Anda di halaman 1dari 15

PSIKOLOGI AGAMA DAN

KESEHATAN MENTAL

Oleh

Dina Haya Sufya 108070000051


Baqiyatul Auladiya 108070000084
M. Aminullah 108070000075
Dea Rizka Arfina P. 108070000072

FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PENDAHULUAN

Agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk


selalu berbuat baik. Untuk itu semua penganut agama yang mempercayai ajaran
dan melaksanakan ajarannya mereka akan senantiasa melaksanakan segala hal
yang ada dalam ajaran tersebut. Manusia tidak bisa dilepaskan dengan agama,
oleh karena itu agama dan manusia berhubungan sangat erat sekali. Ketika
manusia jauh dari agama. Maka aka ada kekosongan dalam jiwanya.

Walaupun mungkin kebutuhan materialnya mereka terpenuhi. Akan tetapi


kebutuhan batin mereka tidak, sehingga mereka akan mudah terkena penyakit
hati.

Penyakit hati yang melanda manusia yang tidak beragama akan senantiasa
menghantui mereka sehingga mereka akan mudah putus asa. Oleh karena itu
orang yang tidak beragama ketika mendapatkan persolan hidup mereka akan
mudah putus asa dan akhirnya mereka akan melakukan penyimpangan atau
tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma atau ajaran agama.

Berbeda dengan seseorang yang beragama. Mereka akan senantiasa


melakukan segala sesuatunya sesuai dengan ajaran. Dan ketika mereka lupa tidak
melaksanakan rutinitas mereka dalam beribadah, mereka akan cenderung merasa
bersalah sehingga mereka akan mengembalikan segala macam permasalah dalam
kehidupannya ke dalam ajaran agama.

Pada zaman dahulu penyakit yang diderita oleh manusia sering


dihubungkan dengan gejala-gejala spiritual. Ketika ada salah seorang dari mereka
ada yang sakit, maka dengan spontanitas mereka akan mengkaitkan penyakit
tersebut karena adanya gangguan dari makhluk halus. Oleh karena itu pada zaman
dahulu ketika ada orang yang menderita penyakit selalu berkaitan dengan para
dukun yang dipercaya mampu untuk berkomunikasi dengan makhluk tersebut
sehingga diharapkan sang dukun dapat mengobati penyakitnya atau menahan
gangguannya.

Ketika pemikiran manusia mengalami perkembangan, maka hal yang


demikian tidak berlaku lagi di tengah-tengah masyarakat kita yang sudah
mengenal modernisasi. Segala macam bentuk penyakit yang di derita oleh
manusia akan selalu mereka hubungkan dengan keadaan sang penderita dan untuk
mengobati penyakit tersebut mereka akan selalu pergi kepada seorang dokter yang
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kepercayaan ini memang sebagian
besar dapat dibuktikan oleh keberhasilan pengobatan dengan menggunakan
peralatan dan pengobatan hasil temuan di bidang kedokteran modern.

Disela-sela perkembangan ilmu kesehatan atau kedokteran, sebagian orang


ada yang mempelajari cara penyembuhan yang menggunakan pendekatan
kepercayaan terhadap agama. Hal ini terbukti di salah satu daerah di dunia barat
abad pertengahan. Mereka menggunakan pendekatan metode Hipnosa untuk
mengetahui penyakit apa yang diderita oleh seseorang dan menyembuhkannya
dengan metode kepercayaan terhadap agama. Ketika manusia jauh dengan agama
atau Tuhan hati mereka pasti akan merasakan sesuatu yang kosong dalam hatinya.
Walaupun mungkin segala sesuatu yang mereka inginkan sudah mereka dapatkan
akan tetapi dari lubuk hati yang dalam mereka menginginkan ketentraman hati
yang berbeda dari pada dunia yang mereka punyai. Atau mungkin ketika manusia
terhimpit oleh permasalahan dunia, mereka akan lebih mendekatkan diri mereka
kepada Tuhan. Ketika mereka merasa sudah tidak mempuyai cara lain untuk
mendapatkan uang mereka pasti akan selalu kembalikepada Tuhan mereka untuk
mencari penyelesaian dari segala macam permasalahan, karena pada hakikatnya
manusia adalah fitrah atau bisa dikatakan ketika manusia jauh dari Tuhan maka
suatu ketika mereka akan kembali kepada Tuhan ketika mereka dalam kondisi
tertentu mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk menyelesaikan masalahnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PSIKOLOGI AGAMA DAN KESEHATAN


