang
telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No.AHU-23040.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 5 Mei 2010, Akta No.347 ini menyetujui (a)
pemberian wewenang dan kuasa kepada Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris untuk mengeluarkan
saham baru Perseroan terkait dengan pelaksanaan konvesi Tanda Bukti Utang Konversi (TBUK) (b) peningkatan
modal dasar sebesar Rp2.950.574.875.600, terbagi atas 29.505.748.756 saham, masing-masing bernilai
nominal Rp.100 dan (c) peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 7.376.437.189 saham
dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp737.643.718.900 dengan nilai nominal masing-masing sebesar
Rp100, sehingga struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan Nilai Nominal Rp100 per saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 29.505.748.756 2.950.574.875.600
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Bhakti Panjiwira 1.716.836.778 171.683.677.800 23,27
Hary Tanoesoedibjo 1.273.674.500 127.367.450.00 17,27
ABN Amro N.V Singapore 617.118.000 61.711.800.000 8,37
UOB Kay Hian Private Ltd 461.000.000 46.100.000.000 6,25
UBS AG, Singapore 413.500.000 41.350.000.000 5,60
Masyarakat 2.894.307.911 289.430.791.100 39,24
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 7.376.437.189 737.643.718.900 100,00
Saham dalam Portepel 22.129.311.567 2.212.931.156.700
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 140.164.944 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp14.016.494.400 tersebut berasal dari pelaksanaan konversi Tanda Bukti Utang Konversi (TBUK) yang

21
telah diterbitkan Perseroan pada tahun 2007 dan telah disetujui oleh pemegang saham dalam RUPSLB tanggal 12 April
2010.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.46 tanggal 5 Mei 2010, dibuat
di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., pada waktu itu Notaris di Jakarta yang telah
disetujui oleh pemegang saham dalam RUPSLB 12 April 2010 serta telah mendapat persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU-24073.AH.01.02.Tahun
2010 tanggal 11 Mei 2010. Akta No. 46 ini menyetujui (a) peningkatan modal dasar Perseroan yang dilakukan
secara bertahap sehingga menjadi setinggi-tingginya Rp11.500.000.000.000 yang terbagi atas 115.000.000.000
saham, masing-masing dengan nilai nominal Rp100 per saham dan (b) peningkatan modal ditempatkan dan
disetor penuh sejumlah 29.505.748.756 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp2.950.574.875.600,
dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp100 per saham, sehingga struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Permodalan Nilai Nominal Rp100 per saham


Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 115.000.000.000 11.500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
PT Bhakti Panjiwira 6.867.347.112 686.734.711.200 23,27
Hary Tanoesoedibjo 5.094.698.000 509.469.800.000 17,27
ABN Amro N.V Singapore 2.468.472.000 246.847.200.000 8,37
UOB Kay Hian Private Ltd 1.744.000.000 174.400.000.000 5,91
UBS AG, Singapore 1.654.000.000 165.400.000.000 5,60
Masyarakat 11.677.231.644 1.167.723.164.400 39,58
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 29.505.748.756 2.950.574.875.600 100,00
Saham dalam Portepel 85.494.251.244 8.549.425.124.400
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 22.129.311.567 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp2.212.931.156.700 tersebut berasal dari pembagian saham bonus Perseroan, dimana setiap
pemegang 1 saham memperoleh sebanyak 3 saham bonus.

Tahun 2013

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.8 tanggal 2 Mei 2013, dibuat di
hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.10-22038 tanggal 4 Juni 2013, struktur permodalan
dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan Nilai Nominal Rp100 per saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 115.000.000.000 11.500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
UBS AG, Singapore 6.243.087.438 624.308.743.800 17,46
PT Bhakti Panjiwira 5.112.546.112 511.254.611.200 14,30
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 3.561.426.000 356.142.600.000 9,96
Hary Tanoesoedibjo 3.283.546.000 328.354.600.000 9,18
ABN Amro Nominees Singapore Pte Ltd 2.761.947.500 276.194.750.000 7,72
UPB Kay Hian Private Ltd 1.797.000.000 179.700.000.000 5,02
Masyarakat 12.995.042.257 1.299.504.225.700 36,36
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 35.754.595.307 3.575.459.530.700 100,00
Saham dalam Portepel 79.245.404.693 7.924.540.469.300
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 6.248.846.551 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp624.884.655.100 tersebut berasal dari :
a. Pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan untuk memiliki saham MNC Investama (MESOP) untuk
Tahap I – V (periode Desember 2010 – 16 April 2013) sebanyak 476.214.000 saham dengan nilai nominal setiap
saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp47.621.400.000;
b. Pelaksanaan Konversi TBUK BHIT 2007 (periode Mei 2010 – Mei 2012) sebanyak 3.587.632.551 saham dengan nilai
nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp358.763.255.100;

22
c. Penyetoran modal melalui peningkatan modal tanpa HMETD dari investor sebanyak 714.000.000 saham diambil
oleh Charlton Group Holdings Ltd dan sebanyak 1.471.000.000 saham diambil oleh Marco Prince Corp, sehingga
seluruhnya sebanyak 2.185.000.000 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau seluruhnya
sebesar Rp218.500.000.000.

Tahun 2015

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.38 tanggal 14 April 2015, dibuat
di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0915597 tanggal 15 April 2015, struktur
permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

Permodalan Nilai Nominal Rp100 per saham


Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 115.000.000.000 11.500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd 14.079.835.716 1.407.983.571.600 36,22
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 5.694.553.000 569.455.300.000 14,65
PT Bhakti Panjiwira 5.113.807.112 511.380.711.200 13.15
Hary Tanoesoedibjo 2.191.199.300 219.119.930.000 5,64
Masyarakat 11.795.048.279 1.179.504.827.900 30,34
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 38.874.443.407 3.887.444.340.700 100,00
Saham dalam Portepel 76.125.556.593 7.612.555.659.300
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 3.119.848.100 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp311.984.810.000 tersebut berasal dari:
a. Pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan untuk memiliki saham MNC Investama (MESOP) untuk
Tahap IV – VI (periode 17 April 2013 – Oktober 2014) sebanyak 274.910.600 saham dengan nilai nominal setiap
saham sebesar Rp100 atau seluruhnya sebesar Rp27.491.060.000;
b. Penyetoran modal melalui peningkatan modal tanpa HMETD dari investor sebanyak 1.444.250.000 saham
diambil oleh Charlton Group Holdings Ltd dan sebanyak 1.400.687.500 saham diambil oleh Marco Prince Corp,
sehingga seluruhnya sebanyak 2.844.937.500 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp284.493.750.000.

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.57 tanggal 21 Mei 2015, dibuat
di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0933733 tanggal 21 Mei 2015, Jo. Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.60 tanggal 21 Mei 2015, dibuat di hadapan
Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan
Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0943949 tanggal 19 Juni 2015, struktur permodalan dan
susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:
Permodalan Nilai Nominal Rp100 per saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 115.000.000.000 11.500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd 14.079.835.716 1.407.983.571.600 36,20
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 5.694.553.000 569.455.300.000 14,64
PT Bhakti Panjiwira 5.113.807.112 511.380.711.200 13,15
Hary Tanoesoedibjo 2.629.344.000 262.934.400.000 6,76
Masyarakat 11.374.739.179 1.137.473.917.900 29,25
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 38.892.279.007 3.889.227.900.700 100,00
Saham dalam Portepel 76.107.720.993 7.610.772.099.300
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 17.835.600 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp1.783.560.000 tersebut berasal dari pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan
untuk memiliki saham Perseroan (MESOP) untuk periode 1 April 2015 – 28 April 2015.

23
Tahun 2016

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.44 tanggal 22 Maret 2016,
dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, yang telah diberitahukan kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No.AHU-AH.01.03-0034054 tanggal 23 Maret 2016, struktur
permodalan dan susunan pemegang saham adalah sebagai berikut:

Permodalan Nilai Nominal Rp100 per saham


Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
%
Modal Dasar 115.000.000.000 11.500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd 13.088.835.716 1.308.883.571.600 33,65
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 8.402.553.000 840.255.300.000 21,60
PT Bhakti Panjiwira 5.113.807.112 511.380.711.200 13,14
Hary Tanoesoedibjo 2.008.525.300 200.852.530.000 5,16
Masyarakat 10.288.385.479 1.028.838.547.900 26,45
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 38.902.106.607 3.890.210.660.700 100,00
Saham dalam Portepel 76.097.893.393 3.890.210.660.700
Keterangan:
Peningkatan modal disetor sebanyak 9.827.600 saham dengan nilai nominal setiap saham sebesar Rp100 atau
seluruhnya sebesar Rp982.760.000 tersebut berasal dari pelaksanaan program hak opsi manajemen dan karyawan
untuk memiliki saham Perseroan (MESOP) untuk periode 29 April 2015 – Oktober 2015.

Berdasarkan Daftar Pemegang Saham (DPS) yang dikeluarkan oleh PT BSR Indonesia selaku Biro Administrasi
Efek Perseroan, susunan pemegang saham Perseroan per 30 April 2016 dengan kepemilikan saham sebesar 5%
(lima persen) atau lebih adalah sebagai berikut:
Permodalan Nilai Nominal Rp100 per saham
Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) %
Modal Dasar 115.000.000.000 11.500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd 9.088.835.716 908.883.571.600 23,4
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 8.402.553.000 840.255.300.000 21,6
Hary Tanoesoedibjo 8.069.482.900 806.948.290.000 20,7
PT Bhakti Panjiwira 5.113.807.112 511.380.711.200 13,1
Masyarakat (Dibawah 5%) 8.227.427.879 822.742.787.900 21,2
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 38.902.106.607 3.890.210.660.700 100,0
Saham dalam Portepel 76.097.893.393 7.609.789.339.300

Hubungan Kepemilikan, Kepengurusan dan Pengawasan dengan Pemegang Saham Utama, Pengendali,
Entitas Anak dan Entitas Asosiasi (Per 30 April 2016)

B. Rudijanto Hary Djaja Ratna Endang Hary


Tanoesoedibjo Soelistiowati Tanoesoedibjo**

28,00% 20,00% 20,00% 32,00%

PT Bhakti Panjiwira HT Investment Development


Ltd 100,00%
Masyarakat UOB Kay Hian (Hongkong)*
13,15%
21,15% 21,60% 23,36% 20,74%
PERSEROAN

47,78% 63,76% 99,99% 99,99% 100,00% 100,00% 100,00% 99,99% 99,99% 18,98%

MCOM MKAP GTS MNCE BIILC BIILD OHP Finansindo GNS MNCL

* UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd adalah kustodian yang tidak bisa dikonfirmasikan mengenai kepemilikan individu.
** Individu yang menjadi pengendali Perseroan adalah Hary Tanoesoedibjo.

24
Pemegang Saham Perseroan Berbentuk Badan Hukum

Pemegang Saham Perseroan yang berbentuk Badan Hukum yang memiliki saham Perseroan lebih dari 5%
adalah sebagai berikut ini:
a. HT Investment Development Ltd (“HID”)
b. PT Bhakti Panjiwira (“BP”)

2. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.97 tanggal 27 Juli 2015, dibuat di hadapan Aryanti
Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan, diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Data Perseroan No.AHU-AH.01.03-0955033 tanggal 6 Agustus 2015 dan didaftarkan dalam Daftar
Perseroan No.AHU-3538842AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 6 Agustus 2015, susunan anggota Dewan
Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Hary Djaja
Komisaris : Ratna Endang Soelistyawati
Komisaris : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo
Komisaris : Liliana Tanaja
Komisaris Independen : Darpito Pudyastungkoro
Komisaris Independen : Kardinal Alamsyah Karim
Direksi
Direktur Utama : Hary Tanoesoedibjo
Wakil Direktur Utama : Darma Putra
Wakil Direktur Utama/Direktur Independen : Susanty Tjandra Sanusi
Direktur : Tien
Direktur : Natalia Purnama
Direktur : Jiohan Sebastian
Direktur : Henry Suparman

Perseroan masih sedang dalam proses pemenuhan Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi
Dan Dewan Komisaris Emiten Atau Perusahaan Publik.

Komite Audit
Ketua : Kardinal Alamsyah Karim
Anggota : Darpito Pudyastungkoro
Anggota : Fransiska Therik

Komite Remunerasi
Ketua : Kardinal Alamsyah
Anggota : Hary Djaja
Anggota : Liliana Tanoesoedibjo

Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)


Perseroan telah memiliki Sekretaris Perusahaan yaitu Santi Paramita terhitung sejak tanggal 28 Januari 2014
yang telah ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.017/MNCINV/Dir/2014 tanggal 28
Januari 2014.

Internal Audit
Perseroan memiliki Satuan Kerja Internal Audit yang telah mengikuti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No.56/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.

25
3. KETERANGAN MENGENAI ENTITAS ANAK & ASOSIASI

Perseroan adalah pihak yang menjadi pengendali.


Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki penyertaan secara langsung pada Entitas Anak dan
Entitas Asosiasi sebagai berikut:

Nama Domisili Kegiatan Usaha Status Tahun Persentase Kepemilikan Tahun


Perusahaan Operasional Beroperasi Kepemilikan Penyertaan
MKAP Jakarta Konsultasi di bidang bisnis, Beroperasi 2000 63,77 Langsung 1999
Pusat manajemen, dan administrasi
serta investasi
MCOM Jakarta Investasi Beroperasi 1982 47,78 Langsung 2001
Pusat
GTS Jakarta Jasa serta konsultasi bisnis, Beroperasi 2007 99,99 Langsung 2007
Pusat manajemen dan administrasi
dalam bidang transportasi
BIILC Cayman Perusahaan investasi
Beroperasi 2007 100,00 Langsung 2007
Islands
BIILD Dubai Perusahaan investasi Beroperasi 2009 100,00 Langsung 2009
MNCE Jakarta Pertambangan batu bara, Beroperasi 2012 99,99 Langsung 2012
Pusat perdagangan, jasa dan
transportasi
OHP Singapura Perusahaan investasi Beroperasi 2013 100,00 Langsung 2013
Finansindo Jakarta Pembangunan, perdagangan, Beroperasi 2013 99,99 Langsung 2013
Pusat perindustrian, pengangkutan
darat, perbengkelan,
percetakan, perkebunan,
pertanian, perikanan,
peternakan, jasa dan
konsultasi.
GNS Jakarta Perdagangan dan jasa Beroperasi 2015 99,99 Langsung 2015
Pusat
MNCL Jakarta Pembangunan, perdagangan, Beroperasi 1990 18,98 Asosiasi 2013
Pusat perindustrian dan jasa

4. PERKARA HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK.

a. Perkara No.431/PDT.G/2010/PN.JKT.PST., antara Perseroan (“Penggugat”) dengan MCOM


(“Tergugat I/T I”), KT Corporation (“Tergugat II/T II”), Qualcom Incorporated (“Tergugat III/T III”)
dan PT KTF Indonesia (“Tergugat IV/T IV”)

Pada Perkara ini Penggugat merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa investasi dan
pemegang saham mayoritas pada Tergugat I sebesar 51,27% atau sebanyak 7.058.875.000 lembar
saham. Bahwa pada tanggal 9 Juni 2006, Tergugat I, Tergugat III dan Tergugat IV telah
menandatangani Put and Call Option Agreement (“Perjanjian Opsi”) yang bertujuan mengatur hak
untuk menjual saham PT Mobile-8 Telecom, Tbk (“PT Mobile-8”) milik Tergugat III dan Tergugat IV
kepada Tergugat I.Dalam menandatangani Perjanjian Opsi, Tergugat I, Tergugat III, dan Tergugat IV
telah melakukan penyelundupan hukum untuk mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar yang
dilakukan dengan cara membuat Perjanjian Opsi yang sudah direncanakan sehubungan dengan
rencana diadakannya Penawaran Umum Perdana (IPO) atas saham PT Mobile-8 berdasarkan
Shareholder Agreement tanggal 14 November 2003. Untuk mengeksploitasi perubahan harga
saham yang akan terjadi dalam jangka waktu yang panjang untuk mendapatkan keuntungan yang
tidak wajar, maka Tergugat I, Tergugat III, dan Tergugat IV dengan sengaja tidak memberikan
jangka waktu tertentu atas Perjanjian Opsi. Untuk menghindari ketentuan pasar modal Indonesia,
Tergugat I, Tergugat III, dan Tergugat IV sengaja memilih hukum New York, Amerika Serikat,
sebagai hukum yang berlaku di dalam Perjanjian Opsi. Perjanjian Opsi yang telah ditandatangani
tersebut, telah ditandatangani Tergugat I tanpa terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Dewan
Komisaris Tergugat I. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Penggugat telah dirugikan secara
materiil dengan nilai setidaknya sebesar Rp1,00 (satu Rupiah) dan secara immateriil dengan nilai
setidaknya Rp1.000.000.000,00 (satu miliar Rupiah).

26
Atas gugatan yang diajukan oleh Penggugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan Putusan No.431/PDT.G/2010/PN.Jkt.PST,
tanggal 6 Juli 2011, yang pada pokoknya memenangkan Para Tergugat dengan:
1) Mengabulkan Eksepsi Kompetensi Absolut dari Tergugat II dan Tergugat IV serta Tergugat III
untuk seluruhnya;
2) Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat secara absolut tidak berwenang memeriksa,
mengadili dan memutus perkara ini; dan
3) Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga kini ditaksir Rp491.000,00
(empat ratus sembilan puluh satu ribu Rupiah).

Terhadap putusan tersebut, Penggugat telah mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta, pada tanggal 13 Oktober 2011.

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah mengeluarkan putusan atas perkara ini No.
665/PDT/2011/PT.DKI, tanggal 26 Maret 2012, yang amar putusannya antara lain yaitu:
1) Menolak eksepsi Tergugat II dan Tergugat IV serta Tergugat III untuk seluruhnya,
2) Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa, mengadili dan memutus
perkara ini,
3) Memerintahkan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melanjutkan pemeriksaan perkara ini,
dan
4) Menghukum Tergugat II dan Tergugat IV serta Tergugat III untuk membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat pengadilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp150.000,-.

Selanjutnya atas perkara ini telah dikeluarkan Putusan Mahkamah Agung No. 204.K/PDT/2013
tanggal 22 Juli 2014, yang pada intinya menolak permohonan kasasi Pemohon Kasasi (T II).

b. Perkara Arbitrase No.16772/CYK., antara KT Corporation (“Pemohon”) dan PT Global Mediacom


Tbk (“Termohon”).

Pada Perkara ini KT Corporation (Pemohon) menggugat MCOM (”Termohon”) atas tindakan
wanprestasi terhadap perjanjian Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi),
yaitu bahwa Termohon tidak membeli saham Pemohon (yang dimiliki dalam mobile-8) berdasarkan
Perjanjian Opsi.

Atas gugatan yang diajukan oleh Pemohon di International Court of Arbitration of The International
Chamber of Commerce (“ICC”), Majelis Arbitrase ICC telah menjatuhkan Putusan tanggal 18
November 2010, yang pada pokoknya memenangkan Pemohon sebagai berikut:
1) Menyatakan Termohon telah melanggar Perjanjian Opsi dan lalai untuk memenuhi ketentuan
dalam Notice of the Exercise of the Put Option tertanggal 6 Mei 2009;
2) Menghukum Termohon untuk melakukan pembelian 406.611.912 lembar saham PT Mobile-8
Telecom Tbk milik Pemohon dengan harga sebesar USD13.850.966 ditambah dengan bunga (pre-
award interest) sebesar 5,75% yang perhitungannya dimulai sejak 6 Juli 2009 sampai dengan
pembayaran tersebut dilakukan;
3) Memerintahkan Termohon untuk membayar biaya hukum dan biaya-biaya lainnya sebesar
USD731.642 serta biaya arbitrase termasuk biaya administratifnya sebesar USD238.000.

Terhadap putusan ICC tersebut baru akan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat terhadap
Perusahaan apabila telah ada persetujuan dari ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas
permohonan pelaksanaan Putusan arbitrase ICC tersebut di Indonesia.

Pada tanggal 29 Juli 2015, Termohon menerima pemberitahuan (aanmaning) dari Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat. Namun eksekusinya harus ditunda, dikarenakan adanya proses pengadilan yang sedang
berlangsung dalam kasus ini, sehubungan dengan keabsahan perjanjian opsi tanggal 9 Juni 2006 pada
kasus 431/PDT.G/2010/PN.JKT.PST.

27
c. Perkara Perdata No.188/PDT.G/Arb/2012/PN.JKT., antara MCOM (“Penggugat”) dan KT
Corporation (“Tergugat”)

Pada Perkara ini MCOM (“Penggugat”) menggugat pembatalan atas keputusan International Court of
Arbitration No.16772.CYK melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melawan KT Corporation
(“Tergugat”).

Atas perkara ini telah dikeluarkan Putusan Sela Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.
188/Pdt.G/ARB/2012/PN.Jkt.Pst tanggal 8 November 2012, yang menyatakan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat secara absolut tidak berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini.

Selanjutnya Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan No. 212K/PDT.SUS-ARBT/2013 Jo. No.
188/PDT.G/ARB/2012/PN.JKT.PST tanggal 12 Agustus 2014, yang pada intinya menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 188/Pdt.G/ARB/2012/PN.Jkt.Pst tanggal 8 November 2012.

Atas Putusan Mahkamah Agung tersebut, Penggugat mengajukan permohonan peninjauan kembali
kepada Mahkamah Agung. Berdasarkan permohonan tersebut Mahkamah Agung memutuskan
dengan Putusan No.64/PK/Pdt.Sus-Arbt/2015 tanggal 2 September 2015 yang pada intinya menolak
permohonan Peninjauan kembali yang diajukan oleh penggugat dan sampai tanggal pemeriksaan ini
belum diterima salinan resmi atas putusan tersebut.

d. Perkara Perdata No.534/PDT.G/2013/PN.JKT.PST, antara MCOM (“Penggugat”) dan Qualcom


Incorporated (“Tergugat”)

Penggugat merupakan pemohon atas pembatalan Putusan ICC No. 18062 tanggal 11 Oktober 2012.
Putusan tersebut dijatuhkan tanpa kehadiran Penggugat yang intinya menghukum Penggugat untuk
membayar kepada Tergugat sebanyak USD39.500.479 ditambah bungan tetap sebesar 5,063%
pertahun sejak 1 Mei 2011 sampai dengan putusan arbitrase diterbitkan, dan menghukum Penggugat
untuk membayar USD585.000 sebagai biaya arbitrase termasuk biaya dan pengeluaran Majelis
Arbitrase dan biaya administrasi Arbitrase ICC.

Atas perkara ini telah dikeluarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
No.534/Pdt.G/ARB/2013/PN.Jkt.Pst tanggal 20 April 2015, yang pada intinya menyatakan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini. Atas putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat tersebut Penggugat mengajukan banding ke Mahkamah Agung, dan saat ini
sedang dalam proses pemeriksaan di Mahkamah Agung.

Selain yang disebutkan di atas pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Entitas Anak, Komisaris dan
Direksi Perseroan, serta Komisaris dan Direksi Entitas Anak tidak sedang menghadapi atau terlibat sebagai
pihak dalam suatu perkara lain baik perkara perdata, pidana, kepailitan, tata usaha negara, hubungan
industrial, arbitrase dan/atau pajak pada lembaga-lembaga peradilan terkait yang berwenang di seluruh
wilayah Republik Indonesia, somasi yang berpotensi sebagai perkara yang memiliki pengaruh secara material
terhadap kelangsungan usaha, harta kekayaan dan rencana Penawaran Umum Terbatas V Perseroan.

5. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING

Transaksi Dengan Pihak Terafiliasi


Perseroan melakukan transaksi tertentu dengan pihak yang terafiliasi, yang dilakukan dengan syarat-syarat
normal sebagaimana halnya transaksi dengan pihak ketiga. Transaksi afiliasi ini dapat terjadi secara berulang
dan berlaku/diperpanjang secara terus menerus dengan memperhatikan prinsip kewajaran dan kelaziman
transaksi.

Transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi lainnya dengan Perseroan adalah sebagai berikut:
Sifat Pihak Terafiliasi
a. PT Bhakti Panjiwira adalah pemegang saham Perseroan yang mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Perseroan.

28
b. Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perseroan adalah MNCL, PT
Media Citra Indostar dan PT Bhakti Coal Resources.
c. Perseroan merupakan pendiri Reksadana MNC Dana Lancar, MNC Dana Kombinasi, MNC Dana Dollar,
dan MNC Dana Ekuitas.

Transaksi-transaksi Pihak Terafiliasi


Dalam kegiatan usahanya, Perseroan dan Entitas Anak melakukan transaksi penting lainnya dengan pihak
terafiliasi, yang meliputi antara lain:

a. Perseroan menyediakan manfaat pada Komisaris dan Direktur Perusahaan sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)


Keterangan Tahun 2015
Komisaris
Imbalan kerja jangka pendek 2.425
Pembayaran berbasis saham 485
Sub Jumlah 2.910

Direksi dan karyawan kunci


Imbalan kerja jangka pendek 12.266
Pembayaran berbasis saham 404
Imbalan pasca kerja 636
Sub Jumlah 13.306

b. Perseroan dan Entitas Anak memiliki portofolio efek pengelolaan dana dengan MNCAM berupa unit
penyertaan reksadana.
c. Penjualan/pembelian barang dan jasa, persewaan gedung dan transaksi pembiayaan dengan pihak
terafiliasi.
d. MCOM dan Entitas Anak juga mempunyai transaksi lain dengan pihak terafiliasi yaitu:
- Pemberian/penerimaan pinjaman dana tanpa bunga atas pembayaran lebih dahulu biaya MCOM
dan Entitas Anak oleh pihak terafiliasi atau sebaliknya.

