Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. KETAHANAN PANGAN


PRODI S1-GIZI

Skor Nilai :

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT


“Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Gizi, Status Ketahanan Pangan
Keluarga Dengan Balita Stunting (Studi pada Balita Usia 14-59 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren Kabupaten Semarang)”
(Fariza Aqmar Adelina , Laksmi Widajanti, Sri Achadi Nugraheni)

AMERTA NUTRITION
“Hubungan Ketahanan Pangan dan Penyakit Diare dengan Stunting pada Balita 13-
48 Bulan di Kelurahan Manyar Sabrangan, Surabaya”
(Chovinda Ayu Safitri, Triska Susila Nindya)

Nama Mahasiswa : Hena Lestari Harahap – 5193540026


Porlin Imelda Hutagaol - 5193540027
Lingga Hana Shofiyah - 5193540028
Kelompok : 6 (enam)
Dosen Pengampu : Dra. Adikahriani, M.Si
Yatty Destani Sandy, S.ST., M.Gz
Hardi Firmansyah, S.Si., M.Si
Caca Pratiwi, S.Tp,. M.Si
Mata Kuliah : Ketahanan Pangan

PRODI S1-GIZI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, atas berkat karunia-Nyalah
kami dapat menyelesaikan Critical Journal Review ini tanpa halangan yang berarti
dan selesai tepat pada waktunya pada mata kuliah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada bapak dan ibu yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
lebih memahami lebih jauh mengenai seperti apakah sebenarnya yang di bahas
dalam jurnal yang kami review serta apa kelebihan serta kekurangannya dan oleh
karena itu kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.

Kami sadar makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan
seluruh pembaca pada umumnya.

Medan, 05 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Tujuan…………………………………………………………………………………..
C. Rumusan Masalah………………………………………………………...................
D. Identitas Jurnal ……………………………………………………...........................
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL ..........................................................................
A. Ringkasan Jurnal……………………………………………………………………..
BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. Pembahasan Isi Jurnal........................................................................................
B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal.......................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………………………..…………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi
mahasiswa , karena mempermudah dalam membahas inti hasil permasalahan yang
telah ada. Terdapat beberapa hal penting sebelum kita me-review sebuah jurnal,
seperti menentukan jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat, membaca
keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan bahasa
sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti
dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi yang memuat jurnal
ilmiah; memiliki judul dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi
penulis, terdapat pendahuluan yang berisi ringkasan dari isi jurnal,abstract ,
introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang diusulkan,
implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka. Langkah penting dalam mereview
sebuah buku, yaitu mengemukakan bagian pendahuluan, mengemukakan bagian
diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal yang perlu ditampilkan dalam
critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa landasan teori yang
digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan apa ynag
ingin dicapai, mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, alat pengumpulan data, dan analisis data yang digunakan,
mengambil hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi
secara singkat, jelas, dan padat serta menyimpulkan isi dari jurnal.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kelemahan dari suatu jurnal.
2. Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan CJR ini dapat dijabarkan sebagai berikut
1. Bagaimana review maupun ringkasan jurnal tersebut ?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut ?
D. Identitas Jurnal

Jurnal Utama
Nama jurnal : Jurnal Kesehatan Masyarakat
Judul jurnal : Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Gizi, Status
Ketahanan Pangan Keluarga Dengan Balita Stunting
Pengarang : Fariza Aqmar Adelina , Laksmi Widajanti, Sri Achadi Nugraheni
Tahun terbit : 2018
Kota terbit : Semarang
Vol : Vol 6 Nomor 5
NISSN : 2356-3346
Alamat : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/22059