MENTAL
Menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat psikologi agama meneliti pengaruh
agama terhadap sikap dan tingkah laku orang atau mekanisne yang bekerja dalam
diri seseorang, karena cara seseorang berpikir, bersikap, bereaksi dan bertingkah
laku tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya, karena keyakinan itu masuk dalam
kostruksi pribadi.
Kesehatan mental ialah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh
antara fungsi –fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia
dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan
ketakwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia
didunia dan akhirat.
Pengertian “terwujudnya terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh
antara fungsi –fungsi kejiwaan” adalah berkembangnya seluruh potensi kejiwaan
secara seimbang sehingga manusia dapat mencapai kesehatan lahir dan batin,
jasmani dan rohani dan terhindar dari pertentangan batin, kegoncangan jiwa,
kebimbangan dan keragu-raguan, serta tekanan perasaan dalam menghadapi
berbagai dorongan dan keinginan.
Pengertian tentang “terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan
dirinya sendiri” adalah usaha seseorang untuk melakukan penyesuaian diri yang
sehat terhadap dirinya sendiri yang mencakup pembangunan dan pengembangan
seluruh potensi dan daya yang terdapat dalam dirinya serta berkemampuan untuk
memanfaatkan potensi dan daya itu seoptimal mungkin, sehingga penyesuaian diri
membawa kepada kesejahteraan dan kebahagiaan diri dan orang lain.
Pengertian tentang “penyesuaian diri antara manusia dengan
lingkungannya”adalah mengandung tuntutan kepada seseorang untuk
meningkatkan keadaan masyarakat dan keadaan dirinya sendiri dalam arti ia tidak
hanya memenuhi tuntutan masyarakat dan mengadakan prbaikan di dalamnya
tetapi juga dapat mengembangkan dirinyasecara serasi didalam masyarakat
tersebut.
Adapun pengertian tentang “, berlandaskan keimanan dan ketakwaan”
adalah bahwa masalah keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi
kejiwaan dan penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya
atau masyarakat hanya dapat terwujud apabila usaha itu berdasarkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Akhirnya pengertian “bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan
bahagia didunia dan akhirat”adalah tujuan dari ilmu kesehatan mental untuk
mewujudkan kehidupan yang baik, sejahtera dan bahagia bagi manusia secara
lahir dan batin, jasmani dan rohani serta dudia dan akhirat. Dengan masuknya
factor keimanan membuat pengertian kesehatan mental menjadi semakin luas dan
sekaligus menunjukan bahwa agamempunyai hubungan yang erat dengan
kesehatan mental.
Ciri-ciri orang sehat mental yaitu:
• Bersikap positif thd diri sendiri
• Mampu tumbuh, berkembang & mencapai aktualisasi diri
• Mampu mengatasi stress/perubahan pada dirinya
• Bertanggung jawab thd keputusan & tindakan yg diambil
• Persepsi realistik
• Menghargai perasaan dan sikap orang lain
• Menyesuaikan diri dengan lingkungan

2. MANUSIA DAN AGAMA


Psikologi agama merupakan salah bukti adanya perhatian khusus para ahli
Psikologi terhadap peran agama dalam kehidupan kejiwaan manusia. Manusia lari
kepada agama karena rasa ketidakberdayaannya menghadapi bencana. Dengan
demikian segala bentuk perilaku keagamaan merupakan ciptaan manusia yang
timbul dari dorongan agar dirinya terhindar dari bahaya dan dapat memberikan
rasa aman. Untuk mengatasi hal ini manusia menghadirkan Tuhan dalam dirinya
sebagai pelindung mereka tatkala mereka merasa terancam dan memerlukan
perlindungan terhadap segala macam bentuk ancaman terhadap dirinya. Menurut
Abraham Maslow manusia membutuhkan kebutuhan yang paling dasar hingga

5
yang paling puncak, yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis, ialah kebutuhan dasar untuk hidup seperti makan,
minum, istirahat dan sebagainya.
2. Kebutuhan akan rasa aman yang mendorong manusia untuk bebas dari rasa
takut dan cemas. Kebutuhan ini dimanifestasikan dalam bentuk tempat tinggal
yang permanen, dimana mereka bisa memanfaatkan tempat ini sebagai tempat
perlindungan terhadap segala macam bahaya yang mengancamnya.
3. Kebutuan akan rasa kasih sayang, antara lain berupa pemenuhan hubungan
antar manusia. Manusia membutuhkan saling perhatian dan keintiman dalam
pergaulan hidup.
4. Kebutuhan akan harga diri. Kebutuhan ini dimanifestasikan manusia dalam
bentuk aktualisasi diri antara lain dengan berbuat sesuatu yang berguna, serta
dalam tahap ini manusia ingin agar buah pikirannya dihargai oleh orang lain.