Pada 31 Desember 2015, saldo yang timbul atas transaksi usaha tersebut adalah sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)


Keterangan Tahun 2015 Persentase terhadap Jangka Waktu
Jumlah Aset
Aset keuangan lainnya - lancar 703.984 1,32% Kurang dari 1 tahun
Piutang usaha 131.393 0,25% Kurang dari 1 tahun
Piutang pembiayaan 41.673 0,08% 2013 s/d 2019
Piutang murabahah 112 0,00% 2014 s/d 2016
Piutang lain-lain – lancar 29.805 0,06% Kurang dari 1 tahun
Piutang lain-lain – tidak lancar 30.659 0,06% Lebih dari 1 tahun
Jumlah 937.626 1,77%

(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)


Keterangan Tahun 2015 Persentase terhadap Jangka Waktu
Jumlah Liabilitas
Simpanan dan simpanan dari bank lain 458.675 1,51% Kurang dari 3 bulan
Utang usaha 85.592 0,28% Kurang dari 1 tahun
Utang lain-lain 7.116 0,02% Kurang dari 1 tahun
Jumlah 551.383 1,81%

6. SUMBER DAYA MANUSIA

Komposisi Karyawan
Jumlah karyawan Perseroan dan Entitas Anak per 31 Maret 2016 berjumlah 15.263 orang yang terdiri dari
8.198 orang karyawan tetap dan 7.065 orang karyawan tidak tetap. Dari seluruh karyawan tetap dan tidak

29
tetap tersebut, tidak terdapat tenaga kerja asing yang bekerja di Perseroan. Komposisi karyawan menurut
jenjang jabatan, pendidikan, usia dan status karyawan per 31 Maret 2016, 31 Desember 2015, 31 Desember
2014 dan 2013 adalah:

Komposisi Menurut Unit Usaha


31 Maret 2016 2015 2014 2013
Kelompok Usaha
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Holding 65 0,43 63 0,42 68 0,50 71 0,62
Media 12.688 83,13 12.485 82,98 10.830 79,03 9.614 84,46
Jasa Keuangan 2.454 16,08 2.419 16,08 2.643 19,30 1.534 13,48
Bidang Lainnya 56 0,37 78 0,52 160 1,16 164 1,44
Total 15.263 100,00 15.045 100,00 13.701 100,00 11.383 100,00

Komposisi Menurut Jenjang Jabatan


31 Maret 2016 2015 2014 2013
Level Jabatan
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Direktur 113 0,74 109 0,72 99 0,72 85 0,75
GM/VP/SVP 206 1,35 196 1,30 223 1,63 145 1,27
Manajer 774 5,07 749 4,98 600 4,38 341 3,00
Asst. Mgr/Supervisor 2.588 16,96 2.544 16,91 2.227 16,25 1.911 16,79
Staf 11.328 74,22 10.556 70,16 9.327 68,07 7.990 70,19
Non Staf 254 1,66 891 5,93 1.225 8,95 911 8,00
Jumlah 15.263 100,00 15.045 100,00 13.701 100,00 11.383 100,00

Komposisi Menurut Jenjang Usia


31 Maret 2016 2015 2014 2013
Usia
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
<25 Tahun 2.103 13,78 2.178 14,48 1.695 12,38 1.428 12,55
25-34 Tahun 7.519 49,26 7.444 49,48 6.731 49,13 5.723 50,28
35-44 Tahun 4.067 26,65 3.881 25,80 3.789 27,65 3.063 26,91
45-50 Tahun 1.032 6,76 1.031 6,85 1.024 7,47 813 7,14
>50 542 3,55 511 3,40 462 3,37 356 3,13
Jumlah 15.263 100,00 15.045 100,00 13.701 100,00 11.383 100,00

Komposisi Menurut Tingkat Pendidikan


31 Maret 2016 2015 2014 2013
Pendidikan
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
S3 17 0,11 7 0,05 5 0,04 4 0,04
S2 366 2,40 342 2,27 288 2,10 222 1,95
S1 10.741 70,37 10.546 70,10 8.843 64,54 6.830 60,00
Diploma 2.391 15,67 2.403 15,97 2.519 18,39 2.218 19,49
Non Akademi 1.748 11,45 1.747 11,61 2.046 14,93 2.109 18,52
Total 15.263 100,00 15.045 100,00 13.701 100,00 11.383 100,00

Komposisi Menurut Status Karyawan


31 Maret 2016 2015 2014 2013
Pendidikan
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Permanen 8.198 53,71 8.137 54,08 7.919 57,80 6.400 56,22
Kontrak Pegawai 7.065 46, 29 6.908 45,92 5.782 42,20 4.983 43,78
Total 15.263 100,00 15.045 100,00 13.701 100,00 11.383 100,00

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki serikat pekerja yang dibentuk oleh karyawan
Perseroan, oleh karena itu sesuai UU No.21 Tahun 2001 yang mengatur tentang Serikat Pekerja, maka
perusahaan tidak mempunyai Peraturan Kerja Bersama (PKB), yang digunakan adalah Peraturan Perusahaan.

30
7. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN

DEWAN
KOMISARIS

KOMITE AUDIT
KOMITE RENUMERASI &
MESOP

DIREKTUR

UTAMA

DIREKSI
INTERNAL HUBUNGAN SEKRETARIS
INVESTOR PERUSAHAAN
AUDIT

Sumber Daya Keuangan Akuntasi & Sistem Manajemen Manajemen Kepatuhan


Manusia Informasi Portofolio
Pajak

8. KETERANGAN TENTANG ASET TETAP PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

Pada tanggal 31 Desember 2015, aset material yang dimiliki Perseroan dan Entitas Anak adalah sebagai
berikut:

Tanah dan Bangunan


Tanggal Luas
Tanggal
No. Nomor Sertifikat Berakhirnya Tanah Lokasi
Penerbitan 2
Hak (M )
Perseroan
Jl. K.H. Hasyim Ashari Blok E1
1. HGB No.2005/Cideng 16-10-1991 09-05-2025 96
No.7 Jakarta Pusat
Jl. K.H. Hasyim Ashari Blok E1
2. HGB No.2006/Cideng 16-10-1991 09-05-2025 75
No.8 Jakarta Pusat
Jl. K.H. Hasyim Ashari Blok E1
3. HGB No.2007/Cideng 16-10-1991 09-05-2025 75
No.9 Jakarta Pusat
Jl. K.H. Hasyim Ashari Blok E1
4. HGB No.2008/Cideng 16-10-1991 09-05-2025 75
No.10 Jakarta Pusat
Jl. K.H. Hasyim Ashari Blok E1
5. HGB No.2009/Cideng 16-10-1991 09-05-2025 75
No.11 Jakarta Pusat
Komplek Aneka Elok Blok II
HGB No.3856/Kedoya No.19, Kelurahan Kedoya
6. 5-05-2010 05-05-2030 160
Selatan Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta
Barat
HMSRS No.154/I-II-III- Rusun Hunian Dusit Mangga
IV/I/Mangga Dua Selatan Dua No.1.02, Lt.D-1-2-3, Blok I,
7. 26-08-1997 18-07-2028 613
(diatas Hak Atas Tanah Jl.Mangga Dua Raya Blok D,
Bersama HGB No.2705) Jakarta Pusat
MCOM
Jl. Kebon sirih No.25 Jakarta
8. HGB No.699/Kebon Sirih 03-06-1997 07-12-2027 1.145
Pusat
Jl. Kebon sirih No.21 dan No.23
9. HGB No.700/Kebon Sirih 26-05-1997 07-12-2027 939
Jakarta Pusat
Jl. Kebon sirih No.21 dan No.23
10. HGB No.701/Kebon Sirih 03-06-1997 07-12-2027 632
Jakarta Pusat

31
Tanggal Luas
Tanggal
No. Nomor Sertifikat Berakhirnya Tanah Lokasi
Penerbitan 2
Hak (M )
Jl.Kebon Sirih No.27
11. HGB No.988/Kebon Sirih 14-07-2010 20 tahun 700
Jakarta Pusat

Tanah dan bangunan yang dikuasai oleh MCOM

Berdasarkan Akta Jual Beli Rumah dan Pemindahan Hak No. 183 tanggal 22 April 1994, dibuat di hadapan Hj.
2
Abdul Kadir Usman, Notaris di Jakarta, MCOM menguasai sebidang tanah berukuran 350 m (tiga ratus lima
puluh meter persegi) dan bangunan gedung perkantoran berikut fasilitas-fasilitasnya, yang terletak di Jl.
Kebon Sirih Timur No. 22, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, yang berasal dari bekas
Hak Eigendom Verponding No. 1236911834.

Total nilai buku per tanggal 31 Desember 2015 atas aset tetap (tanah berikut bangunan) dalam tabel di atas
adalah Rp2.358.630 juta.

9. ASURANSI ATAS ASET-ASET MATERIAL PERSEROAN

Jenis Nilai Pertanggungan Perusahaan


No Objek Pertanggungan Masa Pertanggungan
Pertanggungan (Rupiah) Asuransi

Property All MNCAI


GEDUNG ROXIMAS Blok
1. Risk dan 750.000.000 15/10/15 s/d 15/10/16
E 1 No 7
Gempa Bumi
MNCAI
Property All GEDUNG ROXIMAS Blok
2. 3.000.000.000 15/10/15 s/d 15/10/16
Risk dan E 1 No 8 s/d no.11
Gempa Bumi
MNCAI
Property All GEDUNG ANGSANA
3. 750.000.000 15/10/15 s/d 15/10/16
Risk dan KEDOYA
Gempa Bumi
MNCAI
Property All GEDUNG DUSIT
4. 1.839.000.000 15/10/15 s/d 15/10/16
Risk dan MANGGA DUA
Gempa Bumi

Manajemen Perseroan berkeyakinan bahwa sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, nilai pertanggungan
untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan cukup.

Terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dengan MNCAI. Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan perlakuan antara pihak afiliasi dengan pihak ketiga. Kerjasama asuransi tersebut dilakukan sesuai
dengan syarat dan ketentuan yang berlaku umum.

10. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN

Sebagai salah satu perusahaan publik yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas, Perseroan
memiliki komitmen untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar melalui
program tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam pelaksanaannya, Perseroan
menitikberatkan pada kepedulian terhadap lingkungan hidup, bidang pengembangan sosial kemasyarakatan,
bidang ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja, bidang keagamaan, pendidikan, dan kesehatan.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2015 menjadi wujud komitmen Perseroan dalam
tanggung jawab sosial perusahaan, diantaranya melalui partisipasi Perseroan bersama Entitas Anak dalam
acara Buka Puasa MNC Berbagi di bulan Ramadhan yang diselenggarakan di kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
menyerahkan hewan kurban Idul Adha untuk masjid sekitar Perseroan, memberikan sumbangan Natal berupa

32
bahan makan dan dana sosial di Panti Asuhan Kupang dan Jakarta. Mendukung kegiatan Ekspedisi NKRI 2015
dengan donasi berupa obat-obatan, renovasi beberapa fasilitas sekolah, kegiatan media literasi untuk anak-
anak bekerjasama dengan MNCSV melalui pemberian bantuan perlengkapan sekolah di Jambi dan di
Palembang, bantuan khitanan massal dan pemasangan decoder indovision secara gratis. Perseroan juga turut
aktif berpartisipasi dalam kegiatan CSR yang diadakan dalam rangka HUT MNC Group ke-25, antara lain
program Rumah Buku untuk lingkungan warga sekitar Kebon Sirih dan pembangunan Jembatan penghubung
desa Karya Jaya Kecamatan Cimarga desa Cigoong Kecamatan Cikulur dan revitalisasi jembatan di daerah
Kecamatan Lebak. Penyerahan penghargaan “Asuransi Sang Juara” kepada kepala sekolah dan guru
berprestasi oleh MNC Life, menyelenggarakan talkshow mengedukasi masyarakat mengenai investasi yang
diadakan oleh MNC Securities di V-Radio. Melakukan kegiatan “Sharing with Street Children” oleh Global TV di
salah satu rumah singgah kawasan Jakarta serta mengadakan aksi donor darah secara berkala setiap 3 bulan
sekali di lingkungan MNC Group.

B. KEGIATAN USAHA PERSEROAN SERTA KECENDRUNGAN DAN PROSPEK USAHA

Seluruh data yang digunakan dalam pembahasan bab ini diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik
Desember 2015 dan April 2016, publikasi BI Desember 2015, publikasi BKPM Januari 2016 dan data internal
Perseroan 2016.

1. UMUM

Perseroan didirikan di Surabaya pada tanggal 2 November 1989 dan kemudian memindahkan kantor
pusatnya di Jakarta pada bulan Pebruari 1990. Pada awalnya Perseroan hanya berfokus pada kegiatan
pasar modal, dalam waktu relatif singkat, yaitu sampai dengan tahun 1994, Perseroan dapat berkembang
pesat dengan melakukan kegiatan diseluruh aspek aktivitas pasar modal mulai dari perantara dan
perdagangan efek, penasihat investasi, manajer investasi, penjamin emisi efek, originasi dan sindikasi,
penasihat keuangan dan riset.

33
Tidak lama kemudian, yaitu pada tahun 1997 Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
dan mencatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang menandai statusnya menjadi
Perusahaan Publik. Tahun 1999 Perseroan fokus ke bidang usaha investasi dan menjadi Investment
Company. Perseroan mengalihkan kegiatan usaha sekuritas ke MKAP dan MNCAM.

MKAP memasuki pasar modal melalui pelaksanaan IPO pada tanggal 8 Juni 2001 dengan melepas
250.000.000 lembar saham dan meraih dana segar Rp62.500 juta. Pencatatan saham dilakukan di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI).

