Anda di halaman 1dari 14

UJIAN TO PENJARINGAN BATCH 41

NEFROLOGI DAN HIPERTENSI


DEPARTEMEN IPD FK USU

1. Seorang laki-laki usia 75 tahun dengan hypertensi dan diabetes mellitus kronik datang
ke unit gawat darurat mengeluh kelemahan dan malaise. Tekanan darahnya sudah
terkontrol pada saat rawat jalan 4 bulan sebelumnya. Dia memiliki riwayat nokturia 1-
2 kali permalam, namun dua hari terakhir dia sulit kencing. Gula darah ketika di
rumah sekitar 135–165. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa pada saat pasien
memeriksakan diri di di rawat jalan, elektrolitnya normal dengan kreatinin serum 1,1
an tidak ada proteinuria. Obat-obatan yang diberikan hydrochlorothiazide,
amlodipine, glipizide, aspirin, and atorvastatin. Pasien memiliki riwayat sakit jantung,
batuk, demam, atau penurunan berat badan. Pemeriksaan fisik menunjukkan laki-laki
dengan obesitas ringan dengan TD 150/100 mmHg supine dan berdiri, nadi 50
x/menit, RR 28/min, and pasien afebrile. Pasien tidak mengalami distensi vena jugular
atau bruit karotis. Paru bersih. Tidak ada distensi vena jugular dan bruit karotis. Paru
dalam batas normal. Pemeriksaan jantung menunjukkan denyut jantung regular yang
lambat tanpa murmur maupun gallop. Dia mengalami nyeri tekan pada abdomen
bawah tanpa tahanan, serta tanpa edema perifer. Pasien lemah tapi tanpa temuan
neurologi fokal. Laboratory: Hb 13.9 g/dL, Hct 40%, WBC 8,000/mL, trombosit
240,000/mL, Na 133 mEq/L, K 6.8 mEq/L, Cl 100 mEq/L, bicarbonate 23 mEq/L,
BUN 21 mg/dL, Cr 2.4 mg/dL, glukose 170 mg/dL. Urinalysis menunjukkan BJ
1.015, pH 5.7; protein 100 mg/dL, trace glucose. EKG menunjukkan sinus bradikardi
dengan AV blok derajat I dengan gelombang T yang runcing. Manakah dari hal ini
yang menjadi kausa yang paling mungkin?
A. Pseudohiperkalemia
B. Pergerakan potasium ke ekstraseluler dikarenakan asidosis.
C. CKD dikarenakan diabetes mellitus dan hipertensi
D. Gangguan eksresi renal dikarenakan asidosis tubular renal tipe 4 yang
disebabkan oleh diabetes mellitus
E. Gangguan ekskresi renal dikarenakan asidosis tubular renalis tipe 4 yang
disebabkan oleh uropati obstruktif.

2. Seorang pria 70 tahun akan menjalani pembedahan orthopedic untuk fraktur hip
trokhanter kanan dengan trauma minimal, kemudian dikonsulkan kepada anda.
Riwayat penyakit sebelumnya hipertensi yang lama, penyakit arteri koroner dengan
stenting pada arteri koroner kanan setahun yang lalu, dan penyakit ginjal kronik
stadium IV. Pengobatan sebelumnya captopril 3x50 mg, atenolol 1x50 mg,
meperidine 50 mg IM setiap 4-6 jam jika nyeri, dan ibuprofen 3x600 mg.
Pemeriksaan laboratorium Natrium 138, kalium 5,6, bikarbonat 16, clorida 105, BUN
56, kreatinin 3,8, kalsium 9,5, fosfor 4,3 dan Hb 10. Apakah yang selanjutnya anda
rekomendasikan?
A. Pemeriksaan PTH
B. Pemeriksaan transferin dan ferritin
C. Pemeriksaan PTH, transferin, dan ferritin
D. Pemeriksaan 25-OH vitamin D
E. Mulai terapi kalium sitrat 2x30 ml oral
3. Seorang perempuan berumur 30 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak
nafas, riwayat sesak nafas saat beraktivitas dan terbangun tengah malam karena sesak
dijumpai. Riwayat penyakit jantung dijumpai dan sementara minum obat furosemide,
bisoprolol, captopril, aspilet. Riwayat sakit ginjal sebelumnya dijumpai tapi belum
pernah dianjurkan untuk dialisis. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD: 130/80
mmHg, N: 110x/i , RR: 32 x/i, anemis, JVP 5+3 cmH2O, ronki pada kedua paru,
kardiomegali, hepatomegali, edema tungkai, Hb 8,8 g/dL, Leukosit 7200/mm3 ,
trombosit 326.000/mm3 , ureum 118 mg/dL, Kreatinin 3,0 mg/dL, gula darah sewaktu
118 mg/dL, Na : 143 mmol/L, K 3,3 mmol/L, Cl 98 mmol/L, proteinuria +3. Hasil
ekokardiografi: disfungsi sistolik dan diastolik ventrikel kiri, EF 38%,hipokinetik
global, fungsi sistolik ventrikel kanan menurun.
Dibawah ini yag menjadi target perbaikan dalam usaha mencegah sindrom
kardiorenal, adalah:
A. Fraksi ejeksi jantung
B. Fungsi Ginjal
C. Aktivasi neurohormonal
D. Berat badan
E. Usia