3. JIWA MANUSIA MEMBUTUHKAN AGAMA


Dari pengalaman para ahli ilmu jiwa dengan pasien-pasiennya yang
menderita kesukaran-kesukaran emosi dan gangguan jiwa, serta hasil-hasil
penyelidikan ilmiah yang dilakukan terhadap tingkah-laku dan sikap seseorang,
terbukti bahwa gangguan jiwa terjadi antara lain akibat dorongan untuk memenuhi
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan yang dirasakannya. Bila
kebutuhan-kebutuhan itu tidak terpenuhi orang akan merasakan tidak enak,
gelisah dan kecewa. Untuk menghilangkan rasa yang tidak enak itulah kebutuhan-
kebutuhan itu harus dipenuhi, sebab selama kebutuhan tersebut belum terpenuhi,
kegelisahan itu akan tetap terasa. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dibagi atas
dua golongan besar, yaitu:
a. Kebutuhan primair, yaitu kebutuhan jasmaniah (fisik) seperti makan,
minum, seks dan sebagainya. Kebutuhan yang pertama tidak dipelajari
oleh manusia, sudah fitrahnya sejak lahir. Jika kebutuhan-kebutuhan
tersebut tidak dipenuhi, akan hilanglah keseimbangan badan. Dalam
pandangan agama, kebutuhan-kebutuhan primair ini diakui adanya dan
juga diakui bahwa semua makhluk akan berusaha sekuat tenaga untuk
memenuhinya, karena merasa cemas dan gelisah apabila tidak
dipenuhi. Untuk menghilangkan rasa cemas manusia itu, Tuhan
menjamin bahwa tidak ada satu makhluk hidup pun yang tidak ada
rezekinya.
b. Kebutuhan rohaniah (psychis dan social). Inilah yang membedakan
manusia dari binatang. Kebutuhan-kebutuhan jiwa itu banyak sekali
dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman dan suasana yang
melingkunginya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dinamakan oleh Freud
keinginan-keinginan di bawah sadar, yang semuanya minta dipenuhi.
Kalau tidak dipenuhi, orang akan merasa gelisah atau tidak enak
perasaan. Perasaan-perasaan yang tidak enak itu pulalah yang
mendorong orang bertindak dan mencari akal untuk memenuhinya. Di
antara keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan jiwa yang
banyak itu ada beberapa kebutuhan-kebutuhan pokok yang terdapat
oleh setiap orang. Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:
1. Kebutuhan akan rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang adalah
kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Anak
kecil yang merasa kurang disayang oleh ibu-bapaknya akan
menderita batinnya; kesehatan badannya mungkin terganggu,
kecerdasannya mungkin akan berkurang, kelakuannya mungkin
menjadi nakal, keras kepala dan sebagainya. Orang dewasapun
juga demikian. Setiap orang ingin merasa disayangi oleh
orangtua, keluarga dan kalau dapat oleh setiap orang yang
dikenalnya. Apabila orang merasa tidak disenangi oleh
masyarakat di mana ia hidup, ia akan merasa sedih dan gelisah.
Kasih sayang akan terpenuhi jika orang percaya kepada Tuhan
dan dapat betul-betul meyakini bahwa Tuhan itu Maha
Pengasih dan Penyayang kepada umatnya.
2. Kebutuhan akan rasa aman. Orang akan berusaha
menghindarkan segala kemungkinan yang akan membawanya
kepada kesusahan atau kehilangan rasa aman. Mungkin orang
akan menganiaya atau membunuh orang yang dianggapnya
akan membahayakan hidup atau kedudukannya, kendatipun
orang yang dicurigainya tidak ada bermaksud jahat kepadanya.

