Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HAKIKAT KETERAMPILAN MENYIMAK


diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Wisman,M.Pd.

Di susun oleh :
1. Devi Pravita Rini (A1A021004)
2. Narti Maya Sari (A1A021003)
3. Yepi Marlena (A1A021026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA


DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat


dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Makala yang
barjudul ‘’Hakikat Keterampilan Menyimak’’ dengan tepat waktu.
Makala disusun untuk memenuhi tugas Perkuliahan. Selaian
itu , Makala ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang
keterampilan menyimak bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak
Wisman,M.Pd selaku Dosen dari Mata kuliah Keterampilan
Menyimak. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan Makala ini.
Penulis menyadari Makala ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan Makala ini.

Bengkulu, 03 September 2021

Yepi Marlena,Devi Pravita Rini,Narti Maya sari

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………..ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………...2
C. Tujuan …………………………………………………..……….2
D. Manfaat …………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menyimak…………………………………………..4
B. Perbedaan Mendengar, Mendengarkan, dan Menyimak……5
C. Menyimak sebagai aspek Keterampilan dalam Berbahasa..5
D. Proses Kognisi dalam Menyimak……………………………..6
E. Belajar dengan Menyimak……………………………………..9
F. Linguistik dan Guru Bahasa ………………………………….9
G. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menyimak……11

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ………………………………………………………..16
B. Saran……………………………………………………………..16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keterampilan berbahasa mencakup empat kegiatan yang
meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan menulis dan keterampilan membaca. Salah satu
kegiatan yang paling penting namun sering ditinggalkan ialah
kegiatan keterampilan menyimak. Kegiatan menyimak saling
berhubungan dengan satu sama lain.
Keterampilan menyimak sangat berperan dalam kehidupan
manusia di lingkungan masyarakat. Peran penting penguasaan
keterampilan menyimak sangat tampak di lingkungan sekolah.
Siswa mempergunakan sebagaian besar waktunya untuk menyimak
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Keberhasilan dalam
memahami serta menguasai pelajaran diawali oleh kemampuan
menyimak yang baik.
Jika keterampilan menyimak dikaitkan dengan keterampilan
berbahasa yang lain, seperti keterampilan membaca, maka kedua 2
keterampilan berbahasa ini berhubungan erat, karena keduanya
merupakan alat untuk menerima komunikasi. Perbedaannya terletak
dalam hal jenis komunikasi. Menyimak berhubungan dengan
komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan dengan
komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung
persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi, memahami
makna komunikasi.
Dari uraian di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa
yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan
memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya .
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang
cukup kompleks karena melibatkan berbagai proses menyimak
dalam saat yang sama. Pada saat menyimak mendengar bunyi

1
berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif bekerja mencoba
memahami, menafsirkan apa yang disampaikan pembicara, dan pada
saat itu ia harus menerima respons. Pada dasarnya respons yang
diberikan itu akan terjadi setelah terjadinya integrasi antara pesan
yang didengar dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman
penyimak. Respon itu bisa sama dengan yang dikehendaki
pembicara dan bisa pula tidak sama.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. apa yang dimaksud dengan keterampilan menyimak?
2. Bagaimana cara menyimak dengan baik?
3. Apa saja manfaat dari keterampilan menyimak?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Menjelaskan tentang keterampilan menyimak.
2. Memaparkan bagaimana cara menyimak dengan baik.
3. menjelaskan apa saja manfaat dari keterampilan menyimak.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Sebagai bentuk referensi kebijakan kepada Kementerian
Pendidikan Indonesia untuk menciptakan dan membuat sistem
pendidikan yang bersifat kondisional dan terbaru dalam
pembentukan generasi baru.
2. Sebagai sarana referensi bagi seluruh pihak yang ikut bernaung
dibawah dunia Pendidikan untuk ikut menciptakan dan juga
menerapkan Sistem Pendidikan Kombinasi Indonesia sebagai salah
satu bentuk sistem pendidikan yang berbentuk aplikatif dan juga
efektif.
3. Sebagai bentuk sumber dan sebagai bahan masukan kepada para
penulis lain untuk ikut menggali dan juga melakukan percobaan
(eksperimen) mengenai tentang sistem pendidikan di dalam proses
pembelajaran Negara Indonesia.