Perseroan yang pada mulanya bergerak hanya dalam lingkup pasar modal, setelah melalui kegiatan
merger dan akuisisi yang intensif dan secara bertahap sejak tahun 2001 mengakuisisi MCOM, saat ini
Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan induk dan investasi yang memiliki kegiatan usaha di
berbagai lini bisnis, dengan cakupan bidang usaha yang luas dan beragam, meliputi konten dan
pendapatan iklan melalui media penyiaran dan cetak, teknologi informasi, pendapatan berbasis
langganan, berbasis online, jasa keuangan serta portofolio investasi.

MKAP kemudian mengalami transformasi bisnis pada tahun 2003 dengan menjadi bagian dari Perseroan
sekaligus sub-holding untuk sektor jasa keuangan dengan Entitas Anak yang bergerak di sejumlah bidang
usaha di sektor jasa keuangan, yaitu MNCS yang menangani bidang bisnis sekuritas, MNCAM yang
menangani jasa pengelolaan dana atau Manajer Investasi, dan MNCF yang mengelola bidang bisnis jasa
pembiayaan konsumen. Sementara itu masih di tahun yang sama yaitu 2003, MCOM menjadikan MNC
sebagai holding company untuk media berbasis konten.

Pada tahun 2007 terdapat beberapa aksi korporasi yaitu Perseroan menjadi pemegang saham 20% MNCSV
dan MCOM mengakuisisi 51% saham MNCSV. Rebranding atas nama dan logo baru Entitas Anak MKAP
mulai dilakukan pada akhir tahun 2010 dan dirampungkan pada awal 2011 dengan tujuan untuk lebih
meningkatkan awareness di mata masyarakat mengenai aspek integratif dalam layanan jasa keuangan
Perseroan. Di tahun 2010, Perseroan juga mulai masuk ke bisnis energi dan sumber daya alam. MKAP
mengakuisisi PT UOB Life-Sun Assurance yang namanya kemudian diganti menjadi MNC Life. Di sisi lain,
tahun 2010 itu MCOM juga meningkatkan kepemilikan saham di MNCSV menjadi 75,4%.

Pada tahun 2013, Perseroan merambah ke bisnis properti melalui pembelian saham MNCL dengan total
kepemilikan saham sebesar 26,23%. Kemudian pada awal tahun 2014, Perseroan mengakuisisi 25% saham
PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Perseroan terus menambah kepemilikan atas PT Bank ICB Bumiputera Tbk
hingga mencapai 37.8% melalui Penawaran Umum Terbatas HMETD PT Bank ICB Bumiputera Tbk pada
bulan Juli 2014. Pada tanggal 23 Juli 2014, OJK menyatakan Perseroan telah lulus fit and proper test dan
menyetujui Perseroan sebagai pemegang saham pengendali PT Bank ICB Bumiputera Tbk. PT Bank ICB
Bumiputera Tbk kemudian diubah namanya menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk (“MNC Bank”).

Perseroan memiliki visi yaitu menjadi perusahaan investasi terkemuka, baik di dalam negeri, maupun di
luar negeri, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Sedangkan misi Perseroan adalah secara konsisten
meningkatkan kesejahteraan dan nilai tambah bagi para pemegang saham, investor, mitra bisnis,
karyawan serta seluruh pemangku kepentingan lainnya.

Dalam menjalankan visi dan misinya, Perseroan selalu berpegang pada filosofi VIP yaitu Visi yang berarti
kemampuan dalam melihat peluang yang ada, Integritas yang berarti pada kemampuan dalam
membangun kepercayaan di antara investor dan komunitas bisnis, serta Persistensi yang berarti kekuatan
untuk mengejar kesempatan dalam keadaan yang sulit.

2. KEGIATAN USAHA

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan yang tercantum dalam Akta No.60 tanggal 21 Mei 2015,
maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang jasa, perdagangan, perindustrian,
pertambangan, pertanian, pengangkutan, dan pembangunan. Perusahaan merupakan induk Perusahaan
dari beberapa Entitas Anak dan bergerak dalam bidang investasi.

34
Saat ini kegiatan usaha Perseroan telah beraneka ragam, namun tetap dalam konteks fokus yang
terkendali pada 3 investasi strategis yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi, antara lain:
a. Sektor media yang seluruh bisnisnya dikonsolidasikan di bawah unit usaha MCOM dan memiliki fokus
utama bisnis Entitas Anak:
• pada lini usaha media berbasis iklan dan konten, media penyiaran dan cetak melalui MNCN,
• pada lini usaha pendapatan berbasis langganan melalui MNCSV dan MNC Kabel Mediacom
(“MKM”)
• pada lini usaha media berbasis online,
• media pendukung, infrastruktur dan lain-lain.

b. Bisnis jasa keuangan Perseroan yang dikonsolidasikan di bawah induk perusahaan MKAP yang
memiliki Entitas Anak di sektor asuransi, pembiayaan, sekuritas, manajemen investasi dan jasa
perbankan. Secara lebih rinci, bidang usaha jasa keuangan yang dikembangkan adalah sebagai
berikut:

• MNC Bank yang membidik pasar korporasi dan konsumen.


• MNCF yang fokus pada pembiayaan konsumen dengan mayoritas portofolio pada pembiayaan
rumah bekas dan mobil bekas.
• MNCGU yang fokus pada nasabah korporasi untuk pembiayaan sewa guna usaha (financial lease)
alat-alat berat, permesinan dan alat kesehatan termasuk anjak piutang.
• MNC Life yang menawarkan produk perlindungan yang mencakup asuransi jiwa dan kesehatan.
• MNCAI yang menyediakan beragam produk asuransi umum yang inovatif yang ditargetkan pada
pelanggan ritel dan korporasi.
• MNCS yang menyediakan jasa pialang saham dan instrumen berpendapatan tetap, jasa transaksi
saham secara online, penjamin emisi dan penasihat jasa keuangan serta riset.
• MNCAM yang menyediakan beragam reksadana yang luas dengan profil risiko yang berbeda,
reksadana yang berbasis di luar negeri, private equity dan unit link manajemen aset yang bekerja
sama dengan MNC Life.

c. Sektor properti yang bisnisnya dikonsolidasi melalui MNCL secara umum mengelola bidang properti
dengan fokus utama pada lini usaha pembangunan kawasan resort, hotel, vila, sarana hiburan seperti
lapangan golf, pembangunan properti umum, investasi dan manajemen.

3. INDUSTRI

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I hanya mencapai
4,71% dan turun menjadi 4,67% di kuartal II, mulai menunjukkan titik balik di kuartal III menjadi 4,73% dan
akhirnya menguat hingga 5,04%. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 mampu
mencapai 4,79%. Pertumbuhan tersebut terjadi pada hampir semua lapangan usaha ekonomi.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar
10,06%. Secara kuartal, PDB kuartal IV tahun 2015 tumbuh 5,04% dibanding kuartal IV tahun 2014, dimana
pertumbuhan tertinggi terjadi di lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi sebesar 12,52%. Tetapi
membaiknya pertumbuhan pada kuartal IV setelah mencatat level terendah pada kuartal II memberikan
pesan positif bagi para pelaku usaha dan investor.

Upaya pemerintah menjaga laju inflasi patut diapresiasi. Tingkat inflasi tahunan hanya mencapai 3,35%,
jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 8,36%. Keberhasilan pemerintah
mengendalikan harga bahan pokok dengan menjamin pasokan bahan pangan terbukti mampu meredam
tingginya permintaan pasar. Walaupun tidak dapat dipungkiri pelemahan transaksi di tingkat eceran juga
berkaitan dengan penurunan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat sudah sangat menurun akibat
pelambatan ekonomi. Di tahun 2015 konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 4,96%, sementara
pada tahun 2013 sebesar 5,43% dan tahun 2014 sebesar 5,16%. Dengan demikian, konsumsi rumah
tangga selama 3 tahun berturut-turut cenderung turun.

Di sisi lain, konsumsi pemerintah baik melalui belanja maupun investasi berhasil menopang perbaikan
pertumbuhan ekonomi. Investasi dan belanja pemerintah sama-sama tumbuh lebih tinggi dibandingkan

35
pada tahun 2014. Di 2015, investasi tumbuh 5,07% dan belanja pemerintah tumbuh 5,38%. Artinya, peran
pemerintah sudah mulai efektif dalam ikut menjaga agar perlambatan tidak terlalu dalam.

Survey indeks keyakinan konsumen oleh BI pada bulan Desember menunjukkan tren meningkat
dibandingkan bulan sebelumnya walaupun belum setinggi tahun lalu. Survei bulanan ini sudah dilakukan
sejak Oktober 1999 terhadap 4.600 rumah tangga sebagai responden di 18 kota di Indonesia. Indeks
keyakinan konsumen pada Desember 2015 mencapai 107,5 atau naik 3,8 poin dari bulan sebelumnya.
Perbaikan indeks keyakinan konsumen tersebut didorong oleh perbaikan indeks ekspektasi konsumen
terhadap kondisi ekonomi Indonesia dalam enam bulan mendatang dan indeks kondisi saat ini. Ekspektasi
konsumen terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang membaik karena konsumen
memperkirakan akan terjadi perbaikan pada lapangan kerja dan pendapatan.

Indeks Tendensi Bisnis (ITB) sebagai indikator perkembangan ekonomi usaha berdasarkan Survei Tendensi
Bisnis yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) dapat menggambarkan
kondisi bisnis dan perekonomian sepanjang tahun 2015. BPS mencatat ITB kuartal I sebesar 96,30, jauh
menurun dibandingkan ITB pada kuartal IV 2014 sebesar 104,07.

Memasuki kuartal II, optimisme dunia usaha terhadap kondisi perekonomian Indonesia terlihat
meningkat. Para pelaku bisnis percaya bahwa pemerintah dapat memperbaiki kinerja perekonomian
Indonesia saat ini. BPS mencatat ITB kuartal II yang mencapai 105,40, meningkat sedikit menjadi 106,04
pada kuartal III, dan tetap stagnan diposisi 105,22 pada kuartal IV. Pada kuartal IV, nilai tukar Rupiah juga
menguat tajam mencapai level Rp13.288 per Dolar AS dan ditutup di level Rp13.795 per Dolar AS pada 31
Desember 2015. Penguatan nilai tukar Rupiah menumbuhkan harapan baru. Banyak investor global
membawa uangnya kembali ke Indonesia karena melihat potensi pertumbuhan ekonomi yang masih
menjanjikan. Tren investasi di sektor riil menunjukkan kecenderungan positif dan terus mengalir. Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi foreign direct investment (FDI) sepanjang tahun
2015 mencapai Rp545,4 triliun, naik 17,8% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp463,1 triliun.

Bisnis Perseroan yang bertumpu pada tiga pilar, yaitu media, jasa keuangan, dan properti, memilliki
tantangan yang berbeda-beda terkait dengan dinamika situasi ekonomi dan dunia usaha di sepanjang
tahun 2015.

4. KECENDERUNGAN DAN PROSPEK USAHA

Perlambatan perekonomian global masih akan terus berlanjut sehingga kinerja ekspor Indonesia terutama
untuk komoditas andalan seperti batu bara, minyak kelapa sawit mentah (CPO), dan karet belum
menunjukkan perbaikan. Tetapi situasi pasar global, terutama pasar keuangan, tampaknya semakin pasti
seiring dengan kebijakan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga secara bertahap dan dapat diprediksi.
Dengan adanya kepastian di pasar keuangan global, diharapkan ekonomi di Tiongkok, Jepang, dan Eropa
akan segera menemukan titik balik pemulihan sehingga pasar ekspor segera kembali membaik.
Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,3%. Target tersebut cukup realistis
mengingat titik balik pertumbuhan pada kuartal IV 2015 yang mengindikasikan bahwa kepercayaan
masyarakat mulai tumbuh. Proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, bendungan, pelabuhan, dan
bandara serta pembangkit listrik 35.000 MW sudah dimulai sehingga menimbulkan efek domino yang
besar dan mampu menggerakkan perekonomian.

Setiap proyek tentu membutuhkan pendanaan bank dan produk-produk jasa keuangan lainnya seperti
asuransi konstruksi, asuransi jaminan pelaksanaan (performance bond), jaminan uang muka (advance
payment bond) dan sebagainya. Jika perbankan tumbuh, maka semua industri jasa keuangan seperti
manajemen aset, sekuritas dan asuransi otomatis ikut bertumbuh. Hal ini akan berdampak positif bagi
Perseroan yang memiliki portofolio yang lengkap di bisnis jasa keuangan.

Pilar keempat yaitu investasi finansial memiliki peluang besar untuk berinvestasi di proyek-proyek
infrastruktur dan menjadi penyeimbang bagi ketiga pilar lainnya dalam menjaga pertumbuhan yang stabil.

36
Sektor Media

Pertumbuhan industri media di Indonesia memiliki hubungan langsung dengan kegiatan dunia usaha dan
industri periklanan, khususnya bagi televisi free-to-air (FTA) yang berbasis iklan. Hingga saat ini media
televisi adalah satu-satunya media audio visual yang mampu menjangkau sasaran masyarakat luas.

Media online/mobile akan menjadi pasar terbesar industri periklanan di masa depan. Saat ini posisi media
online telah sedikit demi sedikit menggerus pangsa pasar koran dan majalah. Dengan semakin banyaknya
pemain media online, alternatif media ini mulai diperhitungkan oleh banyak pemasang iklan sebagai
media strategis untuk mempromosikan produknya.

