MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Bahasa Indonesia yang dibina oleh
Wisman,M.pd.
KELOMPOK 9:
HULWAH HAMIDAH
NPM A1A021017
SILVIA RIFANI
NPM A1A021018
LUSTAN ARGITA
NPM A1A021030
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang CARA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENYIMAK ini dengan lancar. Para penyusun sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap
keterampilan menyimak.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca. Sebelumnya para penyusun mohon
maaf apabila terjadi kesalahan dalam penyusunan. Serta para penyusun menerima kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan ke arah yang lebih baik.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
1
B.RUMUSAN MASALAH
Berawal dari latar belakang tersebut, kita akan memperbincangkan hal apa saja yang
berkaitan dengan peningkatan daya simak, antara lain :
1 Aneka pengalaman audio pemertinggi kemampuan menyimak
2.Aneka kegiatan peningkat daya simak
3.Sikap guru yang turut mempertinggi daya simak siswa
4.Kualifikasi guru dalam bidang menyimak
5. Upaya menjadi penyimak efektif
6. Cara mengatasi kendala dalam kegiatan menyimak, dan
7. Aneka kaidah kemajuan menyimak
C.TUJUAN PENYUSUNAN
2
D.MANFAAT PENYUSUNAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
5.Menyimak pada rekaman-rekaman bahkan ucapan, struktur atau kosa kata;pada
imla;latihan-latihan pemahaman, puisi, pidato ,nyanyian,atau lakon-lakon berkali-
kali,berulang-ulang sehingga merak mendapat isi keseluruhan, dapat mendahului atau
‘’menambah’’ apa kira-kira yang ingin mereka dengarkan.
6.Menyimak pada rekaman-rekaman fonograf.
7.Menyimak pada film-film bicara beberapa kali,dan acara-acara radio ,televise yang
terpilih.
8.Ikut serta dalam percakapan telepon.
9.Mewawancarai,mengadakan Tanya – jawab,
10.Menghadiri kuliah ,ceramah, konferensi,dan pertemuan-pertemuan;perkumpulan bahasa
asing.
11.Turut berpartisipasi dalam kegiatan spontan.
12.Turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan diskusi.
13.Pergi menonton dalam permainan-permainan bahasa(Finocchiaro & Bomono 1973:108-
9)
1. Menyimak konservatif
5
c) Membuat rekaman percakapan.
d) Membuat suatu daftar norma- norma.
e) Mengevaluasi percakapan- percakan kelas.a rasa.
f) Mendorong member kesempatan kepada wakil- wakil kelas untuk mengadakan
evaluasi.
2. Menyimak Apresiatif
Ada dua aspek yang berbeda dalam kegiatan menyimak apresiatif ,yaitu:
a)Keresponsifan ,dan
b)Pengolahan serta pengembangan cita rasa.
Membaca nyaring atau membaca bersuara sering kali merupakan latar belakang bagi
menyimak responsive atau menyomak apresiatif apabila penyimak:
a) Membuat sketsa atau bagan suatu kartun asli seorang tokoh atau situasi yang
dilukiskan dalam suatu cerita.
b) Memantomimkan ,memainkanboneka atau wayang, atau mendramatisasikan secara
spontan sebagai suatu response terhadap suatu cerita yang sudah di simaknya.
c) Secara individual menceritakan ataumenulis suatu kesimpulan atau akhir original.
d) Membuat latar belakang.
Dalam upaya meningkatkan serata mengembangkan cita rasa para siswa dalam santapan
menyimak ini maka kegiatan-kegiatan berikut ini kiranya dapat member bantuan yang
bermanfaat:
a)Membuat pita rekaman rekaman berbagai cerita dan puisi yang di gemari para siswa.
b) Melikis atau menggambar pemandangan-pemandangan.
6
c) Membuat ‘’pawai sukses’’ kelas yang bersamaan dari pertunjukan-pertunjukan radio
dan televise setempat.
d) Menyelidiki pendapat umum mengenai berbagai preferensi.
e) Membuat selembaran penilaian.
f) Membentuk suatu komiteatau panitia yang akan memberikan pengumuman..