2
4. Sebagai sarana bahan pertimbangan untuk badan pemerintah yang
akan mengembangkan dan meningkatkan persisteman pendidikan
berkarakter.

3
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah kegiatan meresepsi, mengolah serta
menginterpretasi suatu permsalahan dengan melibatkan pancaindera
seseorang. Menyimak berhubungan dan bermanfaat dengan
menyimak dan berbicara, menyimak dan membaca, berbicara dan
membaca serta ekspresi lisan dan ekspresi tulis.
Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli.Berikut ini terdapat
beberapa pengertian menyimak yang dikemukakan oleh para ahli
yang diantaranya yaitu:
1.Menurut H. G. Tarigan menyimak ialah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
infomasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran
atau bahasa lisan.
2.Menurut Anderson menyimak sebagai proses besar mendengarkan,
mengenal, serta menginterpretasikan lambinglambang lisan.
Menurut (Russel 1959) menyimak bermakna mendengarkan dengan
penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Menurut Hanapi
Natasasmita menyimak adalah mendengar secara khusus dan
terpusat pada objek yang disimak.
3.Menurut Poerwadarminta (1984: 941) “Menyimak adalah
mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau
dibaca orang”.Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal
dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan
mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari
luar tanpa banyak memerhatikan makna itu.
Menurut Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian
menyimak sebagai berikut: menyimak adalah suatu proses kegiatan

4
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untukmemperoleh
informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang
disampaikan si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan.
Dari uraian di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa
menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa
yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan
memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.

B.Perbedaan Mendengar, Mendengarkan dan Menyimak


1. Mendengar
Menurut (Djago Tarigan, 2003: 2.5) Mendengar diartikan sebagai
menangkap bunyi (suara) dengan telinga.
2. Mendengarkan
Menurut (Djogo Tarigan, 2003:2.5) Mendengarkan berarti
mendengarkan berarti mendengarkan sesuatu dengan sungguh-
sungguh.
3. Menyimak
Menurut Tarigan (1993: 20) mengemukakan pengertian menyimak
sebagai berikut: menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untukmemperoleh
informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang
disampaikan si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Dari
uraian di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa menyimak
adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang
dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan
memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.

C.Menyimak sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa


Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan dengan
seksama terhadap setiap kata-kata yang keluar dari mulut orang

5
yang disimak tersebut. Menyimak berbeda dengan mendengarkan,
jika mendengarkan kita hanya sebatas menangkap bunyi, sedangkan
dalam menyimak kita harus memahami makna dari bunyi yang kita
peroleh tadi. Menyimak juga termasuk dalam keterampilan
berbahasa, selain itu ada juga keterampilan bahasa yang lain yaitu
berbicara, menulis, dan juga membaca. Bisa dikatakan mendengar
dan menyimak adalah keterampilan berbahasa yang pertama kita
kuasai sebelum yang lainnya.
Waktu kita kecil, ketika ada orang yang berbicara, yang kita
lakukan adalah mendengarkan dan menyimak apa yang orang itu
katakan. Untuk aspek berbahasa yang lain seperti menulis dan
membaca bisa kita dapatkan ketika kita sudah duduk di bangku
sekolah. Dari berbagai macam keterampilan itu ternyata diantara
semuanya memiliki keterkaitan antara satu sama lain.
Jadi cara mengukur tingkat kemampuan berbahasa seseorang
bisa melalui kemampuan meyimaknya. Jika seseorang bisa
menyimak sebuah pembicaraan dengan lengkap dan hasil
simakannya dapat dimengerti oleh orang lain, maka kemampuan
menyimaknya baik dan otomatis kemampuan berbahasanya juga baik
menurut sudut pandang menyimak. Namun bisa dipastikan jika
menyimaknya sudah maik maka kemampuan bahasa yang lain juga
sudah baik, karena dalam menyimak juga selalu ada sangkut
pautnya, baik itu dengan kemampuan berbicara, mendengar, ataupun
menulis.