Jurnal Pembanding
Nama jurnal : Amerta Nutrition
Judul jurnal : Hubungan Ketahanan Pangan dan Penyakit Diare dengan Stunting
pada Balita 13-48 Bulan di Kelurahan Manyar Sabrangan
Pengarang : Chovinda Ayu Safitri, Triska Susila Nindya
Tahun terbit : 2017
Kota terbit : Surabaya
Vol :-
NISSN :-
Alamat : https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/download/6226/3846
BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan
Pendahuluan pada jurnal satu ialah Stunting merupakan gangguan
pertumbuhan yang terjadi pada anak di awal kehidupan, gangguan ini dapat
menimbulkan kerusakan yang bersifat permanen.Gangguan ini timbul akibat dari
kekurangan gizi kronis. Stunting biasanya terjadi sejak di dalam kandungan ibu dan
akan nampak ketika anak sudah memasuki usia dua tahun.
Balita stunting adalah balita yang memiliki nilai status gizi TB/U berada pada
ambang batas atau Z-score <- 2 SD s/d -3 SD yang termasuk dalam kategori pendek
(stunted). Balitamemilkinilai status gizi TB/U < -3 SD maka termasuk dalam kategori
sangat pendek (severely stunted). Munculnya permasalahan di bidang gizi dapat
tercermin dari tidak tercapainya ketahanan gizi akibat dari ketahanan pangan
keluarga yang tidak terpenuhi. Pemenuhan gizi balita harus menjadi prioritas dalam
keluarga yang mengalami kesulitan penyediaan pangan.
Apabila suatu keluarga mengalami kesulitan penyediaan makanan maka
tingkat konsumsi secara otomatis akan menurun. Hal ini jika terjadi secara terus
menerus dapat memicu balita untuk mengalami kekurangan gizi kronis yang
berakibat balita menjadi pendek. Dalam mengatasi permasalahan gizi ibu memiliki
peranan yang penting, terutama dalam bidang asupan gizi di rumah tangga, dimulai
dari mempersiapkan makanan, memilih bahan makanan, serta menentukan menu
makanan. Oleh sebab itu penting untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu
dalam membentuk keluarga sadar gizi.
Pendahuluan pada jurnal pembanding ialah nutrisi merupakan suatu dampak
keadaan status gizi baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu lama.
Stunting merupakan salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan
ketidakcukupan zat gizi masa lalu sehingga termasuk dalam masalah gizi yang
bersifat kronis 1. Stunting merupakan ukuran status gizi balita dengan
memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita.
Kebiasaan tidak mengukur tinggi atau panjang badan balita di masyarakat
menyebabkan kejadian stunting sulit disadari. Hal tersebut membuat stunting
menjadi salah satu focus pada target perbaikan gizi di dunia sampai tahun 2025.
Pangan merupakan salah satu hal yang diperlukan manusia untuk bertahan hidup.
Ketahanan pangan mengacu pada kemampuan individu atau kelompok dalam
pemenuhan akses pangan yang cukup baik dari segi ekonomi maupun fisik, aman,
dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan agar dapat hidup dengan sehat dan baik.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa rumaht angga yang mengalami kerawanan
pangan lebih cenderung memiliki balita dengan keadaan stunting. Keadaan balita
seperti penyakit yang diderita juga menjadi salah satu factor terjadinya stunting.
Diare merupakan salah satu penyakit infeksi penyebab kematian pada balita di
seluruh dunia pada situasi darurat. Balita pada rentang usia 13-48 bulan memliki
prevalens idiare yang lebih tinggi daripada rentang usia lainnya. Diare dapat
disebabkan oleh factor lingkungan seperti higienesanitasi dalam keluarga. Perilaku
hygiene mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kuman
dan bakteri penyebab diare. Sanitasi mengarah pada keadaan tempat tinggal dan
fasilitas pembuangan urin serta feses dalam rumah tangga. Keadaan fasilitas
sanitasi yang dimiliki tiap keluarga dapat memperngaruhi penyakit diare yang di
derita anggota keluarga terutama pada balita.

B. Deskripsi Isi
Deskripsi isi pada jurnal satu ialah Stunting adalah kondisi kronis yang
menggambarkan penghambatan akibat jangka panjang gizi buruk yang ditunjukkan
dengan nilai skor z-score TB / U kurang dari -2SD. Prevalensi balita pendek di
Indonesia masih tinggi, nilai ambang batas 20%. Penelitian ini adalah untuk
mengetahui korelasi pengetahuan ibu tentang gizi dan status ketahanan pangan
rumah tangga pada stunting anak di bawah lima tahun. Metode penelitian dalam
penelitian ini adalah observasional studi analitik dan menggunakan metode case-
control yang dilakukan di PT Puskesmas Duren, Kabupaten Semarang. Sampel
penelitian ini adalah 70 anak Balita yang terdiri dari 35 balita stunting dan 35 normal
anak di bawah lima tahun.
Pengambilan sampel penelitian ini peneliti menggunakan Teknik purposive
sampling dengan mencocokkan variable umur dan jenis kelamin anak. Di
Pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara langsung menggunakan
kuesioner dan Analisis menggunakan Chi Square dengant ingkat signifikansi p
<0,05. Studi ini mengungkapkan Variabel-variabel tersebut memiliki hubungan yang
signifikan dengan anak balita pendek tua dan factor risikonya adalah kurangnya
pengetahuan ibu tentang gizi (p = 0,017; OR = 3,962), kurangnya asupan energi (p =
0,000; OR = 12,083), dan makanan rumah tangga yang rendah keamanan (p =
0,049; r = 3,059).
Tidak ada korelasi antara kekurangan protein asupan dengan stunting pada
balita (p = 0,078, OR = 2,842). Ini Studi menyarankan para ibu utuk lebih
memperhatikan kebutuhan anak Nutrisi terutama kebutuhan energi, lebih giat
mencari informasi pertumbuhan anak-anak dan memantau pertumbuhan anak
dengan mengukur tinggi badan mereka secara teratur.
Deskripsi jurnal pembanding ialah Stunting merupakan malnutrisi akut yang
merupakan salah satu penyebab kematian balita anak-anak di dunia dan dapat
berdampak pada rendahnya kualitas hidup di masa depan. Ketahanan pangan
rumah tangga dan Penyakit infeksi terutama diare pada balita diindikasikan menjadi
factor penyebab nya stunting. Balita usia 13-48 bulan kemungkinan besar memiliki
risiko tinggi untuk terserang penyakit dan efeknya.
Stunting pada balita erat kaitannya dengan kerawanan pangan keluarga dan
penyakit diare oleh anak-anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
keterkaitan ketahanan pangan keluarga dan keluarga penyakit diare hingga stunting.
Penelitian ini merupakan penelitian analiti kobservasional denganrancangan cross
sectional.
Sampel nya adalah 68 balita usia 13-48 bulan di Manyar Sabrangan,
Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Pemilihan sampel menggunakan simple random
sampling dengan teknik undian. Datanya dikumpulkan dengan metode wawancara
dengan kuesioner. Keamanan pangan diakses oleh US-HFSSM daftar pertanyaan.
Uji korelasi Spearman digunakan dalam analisis statistik (α = 0,05). Data
menunjukkan persentase stunting, diare, dan kerawanan rumah tangga masing-
masing 30,9%, 19,1%, dan 61,8%. Ada hubungan antara kerawanan pangan
dengan stunting (p <0,05). Tidak ada hubungan antara diare dengan stunting (p>
0,05). Keluarga perlu memiliki strategi koping untuk menghindari kerawanan pangan
jangka panjang. Ada factor lain seperti riwayat asupan makanan yang mungkin
dapat mempengaruhi stunting selain itu untuk diare.
BAB III