3.Menyimak Eksplorasi
7
4. Menyimak Konsentratif
Menyimak Konsentratif adalah Kegiatan menyimak dengan memusatkan perhatian
pada ide, informasi, pengembangan ide, dsb.Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari
penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.Contoh: saat mahasiswa
melaksanakan tes TOEFL: sesi listening, saat menyimak di UKBI ia melakukan simak
konsentratif agar dapat memahami maksud sang pembicara dengan tepat.
Tujuan Menyimak Kosentratif ialah untuk Mendengarkan atau mengikuti
petunjuk,Mencari hubungan klasifikasi antara komponen dalam menyimak, Mencari
hubungan kuantitas dan kualitas suatu komponen, Mendapatkan butir-butir informasi
penting,Memahami persoalan yang sangat penting, Menemukan gagasan penting suatu
simakan, Menemukan urutan penempatan gagasan dalam materi simakan
Bentuk lain dari menyimak konsentratif adalah sebagai berikut :
a.Permainan sederhana yang mengikutsertakan anak-anak mengulangi apa-apa yang telah
dikatakan dalam pernyataan-pernyataan komulatif para siswa terdahulu, contoh :
Ani : “Saya membeli jeruk.”
Ana : “Saya membeli jeruk dan pisang.”
Ina : “Saya membeli jeruk, pisang dan mangga.”
Ida : “Saya membeli jeruk, pisang, mangga dan durian.”
Permainan ini berlangsung terus selama daftar komulatif lengkap dan dalam susunan yang
benar.
b.Tugas kedua yang menarik adalah memantomimkan suatu cerita (yang terdiri atas tiga
atau empat adegan) yang telah disajikan secara lisan.
c.Suatu tugas alternatif adalah penceritaan kembali cerita tersebut dalam urutan yang
wajar.
d.Alternatif lain adalah membuat gambar-gambar yang sesuai dengan adegan-adegan
cerita tersebut.
8
C.Sikap Guru Turut Mempertinggi Daya Simak Siswa
Sikap guru yang bagaimanakah yang turut meningkatkan daya simak para siswa ? R.G.
Nicholas dan Leonard A. Stevens dalam buku mereka yang berjudul “ Are You Listening ?
“ memberika saran-saran atau petunjuk-petunjuk berikut ini :
1) Sediakanlah waktu untuk menyimak. Apabila seorang siswa mengalami kesukaran atau
ingin berbicara, berilah dia kesempatan kalau keadaan memungkinkan. Kesempatan seperti
itu akan membantu menjelaskan komunikasi dua arah antara guru dan anak didik.
2) Berilah perhatian. Apabila seseorang sedang mencurahkan isi hatinya, biarkanlah
mengalir keluar tanpa gangguan apapun. Guru yang bijaksana akan mencoba menyatakan
bahwa dia mau memahami orang itu.
3) Berikanlah reaksi lisan yang wajar. Pada saat seseorang sedang mencurahkan isi hatinya,
guru yang bijaksana tetap diam,menganggukan kepala, kalau perlu mempergunakan aneka
reaksi lisan seperti “Ooo”, “Ya”, atau “Begitu”.
4) Jangan mengorek-ngorek fakta tambahan. Perlu disadari benar bahwa ada perbedaan
antara kesudian, kerelaan menyimak dan keingintahuan. Tujuan guru dalam menyimak
bukanlah untuk memperoleh (apalagi mengorek-ngorek) informasi.
5) Jangan menilai apa yang telah dikatakan. Si pembicara akan menjelaskan masalahnya
melalui ujaran, melalui pencurahan isi hati, kemudian haruslah menegaskan cara
penyelesaian alternatif. Guru bijaksana akan menghindarkan pertimbangan moral dan
godaan untuk menasihati.
6) Jangan menghilangkan kepercayaan akan kemampuan si pembicara untuk memecahkan
serta menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri. Guru yang arif-bijaksana sadar bahwa
sebenarnya si pembicara membicarakan hal-hal bersama dirinya seperti halnya dia
berbicara dengan kita. (Nichols and Stevens, 1957 via Anderson, 1972 : 72 ).
