Anda di halaman 1dari 4

WWTP

Alir IPALimbah
1. Sumber Limbah
2. Pengolahan Fisik
 Bar Screen
 Oil Trap
 Cooling Tower
3. Koagulasi Flokulasi
4. Aerasi
5. Sedimentasi
6. Klorinasi
7. Elektrical Equipment
Pada proses diatas, antara pengolahan fisik dan koagulasi flokulasi bagusnya
ditambahkan kolam stabilisasi. Ditambahkan kolam stabilisasi karena supaya air
limbah yang masuk bisa merata dari segi kualitas dan kuantitas.
Cara maintenance kolam stabilisasi
Kolam stabilisasi ini bentuknya bisa aerob/anaerob
 Untuk Kondisi Anaerob dibagian atas nya terdapat scum, scum adalah
lumpur yang mengambang. Scum tersebut harus dihilangkan karena scum
tersebut dapat berdampak pada aktifitas yang terdapat didalam air seperti
aktifitas mikroorganisme yang untuk mendegradasi.

Untuk kolam yang berukuran besar dan terbuka, cara menghilangkan scum
adalah
a. Di bagian samping kolam stabilisasi terdapat pipa yang dapat
mengeluarkan air (mengspraykan air) untuk menghilangkan scum.
b. Apabila scum nya berat maka dapat dibersihkan dengan cara diambil
secara manual seperti menggunakan perahu untuk mengambil scum yang
berada di tengah kolam atau dengan pompa untuk mengambil scum.
Scum harus dihilangkan secepatnya ketika mumcul agar tidak bertambah.
 Untuk masalah lain yang dapat timbul adalah akibat algae yang berakibat
bau dan kinerja kolam (efisiensi) menurun.
 Sampah mengambang
 Lumpur dari bawah kolam yang naik ke permukaan.
 Berdasarkan warna kolam
a. Anaerobik : Hitam kehijauan
b. Fakultatif : Hijau coklat
c. Maturasi : Hijau
Jika warna tidak sesuai maka ada sesuatu anomali yang terjadi Jika terdapat
perubahan warna, dapat di cek di pipa influent apakah terdapat anomali. Dan
perbadaan warna ini dapat di sebabkan oleh kenaikan konsentrasi tinja, air
hujan masuk, dan air dibawah permukaan masuk. Dan untuk kasus ini harus
dihentikan segera mungkin dengan cara menutup valve agar tidak terjadi
perubahan yang negative.

 Pada kolam terbuka, biasanya tedapat tanggul. Pada tanggul ini juga harus di
maintenance seperti jika ada lubang harus ditutup, jika terdapat rumput di
sekitar tanggul harus dipotong.
 Jika terdapat masalah di beton, seperti yang diakibatkan oleh PH kolam yang
asam/basa maka beton lama kelamaan dapat keropos atau pecah pecah.
Maka dari itu maka harus di maintenance.
 Pada setiap kolam pasti ada lumpur dibagian bawah nya. Untuk pengurasan
lumpur kolam stabilisasi anaerobik (2-12 thn), kalau fakultatif (8-20 thn),
maturasi (hampir gapernah).
Cara mengelola/maintenance lumpur :
 Jika vol lumpur dalam kolam besar, maka buka valve untuk mengeluarkannya dan disedot
pakai pompa ke Bak Pengelola Lumpur (BPL)SDB atau bisa menggunakan
excavator/cangkul (jika ukuran IPAL besar dan vol lumpur/sedimentasi besar)
 Jika cara konvensional cek lumpur, pakai tongkat yg panjang dan dililit kain yang cerah
 kalau lumpur tidak mengandung bahan B3, maka bisa digunakan u/ pertanian. Jika
mengandung B3, maka perlu dikelola lagi oleh PIII (perusahaan yg bisa mengelola
lumpur dengan baik)

Berdasarkan waktunya, pemeriksaan/pemeliharaan dibagi 3 (harian, bulanan, tahunan)


Contoh harian : memeriksa pompa, pintu air, aerator

Selain IPAL, pemeliharaan/maintenance juga perlu dilakukan di sistem saluran limbah,


caranya : melakukan pemeriksaan pada gorong''/pipa

IPAL Tangki Biofilter


Pengoperasian dan pemeliharaannya dari kementrian PU
Didalamnya terdapat anaerobik dan aerobik yang harus dipelihara

Gambar Johkasou/Septictank

Pemeliharaan ruang anaeobik dengan cara membuang buih minimal sekali dalam sebulan
Pipa antar ruangan anaerobik dan aerobik juga haris dicek sekali dalam setahun 
Pada ruang aerasi jika ada kotoran harus dibuang sekali dalam 3 bulan
Pada ruang dinsifektan jika bahan kimia habis maka harus diisi
Pengurasan lumpur dilakukan dengan cara :
1. Kuras lumpur jika sudah penuh
2. Kuras lumpur kompartemen pertama ⅔ bagian dari kompartemen kedua
3. Kuras lumpur kompartemen kedua kurang <⅔ lumpur yang ada
Permasalahan yang sering timbul pada bendungan
1. Perencanaan dan pembangunan belum sesuai dengan persyaratan
2. Unit pengelola tidak memadai
3. Rencana tindak darurat belum ada
4. Tingginya laju sedimentasi

Anda mungkin juga menyukai