Besarnya potensi pasar mobile (media sosial) bagi industri periklanan telah diramalkan perusahaan
konsultan global McKinsey, yang menyatakan konsumsi internet Indonesia pada 2017 akan mencapai
tingkatan terabyte dari tingkatan gigabyte saat ini. Dari tingkat tersebut, 30% konsumen diperkirakan akan
siap melakukan pembelian secara online, sementara 25% diperkirakan akan mempertimbangkan untuk
membeli secara online. Sementara Pusat Riset Pew Internet & American Life Project berdasarkan hasil
surveinya di tahun 2013 telah menunjukkan pasar mobile akan menjadi pasar industri periklanan.

Perseroan akan terus meningkatkan kinerja anak-anak usaha di bidang media untuk mempertahankan
posisi MNC Group sebagai “the largest and the most integrated media company” di Asia Tenggara.
Pertumbuhan perusahaan di bidang media juga akan didorong melalui akuisisi dan pengembangan
beberapa proyek baru yang diharapkan dapat direalisasikan pada tahun ini.

Sektor Jasa Keuangan

Industri jasa keuangan di Indonesia masih memiliki peluang pertumbuhan yang luas. Hal ini tercermin dari
peningkatan aset bank komersial (bank umum konvensional dan bank umum syariah) yang tumbuh 9%
dari Rp5.615,15 triliun pada Desember 2014 menjadi Rp6.132,58 triliun pada Desember 2015. Kenaikan
nilai aset bank komersial didorong oleh semakin meningkatnya aktivitas perusahaan penjaminan kredit,
bisnis kartu kredit dan pembiayaan konsumen.

Penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih menjadi salah satu yang terendah di kawasan Asia. Di sisi lain,
kelas menengah Indonesia diperkirakan akan tumbuh pesat dan akan menjadi prospek yang potensial
untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis asuransi jiwa.

Pertumbuhan kelas menengah yang sangat cepat di Indonesia akan meningkatkan konsumsi dan
pengeluaran bebas (diskresioner) dan juga mendorong sektor simpanan dan investasi. Kondisi ini
memberikan prospek yang menguntungkan bagi lembaga keuangan di Indonesia yang tidak hanya
didukung oleh permodalan yang kuat tetapi juga menyediakan produk keuangan secara end-to-end.

Menyikapi peluang tersebut, unit-unit usaha di bawah MKAP akan dikembangkan untuk menjadi “the
most reliable and integrated financial services in Indonesia”. Sinergi antar Entitas Anak akan terus
ditingkatkan antara lain melalui cross-selling product dan kegiatan pemasaran bersama. Dengan dukungan
struktur permodalan, pengembangan akan dilakukan melalui pertumbuhan organik dan anorganik,
dimana pada saat ini Perseroan sedang menjajaki kemungkinan merger untuk bank dan akuisisi sebuah
perusahaan pembiayaan.

Sektor Properti

Percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah mampu mengubah peta industri
properti secara signifikan. Pembangunan jalan tol dan jaringan rel kereta api di berbagai wilayah membuat
konektivitas antar kota menjadi lebih mudah dan cepat. Misalnya pembangunan kereta cepat (high speed
train/HST) Jakarta - Bandung yang terintegrasi dengan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) menuju
ke berbagai tempat di Bandung, dan terhubung dengan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, menjadikan
wilayah di sekitar Bandung dan Jabodetabek akan semakin terkoneksi. Ruas jalan tol Ciawi-Sukabumi akan
semakin meningkatkan nilai proyek di Lido, Bogor.

37
Wilayah Jabodetabek yang mencakup Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi secara total memiliki
populasi mencapai 30 juta orang di mana 50% diantaranya termasuk kategori produktif. Saat ini terdapat
2,4 juta komuter yang melakukan perjalanan ulang-alik dari tempat tinggalnya di kota-kota satelit sekitar
Jakarta ke pusat bisnis Jakarta, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.

Dengan perbaikan dan pembangunan sarana transportasi massal baru termasuk HST, LRT dan MRT,
pengembangan kota-kota mandiri baru di kawasan yang dilalui moda transportasi modern tersebut akan
tumbuh pesat. Seiring dengan semakin tingginya harga lahan dan tingkat kompetisi di Jakarta,
pengembangan properti telah semakin menyebar ke kota-kota lain termasuk di luar Pulau Jawa. Saat ini
pengembangan properti di Indonesia telah menyebar ke kota-kota seperti Bali, Semarang, Yogyakarta,
Balikpapan, dan Makassar. Perkembangan properti di kota-kota tersebut terutama terjadi karena
tumbuhnya permintaan baru berkaitan dengan meningkatnya aktivitas sektor pariwisata, eksplorasi
sumber daya alam dan pembangunan infrastruktur. Selain residensial, properti komersial yang meliputi
perkantoran, apartemen, ritel dan hotel juga turut berkembang.

Pertumbuhan populasi secara langsung mendukung perkembangan industri properti, khusunya tempat
tinggal. Tak hanya itu, dengan bertambah baiknya kondisi infrastruktur perkotaan, kebutuhan masyarakat
akan selalu meluas pada tempat tinggal, area perkantoran, serta pusat hiburan. Kondisi inilah yang
memberikan keyakinan pada Perseroan bahwa industri properti masih memiliki masa depan yang
menjanjikan.

Tidak terdapat kecenderungan, ketidakpastian, permintaan, komitmen, atau peristiwa yang dapat
mempengaruhi secara signifikan penjualan bersih atau pendapatan usaha, pendapatan dari operasi
berjalan, profitabilitas, likuiditas, atau sumber modal, atau peristiwa yang akan menyebabkan informasi
keuangan yang dilaporkan tidak dapat dijadikan indikasi atas hasil operasi atau kondisi keuangan masa
datang.

5. PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PERSEROAN

Dengan semakin majunya dunia media, beberapa rencana pemasaran dan pengembangan usaha sektor
media antara lain:
- pada bisnis konten dan iklan, MNCN akan terus membangun kekuatan secara sinergis melalui
kehadiran iNews TV dengan pendorong pertumbuhan utama lainnya yang terdiri dari RCTI, MNCTV,
Global TV dan 22 saluran eksklusif MNCSV sambil terus berupaya menyajikan program-program TV
favorit dan menarik, terus menjalin kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dengan menghadirkan
Channel Indonesia Business Capital Market (IBCM).
- pada bisnis TV berbayar, MNCSV terus berupaya menawarkan pelayanan berkualitas premium
berorientasi pada pelanggan dan fokus pada pengembangan jaringan penjualan yang luas,
Meningkatkan kecepatan merespons pelanggan, meningkatkan kualitas pelayanan serta meluncurkan
program member get member.
- pada bisnis media berbasis online, MNC Shop terus mengembangkan pelayanannya dengan
memberikan metode pembayaran dan pengiriman yang mudah, serta terjamin keamanannya.
Okezone.com melakukan berbagai langkah pengembangan dan peningkatan kinerja. Dari sisi
kuantitas, Okezone.com menerbitkan sekitar 610 berita setiap hari, terbanyak di Indonesia. Perseroan
juga memperkuat kerja sama dengan 43 agency dan 51 pengiklan di Indonesia. Selain Okezone.com,
Perseroan juga memiliki online streaming yaitu Okezone.tv yang dikenal sebagai premier online TV
streaming Indonesia. Bisnis mobile dan PC games yang dioperasikan oleh Le Tang telah membuat
aplikasi mobile games “Bonnie Bear” dan “Armor Heroes” yang berbasis di Tiongkok. Mobile games
Boonie Bears 2 (BB2) dan Armor Heroes diunduh lebih dari 320 juta kali sampai saat ini.

Di tahun 2016, digitalisasi seluruh unit usaha financial services antara lain: shared services, digitalisasi
database, DRC (Disaster Recovery Center) dan proses bisnis lainnya akan segera terealisasi untuk
mendukung percepatan pengembangan bisnis dan peningkatan kerja entitas.

Rencana pengembangan masing-masing unit usaha sektor jasa keuangan adalah sebagai berikut:
- MNCF akan tetap fokus pada pembiayaan mobil dan KPR di mana sumber pembiayaannya berasal dari
joint financing dengan MNC Bank dan pinjaman dari Bank BUMN seperti BNI dan Bank Mandiri;

38
- MNC Life akan fokus pada produk unit-link dan produk lainnya yang dijual melalui bancassurance;
- MNCAM akan bekerja sama dengan MNC Life dalam produk unit-link, selain mengembangkan
reksadana tradisional, juga mengembangkan private equity dan offshore funds;
- MNCS akan melakukan penguatan unit bisnis seperti unit fixed income dan investment banking,
pengembangan sistem online trading dan perluasan jaringan dengan menambah cabang-cabang baru
untuk meningkatkan market share dan peringkat MNC Securities;
- MNCAI akan mengembangkan produk yang lebih variatif dan tingkat premi yang lebih kompetitif, juga
memperkuat proses klaim, kualitas agen dan rekanan bengkel;
- MNC Bank akan meningkatkan kinerjanya melalui penerapan strategi bisnis yang terfokus pada online
banking dan mobile banking, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia;
- MNCGU akan fokus pada pembiayaan korporasi antara lain leasing alat berat, mesin, peralatan
kesehatan dan factoring.

Demi memperkuat posisinya menjadi perusahaan properti terdepan yang andal dan terpercaya melalui
inovasi strategis, pengembangan lokasi dan jasa manajemen properti terbaik sesuai dengan visinya, MNCL
mulai melakukan ekspansi bisnis melalui akuisisi beberapa perusahaan properti, dalam rangka
pengembangan usaha demi pertumbuhan berkelanjutan. MNCL menjelma menjadi induk perusahaan
dengan sejumlah anak perusahaan yang kegiatan usahanya adalah membangun, mengembangkan, dan
mengelola aset-aset properti, serta menyediakan jasa tenaga kerja alih daya (outsourcing) seperti tenaga
kebersihan (housekeeping), keamanan (security) dan lain-lain.

Perkembangan bisnis MNCL tiap tahunnya semakin pesat dan semakin beragamnya produk serta layanan
yang dimiliki MNCL memberikan nilai tambah di mata investor, pemegang saham, maupun pemangku
kepentingan lainnya. MNCL juga semakin percaya diri dengan memiliki portofolio investasi pada sejumlah
perusahaan pengembang terpecaya yang mempunyai produk properti berkualitas, seperti pusat
perbelanjaan, hotel, residensial (apartemen) dan lapangan golf.

Dengan perluasan usaha yang berkelanjutan, Perseroan melaksanakan target usaha jangka panjang untuk
menjadi perusahaan terkemuka dalam bisnis properti terpadu yang memfokuskan diri pada
pengembangan kawasan resor terpadu di Indonesia.

Dalam rangka mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain unggul di bidang properti, Perseroan
juga akan mengimplementasikan serangkaian strategi pemasaran sebagai berikut:
- Menjaga tarif sewa dengan harga yang kompetitif dan selalu berada dalam koridor tarif sewa yang
aktual pasaran;
- Menjaga kualitas pelayanan sehingga penyewa selalu merasa aman dan nyaman bekerja di area
perkantoran yang disewanya;
- Melakukan preventive maintenance, sehingga meminimalisasi kemungkinan terjadinya kerusakan yang
menyebabkan terhentinya operasi;
- Melakukan program efisiensi secara berkelanjutan untuk mencapai biaya yang optimal untuk setiap unit
bisnis;
- Meningkatkan layanan dan jaringan Unit Bisnis Perseroan di seluruh Indonesia melalui cara-cara berikut:
 Membuat laporan operasional bulanan untuk memonitor kinerja setiap unit bisnis Perseroan;
 Optimalisasi teknologi internet dalam komunikasi dengan dan antar unit bisnis;
 Secara rutin meningkatkan koordinasi dengan setiap manajer unit bisnis untuk meningkatkan
kinerjanya.

Selain itu, Perseroan akan melakukan perluasan usaha ke sektor energi dan sumber daya alam melalui
perusahaan tambang batu bara di Sumatera Selatan yang telah diakuisisi dengan membangun pembangkit
listrik mulut tambang.

6. PERSAINGAN USAHA

Perseroan senantiasa dihadapkan pada persaingan dari perusahaan lainnya. Perseroan berupaya untuk
menciptakan keunggulan kompetitif dalam bidang media, keuangan maupun properti. Adanya dukungan
kuat antara jasa keuangan, properti maupun dari media Grup MNC dalam mempromosikan “brand
awareness” untuk setiap produk Perseroan akan memperkuat kepercayaan pelanggan dan menjangkau

39
wilayah geografis yang luas. Salah satu prestasi Perseroan dalam upaya memajukan usahanya tercermin
melalui tercatatnya nama Perseroan di IDX monthly statistic Maret 2016 sebagai perusahaan ke-1 dalam
kategori 20 Most Active Stocks by Total Trading Volume.

Perseroan melalui Entitas Anaknya telah mengembangkan bisnis media yang lengkap berupa media
berbasis konten dan iklan di TV, radio maupun media cetak. Ditambah dengan adanya media berbasis
pelanggan yang menyuguhkan aneka ragam program favorit sesuai kebutuhan penonton dan media online
yang menyajikan berbagai berita maupun games. Hal tersebut tentunya mempengaruhi Perseroan lebih
mampu menarik masyarakat daripada perusahaan pesaing media lainnya. Berdasarkan IDX Yearly Statistic
2015, MNC menempati posisi ke-16 dalam kategori 50 Most Active by Trading Frequency.