9
Disamping hal-hal yang telah dikemukakan di atas itu, alangkah bijaksananya bila sang
guru memulai instruksi atau pelajaran menyimak dengan menentukan norma-norma,
menetapkan ukuran-ukuran.Ukuran tersebut dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Para
siswa dapat belajar serta mengetahui bahwa seseorang dapat disebut sebagai penyimak baik
kalau dia memenuhi norma-norma seperti berperilaku sopan, memperoleh fakta-fakta,
benar0benar memusatkan perhatian, menyimak dengan pertimbangan sehat, dan dapat
memanfaatkan apa yang disimaknya.
Kegiatan-kegiatan dalam kelaspun dapat memberi penekanan pada keterampilan-
keterampilan menyimak yang kita harapkan, di antaranya akan kita jelaskan di bawah ini.
(1) Kembangkan serta biasakanlah secara rutin memberi petunjuk-petunjuk sekali saja
dalam suatu pelajaran.
(2) Sering-seringlahmempergunakan ujian lisan yang menuntut jawaban lebih dari satu
kata.
(3) Suruh para siswa membuat review lisan terhadap pelajaran hari sebelumnya yang
ditujukan bagi anak yang bebas pada hari itu.
(4) Latihlah para siswa membuat rangkuman lisan dari suatu informasi yang disajikan
dalam suatu film.
(5) Bacakanlah suatu paragraf deskriptif, lalu suruh para siswa melukis adegan-adegan
yang terdapat di dalamnya kemudian bacakan kembali cerita tersebut.
(6) Lakukan suatu permainan lisan dengan memberikan instruksi yang mengandung
kesukaran bertahap.
(7) Suruh murid berpasang-pasangan saling mewawancarai minat masing-masing.
(8) Permainan lisan yang berjudul “ Anak Rajin ” direncanakan untuk menantang anak-
anak menulis seluruh kalimat dari suatu dikte.
(9) Kesempatan menyimak kedua kalinya pun ternyata dapat berguna bagi telaah-telaah
sosial.
(10) Permaianan “ Si Anak Hilang ” sangat baik untuk pemerian lisan dan menyimak.
10
D.Kualifikasi Guru Dalam Menyimak
Keberhasilan seorang guru bahasa lebih-lebih guru yang masih muda dan yang baru
berdiri di muka kelas pada umumnya, dia harus memenuhi beberapa tuntutan-tuntutan.
1.Tuntutan bagi Guru
Guru-guru muda sering kali bertanya, “Apakah yang dinilai oleh seseorang bila dia
mengunjungi seorang guru sedang mengajar di muka kelas ?” Paling sedikit ada tujuh
bidang utama yang dapat diamati serta dievaluasi oleh para pengawas, oleh para kepala
sekolah.
a. Persiapan dan Rencana
Persiapan yang baik terhadap bahan yang akan disajikan dan metode penyajian yang
Sesuai untuk itu sangat penting bagi pengajaran yang efektif. Kurangnya persiapan seorang
guru biasanya agak jelas terlihat oleh seorang penilai di dalam kelas.
b.Pengenalan dan Penghargaan terhadap Perbedaan Individual
Memang harus diakui bahwa pengenalan dan penghargaan terhadap perbedaan-
perbedaan individual para siswa hampir-hampir merupakan insting para guru yang baik.
c. Motivasi
Beberapa orang guru jauh lebih bersemangat dan bergairah daripada yang lainnya
dalam bidang motivasi ini dan menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak didik mereka.
d.Penguasaan Bahan Pengajaran
Penguasaan bahan dan bahasa serta kemampuan mereka menanamkan pengertian
materi pelajaran kepada para siswa merupakan cerminan bagi bidang ini.
e.Teknik Mengajar
Teknik yang lebih cenderung mempergunakan pendekatan atau ancangan yang positif
daripad yang negatif. Metode-metode mengajar yang beraneka ragam, dan mempergunakan
alat-alat peraga (gambar, film, sdan sebagainya).
f.Pengawasan Kelas
Para guru mempergunakan siasat yang berbeda-beda dalam mengawasi kelakuan anak
didik mereka di dalam kelas.
11
g.Suasana Kelas
Pengawas yang terlatih dan berpengalaman hanya memerlukan beberapa menit saja
dalam suatu ruangan untuk melihat apakah program berlangsung dengan baik atau tidak.