D Proses Kognisi dalam Menyimak


1. Menyimak
Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan lambing-lambang
lisan dan penuh perhatian ,pemahaman , apresiasi serta interpretasi
untuk memperoleh informasi menangkap isi atau pesan serta
memahami makna kuminikasi ujaran atau Bahasa lisan.
2. Proses Menyimak

6
Proses menyimak marupakan kegiatan yang perlu dilakuakn
seseorang dalam memahami suatu pesan lisan. Proses menyimak
untuk memperoleh isi atau makna informasi lisan melalui
mendengarkan denagan pemahaman. Tahapan proses menyimak yang
perlu dilakukan seseorang agar menghasilkan simakan yang baik ,
dapat diawali dengan mendengarkan dan diakhiri dengan memahami
makna pesan yang di simaknya. Akhadiah (1992) mengelompokan
lima tahapan proses menyimak, yakni:
a.Tahap Mendengarkan
Pada tahap mendengarkan terjadinya proses tuang informasi lisan
dari pembicara kepada penyimak. Wujud informasi berupa teks
lisan atau kode bunyi Bahasa (bunyi, kata, kalimat, atau
wawancara) yang perlu di pahami. Pada tahap ini seseorang
penyimak perlu memiliki pengetahuan tentang pembahasan, dan
makna dari bahasan yang disimaknya. Proses menyimak harus
direncanakan, dilakukan dengan penuh perhatian, dan konsentrasi
serta tidak mudah terganggu dengan unsur eksternal dari luar
materi simakan. Konsentrasi sebagai kegiatan aktif fpsikologis ini
memerluakan ketentuan dan Latihan yang sungguh-sungguh
pengalaman pengetahuan ini pada akhirnya akan menghasilkan
proses menyimak yang menguntungkan.
bTahap Mengidentifikasi
Tahap identifikasi dilakuakn penyimak setelah mendapat
serangan berupa bunyi yang diterima dalam dalam memori peyimak.
Dalam hal penyeleksian informasi ini, memori ingatan akan
membedakan pesan yang penting, sehinggah tidak semua pesan yang
dianjurkan pembicara direkam dalam memori. Pengelompokan
informasi sebagai data bahasa yang penting dan tidak tidak penting
di lakukan melalui proses yang disebut decoding.
cTahap Menginterpretasi
Setelah semua pesan teridentifikasi secara baik dalam
kelompok-kelompok tertentu, selanjutnya dilakukan interpretasi.

7
Interpretasi yang didalamnya juga diawali dengan apresiasi,
dilakukan khususnya pada data ujaran atau teks lisan yang
mengandung isi pesan atau pokok pikiran utama. Semua isi pesan
atau pokok-pokok pikiran yang terkait dengan kandungan makna
pesan yang diinginkan pembicara diinterpretasiakan. Artinya
dengan sebenarnya seperti apa yang akan di disampaikan
pembicara.

Interpretasi berarti juga proses memilah berdasarkan fungsinya,


baik data bahasa yang penting maupun yang tidak penting.
Semua diinterpretasikan agar pada saat tertentu terjadi even
komunikasi yang memungkinkan untuk menyalurkan hal itu tinggal
menepatkan sesuai dengan kebutuhannya.
d. Tahap Memahami
Penyimak melakukan pemahaman terhadap semua data
informasi yang di terima. Artinya, apa yang telah diinterpretasikan
perlu secara cermat di pahami maknanya. Dengan kata lain, tahap
memahami merupakan tahap pemberian makna pesan yang didengar
agar tercpai semirip dan sedekat mungkin dengan pesan yang
dimaksudkan oleh pembicara. Termasuk mengaitkan antara satu
pesan dengan pesan lainnya dengan penegtahuan yang dalam
memori (ingatan) yang dimiliki menyimak sampai pada tingkat
pemahaman yang sebenarnya.
e. Tahap Menilai
Tahap penilaian adalah proses menghargai (memaknai)
terhadap informasi pesan yang telah di terima, diinterpretasikan
dan di pahaminya. Menilai dapat juga berarti memberi harga (bukan
dengan angka) dan mengaitkan kegunaan dari makna pesan tersebut
dalam hubungannya dengan sesuatu (orang atau kejadian) di dalam
kehidupan, sehinggah memiliki kegunaan yang jelas. Menilai juga
berarti menghubungkan antara makna pesan itu dengan kepentingan

8
pemakaiannya, baik dalam pemenuhan kebutuhan umum atau pun
kebutuhan individu sehari-hari..