4. Seseorang perempuan berusia 52 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak


kedua tungkai. Pasien diketahui menderita diabetes tipe 2 sejak 15 tahun. Rutin
mengkonsumsi Glimepirid 3 mg/hari, Captopril 3x12,5 mg. Sejak 2 tahun terakhir
didapatkan tekanan darah tinggi. Tidak diketahui adanya penurunan jumlah diuresis .
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 150/90 mmHg. Hasil urinalisis
proteinuria +3.Patogenesis yang mendasari kelainan ginjal tersebut antara lain,
KECUALI:
A. Hiperfiltrasi glomerulus akibat dari kondisi hiperglikemia
B. Perubahan hemodinamik ginjal karena peningkatan aktivitas angiotensin-II
C. Perubahan hemodinamik ginjal karena penurunan endotelin
D. Peningkatan TGF-β yang meningkatkan sintesis matriks ekstraseluler
E. Penumpukan AGEs (advanced glycation end products) pada sel glomerulus

5. Seorang wanita usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri punggung bawah sejak 5
bulan terakhir. Hasil X-Foto lumbosakral menunjukkan adanya demineralisasi difus,
fraktur kompresi vertebra lumbal 3 dan 4. Kadar kalsium serum 12 mg/dL; albumin
3,5 mg/dL; globulin 2,5mg/dL; ureum 19 mg/dL; kreatinin 0,8mg/dL. Hasil
pemeriksaan vitamin D dalam batas normal, dengan kadar PTH yang rendah.
Berdasarkan data diatas, diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah :
A. Kemungkinan metastasis keganasan
B. Hiperparatiroid sekunder
C. Multipel mieloma
D. Hiperparatiroid primer
E. Osteomalasia

6. Seorang laki-laki masuk ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran. Dari


anamnesa didapatkan riwayat letargi, lemas, twitching dan kejang. TD 130/80, Nadi
84 x/mnt, Respirasi 22 x/mnt, SB 36.8 0C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
14 gr/dl, leukosit 6.000, trombosit 335.000, Na 167, K 3,4, Cl 110. Patofisiologi yang
mendasari keadaan tersebut di atas adalah:
A. iskemia otak karena hipoksia
B. Robekan pada arteri menyebabkan perdarahan di otak
C. Edema otak karena air masuk ke dalam sel
D. Bukan salah satu di atas
E. Mengecilnya volume otak oleh karena air keluar dari dalam sel

7. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirujuk ke poli penyakit dalam dengan TD


150/100, Nadi 82 x/mnt, Respirasi 18 x/mnt, tidak demam. Dari anamnesa pasien
tidak didapatkan riwayat muntah sebelumnya, BAB cair atau minum obat-obatan
selain yang diresepkan oleh dokter. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Na
150, K 2.3, Kalium urin 24 jam 36 meq/L. Kemungkinan hasil pemeriksaan
laboratorium lain yang akan ditemukan adalah :
A. Asidosis metabolik, aldosterone rendah, kortisol rendah
B. Alkalosis metabolik, aldosterone meningkat, renin menurun
C. Alkalosis metabolik, aldosterone rendah, kortisol rendah
D. Asidosis metabolik, aldosterone meningkat, renin menurun
E. Asidosis metabolik, aldosteron rendah, renin menurun

8. Seorang pria 54 tahun datang dengan keluhan demam yang sudah dialami sejak 4 hari
yang lalu. Demam cenderung naik pada sore hari dan terkadang disertai menggigil.
Hal ini juga disertai dengan rasa nyeri saat BAK dan meningkatnya frekuensi BAK.
Sebelumnya OS sempat mengeluhkan adanya BAK yang berwarna kemerahan
disertai rasa nyeri yang terjadi sekitar 1 bulan lalu. OS merupakan penderita DM tipe
2 sejak 5 tahun lalu.
Pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan :
A. Urin rutin,darah rutin,kultur urin,USG,Foto polos abdomen
B. Urin rutin,darah rutin,kultur urin
C. Urin rutin,darah rutin,kultur urin,CT scan,MRI
D. Urin rutin,darah rutin
E. Urin rutin saja

9. Seorang perempuan usia 25 tahun datang dengan keluahan nyeri pada kemaluan
terutama saat berkemih sejak 2 hari lalu. Pasien juga mengeluhkan kencing kadang
berwarna merah. Tidak ada demam, mual dan muntah. Hasil urinalisa lengkap :
leukosit 5-6/LPB; eritrosit 10-12/LPB; silinder lekosit negatif; silinder eritrosit
negatif; protein negatif; Pemeriksaan laboratorium Hb 12, leukosit 8900; trombosit
197.000 kalsium 4.0; kalsium 9.0. BNO tidak ada gambaran radiopak
Penyebab hematuria yang peling mungkin pada pasien tersebut:
A. Penurunan jumlah air kemih
B. Hiperurikosuria yang memicu pembentukan batu kalsium
C. Presipitasi kalsium oksalat akibat hiperoksaluria
D. Kerusakan jaringan lokal akibat hiperkalsiuria
E. Penurunan ekskresi inhibitor kristal akibat hipositraturia

10. Wanita 21 tahun datang dengan hipertensi, kelelahan, dan hematuria mikroskopik.
Pada pemeriksaan biopsi ginjal didapatkan glomerulonefritis yang disebabkan focal
segmental gloerulosclerosis (FSGS).
Berikut ini langkah penatalaksanaan lanjutan yang dilakukan pada pasien ini adalah:
a. Renal dialisis
b. Siklosporin
c. Prednison
d. Siklofosfamid
e. Captopril