Selain itu, seorang guru juga harus mempunyai disiplin. Hanya guru yang berdisiplin
sajalah yang dapat menanamkan disiplin yang baik kepada anak-anak didiknya. Peraturan
yang sederhana,langsung, dan ketat memang sangat penting bagi pengawasan kelas.
Kemudian ada sepuluh gagasan yang dapat menolong para guru, lebih-lebih guru muda,
yakni :Mulailah dengan tepat dan benar. Ciptakanlah suatu kesan yang baik, bahwa sekolah
merupakan suatu tempat yang menyenangkan, penuh dengan persahabatan, tetapi dengan
pengawasan yang ketat dan efisien,Hindarkanlah kondisi penimbul kekacauan. Buatlah
rencana yang rapi, siapkan bahan yang diperlukan, sabar, tenang dan jagalah martabat,
usahakan variasi serta kejutan dalam program anda,Jangan biarkan peristiwa atau hal kecil
terus berlangsung tanpa koreksi dan perbaikan. Jangan biarkan “keleleran” menjadi suatu
kebiasaan. Hal yang tidak teratur, lama-kelamaan mereka menjadi terbiasa,Berlaku dan
bertindaklah bijaksana. Kebijaksanaan kadang-kadang lebih efektif dalam membimbing
anak-anak daripada terhadap orang dewasa, Berbaik-hatilah selalu. Guru yang tenang
dengan penuh kejenakaan dan selalu senyum-simpul menghadapi anak-anak, dapat
menyelesaikan perselisihan, Bersikap adillah selalu. Ketidakadilan yang diperbuat oleh
seorang guru menimbulkan kesan yang buruk bagi anak-anak, dan selalu akan diingat oleh
mereka, Bergiatlah selalu. Bekerjalah dengan giat melakukan hal-hal yang penting tanpa
pamrih sampai tercapai tujuan yang diinginkan, Bertindaklah secara konsekwen. Jangan
membuat peraturan yang ketat pada suatu hari, sedangkan pada hari lain tidak dituruti lagi,
Bertindak secara tegas; berani membuat keputusan. Para guru pun kadang-kadang
mengeluh, tetapi tidaklah baik membiarkan anak-anak mengetahui hal itu. Keputusan yang
tenang sering menyelamatkan situasi yang gawat,
12
Hindarilah konflik-konflik. Bila suatu konflik timbul antara guru dan murid, sebaiknya
guru memberikan beberapa kelegaan mental. Salah satu cara yang paling sederhana
menyelesaikan masalah itu ialah dengan jalan memberi anak itu suatu pilihan : “salah satu
dari dua pilihan”. Jangan dikatakan, kamu harus dan mesti...”, tetapi “ini harus terjadi
atau....”. Demikianlah secara pintas perbincangan mengenai kualifikasi umum seorang
guru. Kualifikasi guru bahasa, khususnya dalam bidang menyimak,
Streeing Committee of the Modern Language Association telah menetapkan bahwa untuk
menyimak ada tiga tingkatan, yaitu :
1.Kualifikasi Minimal
Apabila dia memiliki : “Kemampuan untuk menangkap pengertian tentang sesuatu yang
dikatakan atau diucapkan penutur asli yang terpelajar apabila diamengucapkannya secara
hati-hati dan berbicara secara sederhana mengenai suatu pokok atau subjek yang umum.”
2.Kualifikasi Baik
Apabila dia memiliki : “Kemampuan untuk memahami percakapan, pembicaraan yang
mempunyai kecepatan yang sedang pada kuliah dan ceramah, siaran-siaran berita pada
radio dan televisi.”
3.Kualifikasi Baik Sekali
Apabila dia memiliki : “Kemampuan untuk mengikuti dengan cepat dan teliti serta
mudah memahami semua jenis ujaran baku, seperti percakapan yang cepat atau percakapan
kelompok, sandiwara, dan bioskop.”(Lado, 1976 : 230; Finocchiaro dan Bonomo, 1973 :
28).
