Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Reproduksi sel

Reproduksi atau disebut juga dengan berkembang adalah salah satu ciri
mahkluk hidup untuk mempertahankan jenisnya dan jumlahnya.
Sedangkan arti reproduksi sel adalah proses memperbanyak jumlah sel dengan
cara membelah diri, baik pada organisme multiseluler maupun uniseluler.
Reproduksi sel atau pembelahan sel adalah tahap dalam siklus sel di mana
setiap sel membelah untuk membentuk dua sel anak yang berbeda.

Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berhubungan erat dengan


proses pembelahan sel ini. Namun demikian fungsi pembelahan sel pada
makhluk hidup multiseluler dan uni seluler sangat berbeda meski intinya sama
yaitu perbanyakan sel. Pembelahan sel sangat penting bagi kelangsungan
hidup semua makhluk. Sel sendiri mengalami pembelahan untuk:

 Pertumbuhan : Makhluk hidup dapat bertumbuh karena sel-selnya


bertambah banyak. Semakin banyak sel dalam makhluk hidup maka
semakin besar ukuran makhluk hidup itu.
 Perbaikan : Ketika tubuh terluka, setelah beberapa waktu bagian tubuh
yang luka akan menutup seperti semula. Pada Bagian tubuh yang terluka
sesungguhnya terjadi kerusakan jaringan. Perbaikan kerusakan jaringan
pada tubuh merupakan hasil proses pembelahan sel.
 Reproduksi atau perkembangbiakan : Salah satu ciri makhluk hidup adalah
berkembang biak untuk melestarikan keturunannya dengan beranak,
bertelur, dan lain-lain.
B. Tujuan Reproduksi Sel

Sel-sel dalam tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan untuk


membentuk sel-sel baru. Sel-sel ini nantinya akan membentuk jaringan hingga
organ-organ di tubuhnya.

Tujuan reproduksi bagi makhluk hidup terutama manusia adalah untuk


melestarikan jenisnya agar jenisnya tidak mengalami kepunahan. Reproduksi
merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang merupakan salah satu syarat
agar kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dapat terus terjaga.

Sayangnya, sel-sel ini memiliki usia. Seperti sel darah merah yang hanya
bisa hidup selama 120 hari dan akan mati setelah 120 hari. Di sinilah peran
pembelahan sel, yaitu mengganti sel-sel yang telah mati atau rusak.

Dalam tubuh organisme yang telah dewasa, jumlah sel dalam setiap
organnya harus dijaga agar tetap konstan. Artinya, tidak boleh ada organ yang
jumlah selnya berlebih atau berkurang.

Misalnya, jumlah sel darah merah dalam tubuh perempuan dewasa berkisar
antara 4-5 juta sel dalam satu mikroliter darah. Apabila jumlah sel dalam organ
tubuh melebihi jumlah yang seharusnya, akan terjadi gangguan yang disebut
dengan tumor.

 Adapun tujuan reproduksi sel pada organisme uniseluler atau bersel


tunggal adalah untuk memperbanyak diri atau berreproduksi sebagai
cara untuk berkembang biak. Contoh makhluk hidup yang berkembang
biak dengan membelah diri diantaranya Protozoa, Amoeba, dan lain-lain.
 Tujuan reproduksi sel pada organisme multiseluler atau makhluk hidup
bersel banyak adalah untuk memperbanyak sel di dalam tubuh untuk
melakukan pertumbuhan dan mengganti sel yang rusak. Denga
memperbanyak sel tubuh sehingga makhluk hidup yang bersangkutan
dapat tumbuh dan berkembang. Sel yang membelah diri disebut sel
induk, sedangkan sel hasil pembelahan diri disebut sel anak. Pada
dasarnya proses pembelahan sel terbagi menjadi pembelahan sel secara
langsung dan pembelahan sel secara tidak langsung.

C. Jenis-Jenis Pembelahan Sel


Pembentukan sel-sel baru atau anakan dari sel yang sudah ada sebelumnya
dapat terjadi melalui proses pembelahan sel. Proses reproduksi sel terdiri dari
tiga jenis, yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis.