11. Penurunan fungsi fagositosis dan kemotaksis dari granulosit merupakan tanda dan
gejala yang dapat terjadi diakibatkan oleh keadaan di bawah ini..
A. Hiperkalsemia
B. Hipokalsemia
C. Hiperfosfatemia
D. Hipofosfatemia
E. Hipokalemia

12. Seorang wanita berusia 56 tahun, datang ke poliklinik untuk memeriksakan tekanan
darahnya, tidak ada keluhan. Dari pemeriksaan didapatkan Td 150/80 mmHg, tidak
ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Menurut
pengakuan pasien, setiap melakukan pemeriksaan TD di rumah, hasilnya selalu
normal. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada
pasien ini?
A. Pengukuran sendiri selama 24 jam di rumah
B. Pengukuran rutin di kamar periksa rumah sakit
C. Melakukan pemeriksaan elektrokardiografi
D. Pasien tidak perlu datang lagi untuk kontrol
E. Pemantauan tekanan darah ambulatori 24 jam

13. Pasien laki-laki usia 55 tahun dengan BB 70 kg dan TB 160 cm, datang dengan
keluhan terasa tegang pada bagian tengkuk sejak kemarin malam. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 157/90 mmHg, Nadi 90x/menit, RR 18 x/menit, tidak demam dan
selama ini pasien menderita Diabetes mellitus dan sudah didiagnosis dokter dengan
gagal ginjal. Apakah pilihan obat antihipertensi yang tepat pada pasien ini?
A. Amlodipin
B. Ramipril
C. Clonidin
D. Bisoprolol
E. Nifedipin

14. Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik karena dikonsulkan oleh SpOG.
Anamnesis didapatkan pasien menderita Ca Cervi IIIB tidak ada riw HT, DM,
pemakaian analgetik jangka lama dan kencing batu. Hasil pemeriksaan Ur (tinggi
sekali), Cr 3,6; Urinalisa lengkap lekosit 1-2/LPB, eritrosit 1-2/LPB; protein (-),
bakteri (-). Penyebab yang paling mungkin dari gangguan ginjal pada pasien ini
adalah :
a. Pielonefritis kronis
b. Glumerulonefritis kronis
c. Nefritis interstisialis kronis
d. Hipertensi glumerulosklerosis
e. Uropati obstruksi

15. Pasien laki-laki usia 65 tahun dengan BB 70 kg dan TB 160 cm, datang dengan
keluhan terasa tegang pada bagian tengkuk sejak kemarin malam. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 157/90 mmHg, Nadi 90x/menit, RR 18 x/menit, tidak demam,
tidak ada Diabetes mellitus dan sudah didiagnosis dokter dengan gagal ginjal. Berapa
target tekanan darah yang diharapkan pada pasien ini?
A. < 120/90 mmHg
B. < 130/90 mmHg
C. < 140/90 mmHg
D. <150/90 mmHg
E. <160/90 mmHg

16. Pasien laki-laki ras kulit hitam usia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
tengkuk tegang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90, Nadi 88 x/menit, RR
20 x/menit, suhu 36,7C. Pasien ini tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu. Apakah
pilihan obat antihipertensi yang tepat pada pasien ini?
A. HCT + Amlodipin
B. Furosemide +Amlodipin
C. HCT + Ramipril
D. Furosemide + Ramipril
E. Furosemide + Valsartan

17. Seorang pasien dengan riwayat sindroma Fanconi, dengan hasil laboratorium sebagai
berikut natrium plasma 135 meq/L, klorida 112 meq/L, bikarbonat 15 meq/L, dan
kalium 3 meq/L; hasil pemeriksaan urine didapatkan pH 5, natrium 10 meq/L, kalium
3 meq/L dan klorida 15 meq/L. diagnosis yang paling mungkin ialah kelainan pada:
A. Gangguan ekskresi H+ pada tubulus proksimal
B. Gangguan reabsorpsi HCO3 pada tubulus distal
C. Penurunan sekresi aldosteron
D. Gangguan reabsorpsi HCO3 pada tubulus proksimal
E. Gangguan ekskresi H+ pada tubulus distal

18. Indikasi kuat koreksi kalium adalah...


A. Pasien dalam pengobatan digitalis
B. Pasien KAD
C. Insufisiensi koroner
D. Kadar kalium 3-3,5 meq/L
E. Kelemahan otot pernafasan

19. Didapatkan hasil pemeriksaan analisa gas darah dari seorang pasien stroke yang baru
mendapat penanganan 3 hari pasca serangan, pasien mengalami hiperventillasi
neurogenik sentral, hasilnya sebagai berikut:
pH: 7.59 (7.35 – 7.45)
PCO2: 23 mmHg (38 – 42)
PO2: 65.8 mmHg (75 – 100)
HCO3: 23 mmol/L (22 – 28)
SaO2: 95.5
Natrium: 140 mmol/L (135 – 145)
Kalium: 3.5 mmol/L (3.5 – 5.0)
Klorida: 100 mmol/L (97 – 105)
Albumin: 3.3 mg/dl
Bagaimana interpretasi dari analisa gas darah tersebut?
a. Alkalosis respiratorik terkompensasi
b. Alkalosis metabolik terkompensasi
c. Alkalosis respiratorik dengan asidosis metabolik
d. Alkalosis metabolik dengan asidosis metabolik
e. Alkalosis respiratorik dengan asidosis respiratorik