E.Berupaya Menjadi Penyimak Efektif
Banyak upaya yang dapat dilakukan, adalah sebagai berikut :
a.Berupayalah mengembangkan kemauan dan keikhlasan untuk menyimak lebih lama dan
lebih sering.
b.Berupayalah menyimak dengan penuh rasa hormat kepada pembicara dan melakukan
umpan balik agar kita mendapatkan masukan dari pembicaranya.
13
c.Berupayalah menyimak seseorang tanpa evaluasi dan keputusan yang terlalu dini.
d.Berupayalah menyimak secara analitis dengan perilaku tanpa membela diri terhadap
pembicara; jauhkanlah prasangka dan perkecillah stereotip-stereotip yang ada.
e.Berupayalah menyimak tanda atau isyarat nonverbal dari pembicara dan carilah
ketidakkonsekuenanyang dilakukan olehnya (disarika dari : Russe & Black, 1981 : 192).
Jika kita selalu berupaya menempa diri sendiri menjadi penyimak tepat guna, berarti kita
telah meningkatkan dan mempertinggi daya simak kita. Karena hal itu merupakan salah
satu cara untuk memperoleh kemajuan.
Kurangnya perhatian kepada pembicara merupakan kendala bagi penyimak efektif. Selain
ituterdapat pula sejumlah faktor kendala yang berasal dari dalam diri penyimak. Jangan biarkan
kendal tersebut secara terus-menerus. Caranya,sebagai berikut :
a. Jauhkanlah sifat egosentris dlam kegiatan menyimak karena mengurangi perhatian kepada
pembicara.
b.Jangan enggan untuk turut berpartisipasi dan terlibat dengan orang lain dalam kegiatan diskusi.
c. Jangan takut dan khawatir bahwa komunikasi lisan dapat mengubah pendapat dan pikiran kita.
d. Jangan malu-malu dalam meminta penjelasan dari pembicara mengenai hal yang belum kita
pahami.
e. Jangan terlalu lekas merasa puas dengan penampilan luar pembicara. Yang perlu diperhatikan
adalah pikiran, pendapat, gagasan, dan konsep mengenai sesuatu.
f. Jangan membuat pertimbangan yang gegabah dan ceroboh terhadap makna yang dikemukakan
oleh pembicara.
g.Hindarilah sebisa mungkin kebingungan semantik, denagn cara bertanya kepada orang lain atau
mencari makna suatu kata baru atau asing dalam kamus.
(disarikan dari : Russel & Black, 1981 : 187).
14
G. Aneka Kaidah Peningkatan Menyimak
Wajar jika setiap orang ingin meningkatkan daya simaknya. ada pakar yang
mengemukakan beberapa kaidah bagi kemajuan atau peningkatan kegiatan menyimak,
antara lain :
a.Kembangkan dan tingkatkanlah keinginan untuk menyimak. Tanpa keinginan dan minat
yang besar tidak mungkin dapat memberikan perhatian yang baik kepada pembicara.
b.Bangunlah kebiasaan-kebiasaan menyimak yang baik. Jadikanlah menyimak itu menjadi
suatu kebutuhan , suatu buday dalam kehidupan kita.
c.Berikanlah perhatian yang besar dan wajar pada pembicara dan pembicaraannya agar
kita dapat memetik hikmah dari dalamnya.
d.Jangan dulu memberi penilaian atau evaluasi terhadap pembicara dan materinya
sebelum dia selesai berbicara.
e.Simaklah gagasan serta konsep pembicara. Kita perlu mengetahui isi dan bobot
pembicaraannya, bernilai atau tidak.
f.Manfaatkan dan gunakanlah kecepatan berfikir secara wajar, tepat, dan juga menuju
sasran.
g.Manfaatkanlah waktu luang dengan bijaksana sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia
tanpa guna, manfaatkanlah kedua telinga anugerah Tuhan Yang Maha Penyimak (disarikan
dari : Hunt, 1981 : 21 – 4 ).
15
BAB III
PENUTUP
A.SIMPULAN
16
B.SARAN
Setiap orang pasti ingin meningkatkan daya simaknya. Banyak cara atau kegiatan yang
dapat kita lakukan untuk meningkatkan daya simak. Disiplin juga sangat penting agar kita
terbiasa dalam melakukan suatu kegiatan termasuk menyimak.
17
DAFTAR PUSTAKA
18