7
Orang yang merasa kurang aman, akan berusaha mencari
perlindungan dari orang yang disangkanya akan dapat
menolongnya, yaitu orang yang berkuasa. Mengingat
kebutuhan jiwa akan rasa aman itu, maka perlu adanya
kepercayaan kepada Tuhan, yang akan memberikan ketenangan
jiwa. Kepercayaan tersebut akan menghindarkan orang dari
perbuatan-perbuatan kejam, keji dan penyelewengan, sehingga
ia akan terhindar dari gangguan jiwa.
3. Kebutuhan akan rasa harga diri. Setiap orang baik anak kecil,
orang dewasa maupun orang tua membutuhkan rasa harga diri,
ingin dihargai dan diperhatikan. Rasa kurang mendapat
penghargaan itu adalah sangat sakit. Maka yang merasa kurang
dihargai, dihina atau dipandang rendah oleh orang lain, akan
berusaha mencari jalan untuk mempertahankan harga dirinya.
Apabila orang yang merasa akurang mendapat penghargaan itu
tidak percaya kepada Tuhan, makan akan dicarinyalah
penghargaan itu dengan caranya sendiri, mungkin dengan
memfitnah orang lain, mengadu-domba, menghina bahkan
mungkin pula dengan melakukan perbuatan-perbuatan agresif
terhadap orang yang disangkanya menghinanya. Bagi orang
yang percaya kepada Tuhan, persoalannyan lain. Walaupun
dalam kehidupan sehari-hari ia kurang mendapat penghargaan
dari orang lain, ia tidak akan sampai kehilangan harga diri sama
sekali, karena masih ada Tuhan yang dapat memberikan
imbangan atau kompensasi dari perasaan berharga itu.
4. Kebutuhan akan rasa bebas. Kebutuhan akan rasa bebas, tidak
terikat atau terhalang oleh kungkungan-kungkungan dan ikatan-
ikatan tertentu, juga salah satu kebutuhan jiwa yang terpokok
dalam hidup manusia. Dasar-dasar pokok kesehatan mental
menuntut agar tiap orang dapat merasa bebas mengungkapkan
apa yang terasa dan bebas berusaha mencapai yang diinginya.
5. Kebutuhan akan rasa sukses. Rasa sukses/berhasil, juga
termasuk kebutuhan jiwa yang terpokok dalam hidup. Orang
harus merasa bahwa ia berhasil dalam hidupnya, baik ia sebagai
ibu, ingin merasa menjadi ibu yang sukses, sebagai bapak,
sebagai istri/suami, bahkan sebagai anakpun. Selanjutnya orang
ingin merasa sukses dalam usaha-usahanya. Apabila orang
sering mengalami kegagalan dalam hidupnya, mungkin ia akan
menjadi putus asa, hilang kepercayaan kepada diri dan
selanjutnya akan takut menghadapi kesukaran apapun dalam
hidup, karena sebelum menghadapi kesukaran itu, sudah
terbayang olehnya kegagalan lebih dahulu. Tetapi jika percaya
kepada Tuhan dan meyakini bahwa Tuhan mempunyai takdir
yang harus dipercayai oleh manusia, kegagalannya tidak akan
membawanya kepada rasa putus asa, pesimis, panik atau
bingung, karena ia tahu bahwa Tuhan melarangnya berputus
asa. Rahmat Tuhan akan tetap dilimpahkan-Nya. Mungkin
sekarang ia gagal, tetapi siapa tahu ada hikmahnya oleh Tuhan,
dimana kegagalannya itu barangkali akan membawa nikmat
baginya kelak.
6. Kebutuhan akan rasa tahu (mengenal). Bagi orang yang
percaya kepada Tuhan, hal ini tidak akan menyebabkannya
gelisah. Dia tahu bahwa pengetahuan manusia itu terbatas, yang
serba tau hanyalah Tuhan. Bagi orang yang kuranng
keprcayaannya kepada Tuhan, ketidak pengertiannya tentang
segala persoalan tentang kematian itu akan menyebabkannya
kegoncangan jiwa dan penderitaan, yang barangkali dapat
menyebabkannya menderita seumur hidup.

4. FUNGSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN


a. Agama memberikan bimbingan dalam hidup. Agama memberikan
bimbingan hidup dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang
sebesar-besarnya; mulai dari hidup pribadi, keluarga, masyarakat
dan hubungan dengan Allah, bahkan dengan alam semesta dan

9
makhluk hidup yang lain.
b. Agama adalah penolong dalam kesukaran. Sikap dan cara orang
menghadapi kesukaran itu berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya, sesuai dengan kepribadian dan kepercayaan terhadap
lingkungannya. Apabila kepribadiannya cukup sehat dan
lingkungan tempat hidupnya menyokong dan memberikan rasa
aman kepadanya, maka kesukaran itu akan kurang terasa olehnya,
sehingga ia tidak akan panik olehnya. Begitu juga sebaliknya.
c. Agama menentramkan batin. Bagi jiwa yang gelisah, agama akan
memberi jalan dan siraman penenang hati.

5. PERANAN AGAMA DALAM PEMBINAAN MENTAL


Pembinaan mental seseorang dimulai sejak ia kecil. Apabila dalam
pengalaman di waktu kecil banyak didapat nilai agama maka kepribadiannya akan
mempunyai unsur-unsur yang baik. Demikian sebaliknya. Karena nilai-nilai
positif yang tetap dan tidak berubah-ubah adalah nilai agama, sedangkan nilai-
nilai sosial dan moral yangg didasarkan bukan pada agama, akan sering
mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri.
Karena itulah maka mental (kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai social
dan moral yang mungkin berubah dan goncang itu, akan membawa kepada
kegoncangan jiwa, apabila perubahan kemudian terjadi. Di samping itu, bagi
anak-anak yang sedang bertumbuh, agama mempunyai fungsi yang sangat
penting, yaitu untuk penenang jiwa. Pada masa adolesen (antara 13-21 tahun),
anak-anak sedang mengalami kegoncangan jiwa.
Dalam periode ini, mereka digelisahkan oleh perasaan-perasaan yang ingin
melawan dan menentang orangtua. Kadang-kadang merasa mulai timbulnya
dorongan-dorongan seks yang belum mereka kenal sebelumnya. Di samping itu,
mungkin mereka gelisah karena takut akan gagal, merasa kurang sensasi dalam
pertumbuhan dan sebagainya. Segala macam gelombang itu akan menyebabkan
mereka menderita dan kebingungan. Dalam keadaan itu agama Tuhan dan
kepercayaan kepada Tuhan merupakan penolong yang sangat ampuh untuk
mengembalikan ketenangan dan keseimbangan jiwanya.
Agama merupakan unsur yang terpenting dalam pembinaan mental. Tanpa
agama, rencana-rencana pembangunan tidak akan terlaksana dengan sebaik-
baiknya, karena dapatnya seseorang melaksanakan suatu rencana dengan baik
bergantung kepada ketenangan jiwanya. Jika jiwanya gelisah, ia tidak akan
sanggup menghadapi kesukaran yang mungkin terdapat dalam pelaksanaan
rencana-rencana tersebut. Mental yang tumbuh tanpa agama belum tentu akan
dapat mencapai integritas, karena kurangnya ketenangan dan ketentraman jiwa.

6. AGAMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP MENTAL


Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi tentang prinsip-prinsip,
peraturan-peraturan, serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan
rohani. Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang dalam rohani atau dalam
hatinya selalu merasa tenang, aman, dan tentram. Sedangkan permasalahan
kesehatan mental meyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat
dalam lapangan Psikologi, kedokteran, psikiater, biologi, sosiologi, dan agama.
Beberapa temuan dalam bidang kedokteran dijumpai sejumlah kasus yang
membuktikan adanya hubungan antara agama dengan kesehatan mental manusia.
Orang yang merasa takut langsung akan kehilangan nafsu makan, atau buang air.
Atau dalam keadaan kesal dan jengkel, maka perut seseorang akan merasa
kembung. Dalam kedokteran dikenal ada beberapa macam pengobatan antara lain
dengan menggunakan bahan-bahan kimia, cairan suntik atau dengan meminum
obat. Atau bisa juga dengan menggunakan sorot sinar laser, getaran arus listrik,
dan lain sebagainya. Selain itu juga dikenal pengobatan tradisional dengan cara
pijat, suntik jarum sampai keperdukunan.
Sejak berkembanganya ilmu kedokteran, banyak sekali pengobatan yang
tidak menggunakan cara-cara seperti di atas, akan tetapi menggunakan metode
baru yang dikenal dengan nama Hipotheria atau dikenal dengan nama psikoterapi,
yaitu penyembuhan diri sendiri yang dilakukan tanpa menggunakan bantuan obat-
obatan seperti biasanya. Sesuai dengan istilahnya, maka psikoterapi dan
autotherapi digunakan untuk meyembuhkan pasien yang menderita penyakit
gangguan jiwa (rohani). Dalam usaha penyembuhan semacam ini banyak kasus-
kasus tertentu yang biasanya dihubungkan dengan kepercayaan pasien tersebut
masing-masing.
Ketika saraf tubuh manusia terputus dengan dunia luar , maka mereka akan
dapat berhubungan dengan dunia khayal atau dalam arti lain mereka akan
berhalusinasi sehingga meraka tidak akan sadarkan diri untuk beberapa waktu.
Rasa halusinasi ini terjadi ketika manusia merasa takut karena berdosa atau