Perseroan telah membangun sebuah jasa keuangan yang terintegrasi dan bergengsi yang dapat
menyediakan jasa keuangan yang lengkap yang terdiri dari MNC Bank, MNC Life (asuransi jiwa), MNCAI
(asuransi umum), MNCF (jasa pembiayaan), MNCS (perantara pedagang efek dan investment banking) dan
MNCAM. Sinergi diantara anak usaha di bawah Perseroan dan MNC Media akan membedakan produk dan
jasa serta kinerja Perseroan dibandingkan pemain lainnya di industri jasa keuangan. Tren di masa depan
adalah semakin bertumbuhnya transaksi melalui internet/situs sehingga MNC Media telah melakukan
pemasangan jaringan kabel fiber optic yang tercanggih untuk menyediakan jasa internet broadband yang
akan menjadi suatu keunggulan kompetitif yang signifikan untuk Perseroan sehingga akan tercapai
pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.

Berdasarkan data IDX Monthly Statistic March 2016, MNCS menduduki peringkat 16 sebagai perusahaan
yang masuk dalam kategori 20 Most Active Brokerage Houses in Total Value. Berdasarkan data IDX
Annually 2014, MNCS berada di peringkat 16 untuk perusahaan sekuritas yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan urutan ke-3 untuk perusahaan sekuritas lokal di Indonesia. Salah satu faktor yang
menyebabkan peningkatan tersebut adalah adanya 16 cabang MNCS yang tersebar di Pulau Jawa,
Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.

7. STRATEGI PERSEROAN

Untuk tahun 2016, bisnis Perseroan masih akan mengandalkan media, khususnya televisi berbasis iklan.
Namun, sejalan dengan itu, Perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan unit bisnis lain secara
bersamaan. Beberapa strategi yang disiapkan oleh Perseroan adalah:
- Memperkuat kerja sama antarEntitas Anak di lingkungan kelompok usaha Perseroan. Model seperti
terbukti memberikan benefit bagi kinerja Perseroan melalui efisiensi operasional dan peningkatan
pendapatan.
- Mendorong potensi keuntungan dengan memanfaatkan brand MNC untuk bisnis yang bervariasi.
- Memperkuat bisnis media melalui peningkatan pangsa penonton pada televisi free to air (FTA)
penambahan jumlah kanal pada televisi berbayar, serta terus mengembangkan bisnis online sebagai
new media.
- Menghadirkan produk properti berkualitas tinggi guna meningkatkan kemampuan bersaing di pasar.
- Mencari peluang-peluang usaha strategis sebagai aktivitas investasi.

Khusus di sektor media, untuk strategi Perseroan di tahun 2016, akan berfokus pada 3 area bisnis dan
memperkuat posisi sebagai market leader:
- Fokus pada 5 motor utama pertumbuhan yaitu free to Air TV (RCTI, MNC TV, Global TV), jaringan
nasional iNews TV, serta pengembangan bisnis content melalui MNC Channels.
- Memperkuat bisnis media berbasis pelanggan dengan memperluas pengembangan bisnis melalui
inisiatif MNC Play Media broadband.
- Peluang dan pertumbuhan yang menjanjikan dari berbagai bisnis online media seperti WeChat, MNC
Shop, pengembang Mobile Games Le Tang yang telah go public, dan Okezone sebagai portal berita
online.

Strategi umum sektor jasa keuangan adalah:


- Fokus pada pengembangan bisnis yang besar, yaitu perbankan dan asuransi.
- Melakukan konsolidasi di bisnis jasa keuangan Perseroan, mengingat secara fondasi saat Perseroan
sudah memiliki seluruh lini bisnis jasa keuangan, setelah masuknya MNC Bank.

40
- Melakukan joint financing antara perbankan dengan perusahaan pembiayaan yang dimiliki oleh
Perseroan, dengan tetap menjaga manajemen risiko dengan baik.
- Bekerja sama dengan investor luar untuk mengembangkan bisnis jasa keuangan Perseroan, khususnya
di bidang asuransi dan pembiayaan.
Dalam bidang properti, MNCL berkomitmen untuk meraih kemajuan yang signifikan melalui strategi
operasional yang tepat dan kompetitif. Upaya ini dilakukan melalui beragam inisiatif pengembangan dan
akuisisi proyek yang strategis dan berskala besar.

8. TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK

Jajaran direksi dan manajemen Perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakan tugas
Perseroan dengan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan
konsisten. Perseroan memandang penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate
Governance (GCG) sebagai hal yang penting karena GCG berfungsi sebagai pedoman agar segenap
keputusan yang diambil dilandasi nilai-nilai moral yang tinggi dan sangat berintegritas, patuh terhadap
Peraturan Perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan sosial atau
Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Selain itu,
penerapan GCG juga merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan perusahaan modern dan
profesional agar dapat memenangkan persaingan bisnis dalam era perekonomian globalisasi.
Perseroan telah memiliki Komite Audit dan Komite Remunerasi sebagai bagian dari realisasi pelaksanaan
GCG. Selain itu, Sekretaris Perusahaan selalu memastikan bahwa Perseroan menyampaikan laporan
keuangan secara berkala dan tepat waktu kepada pihak regulator. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari
penerapan transparansi Perseroan. Rapat rutin antara Direksi dan Dewan Komisaris, serta rapat dengan
komite-komite untuk membahas hal-hal terkait keberlangsungan usaha Perseroan senantiasa dilakukan
sesuai aturan yang berlaku. Di dalam penerapannya, prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas,
tanggungjawab, kemandirian, disiplin dan kewajaran dikedepankan, demi peningkatan kinerja dan citra
perusahaan. GCG diperlengkapi Code of Conduct, yang berisi pedoman etika usaha dan etika kerja bagi
pimpinan, karyawan dan stakeholder lainnya. Perseroan beserta seluruh unit bisnisnya menjunjung tinggi
dan berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip GCG dalam mengimplementasikan bisnis Perseroan.
Perseroan berupaya untuk tetap terus mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan para investor
kepada Perseroan melalui penyediaan informasi berbentuk laporan melalui media massa, laporan berkala,
public expose, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) melalui korespondensi langsung yang menganut
prinsip keterbukaan, keakuratan dan akuntabilitas.

9. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI)

Perseroan dan Entitas Anak memiliki HaKI sebagaimana diuraikan dalam tabel di bawah ini.
a. Merek
Tanggal
Nama Program/ Penerimaan Keterangan/
No. Kelas Atas Nama
Produk Permohonan/ Masa Berlaku
Pendaftaran
Perseroan
1. MNC Corporation + Logo 36 2-Feb-12 Proses pendaftaran Perseroan
MCOM
2. Globalmedia.com 16 29-Agust-09 Proses pendaftaran MCOM
3. Globalmedia.com 09 31-Mar-09 Proses pendaftaran MCOM
4. Globalmedia.com 18 3-Jun-09 Proses pendaftaran MCOM
5. Globalmedia.com 25 31-Mar-09 Proses pendaftaran MCOM
6. Globalmedia.com 40 31-Mar-09 Proses pendaftaran MCOM
7. Globalmedia.com 38 31-Mar-09 Proses pendaftaran MCOM
8. Globalmedia.com 41 31-Mar-09 Proses pendaftaran MCOM
9. Globalmedia.com 42 31-Mar-09 Proses pendaftaran MCOM
10. Globalmedia.com 35 31-Mar-09 Proses pendaftaran MCOM
MKAP
11. Merek MNC Financial Services + 36 2-Feb-12 Proses pendaftaran MKAP
Logo

41
b. Hak Cipta

No. Nomor Pendaftaran dan Judul Jenis Tanggal Jangka Waktu


Tanggal Pendaftaran Ciptaan Ciptaan Diumumkan dan
Tempat
MKAP
1. 05936/14 Juni 2012 MNC Seni Logo 16 Desember 50 tahun sejak
Financial 2011 di Jakarta pertama kali
Services diumumkan.
MCOM
2. 035333 PT. Global Seni Logo 17 Agustus 2007, 50 tahun sejak
Mediacom di Jakarta pertama kali
Tbk diumumkan

EKUITAS
Tabel berikut ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan dan Entitas Anak yang bersumber dari Laporan
Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Entitas
Anak untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dengan pendapat
wajar tanpa modifikasian untuk semua hal yang material dengan penekanan suatu hal sehubungan dengan
kasus legal PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Entitas Anak MNCN) dan penerapan PSAK 24 (revisi 2013),
Imbalan Kerja pada tahun 2014 yang dilakukan secara retrospektif.
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
Keterangan
2015 2014* 2013*
EKUITAS
Modal saham:
Modal dasar Rp115.000 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per
saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
38.902.106.607 saham pada 31 Desember 2015,
38.739.193.407 saham pada 31 Desember 2014 dan
35.900.092.807 saham pada 31 Desember 2013 3.890.210 3.873.919 3.590.009
Tambahan modal disetor 3.314.384 3.244.652 2.419.450
Modal lain-lain - opsi saham karyawan 28.320 24.361 28.354
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak 1.759.771 1.646.087 718.886
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi 697.586 623.198 -
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali 50.481 68.103 168.422
Pendapatan komprehensif lain 328.156 196.402 221.552
Saldo laba:
Ditentukan penggunaannya 4.000 3.000 2.000
Tidak ditentukan penggunaannya 377.284 1.358.358 1.281.700
Dikurangi biaya perolehan saham diperoleh kembali –
436.816.600 saham pada 31 Desember 2015,
512.023.100 saham pada 31 Desember 2014 dan
652.638.000 saham pada 31 Desember 2013 (110.392) (111.412) (184.991)
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 10.339.800 10.926.668 8.245.382
Kepentingan non pengendali 12.394.059 11.618.590 8.591.442
JUMLAH EKUITAS 22.733.859 22.545.258 16.836.824
* Disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK 24 (revisi 2013) “ Imbalan Kerja”.

Tabel di bawah ini menunjukkan komposisi dan struktur permodalan Perseroan sebelum Penambahan Modal
HMETD dan setelah Penambahan Modal HMETD dengan asumsi Penambahan Modal Tanpa HMETD
dilaksanakan setelah Penambahan Modal Dengan HMETD dilaksanakan, Jumlah HMETD sebanyak-banyaknya
7.780.421.321 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham maka struktur permodalan dan susunan
pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah dilaksanakannya PUT V secara proforma, adalah sebagai
berikut:

42
Permodalan Sebelum Penambahan Modal HMETD Setelah Penambahan Modal HMETD
Jumlah Saham Nilai Nominal % Jumlah Saham Nilai Nominal %
(Rp100 per saham) (Rp100 per saham)
Modal Dasar 115.000.000.000 11.500.000.000.000 115.000.000.000 11.500.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
HT Investment Development Ltd 9.088.835.716 908.883.571.600 23,4 10.906.602.859 1.090.660.285.920 23,4
UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd 8.402.553.000 840.255.300.000 21,6 10.083.063.600 1.008.306.360.000 21,6
Hary Tanoesoedibjo 8.069.482.900 806.948.290.000 20,7 9.683.379.480 968.337.948.000 20,7
PT Bhakti Panjiwira 5.113.807.112 511.380.711.200 13,1 6.136.568.534 613.656.853.440 13,1
Masyarakat (Dibawah 5%) 8.227.427.879 822.742.787.900 21,1 9.872.913.455 987.291.345.480 21,1
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 38.902.106.607 3.890.210.660.700 100,0 46.682.527.928 4.668.252.792.840 100,0
Saham dalam Portepel 76.097.893.393 7.609.789.339.300 68.317.472.072 6.831.747.207.160

Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan
(dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh persen) setelah HMETD
dilaksanakan.