20. Di bawah ini yang dapat menghambat absorpsi kalsium adalah..


A. Vitamin D
B. Fluor
C. Albumin
D. Natrium
E. Clorida

21. Di bawah ini metode yang dapat mengeluarkan kelebihan K dari tubuh, adalah..
A. Pemberian insulin 10 U dalam glukosa 40% 50 ml bolus IV diikuti IVFD
D5%
B. Pemberian Na bikarbonat 50 meq IV selama 10 menit
C. Pemberian β-2 Agonist inhalasi atau IV
D. Pemberian resin penukar peroral
E. Bukan salah satu diatas

22. Regimen Ponticelli digunakan dalam terapi inisial penyakit


A. Sindrom nefritik
B. Idiopathic membranous nephropathy
C. Focal segmental Glomerulonefritis
D. Ig A nephropati
E. Penyakit tubulointerstitial

23. Seorang perempuan 60 tahun dengan gagal ginjal. pasien belum menjalani dialisis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Td 155/90 mmHg, Nadi 90 x/menit, RR 20
x/menit, T 36 C, albumin urin 40 mg/hari. Pasien tidak menderita DM. Berapakah
target tekanan darah yang diharapkan pada pasien ini?
A. < 150/90
B. < 140/90
C. < 130/90
D. < 140/80
E. < 130/80

24. Laki – laki berusia 36 tahun mengalami hematuria makroskopik 24 jam setelah onset
faringitis. Abang kandung pasien memiliki riwayat glomerulonefritis
poststreptococcal pada usia 6 tahun setelah mengalami infeksi streptococcus pada
tenggorokan. Apakah penyebab hematuria pada pasien ini?
A. Poststreptococcal glomerulonephritis
B. Glomerulosklerosis
C. Ig A nephropathy
D. Henoch - Schonlein Purpura (HSP)
E. Thrombosis vena renalis

25. Wanita, 18 tahun, datang dengan keluhan bengkak pada tungkai dan wajah sembab
sejak 1 minggu. Sesak nafas (-) dari urinalisis, protein (++++) dari hasil pemeriksaan
kolesterol total :298 mg/dl. Pasien direncanakan untuk biopsi ginjal. Jika anda berfikir
ini suatu sindrom nefrotik Hasil yang diharapkan untuk menegakkan diagnosa adalah
A. Glomerulonefritis Membranosa
B. Glomerulonefritis fokal dan segmental
C. Glomerulonefritis lesi minimal
D. Glomerulonefritis proliferatif
E. Glomerulonefritis non lesi

26. Seorang perempuan 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit kepala,
muntah2, palpitasi sejak 6 bulan, disertai dengan perasaan panas pada daerah muka.
Pasien menderita hipertensi sejak 2 tahun lalu mendapatkan terapi amlodipin 1x10mg,
kaptopril 3x25 mg, bisoprolol 1x5 mg, dan HCT 1x25 mg, namun tekanan darah tetap
200/120 mmHg, nadi 96x/menit. Pemeriksaan gas darah Ph 7,38; BE -1, HCO3 24.
Pemeriksaan lain dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium penunjang yang
paling tepat untuk mengarahkan diagnosis pada pasien ini adalah :
A. TSH dan FT4
B. Pemeriksaan Vanillylmandelic acid (VMA)
C. Kalium serum
D. Kortisol serum
E. Aldosterone serum

27. Seorang wanita berumur 60 tahun telah menjalani histerektomi dan saat masa
postoperative terdapat komplikasi acute respiratory distress syndrome. Pasien diterapi
dengan ventilator mekanikal dan antibiotic spektrum luas. Pasien punya riwayat
hipothiroid sebelumnya, tapi tidak ada riwayat penyakit yang lain. Pada hari ke 5
perawatan urine output berkurang dan serum kreatinin meningkat dari 1,2 mg/dl
menjadi 2,5 mg/dl. Dicurigai adanya allergic interstitial nephritis terkait pemberian
chepalosporin. Dari pemeriksaan di bawah ini, yang manakah yang dapat
mengkonfirmasi diagnosis tersebut ?
A. Hematuria
B. Eosinophilia pada darah perifer
C. Eosinophil urin pada pemeriksaan urine mikroskopis
D. Cast leukosit pada pemeriksaan urin mikroskopis
E. Proteinuria

28. Seorang laki-laki usia 52 tahun ditemukan di rumah dalam keadaan penurunan
kesadaran. Saat di UGD, tekanan darah pasien 110/70 mmHg, denyut jantung
115x/menit. Hasil laboratorium menunjukkan hasil natrium 130 meq/L, kalium 3,7
meq/L, klorida 85 meq/L, Albumin 3 g/dL. Hasil analisa gas darah pH 7,24 , PO2 120
mmHg, PCO2 26 mmHg, HCO3 11 meq/L. Dengan high anion gap. Gangguan asam
basa yang dialami pasien dapat disebabkan oleh?
A. Rheumatic Arthritis
B. Keracunan Methanol
C. Chronic Intertitial Nephritis
D. Amyloidosis
E. Fanconi Syndrome

29. Seorang laki-laki 35 tahun dirujuk oleh dokter umum ke poli penyakit dalam. Pasien
mengeluh sering kram kedua kaki yang dirasakan sejak 2 minggu terakhir. Kadang
dijumpai tremor tangan. Pasien tidak mengeluhkan adanya kejang. Pasien tidak
mengeluh muntah dan mencret. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 mmHg, nadi
86x, RR 18x. paru, abdomen, ekstremitas dalam batas normal. Pemeriksaan
laboratorium 2 hari yang lalu didapatkan Hb 12,1 Leukosit 7.800 trombosit 310.000
GDS 109 mg/dl Ureum 25 mg/dl, kreatinin 0,7 mg/dl, Natrium 139 meq, Kalium 1,8
meq, Ca 2,3 meq, Mg 0,4 meq. Pasien mendapatkan terapi preparat kalium per oral
sehari dari dokter umum sebelumnya. Langkah yang tepat untuk pasien tersebut
adalah….
A. Diberikan sodium polysterene sulfonate 3x sehari, periksa lab 3 hari lagi
B. Preparat kalium per oral dilanjutkan, periksa lab 3 hari lagi
C. Diberikan infus ringer laktat untuk mengkoreksi kalium
D. Periksa ARR (aldosterone-renin ratio) untuk menegakkan hiperaldosteronisme
primer
E. Diberikan kalium dan MgSO4 intravena

30. Seorang laki-laki 55 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran, sesak napas
sejak 3 jam yang lalu. Pasien menderita DM 20 tahun tidak rutin berobat akhir-akhir
ini. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 125/70 mmHg, nadi 122x/menit, RR 26x
Kusmaul. Paru dan abdomen dalam batas normal. Tidak didapatkan oedema
ekstremitas. GDS 410 mg/dl, Ureum 152 mg/dl, kreatinin 1,3mg/dl, natrium 131 meq,
kalium 5,0meq. BGA didapatkan asidosis metabolik high anion gap. Langkah yang
kita lakukan untuk hiponatremia pada pasien ini adalah
A. Koreksi natrium dengan NaCl 3%
B. Rehidrasi dengan Nacl 0,45%
C. Rehidrasi dengan NaCl 0,9%
D. Periksan natrium urin terlebih dahulu
E. Berikan NaCl capsul 3x sehari, evaluasi elektrolit 3 hari kemudian
31. Seorang wanita 26 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan bengkak pada
mata dan kedua tungkai sejak 3 minggu yang lalu. Pasien juga mengluhkan BAK
sedikit seminggu ini. Pasien tidak mengeluhkan sesak napas. Pada pemeriksaan fisis
dijumpai tekanan darah 170/105 mmHg. Hasil pemeriksaaan urine rutin yang
diharapkan pada pasien ini adalah…
A. Mioglobin
B. Kristal oksalat
C. Eritrosit dismorfik
D. Silinder hialin
E. Kristal asam urat

32. Seorang pria usia 58 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala berat
mendadak yabng muncul sejak 3 jam lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan,
tekanan darah 220/120 mmHg; frekuensi nadi 110 x/menit reguler; frekuensi nafas 24
x/menit; suhu 37,0 C. Pada pemeiksaan penunjang ditemukan Hb 11,0 mg/dl; leukosit
7.400/uL; trombosit 185.000/uL; ureum 59 mg/dl; kreatinin 1,8 mg/dl. Pilihan terapi
farmakologis yang tepat dengan onset kerja tercepat pada kasus ini adalah :
A. Klonidin IV 150 mg, 6 amp per 250cc glukosa 5% micro drip
B. Nitrogliserin IV 10-50 ug 100 ug/cc per 500 cc
C. Nikardipin IV 0,5-6 ug/kg/menit
D. Nitroprusid IV 0,25 ug/kg/menit
E. Nifedipin PO 5-10 mg diulang 15 menit

33. Seorang laki-laki 37 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam untuk konsultasi karena 1
hari ini pasien merasakan buang air kecil merah 2 hari ini dan buang air kecil hanya
sekitar 1 gelas aqua dalam 24 jam terakhir. Saat ini pasien minum obat omeperazole
2x20mg yang diberikan oleh dokter keluarganya karena sakit ulu hati dan sudah
diminum selama 14 hari ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmhg,
nadi 86x/menit, RR 18x/menit dan suhu 37. Tidak ada nyeri pada suprapubik , nyeri
pinggang maupun disuria. Pemeriksaan laborat Hb 12 gr/dl, Leukosit 9.000/uL,
Trombosit 270.000/uL, ur 25 mg/dL, Cr 0,7 mg/dL. USG ginjal tidak ada kelainan,
Pada urine rutin ditemukan adanya proteinuria +2, nitrit (-)
Kemungkinan diagnosa pasien di atas adalah :
A. Sindrom nefritik
B. Kelainan tubulointerstisial
C. Sarkoidosis
D. Glomerulonefritis kronis
E. Amiloidosis