E. Belajar dengan Menyimak


Belajar menyimak adalah kegiatan belajar agar mempunyai
keterampilan menyimak dengan baik melalui Latihan-latihan.
Belajar dengan menyimak dapat dilakukan dengan cara Latihan,
cukup hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru.
Materi yang dibahas juga hendaknya dikemas menggunakan
berbagai bahan pembelajaran yang bersifat interaktif dan menarik
perhatian dan yang terpenting adalah menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh semua orang. Apabila terdapat bahasa yang kurang
dipahami maka peran guru sebagai fasilitator menjadi sangat
penting untuk memberi penjelasan tentang makna arti suatu kode
bahasa lisan tertentu disebut.
Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media sumber
belajar menyimakdi antaranya adalah media tulisan yang dibacakan
guru atau siswa, rekama berita radio dan televisi, cerita yang
dituturkan atau diperdengarkan kepada seseorang dan kegiantan
nyata lainnya ikut mendukung untuk meningkatkan keterampilan
menyimak adalah menyimak sambil menulis, membaca,
mendengarkan, dan membaca.

F.Linguistik dan Guru Bahasa


Terdapat beberapa penegrtian mengenai linguistik terapa
yang dirumuskan oleh para ahli bahasa:
1. Wals menjelaskan bahwa linguistic terapan adalah
penggunaan temuan ahli bahasa oleh guru bahasa.
2. Hartaman dan Stork (1972) menjelaskan bahwa
linguistik terapan adalah teori lingustik yang digunkan untuk
tujuan praktis.

9
3. Corder (1973) menjelaskan bahwa linguistik terapan
adalah pemanfaatan pengetahuan tentang ialamiah bahasa yang
dihasilkan oleh peneliti bahasa untuk keberhasilan tugas-tugas
praktis yang menggunakan bahasa sebagai komponen inti.
4. Kasbolah menjelaskan bahwa linguistik terapan adalah
terapa ilmu bahasa dalam bidang praktis.
5. Pringgodigdo dan Shadily (1977) menjelaskan linguistik
adalah penelaahan bahasa secara ilmu pengetahuan.
6. Tujuan utama ialah mempalajari suatu bahasa secara
deskriptif. Mempelajari suatu bahasa bardasarkan sejarah atau ilmu
perbandingan bahasa yang bararti mempelajari hubungan satu
bahasa dengan bahasa lainnya.

Kata linguistik berasal dari bahasa ‘’lingua’’ yang bermakna


bahasa, dan dalam bahasa prancis perpandangan dengan kata
‘’lengua’’. Kata linguistic dalam bahasa inggris ditulis linguistics
yang dalam bahasa perancis linguistique, oleh karena itu dalam
bahasa inggris beberapa nama ilmu pengetahuan selalu ditulis
dalam bentuk jamak.
Secara umum bidang ilmu bahasa dibedakan atas linguistik
terapan. Teori linguistik terapa merupakan cabang linguistik yang
memusatkan perhatian pada teori umum dan metode-metode umum
dalam penelitian bahasa.
Bidang linguistik murni mencakup fonetik, fonologi,
morfologi ,sintaksis dan semantik. Beberapa bidang tersebut
dijelaskan dalam sub-sub berikut ini:
1. Fonologi
Adalah bangian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang
menganalisis bunyi bahasa secara umum. Bagian in mempunyai dua
bangian:
a. Fonetik