PEMBAHASAN ANALISIS

A. Pembahasan Isi Journal

Ketahanan pangan menurut artikel yang diriview pada jurnal utama adalah
terdapat hubungan yang signifikan antara ketahanan pangan keluarga dengan
stunting (p=0,049). Nilai OR didapatkan sebesar 3,059 yang artinya balita yang
berasal dari keluarga tidak tahan pangan berisiko 3,059 kali lebih besar untuk
menderita stunting. Keluarga yang termasuk dalam kategori tidak tahan pangan
paling banyak ditemukan pada kelompok balita stunting (51,4%) dibandingkan pada
kelompok balita normal (25,7%). Penelitian pada jurnal ini sejalan dengan penelitian
Safitri, terdapat hubungan yang signifikan antara ketahanan pangan dengan
kejadian stunting (p=0,01). Bahwa kejadian stunting lebih banyak ditemukan pada
keluarga dengan status rawan pangan dan kelaparan berat. Kondisi ketahanan
pangan keluarga yang tercermin dari ketersediaan pangan dan akses pangan
berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi dan secara langsung juga akan
berpengaruh ke status gizi.

Apabila status ketahanan pangan keluarga baik maka tingkat konsumsi pun
juga akan baik. Jika ditinjau dari segi akses sebenarnya di daerah Kecamatan
Bandungan memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan bahan pangan karena
merupakan daerah pertanian, dekat dengan pasar, dan sudah banyak pedagang
sayur keliling di setiap desa. Masih banyaknya keluarga yang tergolong tidak tahan
pangan ini diakibatkan oleh ketersediaan pangan di keluarga tersebut yang kurang
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Balita dikatakan memiliki
akses kurang terhadap pangan jika kualitas dan kuantitas komposisi menu
hariannya kurang lengkap serta frekuensi lauk nabati yang lebih dominan. Senada
dengan hal ini, kerawanan pangan rumah tangga, komposisi menu yang tidak
bergizi, tidak berimbang dan tidak bervariasi baik secara kualitas dan kuantitas
dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan kekurangan gizi pada balita.

Sedangkan ketahanan pangan menurut artikel yang diriview pada jurnal


pembanding adalah ketahanan pangan keluarga dengan kejadian stunting pada
balita menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p=0,01). Keluarga yang tahan
pangan sebagian besar memiliki balita tidak stunting, sedangkan keluarga rawan
pangan dengan kelaparan berat sebagian besar memiliki balita stunting. Keadaan
ketahanan pangan keluarga memiliki hubungan timbal balik dengan keadaan
stunting pada balita. Status ketahanan pangan keluarga merupakan faktor krusial
yang dapat mempengaruhi keadaan malnutrisi anggota keluarga terutama balita.