34. Seorang laki-laki usia 75 tahun dengan hypertensi dan diabetes mellitus kronik datang
ke unit gawat darurat mengeluh kelemahan dan malaise. Tekanan darahnya sudah
terkontrol pada saat rawat jalan 4 bulan sebelumnya. Dia memiliki riwayat nokturia 1-
2 kali permalam, namun dua hari terakhir dia sulit kencing. Gula darah ketika di
rumah sekitar 135–165. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa pada saat pasien
memeriksakan diri di di rawat jalan, elektrolitnya normal dengan kreatinin serum 1,1
an tidak ada proteinuria. Obat-obatan yang diberikan hydrochlorothiazide,
amlodipine, glipizide, aspirin, and atorvastatin. Pasien memiliki riwayat sakit jantung,
batuk, demam, atau penurunan berat badan. Pemeriksaan fisik menunjukkan laki-laki
dengan obesitas ringan dengan TD 150/100 mmHg supine dan berdiri, nadi 50
x/menit, RR 28/min, and pasien afebrile. Pasien tidak mengalami distensi vena jugular
atau bruit karotis. Paru bersih. Tidak ada distensi vena jugular dan bruit karotis. Paru
dalam batas normal. Pemeriksaan jantung menunjukkan denyut jantung regular yang
lambat tanpa murmur maupun gallop. Dia mengalami nyeri tekan pada abdomen
bawah tanpa tahanan, serta tanpa edema perifer. Pasien lemah tapi tanpa temuan
neurologi fokal. Laboratory: Hb 13.9 g/dL, Hct 40%, WBC 8,000/mL, trombosit
240,000/mL, Na 133 mEq/L, K 6.8 mEq/L, Cl 100 mEq/L, bicarbonate 23 mEq/L,
BUN 21 mg/dL, Cr 2.4 mg/dL, glukose 170 mg/dL. Urinalysis menunjukkan BJ
1.015, pH 5.7; protein 100 mg/dL, trace glucose. EKG menunjukkan sinus bradikardi
dengan AV blok derajat I dengan gelombang T yang runcing. Manakah dari hal ini
yang menjadi kausa yang paling mungkin?
A. Pseudohiperkalemia
B. Pergerakan potasium ke ekstraseluler dikarenakan asidosis.
C. CKD dikarenakan diabetes mellitus dan hipertensi
D. Gangguan eksresi renal dikarenakan asidosis tubular renal tipe 4 yang
disebabkan oleh diabetes mellitus
E. Gangguan ekskresi renal dikarenakan asidosis tubular renalis tipe 4 yang
disebabkan oleh uropati obstruktif.
35. Seorang wanita, 66 tahun, kulit putih dengan riwayat hipertensi yang sebelumnya
terkontrol dengan obat kombinasi sekali per hari yang berisi atenolol 50 mg dan
hidroklorotiazid 25 mg, saat ini datang ke klinik anda dengan peningkatan tekanan
darah mencapai 170/110. Kemudian anda tambahkan lisinopril 5 mg, dan kreatininnya
jadi meningkat dari 1,1 menjadi 1,9. Kemungkinan penyebabnya adalah:
A. Hiperaldosteronisme
B. Hipertensi nefrosklerosis
C. Feokromositoma
D. Non aderens
E. Aterosklerosis stenosis arteri ginjal

36. Seorang laki-laki Afrika, 27 tahun dengan HIV, jumlah CD4 yang rendah, dan jumlah virus
yang tinggi datang dengan edema, protein total yang rendah, dan kreatinin 3,4. Sebelumnya
tidak ada riwayat sakit ginjal. Pemeriksaan urine 24 jam menunjukkan proteinuria 4,5 gram
dalam 24 jam. Selama ini pasien mengkonsumsi ibuprofen dua kali sehari dalam dua bulan
untuk keluhan nyeri pada kakinya. Anda memutuskan untuk melakukan biopsy ginjal untuk
menegakkan diagnosis. Yang manakah lesi glomerular yang paling tidak mungkin ditemukan
pada histopatologi?
A. Membranous nephropathy
B. HIV-associated nephropathy
C. Minimal change nephropathy
D. Focal segmental glomerulosclerosis
E. Amiloidosis

37. Seorang pria 70 tahun akan menjalani pembedahan orthopedic untuk fraktur hip trokhanter
kanan dengan trauma minimal, kemudian dikonsulkan kepada anda. Riwayat penyakit
sebelumnya hipertensi yang lama, penyakit arteri koroner dengan stenting pada arteri koroner
kanan setahun yang lalu, dan penyakit ginjal kronik stadium IV. Pengobatan sebelumnya
captopril 3x50 mg, atenolol 1x50 mg, meperidine 50 mg IM setiap 4-6 jam jika nyeri, dan
ibuprofen 3x600 mg. Pemeriksaan laboratorium Natrium 138, kalium 5,6, bikarbonat 16,
clorida 105, BUN 56, kreatinin 3,8, kalsium 9,5, fosfor 4,3 dan Hb 10. Apakah yang
selanjutnya anda rekomendasikan?
A. Pemeriksaan PTH
B. Pemeriksaan transferin dan ferritin
C. Pemeriksaan PTH, transferin, dan ferritin
D. Pemeriksaan 25-OH vitamin D
E. Mulai terapi kalium sitrat 2x30 ml oral

38. Seorang perempuan 40 tahun datang dengan keluhan badan bengkak, dan kencing
berbusa sejak 1 minggu terakhir. pasien sudah menderita RA sejak 20tahun lalu dan
terkontrol dengan penggunaan Methotrexat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
hepatosplenomegali. Setelah dilakukan biopsi ginjal didapatkan gambaran penebalan
membrana basalis dan kapiler glomerolus, pengecatan congo red menghasilkan apple
green birefringence Diagnosis yang mungkin ?
A. Amiloidosis AA
B. Amiloidosis AL
C. Amiloidosis Aβ2M
D. RPGN
E. Efek samping Methotrexate