10
Adalah bagian fonologi yang mempelajari cara mengehasilkan
bunyi bahasa atau bangaimana suatu bunyi dihasilkan alat ucap
manusia.
b. Fonemik
Yaitu bangian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran
menurut fungsinya sebagai
Guru bahasa adalah orang yang bergerak dalam pengajaran
linguistik dan Guru merupakan mnusia biasa yang penuh keterbatas.
Selain itu, ia menghadapi manusia yang sedang berkembang yang
memiliki sejumlah potensi yang harus dilacak dan dikembangkan.
Mereka hanya pengguna teori yang dihasilakan oleh pakar bahasa
atau ahli bahasa . memang, ahli bahasa dengan Guru bahasa dalam
beberapa hal, misalnyabhal yang berhubungan dengan tujuan,
metod, dan sikap.
Dalam kegiatannya guru harus dibekali dngan berbagai ilmu
pengetahuan yang berjaitan dengan ilmu dasar, misalnya ilmu
alamiah dasar, ilmu social dasar, dan ilmu budaya dasar. Guru juga
harus dibekali dengan ilmu Pendidikan, misalnya dasar-dasar
Pendidikan, layanan bimbingan belajar, pengelola kelas, intraksi
belajar mengajar, penilaian, dan perencanaan pengajaran bahasa.
Tentu saja ilmu yang berhubungan dengan bidang studi harus
mempunyai porsi yang banyak dalam pengalokasian waktu.
Tentu saja penegtahuan linguistik bagi seorang guru bahasa
Indonesia lebih bersifat praktis dalam arti membentengi diri agar
dapat menjelaskan gejala bahasa Indonesia yang diajarkannya. Guru
bahasa Indonesia selain memenuhi syarat teknis atministratif
sebagai guru, juga harus dilandasi dengan pengetahuan linguistik.
Hal itu penting agar wawasannya tentang pengajaran bahasa
Indonesia bertambah luas.

G.Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menyimak

11
dapun hal-hal yang menjadi penghambat dan pendukung
kegiatan menyimak di kelas antara lain:
a. Pembicara
Pembicara harus mempunyai tuntutan yaitu penguasaan
materi, memiliki vokal yang jelas, percaya diri, gaya berbicara
yang menarik, berbicara sistematis, dan kontak dengan si
pendengar.
b. Pembicaraan
Pembicaraan adalah materi, isi, pesan, atau informasi yang
hendak disampaikan oleh seorang pembicara kepada pendengarnya.
Pembicara yang baik harus memenuhi syarat-syarat yaitu aktual,
bermakna, sistematis, dan membuat materi yang disampaikan
menjadi menarik.
c.Situasi
Situasi sangat berpengaruh dan menentukan keefektifan
menyimak. Situasi diartikan segala sesuatu yang menyertai
peristiwa menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan
menyimak. Hal yang harus diperhatikan dalam proses menyimak
antara lain ruangan, waktu, tenang dan peralatan.
d.Penyimak
Penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi
bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara. Hal yang harus
diperhatikan agar si penyimak bisa menyimak dengan baik adalah
konsentrasi, sukai materi yang disampaikan dan sukai dosen atau
pemberi materi.
Faktor pendukung keterampilan menyimak :
 penguasaan bahasa atau kosa kata
 percaya diri
 keberanian dan ketenangan
 kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan
teratur.
Faktor penghambat keterampilan menyimak:

12
 Kurangnya konsentrasi
 Kurang pemahaman
 Keterbatasan daya ingat
 Rendahnya motivasi
 Situasi dan kondisi yang kurang memadai
 Keterbatasan bahasa atau kosakata
 Suasana dalam ruangan
 Suasana hati
Beberapa pakar atau ahli mengemukakan beberapa jenis faktor
yang mempengaruhi menyimak. Menurut Hunt (dalam Tarigan,
1994: 97) ada lima faktor yang mempengaruhi menyimak, yaitu
sikap, motivasi, pribadi, situasi, kehidupan, dan peranan dalam
masyarakat, sedangkan Webb (dalam Tarigan, 1994: 98)
mengemukakan empat faktor, yaitu lingkungan, fisik, psikologis,
dan pengalaman.
Dari persamaan dan perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi
menyimak oleh tiga ahli di atas, Tarigan (1994: 99-107)
menyimpulkan ada delapan faktor yang mempengaruhi menyimak
sebagai berikut.
a. Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor yang penting
dalam menentukan keefektifan serta kualitas menyimak. Kesehatan
dan kesejahteraan fisik merupakan suatu modal penting yang turut
menentukan bagi setiap penyimak.
b. Faktor psikologis juga mempengaruhi proses menyimak. Faktor
psikologis dibedakan menjadi dua, yaitu factor psikologis yang
positif memberi pengaruh yang baik, dan faktor psikologis yang
negatif memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak.
c. Faktor pengalaman, kurangnya minat merupakan akibat dari
pengalaman yang kurang atau tidak ada sama sekali pengalaman
dalam bidang yang disimak. Sikap antagonis adalah sikap yang
menentang pada permusuhan yang timbul dari pengalaman yang
tidak menyenangkan.

