Anda di halaman 1dari 2

RESUME MATERI : Pemanfaatan Sumberdaya Laut Indonesia

Nama : Nurul Mawadda (B011211219)

Kondisi lingkungan perariran di Indonesia, saat ini Indonesia memiliki laut seluas 75%
dari total luas wilayahnya yaitu sekitar 5,8 juta Km persegi, sedangkan lias daratan 2.027.087 km
persegi berupa lebih dari 17.000 pulau dengan garis pantai sekitar 95.181 km. Saat ini posisi
Indonesia secara geografis ia berada pada posisi silang dunia, dengan posisi silang dunia ini
banyak manfaat tapi disisi lain juga memiliki ancaman sehingga banyak tantangan yang harus
dihadapi, posisi yang strategis ini merupakan potensi yang sangat dalam menjalin hubungan
internasional karena dapat diakses dari segala arah, dari keuntungan inilah yang menjadi salah
satu penyumbang peningkatan ekonomi yang ada di Indonesia.

Posisi yang strategis, Indonesia berada di posisi khatulistiwa dan beriklim tropis, dengan
iklim tropis memiliki manfaat dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, selain
itu Indonesia memiliki waktu 12 jam siang 12 malam. Saat ini indonesia memiliki ribuan pulau
bahkan tidak dapat dipastikan secara rinci.

Kondisi kehidupan masyarakat maritim sebagai pengembangan potensi sumbedaya laut.


saat ini banyak masalah yang terjadi di daerah pesisir maupun ekosistem laut Indonesia. isu
kampanye yang menjadi permasalahan pokok saat ini adalah tentang perubahan iklim, dampak
konversi lahan mangrove, rusaknya terumbu karang, perubahan garis pantai, eksploitasi
ekosistem pesisir dan laut seperti mangrove. Semua masalah tersebut akan mempengaruhi
dinamika populasi sumber daya ikan dan ekosistem laut terlebih lagi rusaknya lingkungan.
Sehingga masyarakat pesisir mengalami penurunan hasil tangkapan ikan, semakin jauhnya jarak
melaut, semakin kecilnya hasil tangkapan. Hal-hal ini menjadi sebuah problematika yang timbul
di masyarakat dan erat kaitannya dengan ketidak optimalan dalam mengelola sumberdaya alam
yang ad baik hayati dan non hayati.

Potensi sumberdaya hayati dan non hayati dalam pembangunan ekonomi maritim terbagi
atas dua yaitu sumber daya terbarukan dan tidak terbarukan. Untuk sumber daya terbarukan
seperi sumberdaya perikanan lau dan pertambakan misalnya, mengadakan pelatihan untuk
penggunaan teknologi baru yang dapat meningkatkan efesiensi penangkapan ikan, terumbu
karang misalnya, kita tidak fokus pada eksploitasi terumbu krang secara besar-besar namun
mengambil inisiatif lain seperti pembudidayaan rumput laut dan teripang, hutan mangrove
misalnya, kita harus memanfaatkan ini sebagai obyek wisata kawasan sehingga dapat
menyumbang ekonomi daerah dan padang lamun serta rumput laut misalnya, pemerintah daerah
dan semua masyarakat perlu untuk terlibat dalam pemanfaatan baik rumput laut dan padang
lamun guna meningkatan kreaktivitas, perbaikan mutu produksi bahan dan ekonomi masyarakat
pesisir. Sumber daya tidak terbarukan merupakan sember daya yang tidak dapat diperbaharui
kembali seperti bahan tambang mineral (biji timah, emas dan batu apung), jasa-jasa lingkungan
dan konversi energi panas laut (KEPL).

Kawasan pemanfaatan ruang laut Sulawesi, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh dina
kelautan dan perikanan pada tahun 2007 mengatakan bahwa, potensi perikanan sulawesi selatan
untuk daerah penangkapan 12 mil dari pantai sebesar 620.480 ton/tahun dan 80.072 ton/tahun
untuk zona ekonomi ekslusif (ZEE), daerah penangkapan 12-200 mil dari pantai. Potensi laut ini
baru termanfaatkan sekitar 56% yaitu 14.468 ton setiap tahunya. Untuk terumbu karang Sulawesi
Selatan dalam pemanfaatan ekosistem terumbu karang memiliki nilai yang tidak kecil yaitu Rp
21.385.172.597/tahun sebagai manfaat langsung ekosistem terumbu karang di TWP
Kapoposang. Selain itu masyarakat juga memanfaatkan menggunakan karang sebagai bahan
dalam membangun rumah mereka. Dan untuk rumput laut saat ini harga hasil panen relatif baik,
mudah dibudayakan, mudah dijual dan komoditi ekspor, waktu tanam hanya 35-45 hari, lahan
yang akan dipakai tersedia dan memiliki daya jual yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai