Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAY

PERAN PERAWAT MENGHADAPI TRANSFORMASI BUDAYA DALAM


BIDANG KESEHATAN ERA 5.0

OLEH :
NINDIE TRESIA P1337420921202

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2022
Peran Perawat Menghadapi Transformasi Budaya Dalam Bidang

Kesehatan Era 5.0

Saat ini revolusi digitalisasi industri 4.0 telah memungkinan manusia

untuk berkembang, menciptakan teknologi-teknologi mutakhir. Era revolusi

industri ini tentu erat kaitannya dengan dengan era society yang juga ikut

berkembang beriringan. Society 5.0 sendiri ada sebagai bentuk manifestasi dari

konsep teknologi masyarakat yang berpusat pada manusia dan berkolaborasi

dengan teknologi. Melalui era society 5.0 adanya kecerdasan buatan yang

memperhatikan sisi kemanusiaan dapat menstransformasi jutaan data yang

dikumpulkan melalui internet di segala bidang kehidupan masyarakat sehingga

diharapkan dapat membantu manusia menjalani kehidupan yang lebih bermakna

akibat adanya keseimbangan pencapaian ekonomi dengan penyelesaian masalah

social.

Society 5.0 dicetuskan oleh pemerintahan Jepang pada Januari 2016

untuk menyelesaikan permasalahan sosial dengan menggunakan teknologi.

Inisiasi istilah "Society 5.0" ini dikemukakan sebagai bentuk upaya penciptaan

masyarakat yang berkelanjutan dan berkontribusi pada keselamatan dan

kenyaman individu berdasarkan pada sistem cyberphysical yang spesifik. Jepang

menghadapi masalah tingginya generasi tua yang mana pengeluaran untuk biaya

pengobatan serta pelayanan nya semakin meningkat Kemajuan Jepang membuat

minimnya ketersediaan tenaga buruh ahli dan tingginya biaya perawatan

infrastruktur. Menggunakan data medical records untuk membantu mempercepat

penanganan kesehatan Membuat sistem remot untuk pelayanan kesehatan

Menggunakan AI dan robot sebagai perawat Sensor, AI, dan robot akan
digunakan untuk membantu pemeliharaan jalan, terowongan, jembatan dan

infrastruktur lainnya.

Perawat dituntut untuk mempunyai kemampuan profesional dalam 3

aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik, kepekaan terhadap perbedaan

sosial budaya, serta mempunyai pengetahuan yang luas tentang teknologi

informasi. Perawat professional dapat dibangun berdasarkan tiga fondasi, yaitu:

Pertama, Evidence Based. Keperawatan dibangun berdasarkan keilmuan dan

bukti-bukti ilmiah dari suatu hasil penelitian sehingga perawat merupakan suatu

profesi yang mandiri. Kedua, Quality of Practice. Perawat dengan berbekal ilmu

dan hasil-hasil penelitian yang ada akan selalu meningkatkan kompetensi,

kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengambil keputusan yang tepat dan

kepercayaan diri yang baik dalam praktik dan bekerjasama dengan profesi lain.

Kualitas praktik didukung adanya kebijakan, regulasi dan peraturan-peraturan

yang sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan, institusi pelayanan dan

organisasi profesi. ketiga, Patient Safety. Praktik keperawatan harus menjamin

keamanan yang tinggi kepada masyarakat yang dilayani. Untuk itu diperlukan

adanya sistem pendidikan yang efektif, standar praktik keperawatan, kode etik

keperawatan, sertifikasi perawat, dan kejelasan regulasi keperawatan

Pada era 5.0 ini, diperlukan perawat yang mampu memberikan asuhan

keperawatan secara berkualitas kepada pasien dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang akan membantu, memudahkan

dan mempercepat kinerja perawat. Peran perawat milenial sangat dibutuhkan di

era revolusi 5.0. Perawat generasi milenial membawa banyak hal positif untuk

keperawatan. Generasi ini terampil dalam menggunakan banyak jenis teknologi

karena teknologi adalah bagian integral dari kehidupan mereka. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan teknologi telah mengubah industri kesehatan.

Teknologi yang semakin berkembang membuat ilmu keperawatan menjadi lebih

kompleks dengan cara yang tidak bisa dibayangkan oleh generasi-generasi yang

lalu. Saat ini kewajiban perawat tidak hanya bagaimana memberikan asuhan

keperawatan yang baik tetapi juga bagaimana menjadi innovator yang hebat.

Dalam menghadapi era 5.0 ini, perawat milenial dituntut untuk mampu

menciptakan, menerapkan dan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam

memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan professional serta dapat

menyesuaikan teknologi dengan perawatan pasien. Peran penting perawat

adalah memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada pasien secara

berkesinambungan. Perawat diharapkan dapat bersaing dan beradaptasi pada

lingkungan yang berbasis teknologi sehingga pemberian pelayanan sampai

kepada pasien dengan baik.

Kemajuan teknologi ini tentu menimbulkan kecemasan pada para perawat

bahwa pelayanan keperawatan konvensional yang menekankan adanya tatap

muka antara perawat dan pasien akan hilang. Namun manusia pada dasarnya

adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi antarmanusia dengan

manusia lainnya. Program kecerdasan buatan tentu tidak dapat menggantikan

peran perawat seutuhnya. Program kecerdasan buatan tidak dibikin secara

spesifik untuk menggantikan posisi perawat, tetapi untuk membantu dalam

pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan. dengan adanya pertumbuhan

cepat pada populasi manusia dan mengalami keterbatasan sumber daya perawat

maka tujuan penggunaan teknologi ini untuk membantu sehingga pelayanan

asuhan keperawatan kepada pasien dengan terpenuhi. Perawat adalah peran

aktif sedangkan teknologi hanya membantu untuk memudahkan dan


mempercepat kinerja perawat. Manusialah yang akan memegang peranan

penting dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam pelayanan kesehatan dan

keperawatan.

Tuntutan masyarakat terkait pelayanan kesehatan yang semakin tinggi,

mewajibkan generasi milenial menjadi pemikir yang ingin menjadi agen inovasi

dalam dunia keperawatan. Masyarakat sebagai pelanggan layanan kesehatan

saat ini semakin kritis dalam memilih layanan kesehatan, mereka lebih berhati-

hati sebelum menerima perawatan dan penanganan dari tenaga kesehatan

terutama perawat. Perkembangan memaksa perawat harus mampu

mengimbangi hal tersebut dengan memiliki pengetahuan yang luas,

mempunyai critical thinking dan aware terhadap teknologi informasi dengan

mengutamakan keselamatan pasien untuk peningkatan mutu layanan

keperawatan.

Manajer keperawatan harus terus berinovasi menghadapi Era Society

Evolution 5.0 sehingga dapat menyeimbangkan kebutuhan pelayanan dengan

kemampuan yang dimiliki perawat. Seorang manajer keperawatan adalah

pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk mendorong perubahan dalam

lingkungan klinis dan mendukung adopsi serta penggunaan teknologi yang

efektif. Manajer perawat harus menyadari bahwa teknologi kesehatan akan

mengubah praktik keperawatan dan harus menciptakan program-program

pengembangan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa

perawat milenial akan memiliki kompetensi untuk mengatasi tantangan-

tantangan teknologi ini.

Anda mungkin juga menyukai