Apabila perubahan ekuitas Perseroan yang terjadi akibat adanya Penawaran Umum Terbatas V sebanyak-
banyaknya 7.780.421.321 saham biasa atas nama atau sebesar 16,67% (enam belas koma enam puluh tujuh
persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah PUT V dengan nilai nominal Rp100
(seratus Rupiah) setiap saham yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp185 (seratus delapan puluh lima
Rupiah) per saham setelah dikurangi biaya emisi, maka proforma ekuitas berdasarkan posisi ekuitas sebagai
berikut:
Perubahan Ekuitas setelah 31
Proforma Ekuitas per 31 Des
Posisi ekuitas Des 2015 seandainya telah
2015 setelah PUT V dan
menurut terjadi PUT V sebesar
peningkatan modal
Keterangan laporan 7.780.421.321 saham dengan
ditempatkan dan disetor
keuangan per nilai nominal
dengan nilai nominal
31 Des 2015 Rp100 dengan harga penawaran
Rp100 setiap saham
Rp185
EKUITAS
Modal saham:
Modal dasar Rp115.000 juta saham dengan nilai
nominal Rp100 per saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh – 3.890.210 778.042 4.668252
38.902.106.607 saham pada 31 Desember 2015;
38.739.193.407 saham pada 31 Desember 2014 dan
35.900.092.807 saham pada 31 Desember 2013
Tambahan modal disetor 3.314.384 657.736* 3.972.120
Modal lain-lain - opsi saham karyawan 28.320 28.320
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas anak 1.759.771 1.759.771
Selisih transaksi perubahan ekuitas entitas asosiasi 697.586 697.586
Selisih transaksi ekuitas dengan pihak nonpengendali 50.481 50.481
Pendapatan komprehensif lain 328.156 328.156
Saldo laba:
Ditentukan penggunaannya 4.000 4.000
Tidak ditentukan penggunaannya 377.284 377.284
Dikurangi biaya perolehan saham diperoleh kembali - (110.392) (110.392)
436.816.600 saham pada 31 Desember 2015;
512.023.100 saham pada 31 Desember 2014 dan
652.638.000 saham pada 31 Desember 2013
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik 10.339.800 1.435.778 11.775.578
entitas induk
Kepentingan non pengendali 12.394.059 12.394.059
JUMLAH EKUITAS 22.733.859 1.435.778 24.169.637
* Tambahan modal disetor setelah dikurangi biaya emisi sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas V sebesar Rp3.600
juta

KEBIJAKAN DIVIDEN

Perseroan merencanakan akan membayar dividen kas kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya
satu kali dalam setahun, dengan mempertimbangkan bahwa Perseroan adalah induk dari beberapa
perusahaan, maka besarnya pembayaran dividen kas akan dikaitkan dengan keuntungan dari Entitas Anak
dan/atau pendapatan dividen yang diterima Perseroan dari Entitas Anak pada tahun buku 2015 dan tahun-

43
tahun buku berikutnya, dengan tetap memperhatikan posisi keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan
Entitas Anak dan tanpa mengurangi hak dari RUPS. Sesuai dengan ketentuan UUPT, pembagian dividen hanya
akan dilakukan apabila Perseroan memiliki saldo positif pada tahun buku yang bersangkutan. Manajemen
Perseroan mengusulkan dasar perhitungan dividen kas (mana yang lebih rendah) sebagai berikut:
- 15% dari laba Entitas Anak yang lebih 50% sahamnya dimiliki Perseroan
- 25% dari penerimaan dividen yang diterima Perseroan dari seluruh Entitas Anak

PERPAJAKAN

CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM TERBATAS V INI DISARANKAN UNTUK BERKONSULTASI
DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI
PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM TERBATAS
V INI.

LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

AKUNTAN PUBLIK : Osman Bing Satrio & Eny (anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited)
KONSULTAN HUKUM : Jusuf Indradewa & Partners Legal Consultant
NOTARIS : Kantor Notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn.
BIRO ADMINISTRASI EFEK : PT BSR Indonesia

TATA CARA PEMESANAN SAHAM DAN/ATAU EFEK BERSIFAT EKUITAS

Dalam rangka PUT V Perseroan telah menunjuk PT BSR Indonesia sebagai Pengelola Pelaksanaan Administrasi
Saham dan Agen Pelaksanaan dalam rangka PUT V sesuai dengan Akta Perjanjian Pengelolaan Administrasi
Saham dan Agen Pelaksanaan Dalam Rangka PUT V PT MNC Investama Tbk No.27 tanggal 4 Mei sebagaimana
telah diubah dengan Akta Addendum Dan Pernyataan Kembali Perjanjian Pengelolaan Administrasi Saham Dan
Agen Pelaksanaan Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas V PT MNC Investama Tbk No.11 tanggal 2 Juni
2016, yang keduanya dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan.

Berikut ini adalah persyaratan dan tata cara pemesanan pembelian saham:

1. Pemesan yang Berhak


Para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (“DPS”) Perseroan pada
tanggal 13 Juli 2016 pukul 16.15 WIB berhak untuk membeli saham dengan ketentuan bahwa setiap
pemegang 5 (lima) saham berhak atas 1 (satu) HMETD, dimana setiap 1 (satu) HMETD memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) Saham Baru dengan nilai nominal Rp100 setiap saham
sebesar Harga Pelaksanaan sebesar Rp185 setiap saham.

Apabila terdapat pecahan atas HMETD maka akan diadakan pembulatan ke bawah dan pecahan tersebut
menjadi milik Perseroan dan harus dijual oleh Perseroan serta hasilpenjualannya dimasukkan ke rekening
Perseroan.

Pemesan yang berhak membeli Saham Baru adalah pemegang HMETD yang sah, yaitu Pemegang Saham
yang memperoleh HMETD dari Perseroan dan belum menjual HMETD tersebut dan pembeli HMETD yang
namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD, atau dalam kolom endorsemen pada Sertifikat Bukti
HMETD, atau daftar pemegang HMETD yang namanya tercatat dalam Penitipan Kolektif KSEI. Pemesan
dapat terdiri atas perorangan, WNI dan/atau WNA dan/atau Lembaga dan/atau Badan Hukum/Badan
Usaha, baik Indonesia atau Asing, sebagaimana diaturdalam UUPM dan Peraturan Pelaksanaannya.

Untuk memperlancar serta terpenuhinya jadwal pendaftaran pemegang saham yang berhak, maka para
pemegang saham yang memegang saham Perseroan dalam bentuk warkat yang akan menggunakan
haknya untuk memperoleh HMETD dan belum melakukan pencatatan peralihan kepemilikan sahamnya
disarankan untuk mendaftar Surat Kolektif Sahamnya untuk diregistrasi, yaitu sebelum batas akhir
pencatatan dalam DPS yakni sebelum tanggal 13 Juli 2016.

44
2. Distribusi Sertifikat Bukti HMETD
Bagi Pemegang Saham yang sahamnya berada dalam sistem Penitipan Kolektif di KSEI, HMETD akan
didistribusikan secara elektronik ke dalam rekening efek di KSEI melalui rekening efek Anggota Bursa
dan/atau Bank Kustodian masing-masing di KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa setelah tanggal
pencatatan pada DPS yang berhak atas HMETD, yaitu tanggal 14 Juli 2016.

Prospektus Final, Formulir Pemesanan Pembelian Saham Tambahan (“FPPS Tambahan”) dan formulir
lainnya tersedia dan dapat diperoleh pemegang saham di kantor BAE, yaitu PT BSR Indonesia dengan
alamat:
Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11
Jl. KH Hasyim Ashari
Jakarta 10150 Indonesia

dengan menunjukkan bukti identitas atas nama pemegang saham yang tercatat dari masing-masing
Anggota Bursa atau Bank Kustodiannya.

Bagi pemegang saham yang sahamnya tidak dimasukan dalam Penitipan Kolektif di KSEI, Perseroan akan
menerbitkan Sertifikat Bukti HMETD atas nama pemegang saham, yang dapat diambil oleh pemegang
saham yang berhak atau kuasanya di BAE pada setiap Hari Kerja dan jam kerja mulai tanggal 14 Juli 2016
dengan membawa:
a. Fotokopi identitas diri yang masih berlaku (bagi pemegang saham perorangan) dan fotokopi anggaran
dasar (bagi pemegang saham badan hukum/lembaga). Pemegang saham juga wajib menunjukkan asli
dari fotokopi tersebut.
b. Asli surat kuasa (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi fotokopi identitas
diri lainnya yang masih berlaku baik untuk pemberi kuasa maupun penerima kuasa (asli identitas
pemberi dan penerima kuasa wajib diperlihatkan).

3. Pendaftaran Pelaksanaan HMETD


A. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada dalam Penitipan Kolektif
1. Pemegang HMETD memberikan instruksi pelaksanaan HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank
Kustodian dan membayar Harga Pelaksanaan HMETD dengan memasukkannya ke dalam rekening
yang khusus ditunjuk oleh KSEI;
2. Pada Hari Bursa yang sama dengan saat disampaikannya instruksi pelaksanaan HMETD oleh Anggota
Bursa atau Bank Kustodian kepada KSEI, maka:
a. KSEI akan mendebet HMETD dari masing-masing sub rekening pemegang HMETD yang
memberikan instruksi pelaksanaan HMETD ke dalam rekening KSEI dengan menggunakan fasilitas
C-BEST;
b. Segera setelah uang Harga Pelaksanaan HMETD diterima di dalam rekening bank yang ditunjuk
oleh KSEI, KSEI akan melakukan pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD dari rekening
bank yang ditunjuk oleh KSEI tersebut ke rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan pada hari
yang sama.
3. 1 (satu) Hari Bursa setelah KSEI menerima instruksi pelaksanaan HMETD, KSEI akan menyampaikan
kepada BAE, dokumen sebagai berikut:
a. Daftar rincian instruksi pelaksanaan HMETD yang diterima KSEI, berikut rincian data pemegang
HMETD (nomor identitas, nama, alamat, status kewarganegaraan dan domisili) pemegang
HMETD yang melakukan pelaksanaan HMETD;
b. Surat atau bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD yang dilakukan oleh KSEI, dari
rekening bank yang ditunjuk KSEI ke dalam rekening bank yang ditunjuk oleh Perseroan;
c. Instruksi untuk mendapatkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam rekening
khusus yang telah disediakan oleh KSEI.
4. Segera setelah BAE menerima dokumen-dokumen dari KSEI sebagaimana dimaksud dalam butir A.3 di
atas, BAE akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung dari instruksi pelaksanaan
HMETD, bukti pemindahbukuan uang Harga Pelaksanaan HMETD kedalam rekening bank khusus
berdasarkan data pada rekening bank khusus, serta instruksi untuk mendepositokan sejumlah Saham
Baru hasil pelaksanaan HMETD.
5. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima dari KSEI
dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) di rekening bank khusus,

45
BAE akan menerbitkan/mendepositokan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD ke dalam
rekening khusus yang telah disiapkan KSEI, dan KSEI akan langsung mendistribusikan Saham Baru hasil
pelaksanaan HMETD dengan menggunakan fasilitas CBEST. Selanjutnya, setelah melakukan
pendistribusian Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut maka KSEI akan memberikan laporan
hasil distribusi Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD tersebut kepada Perseroan dan BAE.

B. Prosedur Pelaksanaan HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif


1. Pendaftaran pelaksanaan HMETD dilakukan di kantor pusat BAE.
2. Pemegang HMETD yang berada di luar Penitipan Kolektif yang akan melakukan pelaksanaan HMETD
harus membayar Harga Pelaksanaan HMETD ke dalam rekening bank khusus serta menyerahkan
dokumen sebagai berikut:
a. Asli Sertifikat Bukti HMETD yang telah ditandatangani dan diisi lengkap;
b. Asli bukti pembayaran Harga Pelaksanaan HMETD;
c. Fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemegang HMETD (perorangan) yang akan melakukan
pelaksanaan HMETD (Kartu Tanda Penduduk (”KTP”)/paspor/Kartu Izin Tinggal Terbatas
(”KITAS”); atau fotokopi anggaran dasar dan lampiran susunan terakhir anggota Direksi/pengurus
dari pemegang HMETD (lembaga/badan hukum) yang akan melakukan pelaksanaan HMETD;
d. Asli surat kuasa, jika pelaksanaan HMETD dilakukan oleh pemegang HMETD melalui kuasanya dan
dilampirkan fotokopi identitas yang masih berlaku dari pemberi dan penerima kuasa
(KTP/paspor/KITAS);
e. Apabila pemegang HMETD menghendaki Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dimasukkan
dalam Penitipan Kolektif, maka permohonan pelaksanaan HMETD kepada BAE harus diajukan
melalui Anggota Bursa atau Bank Kustodian yang ditunjuk dengan menyerahkan dokumen
tambahan berupa:
 Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk
mengajukan permohonan pelaksanaan HMETD dan melakukan pengelolaan Efekatas Saham
Baru hasil pelaksanaan HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI atas nama pemberi kuasa;
 Asli formulir penyetoran Efek yang diterbitkan KSEI yang telah diisi dan ditandatangani
dengan lengkap.
3. BAE akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung untuk pelaksanaan HMETD
sebagaimana dimaksud dalam butir B.2 di atas.
4. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Bursa setelah permohonan pelaksanaan HMETD diterima oleh BAE
dan uang Harga Pelaksanaan HMETD telah dibayar penuh (in good funds) ke dalam rekening bank
yang ditunjuk oleh Perseroan, BAE akan menerbitkan sejumlah Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD
dalam bentuk fisik Surat Kolektif Saham (”SKS”), jika pemegang Sertifikat Bukti HMETD tidak
menginginkan Saham Baru hasil pelaksanaan HMETD dimasukkan kedalam Penitipan Kolektif.

4. Pemesanan Saham Baru


Pemegang saham yang HMETD-nya tidak dijual atau pembeli/pemegang HMETD yang terakhir yang
namanya tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD atau pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI
dapat memesan saham tambahan melebihi hak yang dimilikinya dengan cara mengisi kolom pemesanan
pembelian saham tambahan dan/atau FPPS Tambahan yang telah disediakan dan menyerahkan kepada
BAE paling lambat hari terakhir periode pelaksanaan HMETD yakni tanggal 1 Agustus 2016.

Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan saham hasil
penjatahannya dalam bentuk elektronik harus mengajukan permohonan kepada BAE melalui Anggota
Bursa atau Bank Kustodian dengan menyerahkan dokumen sebagai berikut:
a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar;
b. Asli surat kuasa dari pemegang HMETD kepada Anggota Bursa atau Bank Kustodian untuk
mengajukan permohonan pemesanan pembelian saham tambahan dan melakukan pengelolaan efek
atas saham hasil penjatahan dalam Penitipan Kolektif KSEI dan kuasa lainnya yang mungkin diberikan
sehubungan dengan pemesanan pembelian saham tambahan atas nama pemberi kuasa;
c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan
lampiran susunan Direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum);
d. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari
bank tempat menyetorkan pembayaran;

46
e. Asli Formulir Penyetoran Efek yang diterbitkan oleh KSEI yang telah diisi dan ditandatangani secara
lengkap untuk keperluan pendistribusian saham hasil pelaksanaan oleh BAE.

Bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI, mengisi dan menyerahkan FPPS Tambahan yang
telah didistribusikan dengan melampirkan dokumen sebagai berikut:
a. Asli instruksi pelaksanaan (exercise) yang telah berhasil (settled) dilakukan melalui C-Best yang sesuai
atas nama pemegang HMETD tersebut (khusus bagi pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI
yang telah melaksanakan haknya melalui sistem C-Best);
b. Asli formulir penyetoran Efek yang dikeluarkan KSEI yang telah diisi lengkap untuk pendistribusian
Saham Hasil Pelaksanaan HMETD oleh BAE;
c. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari
bank tempat menyetorkan pembayaran.

Pemegang HMETD dalam bentuk warkat/Sertifikat Bukti HMETD yang menginginkan saham hasil
penjatahannya tetap dalam bentuk warkat/fisik SKS, harus mengajukan permohonan kepada BAE dengan
menyerahkan dokumen sebagai berikut:
a. Asli FPPS Tambahan yang telah diisi dengan lengkap dan benar;
b. Asli surat kuasa yang sah (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilampirkan
dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan penerima kuasa;
c. Fotokopi KTP/Paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan) atau fotokopi Anggaran Dasar dan
lampiran susunan Direksi/pengurus (bagi lembaga/badan hukum);
d. Asli bukti pembayaran dengan transfer/pemindahbukuan/giro/cek/tunai ke rekening Perseroan dari
bank tempat menyetorkan pembayaran.

Pembayaran atas pemesanan tambahan tersebut dapat dilaksanakan dan harus telah diterima pada
rekening bank Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal 1 Agustus 2016 dalam keadaan tersedia (in
good funds). Pemesanan yang tidak memenuhi petunjuk sesuai dengan ketentuan pemesanan dapat
mengakibatkan penolakan pemesanan.

5. Penjatahan Pemesanan Saham Tambahan


Penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2016 dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan tidak melebihi
jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT V ini, maka seluruh pesanan atas saham tambahan
akan dipenuhi;
b. Bila jumlah seluruh saham yang dipesan, termasuk pemesanan saham tambahan melebihi jumlah
seluruh saham yang ditawarkan dalam PUT V ini, maka kepada pemesan yang melakukan pemesanan
saham tambahan akan diberlakukan sistem penjatahan secara proporsional, berdasarkan atas jumlah
HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta pemesanan
saham tambahan;
c. Jumlah saham yang akan dijatahkan adalah sisa saham yang belum diambil bagian oleh pemegang
HMETD. Manajer penjatahan akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK
mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan Bapepam dan
LK No.VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek
Atau Pembagian Saham Bonus, dan Peraturan Bapepam dan LK No.IX.A.7 tentang Pemesanan dan
Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan
oleh Perseroan kepada OJK dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal penjatahan berakhir sesuai
dengan POJK 32 pasal 41.

6. Persyaratan Pembayaran Bagi Para Pemegang Sertifikat Bukti HMETD (Di luar Penitipan Kolektif KSEI)
Dan Pemesanan Saham Baru Tambahan
Pembayaran pemesanan pembelian saham dalam rangka PUT V yang permohonan pemesanannya
diajukan langsung kepada BAE harus dibayar penuh (in good funds) dalam mata uang Rupiah, pada saat
pengajuan pemesanan secara tunai, cek, bilyet, giro atau pemindahbukuan atau transfer dengan
mencantumkan Nomor Sertifikat Bukti HMETD atau Nomor FPPS Tambahan dan pembayaran dilakukan ke
rekening Perseroan pada:

47
Bank MNC Internasional KCP MNC Tower
Alamat: Gedung MNC Tower Ground Floor, Jl. Kebon Sirih No.17- 19, Jakarta 10340
No.Rekening: 100-01-000011632-5
Atas Nama: PT MNC Investama Tbk

Semua cek dan wesel bank akan segera dicairkan setelah diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau
wesel bank ditolak oleh pihak bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis
menjadi batal. Bila pembayaran dilakukan dengan cek atau pemindahbukuan atau bilyet/giro, maka
tanggal pembayaran dihitung berdasarkan tanggal penerimaan cek/pemindahbukuan/giro yang dananya
telah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di atas.

Untuk pemesanan pembelian saham tambahan, pembayaran dilakukan pada hari pemesanan yang mana
pembayaran tersebut harus sudah diterima dengan baik (in good funds) di rekening Perseroan tersebut di
atas paling lambat tanggal 1 Agustus 2016.

Segala biaya yang mungkin timbul dalam rangka pembelian saham PUT V ini menjadi beban pemesan.
Pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pembayaran akan dibatalkan.

7. Bukti tanda terima Pemesanan Pembelian Saham


Perseroan melalui BAE yang ditunjuk Perseroan menerima pengajuan pemesanan pembelian saham akan
menyerahkan bukti tanda terima pemesanan saham yang telah dicap ditandatangani yang merupakan
bukti pada saat mengambil saham dan pengembalian uang untuk pemesanan yang tidak dipenuhi. Bagi
pemegang HMETD dalam Penitipan Kolektif KSEI akan mendapatkan konfirmasi atas permohonan
pelaksanaan HMETD dari C-BEST melalui Pemegang Rekening.

8. Pembatalan Pemesanan Saham


Perseroan berhak untuk membatalkan pemesanan Saham Baru, baik secara keseluruhan atau sebagian,
dengan memperhatikan persyaratan yang berlaku. Pemberitahuan pembatalan pemesanan saham akan
diumumkan bersamaan dengan pengumuman penjatahan atas pemesanan saham.

Hal-hal yang dapat menyebabkan dibatalkannya pemesanan saham antara lain:


a. Pengisian Sertifikat Bukti HMETD atau FPPS Tambahan tidak sesuai dengan petunjuk/syarat syarat
pemesanan saham yang ditawarkan dalam PUT V yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD dan
Prospektus.
b. Persyaratan pembayaran tidak terpenuhi.
c. Persyaratan kelengkapan dokumen permohonan tidak terpenuhi.

9. Pengembalian Uang Pemesanan

Dalam hal tidak terpenuhinya sebagian atau seluruh pemesanan saham yang lebih besar dari pada haknya
atau dalam hal terjadi pembatalan pemesanan saham, maka pengembalian uang oleh Perseroan akan
dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal penjatahan yaitu pada tanggal 4 Agustus
2016. Pengembalian uang yang dilakukan Perseroan sampai dengan tanggal 4 Agustus 2016 tidak akan
disertai bunga.

Apabila terjadi keterlambatan pengembalian uang, jumlah yang akan dikembalikan akan disertai bunga
dengan memperhatikan tingkat suku bunga jasa giro rata-rata Rupiah Bank MNC Internasional, yang
diperhitungkan sejak tanggal 4 Agustus 2016 sampai dengan tanggal dimana uang tersebut dikembalikan.
Apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh pemesan yang tidak mengambil pengembalian sesuai
dengan waktu yang ditentukan maka Perseroan tidak membayar bunga atas keterlambatan tersebut.

Pengembalian uang pemesanan dilakukan dalam mata uang Rupiah dengan pemindahbukuan ke rekening
atas nama pemesan. Perseroan akan memindahkan uang tersebut langsung ke dalam rekening atas nama
pemesan sehingga pemesan tidak dikenakan biaya pemindahbukuan. Uang yang dikembalikan dalam
bentuk cek dapat diambil di:

48
PT BSR Indonesia
Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11
Jl. KH Hasyim Ashari
Jakarta 10150 Indonesia
Telp. (021) 631 7828
Faks. (021) 631 7827

dengan menunjukkan KTP asli atau tanda bukti jati diri asli lainnya (bagi perorangan) yang masih berlaku,
fotokopi Anggaran Dasar dan surat kuasa (bagi badan hukum/lembaga) serta menyerahkan bukti tanda
terima pemesanan pembelian saham asli dan fotokopi KTP atau tanda bukti diri. Pemesan tidak dikenakan
biaya bank ataupun biaya transfer untuk jumlah yang dikembalikan
tersebut.

10. Penyerahan Saham Hasil Pelaksanaan HMETD dan Pengkreditan ke Rekening Efek

Saham hasil pelaksanaan HMETD bagi pemesan yang melaksanakan HMETD sesuai dengan haknya melalui
KSEI akan dikreditkan pada rekening efek dalam 2 (dua) Hari Kerja setelah permohonan pelaksanaan
HMETD diterima dari KSEI dan dana pembayaran telah diterima dengan baik di rekening Perseroan.

Saham hasil pelaksanaan HMETD dalam bentuk warkat yang melaksanakan HMETD sesuai haknya akan
mendapatkan SKS atau saham dalam bentuk warkat selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah
permohonan diterima oleh BAE dan dana pembayaran telah diterima dengan baik oleh Perseroan.

Adapun saham hasil penjatahan atas pemesanan saham tambahan akan tersedia untuk diambil SKSnya
atau akan didistribusikan dalam bentuk elektronik dalam Penitipan Kolektif KSEI selambat-selambatnya 2
(dua) Hari Bursa setelah tanggal penjatahan. SKS baru hasil pelaksanaan HMETD dapat diambil pada setiap
hari kerja (Senin - Jumat, pukul 09.00 – 15.00 WIB) yang dimulai tanggal 19 Juli 2016. Sedangkan SKS hasil
penjatahan saham dapat diambil mulai tanggal 4 Agustus 2016. Pengambilan dilakukan di kantor BAE
dengan menyerahkan dokumen:
- Asli KTP/paspor/KITAS yang masih berlaku (untuk perorangan);
- Fotokopi Anggaran Dasar (bagi lembaga/badan hukum) dan susunan Direksi/Dewan Komisaris
- atau pengurus yang masih berlaku;
- Asli surat kuasa sah (bagi lembaga/badan hukum atau perorangan yang dikuasakan) bermaterai
Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi dengan fotokopi KTP/Paspor/KITAS dari pemberi dan
penerima kuasa;
- Asli bukti tanda terima pemesanan saham.

11. Alokasi Terhadap HMETD yang Tidak Dilaksanakan


Jika saham yang ditawarkan dalam PUT V tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang
Sertifikat Bukti HMETD porsi publik, maka sisa saham akan dialokasikan kepada para pemegang saham
publik lainnya yang melakukan pemesanan melebihi haknya sebagaimana tercantum dalam Sertifikat Bukti
HMETD atau Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham Tambahan secara proporsional berdasarkan
HMETD yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa, sisa saham tersebut
akan dikembalikan ke dalam portepel.

12. Pendaftaran Sertifikat Bukti HMETD


Pendaftaran dilakukan sendiri/dikuasakan dengan dilengkapi dokumen-dokumen melalui:
PT BSR Indonesia
Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11
Jl. KH Hasyim Ashari
Jakarta 10150 Indonesia
Telp. (021) 631 7828
Faks. (021) 631 7827

49
dengan membawa:
a. Sertifikat Bukti HMETD asli yang telah ditandatangani dan diisi lengkap
b. Bukti pembayaran asli dari bank berupa bukti transfer bilyet giro/cek/tunai asli dari bank
c. Fotokopi KTP/SIM/Paspor (untuk perorangan) yang masih berlaku, fotokopi Anggaran Dasar (bagi
badan hukum/lembaga)
d. Surat kuasa (jika dikuasakan) bermaterai Rp6.000 (enam ribu Rupiah) dilengkapi fotokopi KTP yang
memberi dan diberi kuasa. Bagi pemesan berkewarganegaraan asing, di samping mencantumkan
nama dan alamat pemberi kuasa secara lengkap dan jelas, juga wajib mencantumkan nama dan
alamat luar negeri domisili hukum yang sah dari pemberi kuasa secara lengkap dan jelas (asli identitas
pemberi dan penerima kuasa wajib diperhatikan)

Waktu pendaftaran :
Tanggal : 15 - 28 Juli 2016
Pukul : 09.00 - 16.15 WIB

e. Formulir Pemesanan Tambahan asli yang diisi lengkap dan ditandatangani (jika memesan saham
tambahan) dan diserahkan kepada BAE paling lambat pada tanggal 1 Agustus 2016.

PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR DAN SERTIFIKAT BUKTI HMETD

Prospektus, Sertifikat Bukti HMETD, dan formulir lainnya akan tersedia untuk para pemegang saham yang
namanya tercatat dalam DPS Perseroan per tanggal 13 Juli 2016 sampai dengan pukul 16:15 WIB dan dapat
diambil dengan cara menunjukkan asli kartu tanda pengenal (KTP/Paspor/KITAS) dan menyerahkan foto
kopinya serta asli surat kuasa bagi yang tidak bisa mengambil sendiri pada BAE Perseroan:

PT BSR Indonesia
Komplek Perkantoran ITC Roxy Mas Blok E1 No.10-11
Jl. K.H. Hasyim Ashari
Jakarta 10150
Telp. (021) 631 7828
Faks. (021) 631 7827
U.p. Corporate Action

50

Anda mungkin juga menyukai