11
melakukan sesuatu yang membuat dirinya mengecil dari orang lain,
penuhkeraguan ketika memutuskan sesuatu permasalahan, mereka akan terbawa
jauh dari kenyataan hidup yang sebenarnya. Dan orang yang seperti ini tidak akan
mengalami kemajuan sama sekali baik dari sisi keagamaan maupun dari sisi
sosialnya. Jika seseorang berada dalam keadaan normal, seimbang, hormon dan
kimiawinya, maka ia akan selalu berada dalam keadaan aman. Perubahan yang
terjadi dalam kejiwaan ini disebut dengan spektrum hidup.
Barangkali hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan
hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap
peyerahan diri seseorang terhadap sesuatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap
pasrah yang semacam ini diduga akan memberi sikap positif seperti rasa bahagia,
rasa aman, senang, puas, sukses, merasa dicintai. Sikap yang demikian merupakan
bagian dari kebutuhan mendasar manusia yang harus dipenuhi sebagai makhluk
yang ber-Tuhan. Maka kondisi yang seperti ini akan membawa manusia dalam
keadaan yang tenang dan normal sehingga manusia dapat melaksanakan aktivitas
keseharian mereka dengan penuh rasa percaya diri dan merasakan ketenangan
dalam diri mereka karena sebagian dari kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi.
Ketika kebutuhan dasar mereka belum terpenuhi, maka manusia akan merasa
cemas, khawatir, ragu-ragu dan tidak merasakan ketenagan dalam hidupnya
sehingga ketika mereka beraktivitas mereka tidak akan maksimal dan hasil yang
mereka peroleh pun tidak akan memuaskan.
Adapun makna hidup adalah segala hal yang mampu memberikan nilai
khusus bagi seseorang yang bila dipenuhi akan mejadikan hidupnya berharga dan
akhirnya akan menimbulkan penghayatan bahagian dalam dirinya.

7. KESEHATAN MENTAL DALAM AL-QUR’AN


Didalam al-qur’an sebagai dasar dan sumber ajaran islam banyak ditemui
ayat-ayat yang beruhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai
hal prinsipil dalam kesehatan mental. Ayat tersebut adalah sebagai berikut:
Gö/$#u!$yJ 
Ïù   9t?#uä ª!$# u¤
# $!$# notÅzFy$# ( 
wur
[Ys? y7t7ÅÁtR ÆÏB $u÷R 9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJ2 z`|
¡ômr& ª!$#  øs9Î) ( wur Æ÷ö7s? y|¡xÿø9$#$ Îû
ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# w =ÏtätûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baik (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu. Dan jangan kamu berbuat kerusakan dimuka bumi.
Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS
Al-Qashash:77)
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä 
ûÈõuKôÜs?ur Oßgç/qè=è% Ìø.É Î/ «!
$# 3 wr& Ìò2ÉÎ/ «!$# ûÈõyJôÜs? Ü>qè=à)ø9$# ÇËÑÈ
“Orang-orang yang beriman itu, hati mereka menjadi tenang dengan mengingat
Allah. Ketahuilah, bahwa mengingat Allah itu dapat menenangkan jiwa.” (QS.
Ar-Ra’d:28)
ûÓÍ_t6»ttPy#uä $¨BÎ) öNä3¨Zt
Ï?ù't ×@ß â öNä3ZÏiB
tbqÁà)t ö/ä3øn=tæ ÓÉL»t#uä Ç`yJsù 4s+¨?$#
yxn=ô¹r&ur xsù ì$öqyz öNÍkö n=tã wur öNèd
tbqçRtøts ÇÌÎÈ
“Siapa yang bersabar dan berbuat baik, maka ia tidak akan merasa takut dan
sedih.” (QS. Al-A’raf:35)

Ayat pertama Allah memerintahkan manusia untuk merebut kebahagiaan


akhirat dan kenikmatan dunia dengan jalan berbuat baik dan menjauhi perbuatan
munkar. Pada ayat yang kedua Allah dengan tegas menerangkan bahwa
ketenangan jiwa dapat dicapai dengan dzikir Allah. Dan pada Ayat yang ketiga
Allah mengatakan bahwa rasa takwa dan perbuatan baik adalah metode
pencegahan dari rasa takut dan sedih.