Penelitian di Bangladesh ini juga menunjukkan bahwa keadan rawan pangan


kluarga berhubungan signifikan dengan kejadian stunting pada balita. Keadaan
rawan pangan dalam keluarga dapat meningkatkan resiko kegagalan partumbuhan.
Kerawanan pangan dalam keluarga dalam jangka waktu yang lama dapat
mempengaruhi konsumsi makanan dengan cara mengurangi kuantitas maupun
kualitas makanan kepada seluruh anggota keluarga terutama balita secara terus
menerus, sehingga terjadi ketidak kecukupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
dan berdampak negatif pada pertumbuhan balita terutama tinggi badan.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, ketahanan pangan adalah ketahanan


pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin
dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah, maupun mutunya, aman, merata,
dan konsumsi pangan yang cukup merupakan syarat mutlak terwujudnya ketahanan
pangan rumah tangga. Ketidaktahanan pangan dapat digambarkan dari perubahan
konsumsi pangan yang mengarah pada penurunan kuantitas dan kualitas termasuk
perubahan frekuensi konsumsi makanan pokok. Ketahanan pangan keluarga erat
hubungannya dengan ketersediaan pangan yang merupakan salah satu faktor atau
penyebab tidak langsung yang berpengaruh pada status gizi anak. Gizi buruk
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada balita, sehingga tinggi badan anak
tidak sesuai dengan umurnya atau disebut dengan balita pendek atau stunting.

B. Kelebihan dan Kekurangan isi Artikel Journal

1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel :

Jurnal yang direview maupun kedua jurnal sudah memiliki ruang lingkup yang
bagus dari segi isi jurnal. Kedua jurnal menjelaskan secara detail penelitian yang
dilakukan oleh penulis dengan baik sebagai salah satu identitas nasional. Dari kedua
jurnal, baik jurnal utama atau jurnal yang kedua adalah jurnal yang sama-sama baik
dan bagus. Akan tetapi, jurnal utama ini mencakup materi yang lebih luas dan lebih
mendalam di bidang ketahanan pangan anak stunting dibandingkan dengan jurnal
kedua.

2. Dari aspek tata bahasa :

Jurnal yang direview maupun kedua jurnal kurang memiliki aspek tata bahasa
yang bagus karena terdapat beberapa kalimat yang tidak menggunakan EYD.
Sebaiknya kedua jurnal menggunakan EYD secara keseluruhan untuk seluruh isi
jurnal agar hasil penelitian yang terdapat dalam jurnal mudah untuk dimengerti dan
dianalisis. Selain itu, penulis juga seharusnya lebih memperhatikan penggunaan
tanda baca untuk jurnal karena terdapat beberapa penggunaan tanda baca yang
berlebihan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketahanan pangan menurutartikel yang diriview padajurnal utama adalah


terdapat hubungan yang signifikan antara ketahanan pangan keluarga dengan
stunting (p=0,049. Keluarga yang termasuk dalam kategori tidak tahan pangan
paling banyak ditemukan pada kelompok balita stunting (51,4%) dibandingkan pada
kelompok balita normal (25,7%). Bahwa kejadian stunting lebih banyak ditemukan
pada keluarga dengan status rawan pangan dan kelaparan berat. Kondisi ketahanan
pangan keluarga yang tercermin dari ketersediaan pangan dan akses pangan
berpengaruh positif terhadap tingkat konsumsi dan secara langsung juga akan
berpengaruh ke status gizi.

Sedangkan ketahanan pangan menurut artikel yang diriview pada jurnal


pembanding adalah ketahanan pangan keluarga dengan kejadian stunting pada
balita menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Keluarga yang tahan pangan
sebagian besar memiliki balita tidak stunting, sedangkan keluarga rawan pangan
dengan kelaparan berat sebagian besar memiliki balita stunting. Keadaan ketahanan
pangan keluarga memiliki hubungan timbale balik dengan keadaan stunting pada
balita. Status ketahanan pangan keluarga merupakan factor krusial yang dapa
tmempengaruhi keadaan malnutrisi anggota keluarga terutama balita.

B. Rekomendasi

Sebaiknya jurnal ini perlu diperbaiki lagi agar lebih bagus lagi, dan penjelasan –
penjelasannya yang ada di jurnal perlu ditambahi lagi agar mahasiswa lebih
mengerti lagi tentang penjelasan jurnal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adelia, F. A., Widajanti, L., & Nugraheni, S. A. (2018). Hubungan Pengetahuan
Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Gizi, Status Ketahanan Pangan Keluarga
dengan Balita Stunting (Studi pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren Kabupaten Semarang). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 6(5), 361-369.
Safitri, C. A., & Nindya, T. S. (2017). Hubungan ketahanan pangan dan penyakit
diare dengan stunting pada balita 13-48 bulan di Kelurahan Manyar
Sabrangan, Surabaya. Amerta Nutrition, 1(2), 52-61.

Anda mungkin juga menyukai