1. Pembelahan secara Langsung (Amitosis)


Pembelahan amitosis umumnya terjadi pada organisme uniseluler, yaitu
organisme yang hanya tersusun oleh satu sel seperti bakteri dan
sianobakteri. Pembelahan amitosis adalah pembelahan yang spontan di
mana sel langsung membelah menjadi dua. Terjadi secara spontan karena
Organisme uniseluler seperti bakteri dan sianobakteri sel prokariotik yang
tidak memiliki membran inti.
Oleh karenanya, pembelahan sel bisa terjadi secara langsung karena tidak
ada inti sel yang harus ikut membelah. Adapun prosesnya adalah :
 Langkah pertama, kromosom-kromosom pada bakteri atau sianobakteri
harus menggandakan diri terlebih dahulu. Caranya adalah dengan
menempel ke membran plasma dan melakukan proses penggandaan
yang disebut duplikasi.
 Di saat yang sama, sel bakteri atau sianobakteri ikut memanjang dan
bagian tengahnya melekuk ke dalam, membagi sel menjadi dua.
 Setelah itu, setiap kromosom akan terbagi ke masing-masing calon sel
baru.
 Terakhir, akan terbentuk sekat dan kedua calon sel itu akan terpisah.
Akhirnya, sel bakteri menjadi dua sel yang sama persis dengan jumlah
susunan kromosom yang sama yang disebut sebagai sel anak, sedangkan
sel awal yang membentuk dua sel anak tadi disebut sebagai sel induk.
Berbeda dengan bakteri dan sianobakteri, organisme multiseluler seperti
hewan, tumbuhan, dan manusia, memiliki sel eukariotik dan memiliki inti
sel. Sehingga, harus diawali dengan pembelahan inti sel terlebih dahulu.
Inilah yang terjadi pada mitosis dan meiosis.

Pada intinya proses pembelahan sel secara langsung tidak terjadi fase-fase
pembelahan, sehingga setiap sel akan langsung membelah menjadi 2 sel anak.
Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik,
misalnya pada bakteri, ganggang biru.

2. Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak
dengan jumlah kromosom yang sama seperti sel induknya. Pembelahan mitosis
hanya terjadi pada sel eukariotik, sedangkan sel prokariotik tidak dapat
melakukannya. Kenapa? Alasannya karena sel prokariotik tidak memiliki
nukleus (inti sel), membran inti sel, dan mitokondria, sedangkan mitosis
memerlukan organel-organel tersebut.
Proses pembelahan mitosis terjadi di semua sel-sel tubuh (somatis), kecuali
sel-sel kelamin (gamet). Pada tumbuhan, pembelahan mitosis terjadi di
jaringan meristem, seperti ujung akar dan ujung tunas batang. Pembelahan
mitosis berfungsi untuk pertumbuhan sel tubuh, mengganti sel-sel tubuh yang
rusak (regenerasi), dan mempertahankan jumlah kromosom.
Pada pembelahan ini dihasilkan sel anak yang mempunyai jumlah
kromosom sama dengan kromosom sel induk. Pembelahan mitosis adalah tipe
pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan. Sel anakan ini mempunyai
karakter identik secara genetik dengan sel induk. Artinya kedua sel anakan
yang terbentuk mempunyai susunan genetika sama, termasuk sama jumlah
kromosom dengan induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan
adalah 2n atau disebut dengan diploid. Sel diploid adalah sel-sel yang
kromosomnya berpasangan (2n).
Anakan selnya mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induk
sifatnya sama dengan induk mempunyai kemampuan membelah lagi, ini tidak
terjadi pada anakan hasil miosis. Pada organisme bisa terjadi pada usia muda,
dewasa, ataupun usia tua, yang pada pembelahan miosis hanya bisa terjadi di
usia dewasa tidak pada organisme yang usianya muda.
Pembelahan mitosis punya karakter: berlangsung pada sel somatik
menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya melakukan
pembelahannya sekali. Pembelahan satu dengan yang kedua diselingi dengan
fase interfase (istirahat tidak membelah).
Terdapat empat fase (tahap) pembelahan mitosis, di antaranya profase,
metafase, anafase, dan telofase. Interfase ini juga sering disebut dengan
persiapan pembelahan.
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-
tahap yang teratur yaitu Profase, Metafase, Anafase,Telofase. Antara tahap
telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang
dinamakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada
tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.

a. Profase

Fase pembelahan terlama di mana sel malakukan persiapan, baik sintesis


protein, lipid, dan lainnya. Sentriol kemudian menginvasi nukleus.
Mikrofilamen memanjang dari pangkal sentriol dan menempel pada kromatin
pada bagian kinetokor.