39. Seorang wanita 28 tahun datang ke poliklinik karena dikonsulkan dari sejawat
OBGYN. Pada anamnesa didapatkan riwayat pasien menderita Ca Cervix stadium III
B. Tidak ada riwayat HT, DM, pemakaian analgetik jangka panjang dan batu saluran
kemih. Hasil pemeriksaan asam urat 12, kreatinin 3,9; Urinalisa lengkap leukosit 5-
10/LPB, eritrosit 1-2/LPB, protein (-), bakteri (-). Penyebab yang paling mungkin dari
gangguan ginjal pada pasien ini adalah :
A. Hipertensi glomerulosklerosis
B. Nefritis interstitial kronis
C. Glomerulonephritis kronis
D. Nefropati obstruktif
E. Pielonefritis kronis

40. Seorang laki-laki 67 tahun telah didiagnosis BPH. Oleh dokter yang merawat pasien
diberi obat Tamsulozin 1x 0,4mg. Efek samping yang dapat terjadi karena
penggunaan obat tersebut adalah:
A. Menurunkan libido
B. Hipotensi ortostatik
C. Ginekomasti
D. Disfungsi ereksi
E. Gangguan tidur

41. Seorang laki-laki, 30 tahun datang ke klinik saudara dengan keluhan sakit kepala,
jantung sering berdebar, sering berkeringat banyak, tidak ada demam. Saat
pemeriksaan didapatkan TD 150/100, Nadi 90 x/mnt, Respirasi 24 x/mnt, SB 36,5 GD
sewaktu 245.Kemungkinan Diagnosa dari pasien tersebut di atas dan anjutran
pemeriksaan adalah :
A. Hipertiroid, periksa kadar TSHs dan FT4
B. Hipotiroid, periksa kadar FT3
C. Feokromasitoma, periksa kadar katekolamin
D. Hipoglikemia, periksa HbA1C
E. . Hiperaldosteron primer, periksa kadar aldoteron serum

42. Seorang laki-laki 35 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan kencing seperti air
cucian daging sejak 2 hari yang lalu. terdapat nyeri menelan sejak 1 minggu yang lalu
dan mengkonsumsi amoxicillin dan paracetamol, dan saat ini nyeri menelan sudah
berkurang. Demam tidak ada, nafsu makan biasa. Kadang pasien merasa nyeri
pinggang. Riwayat kencing batu tidak ada. Pada pemeriksaan fisik TD 110/70,N
72x/m, R 18 x/m, Sb 36,3⁰C. Pemeriksaan laboratorium : leukosit 4700/μl, Hb 14,5
g/dl, trombosit 225.000/μl, ureum 53, creatinin 1,5, Urinalisis : leukosit -,protein +2,
eritrosit +5, kristal -. Pasien kemudian dilakukan biopsi dan didapatkan hasil
Parameter yang tidak menggambarkan prognosis kurang baik pada pasien ini adalah :
A. Hematuria persisten
B. Peningkatan serum kreatinin
C. Protein urine > 1 g/24 jam
D. Tekanan darah > 140/90
E. Peningkatan deposit C3

43. Perempuan berumur 40 tahun, hamil anak ke 3 usia kehamilan 24 minggu, dengan
riwayat diabetes 10 tahun dan sejak 3 tahun terakhir mempunyai penyakit ginjal
kronik stadium V dan infak miokard diading inferior. Dua minggu terakhir sering
mengeluh cegukan dan sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah : 80/60 mmHg. Frekuensi nadi : 120x/menit, konjungtiva pucat, JVP 5 + 0
cmH2O dan ronkhi basah di basal kedua paru. Pemeriksaan penunjang menunjukkan :
Hb 9g/dL. Ureum : 180 mg/dL, Cr : 7 mg/dL.Leukosit 18.000 Tindakan yang tidak
tepat dilakukan pada pasien di atas, adalah
A. Pemberian antibiotik adekuat
B. Dilakukan dialisis peritoneal
C. Prolonged Intermitten Renal Replacement Therapy (PIRRT)
D. Sustained low efficiency dialysis (SLED)
E. Continous Renal Replacement Therapy (CRRT)

44. Seorang pasien dengan riwayat sindroma Fanconi, dengan hasil laboratorium sebagai
berikut natrium plasma 135 meq/L, klorida 112 meq/L, bikarbonat 15 meq/L, dan kalium
3 meq/L; hasil pemeriksaan urine didapatkan pH 5, natrium 10 meq/L, kalium 3 meq/L
dan klorida 15 meq/L. diagnosis yang paling mungkin ialah kelainan pada:
A. Gangguan ekskresi H+ pada tubulus proksimal
B. Gangguan reabsorpsi HCO3 pada tubulus distal
C. Penurunan sekresi aldosteron
D. Gangguan reabsorpsi HCO3 pada tubulus proksimal
E. Gangguan ekskresi H+ pada tubulus distal