13
d. Faktor sikap, sikap seseorang akan berpengaruh dalam kegiatan
menyimak karena pada dasarnya manusia memiliki dua sikap yaitu
menerima dan menolak. Kedua
sikap tersebut memberi dampak dalam menyimak, yaitu dampak
positif dan dampak negatif.
e. Faktor motivasi, merupakan salah satu penentu keberhasilan
seseorang. Jika motivasi kuat, maka dapat dipastikan orang itu akan
berhasil mencapai tujuannya.Motivasi berkaitan dengan pribadi
atau personalitas seseorang. Kalau kita yakin dan percaya bahwa
pribadi kita mempunyai sifat kooperatif, tenggang hati, dan
analitis, kita akan menjadi penyimak yang lebih baik dan unggul
daripada berpikir bahwa diri kita malas, bersifat argumentatif, dan
egosentris.
f. Faktor jenis kelamin, Julian Silverman menemukan fakta-fakta
bahwa gaya menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, aktif,
keras hati, analitik, rasional, keras kepala atau tidak mau mundur,
menetralkan, intrunsif (bersifat mengganggu), berdikari atau
mandiri, sanggup mencukupi kebutuhan sendiri (swasembada),
dapat menguasai dan mengendalikan emosi; sedangkan gaya
menyimak wanita cenderung lebih subjektif, pasif, ramah atau
simpatik, difusif (menyebar), sensitif, mudah dipengaruhi, mudah
mengalah, reseptif, bergantung (tidak mandiri), dan emosional.
g. Faktor lingkungan, berupa lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Lingkungan fisik menyangkut pengaturan dan penataan
ruang kelas serta sarana dalam pembelajaran menyimak.
Lingkungan sosial mencakup suasana yang mendorong anak-anak
untuk mengalami, mengekspresikan, serta mengevaluasi ide-ide.
h. Faktor peranan dalam masyarakat, kemampuan menyimak kita
dapat juga dipengaruhi oleh peranan kita dalam masyarakat.
Sebagai guru dan pendidik, maka kita ingin sekali menyimak
ceramah, kuliah, atau siaransiaran radio dan televisi yang

14
berhubungan dengan masalah pendidikan dan pengajaran di tanah
air kita atau luar negeri. Perkembangan pesat yang terdapat dalam
bidang keahlian kita menuntut kita untuk mengembangkan suatu
teknik menyimak yang baik. Jadi, dari beberapa pendapat para ahli
yang mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi menyimak
dapat disimpulkan bahwa kegiatan menyimak dipengaruhi oleh
factor fisik, faktor psikologis, faktor pengalaman, faktor sikap,
factor motivasi, faktor jenis kelamin, faktor lingkungan, dan factor
peranan dalam masyarakat.

15
BAB 111
PENUTUP
1.Simpulan
Dari data dan fakta yang telah dipaparkan diatas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa keterampilan menyimak sangat
dibutuhkan bagi setiap orang, dengan adanya keterampilan
menyimak bisa membuat seseorang lebih memahami rasa kepekaan
dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
2.Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih
banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

Fezzy Agusmantoro.01/XII/2017.BAHTRA 1B.Bengkulu


A’isyah Mutia Sandy.01/XII/2017.BAHTRA 1B.Bengkulu
Marinir Tu Meilani Simanjuntak.01/XII/2017.BAHTRA
1B.Bengkulu
Cris Diana.01/XII/2017.BAHTRA 1B.Bengkulu
Samuel Simanjuntak.01/XII/2017.BAHTRA.Bengkulu
Pemimipi (MARDINI).02/12/201

17

Anda mungkin juga menyukai