Pada tahap ini Nukleolus dan selaput inti mulai menghilang. Pada fase ini, sel
induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua sentriol
dari sentrosom, yang satu tetap berada di tempatnya, sedangkan yang satu
bergerak kearah kutub yang berlawanan.

Masing-masing sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang


membentuk seperti gulungan benang disebut benang gelendong pembelahan
(benang spindle), yang menghubungkan sentriol satu dengan lain. Membran
inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecah-pecah.

Butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin. Benang kromatin


kemudian memendek dan menebal menjadi kromosom, dengan bagian yang
menggenting disebut sentromer.

Sentromer adalah bagian kromosom yang tidak bisa menyerap zat warna.
Masing-masing sentromer mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus
terikat. Selanjutnya kromosom berduplikasi membujur menjadi dua bagian
yang masing-masing disebut kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti
(nukleolus) mengecil dan tidak tampak atau menghilang.

Dengan demikian, kromatid benang spindle meluas keluar ke segala arah,


disebut sebagai aster. Di akhir pofase, selubung inti sel pecah dan setiap
kromatid melekat di beberapa benang spindle di kinektor. Kromosom duplikat
lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator. Pada sel tumbuhan
yang tidak mempunyai sentriol, benang gelendong pembelahan ini terbentuk
di antara dua titik yang disebut titik kutub.

Di akhir tahap profase, nukleus dan membran inti sel mulai menghilang. Selain
itu, sentrosom telah sampai di kutubnya masing-masing. Benang-benang
spindel pun akan membentang dari kutub satu ke kutub yang lain. Benang
spindel ini nantinya akan berperan untuk menarik kromosom ke bagian tengah
inti sel di tahap selanjutnya. 

Pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal


menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid.

b. Metafase

Kemudian, Kromatin yang telah menjadi kromosom berkumpul di ekuator


nukleus, (bergerak menuju bagian inti sel ), nukleolus kemudian pecah menjadi
butiran.

Pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan


(bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom /kromatid mudah
diamati dan dipelajari.

c. Anafase

Bagian yang paling cepat di mana sel ditarik ke dua badan kutub oleh dua
sentriol.

Pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-
kutub pembelahan sel.

d. Telofase

Pada tahap ini, kromosom telah sampai di kutubnya masing-masing. Benang-


benang spindel mulai menghilang dan membran inti sel juga mulai terbentuk di
antara dua kelompok kromosom yang terpisah. Kromosom semakin lama akan
menipis dan berubah menjadi benang-benang kromatin kembali.

Pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis di mana sel menjadi dua dan
memisah bersama terbaginya organel-organel sel yang kemudian terjadi
sitokinesis (pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian).

e. Interfase
Pada interfase, terjadi proses persiapan dan penimbunan energi oleh sel untuk
melakukan pembelahan. Selama interfase, inti sel (nukleus) dan anak inti sel
(nukleolus) tampak terlihat jelas. Namun, kromosom pada sel tidak terlihat
karena masih dalam bentuk kromatin, yaitu benang-benang halus yang
tersusun atas molekul DNA, RNA, dan protein.

Di bagian luar inti sel terdapat sentrosom, yaitu organel sel yang berfungsi
untuk mempertahankan jumlah kromosom antara sel induk dan sel anak agar
tetap sama selama pembelahan sel. Tahap interfase terbagi menjadi tiga, yaitu
fase G1 (gap pertama), fase S (sintesis), dan fase G2 (gap kedua atau Fase
Pertumbuhan Sekunder).

o Fase G1 disebut juga dengan fase pertumbuhan dan perkembangan sel.


Hal ini ditandai dengan berkembangnya sitoplasma (cairan sel), organel
sel, serta sintesis bahan-bahan yang akan digunakan untuk fase
berikutnya, yaitu fase S.
o Pada fase S, terjadi replikasi atau duplikasi DNA sebagai materi genetik
yang akan diturunkan kepada sel anak, sehingga nantinya akan
dihasilkan dua salinan DNA.
o Fase terakhir, yaitu fase G2, replikasi DNA telah selesai. Terjadi
peningkatan sintesis protein sebagai tahap akhir persiapan sel untuk
melakukan pembelahan.

2. Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis hanya terjadi pada organ kelamin, pembelahan meiosis


berfungsi menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Melalui
pembelahan ini akan dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom setengah
dari kromosom sel induk. Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang
menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing sel memiliki separuh dari
jumlah kromosom sel induk.

Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau disebut haploid.
Maka, pembelahan sel meiosis disebut sebagai pembelahan reduksi. Fase-fase
pembelahan meiosis mirip dengan fase-fase pembelahan mitosis. Pembelahan
meiosis berlangsung dalam 2 tingkat, yaitu meiosis I dan meiosis II.
a. Fase Meiosis I

Fase ini dimulai setelah replikasi kromosom induk untuk menghasilkan


kromatid yang identik pada fase S. Pada awal profase I, kromosom memendek,
menebal, dan berduplikasi.

Kemudian pada pertengahan profase I, sentrosom bergerak ke kutub yang


berlawanan. Kromosom juga melakukan pindah silang atau crossing over. Di
akhir profase I, ujung benang gelendong melekat ke kedua kinetokor. Pada
profase I juga terjadi berbagai tahapan, yaitu leptoten, zigoten, pakiten,
diploten, dan diakinesis.

Leptoten adalah proses ketika benang-benang kromatin memendek dan


menebal membentuk kromosom homolog. Zigoten terjadi ketika kromosom
homolog saling berdekatan dan berpasangan.

Tahap selanjutnya adalah pakiten, yaitu terjadinya penggandaan atau replikasi


kromosom. Kemudian, terjadi diploten atau pindah silang dan tempat
persilangan antara kedua lengan kromosom yang disebut kiasma. Terakhir
adalah tahapan diakinesis, yaitu ketika benang-benang gelendong atau spindel
terbentuk.

b. Fase Meiosis II

Fase ini merupakan siklus kedua dari proses meiosis dan mirip dengan proses
mitosis. Bedanya adalah sel yang mengalami pembelahan bersifat haploid,
bukan diploid. Dalam fase II ini, jumlah kromosom yang dipertahankan konstan
selama reproduksi seksual. Proses ini juga menghasilkan variasi genetik karena
persilangan.

D. Contoh Sel yang Mengalami Pembelahan Mitosis dan Meiosis


Secara singkatnya pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan yang
dilalui oleh beberapa fase. Alur pembelahannya dimulai dari fase protase,
matafase, anafase dan telofase. Proses ini terjadi pada sel somatik, dengan
tujuan untuk pertumbuhan, regenerasi dada dan penutupan luka.
Hasil dari pembelahan mitosis berupa dua anakan yang sifatnya persis
dengan iduknya. Mitosis terjadi di sel somatik, sel tubuh baik tumbuhan,
hewan, maupun manusia. Contohnya terjadi pada sel akar, sel batang, sel
daun, sel kulit, sel hati, sel epitel, dan sel somatik lainnya.
Berbeda dengan pembelahan mitosis, pembelahan sel meiosis melalui
tahap yang lebih kompleks. Di mana terjadi 2 kali pembelahan sel yaitu Meiosis
I dan Meiosis II, pada prosesnya tidak terjadi fase interfase. Sel induk akan
menghasilkan sel anak yang memiliki setangah dari jumlah kromosom sel
induk. Ini disebabkan karena pembelahan meiosis berfungsi untuk sel gamet
yang bersifat haploid atau hanya memiliki satu set kromosom.
Meiosis dapat dilakukan oleh sel gamet atau sel kelamin baik pada
tumbuhan, hewan dan manusia yang berfungsi untuk proses reproduksi.
Dalam reproduksi tentunya membutuhkan pembentukan sel-sel kelamin.
Ketika terjadi fertilisasi, sel ovum dan sperma akan melebur dan menghasilkan
46 kromosom dalam zigot.
Pembelahan tersebut terjadi pada bagian sel makhluk hidup, contohnya sel
serbuk sari, sel bakal biji, sel ovum, dan sel sperma.
Pembelahan mitosis dan meiosis dilakukan oleh seluruh organisme yang
memiliki susunan sel-sel. Tumbuhan, hewan, dan manusia adalah makhluk
hidup yang mengalami proses tersebut.
Proses pembelahan sel dilakukan untuk membentuk sel baru, sel inilah yang
akan membentuk jaringan hingga organ-organ. Namun, sel-sel ini memiliki usia
yang dapat mati, seperti contohnya sel darah merah yang hanya bertahan
hidup selama 120 hari.
Perlu diketahui jika jumlah sel berkurang, akan menyebabkan penyakit
dalam tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Ini sangat penting bagi
berlangsungnya kehidupan oraganisme.

Anda mungkin juga menyukai