45. Laki-laki, usia 30 tahun datang ke prakter dr. SpPD dengan keluhan nyeri pinggang.
Pasien dicurigai menderita penyakit batu saluran kemih. Faktor risiko terbentuknya
batu saluran kemih adalah :
A. Hiperkalsiuria, hiperoksalaturia, hipersitraturia dan hiperurikosuria
B. Hiperkalsiuria, hiperoksalaturia, hipositraturia dan diet tinggi natrium
klorida
C. Hiperkalsiuria, hipooksalaturia, hipositraturia dan penurunan jumlah air
kemih
D. Hiperkalsiuria, hiperoksalaturia, hipersitraturia dan diet tinggi natrium
klorida
E. Hiperkalsiuria, hiperurikosuria, hiperoksalaturia dan diet rendah protein

46. Seorang laki-laki usia 29 tahun, mengalami kecelakaan lalu lintas pada saat mengendarai
sepeda motor, sehingga mengalami fraktur di humerus kanan, radius-ulna, femur kiri, dan
tibia-fibula kanan, pasien dirawat oleh Dept. Bedah Orthopedi di ICU dengan Continous
Mechanical Ventilation. TD : 110/70 mmHg, Nadi : 96 x/i, Laju Nafas : 22 x/I, Temp. :
37,3 °C. Dari Pemeriksaan Penunjang didapati nilai Hb : 10,0 gr/dL, Leukosit :
10.500/μL, Trombosit : 190.000/μL, Kreatinin : 3,4 mg/dL, Ureum 136 mg/dL, Na. : 135
meq/L, K. : 4,5 meq/L, Fosfor : 9 mg/dL, Calcium 8,0 mg/dL, dan Creatine Kinase
35.000 μ/L. Hasil Urinalisa menunjukkan urine berwarna seperti teh pekat, pH : 5,6 ,
Eritrosit : 21 – 30/LPB, Leukosit : 4-15/LPB, dijumpai silinder Granular dan Epitel.
Kemudian sejawat Ortopedi mengkonsulkan ke Dept. Peny. Dalam karena kenaikan kadar
nilai Ureum dan Kreatinin yang dialami oleh pasien. Patofisiologi apakah yang mendasari
penyebab Gangguan Ginjal Akut pada pasien ini ?
A. Obstruksi intratubuler
B. Oklusi mikrokapiler
C. Emboli lepas
D. Iskemia glomerulus
E. Obstruksi intraglomelurus

47. Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan CKD stadium 5, sudah menjalani
hemodialisis rutin selama 1 tahun terakhir. Pasien membawa hasil laboratorium Hb 8.2
g/dL leukosit 4.500/lp platelet 235,000/ml SI 45 TIBC 356 Feritin 244 ng/mL. Pasien
secara rutin mengkonsumsi vitamin B kompleks dan vitamin C. Terapi yang akan
diberikan pada pasien ialah
A. Eritropoetin
B. Asam folat
C. Preparat besi
D. Tidak memerlukan terapi tambahan
E. Tranfsui PRC

48. Berikut ini adalah indikasi pembedahan pada kasus hyperplasia prostat jinak kecuali
A. Sistitis akut berulang
B. Hematuria mikroskopik menetap
C. Retensi urine refrakter
D. Hidronefrosis
E. Kegagalan terapi medikamentosa

49. Perempuan usia 31 tahun datang ke poliklinik karena dikonsulkan oleh Obstetri dan
Ginekologi. Pasien diketahui menderita kankerserviks stadium IIIB.Tidak ada riwayat
hipertensi, diabetes melitus, pemakaian analgetik jangka lama, ataupun kencing
batu.Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb 9.1, ureum 112, Cr 3.6; Urinalisa dalam
batas normal. Dari USG ginjal didapatkan gambaran hidronefrosis bilateral.
Patofisiologi yang sesuai pada gangguan ginjal post renal adalah:
A. Penurunan aliran darah ginjal pada fase awal
B. Peningkatan aliran darah ginjal pada fase awal
C. Peningkatan tekanan pelvis ginjal pada fase kronis
D. Peningkatan aliran darah ginjal pada fase kronis
E. Peningkatan aliran darah ginjal disebabkan karena pengaruh thromboksan A2

50. Laki-laki usia 29 tahun dibawa ke IGD karena kecelakaan sepeda motor. Penderita
mengalami luka parah di daerah pelvis dan tungkai. Pada saat datang penderita
somnolen,tekanan darah 80 per palpasi dengan denyut jantung 128 kali per menit. Lab
pada saat datang: Hb 8.0 gr/dL, Ht 27%, ureum 28, kreatinin 1.0, elektrolit dan
urinalisis dalam batas normal.Penderita mendapatkan transfusi PRC sebanyak 4 unit
dan dilakukan resusitasi cairan. Dari rontgen didapatkan multipel fraktur di pelvis dan
kedua tibia. Penderita kemudian dilakukan operasi oleh Bedah Orthopedi. Pada hari
kedua perawatan di ruang ntensif, diuresis berkurang. Hasil lab didapatkan kreatinin
3.1 dan kalium 7.3. Dari urinalisis didapatkan berat jenis 1.010, pH 5.5, Blood 4+,
protein -, eritrosit 1-2, terdapat granular cast. Dari EKG didapatkan gambaran QRS
yang melebar. Pasien kemudian dikonsulkan ke penyakit dalam. Tindakan awal apa
yang harus dilakukan?
A. Hemodialisis segera
B. Rehidrasi
C. Injeksi kalsium glukonas
D. Koreksi bikarbonat
E. Pemasangan temporary pacemaker

Anda mungkin juga menyukai