Nama : Yuyun
NIM : C0121383
Kelas : Manajemen E
2. Susilo Mansurudin
Susilo Mansurudin berpendapat pengertian diksi adalah pilihan kata. Pemakaian
atau pemilihan diksi yang tepat, benar dan cermat bisa membantu memberi nilai
pada suatu kata. Pilihan diksi yang sesuai dengan kata lain akan mencegah
terjadinya kesalahan penafsiran yang berbeda.
Syarat-syarat Pemilihan Kata
1. Makna Leksikal
Istilah leksikal berasal dari kata leksikon yang artinya kamus. Makna leksikal
diartikan sebagai makna yang terdapat di dalam kamus atau mengikuti tulisan
kamus. Contohnya:
a. Doa artinya permohonan (harapan, permintaan, pujian).
b. Kursi artinya tempat duduk berkaki empat dan bersandaran.
2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal merupakan makna kata yang timbul karena proses tata Bahasa
Indonesia atau gramatika. Misalnya, proses afiksasi, reduplikasi, atau komposisi.
Contohnya:
a. Kata lapang artinya luas atau lebar. Saat kata lapang diletakkan pada kalimat
"Saya harus berlapang dada dalam menghadapi masalah", makna gramatikal kata
lapang berubah menjadi bersabar.
3. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang mengandung nilai emosi tertentu. Sehingga,
makna tersebut menjadi kiasan yang bisa berisi nilai, sikap sosial, atau perspektif
tertentu. Contohnya:
a. Mereka berusaha berebut kursi pemilu. Kata kursi bukan berarti alas duduk
berkaki empat, namun kursi adalah kiasan dari jabatan.
4. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna yang mengandung arti atau pengertian yang
sebenarnya. Makna ini mengacu pada kamus atau literatur lain. Biasanya, makna
denotatif diterapkan dalam bahasa ilmiah. Contohnya:
a. Bunga itu sudah tumbuh di taman. Kata bunga mengandung arti sebenarnya,
yakni bagian tumbuhan yang akan menjadi buah dan memiliki kelopak.
Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat awalan
me. Padahal tidak seperti itu.
Contoh:
1. a) Ali sedang menyuci mobil (salah)
b) ali sedang mencuci mobil (benar)
Ada gejala penyengauan bunyi awal kata dasar, penggunaan kata dasar ini
sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya
pencampuran antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk
kata yang salah dalam pemakaian.
Contoh:
Nyopet, mandang, nulis, dan nambrak. Dalam bahasa Indonesia kita harus
menggunakan kata-kata mencopet,memandang, menulis, dan menembrak.