(KI406)
ANALISIS ANION
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat
dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu
yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Dalam kimia analisis kualitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan
menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu
untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya
perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan
timbulnya gas (G. Svehla : 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk senyawa yang mudah larut
dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar
larut dalam air, sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan
dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang
mengganggu tersebut (Anonim : 2011).
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron. Misalnya
: atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl- ). Natrium
klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk
dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang
terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S22- , dan N3- , Na+
dan Cl-. Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom .
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena
gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya
anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut :
BAHAN
Larutan uji: garam nitrat 0,2 M yang mengandung Cl-, Br-, I- (NaCl, NaBr, NaI), SO42-, SO32- (Na2SO4
dan Na2SO3), NO3- dan NO2- (NaNO2, NaNO3)
Larutan pereakasi : HNO3 3 M, H2SO4 pekat, H2SO4 4 N, Pb(CH3COO)2 0,2 M, BaCl2 0,25 M, HCl
0,1M, dan Fe2+ 0,1M (dibuat dari garam Mohr)
C. PROSEDUR KERJA
Sulfat
I. Sulfat
B. IDENTIFIKASI ION SULFAT
Na2SO4(Aq) + BaCl2(Aq) → ➔ Larutan Na2SO4 tidak
DAN SULFIT
BaSO4(s) (endapan putih) + berwarna dan tidak berbau
1. Siapkan masing-masing 1 mL
larutan garam yang mengandung 2NaCl(Aq) ➔ Larutan BaCl2 tidak
anion sulfat dan sulfit dengan II. Sulfit berwarna dan tidak
konsentrasi 0,2 M dalam tabung
Na2SO3(Aq) + BaCl2(Aq) → berbau.
reaksi. Tambahkan ke dalam
kedua tabung reaksi tersebut 10 BaSO3(s) (endapan putih) + ➔ Larutan HCl tidak
tetes larutan barium klorida, 2NaCl(Aq) berwarna dan tidak
berbau.
Nitrit
C. IDENTIFIKASI ION NITRAT ➔ larutan garam mohr yang
DAN NITRIT I. Nitrit
mengandung Fe2+ tidak
1. Isi tabung reaksi dengan 30 6Fe2+(aq)+ 4H2SO4(aq) + 2NO2-
Pengujian anion nitrat menggunakan larutan uji garam NaNO3 0,2 M dan Fe2+ yang dibuat dari
garam Mohr 0,1M. Larutan garam Fe2+ yang tidak berwarna dan tidak berbau ditambahkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 20 tetes. Kemudian, ditambahkan 2 mL asam sulfat pekat dan
suhu pada larutan menjadi lebih tinggi dari keadaan awal, karena konsentrasi dari asam sulfat
yang pekat cukup tinggi yaitu 4 N. Perlu diperhatikan ketika menambahkan asam sulfat pekat
ke dalam sampel, bahwa ketika menambahkan asam sulfat pekat dianjurkan agar mengenai
bagian dinding tabung reaksi sehingga asam sulfat akan perlahan-lahan masuk ke dalam
larutan, penambahan asam sulfat dengan cara ini akan menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti adanya cipratan yang akan mengenai anggota tubuh. Setelah ditambahkan
asam sulfat pekat, ditambahkan larutan garam NaNO3 0,2 M sebanyak 2 mL dan terbentuk
suatu cincin yang terlihat lebih tebal dari pengujian anion nitrit dan berwarna coklat. hal
tersebut disebabkan bahwa terdapat adanya senyawa kompleks [Fe(NO)]3+ yang terbentuk dari
ion nitrat (NO3-) yang bereaksi dengan garam besi (II) ammonium sulfit
(NH4)2Fe(SO3)2.6H2O).
E. KESIMPULAN
Prinsip-prinsip dasar yang dapat melatarbelakangi pengujian anion ini adalah mengidentifikasi
bagaimana pola reaktivitas suatu zat, kelarutan zat, serta sifat-sifat fisik yang dapat dirasakan dengan
indera. Untuk menentukan pola reaktivitas suatu zat dapat dilihat dari reaksi kimia yang terjadi dari
pembentukan suatu spesi dengan bukti persamaan reaksi kimia nya. Untuk uji kelarutan dapat
menambahkan aquades dan dapat dilihat dengan bantuan pemanasan dalam penangas air. Namun,
untuk uji kelarutan dapat dilihat hanya dengan menggunakan table harga hasil kali kelarutan atau table
Ksp yang mana jika harga Ksp terpantau semakin besar, maka kelarutan suatu zat akan semakin besar.
Pada pengujian anion juga dapat dibuktikan dengan mengetahui sifat-sifat yang ada dalam suatu zat
yang dapat diidentifikasi dengan indera. Tentunya jika ingin memeriksa sifat fisik zat dengan indera
harus memerhatikan hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan dalam laboratorium.
Pengujian anion halida dapat menggunakan pereaksi seperti timbal asetat Pb(CH3COO)2 atau
pereaksi lainnya yang tidak dianjurkan menggunakan pereaksi yang memiliki anion yang sama seperti
larutan garamnya yang akan diuji. Untuk uji anion sulfat dan sulfit dapat menggunakan pereaksi
barium klorida (BaCl2) atau pereaksi lainnya yang tidak mengandung anion sulfat atau sulfit. Pada
pengujian anion nitrat dapat menggunakan pereaksi besi (II) ammonium sulfat ((NH4)2Fe(SO3)2.6H2O)
atau pereaksi lainnya yang tidak mengandung anion nitrit atau nitrat.
F. REFERENSI
Anonim.(2010). Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Post Lab
1. Apabila suatu larutan yang mengandung sekaligus anion klorida, bromida, dan iodida, akan
ditentukan ion kloridanya saja. Dapatkah dilakukan dengan cara penambahan larutan timbal asetat?
Jelaskan!
Jika tidak dapat apa yang harus dilakukan?
Jawab: Tidak, karena anion bromida dan iodida juga dapat bereaksi dengan timbal asetat dengan
menghasilkan endapan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebelum menambahkan timbal asetat
harus dihilangkan anion bromida dan iodida dengan menambahkan HCl encer
2. Apabila anda akan mengidentifikasi keberadaan ion nitrat dalam suatu larutan yang mengandung
ion nitrit, dapatkan dilakukan dengan cara cincin coklat dengan larutan besi (II) sulfat dengan asam
encer? Jelaskan!
Jika tidak apa yang harus dilakukan?
Jawab: Anion nitrat tidak dapat diidentifikasi dalam suatu larutan yang mengandung ion nitrit
dengan cara cincin coklat dengan larutan besi (II) sulfat dengan asam encer, karena akan
memberikan hasil positif NO2-. Maka perlu dilakukan penguraian anion nitrit yang dapat dilakukan
dengan cara memanaskan sampel dengan urea atau asam sulfat encer sampai pelepasan gas berhenti
atau ditambahkan sedikit asam sulfonat pada larutan untuk menghasilkan anion nitrat
3. Apabila anda akan mengidentifikasi keberadaan ion sulfat dalam suatu larutan yang mengandung
juga ion sulfit, jelaskan apa yang akan anda lakukan?
Jawab: Larutan sampel ditambahkan dengan larutan garam yang mengandung Ba2+, maka akan
terbentuk endapan putih BaSO3 dan BaSO4. Setelah itu, tambahkan HCl encer, maka BaSO3 akan
larut dan yang tertinggal hanya endapan BaSO4 saja.