8. TERAPI KEAGAMAAN
Seseorang yang tidak merasa aman, tenang serta tentram dalam hatinya
adalah orang yang sakit rohani atau mentalnya. Setiap manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan dasar yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan
mereka secara lancar. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan jasmani dan
kebutuhan rohani atau juga kebutuhan sosial. Jika kebutuhan tersebut tidak
terpenuhi, maka manusia akan menyesuaikan diri dengan kenyataan yang ada
bahwa mereka harus berusaha lebih keras lagi untuk memenuhi kekurangan dari
kebutuhan mereka, sehingga segala macam cara mereka lakukan guna
terpenuhinya kebutuhan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang dijumpai bahwa seseorang tidak
mampu untuk menahan keinginan bagi seseorang yang ingin memenuhi
kebutuhan dirinya atau ketika seseorang terhimput oleh persoalan ekonomi, maka

13
dalam diri mereka akan terjadi adanya konflik dalam batin mereka yang
memerlukan pengobatan atau penyelesaian dengan cepat. Ketika konflik yang
dihadapinya tidak segera diselesaikan, maka batin akan merasa berat untuk
menanggungnya sehingga akan bertambah parah permasalahan yang
ditanggungnya. Pertentangan ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam
kehidupan rohani, yang dalam kesehatan mental dikenal dengan kekusutan rohani.
Usaha penanggulangan kekusutan rohani atau mental ini sebenarnya dapat
dilakukan sejak dini oleh penderita. Dengan mencari cara yang tepat untuk
menyesuaikan diri dengan memilih norma-norma moral, maka kekusutan mental
akan terselesaikan. Norma-norma moral yang positif termasuk ajaran dari pada
agama.

KESIMPULAN

Manusia adalah makhluk yang tidak bisa dipisahkan dari orang lain oleh
karena itu kita membutuhkan mereka untuk melangsungkan kehidupan kita
dengan lancar. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja keras
sehingga kebutuhan mereka dapat terpenuhi baik kebutuhan primer maupun
sekunder. Ketika kebutuhan mereka tidak terpenuhi secara wajar, maka akan
timbul konflik dlam dirinya sehingga mengakibatkan jiwa mereka akan
tergoncang dan memerlukan penanganan secepatnya.
Untuk menangani penyakit yang berhubungan dengan mental ini banyak
yang menggunakan cara pengobatan tradisional dan modern. Akan tetapi dari
berbagai kasus yang ada justru banyak penderita kejiwaan yang disembuhkan
dengan pendekatan agama atau kepercayaan. Hal ini membuktikan bahwa
manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang ber-Tuhan dan akan kembali ke-
Tuhan pada suatu saat. Sehingga ketika mereka terhimpit permasalahan batin
mereka akan lari kepada agama dan menemukan jawaban dari permasalahan yang
mereka hadapi.
Al-Quran berfungsi sebagai As-Syifa atau obat untuk menyembuhkan
penyakit fisik maupun rohani. Dalam Al-Quran banyak sekali yang menjelaskan
tentang kesehatan. Ketenangan jiwa dapat dicapai dengan zikir (mengingat) Allah.
Rasa taqwa dan perbuatan baik adalah metode pencegahan dari rasa takut dan
sedih. Dan ketika seseorang mengalami permasalahan dalam kehidupannya maka
hadapilah dengan sabar dan sholat sebagai jalan keluar dari segala macam
permasalahan dan ketika segala macam usaha telah dilakukan secara maksimal
maka serahkanlah segala macam urusan kita, hidup mati kita, sehat sakit kita
hanya kepada Allah semata karena hanya Dia – lah segala macam urusan
dikembalikan. Dan barang siapa yang menyerahkan segala urusan dunia dan
akhiratnya hanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan hati mereka rasa
aman, tenang dan tentram sehingga mereka dapat beraktivitas dengan maksimal
sehingga mencapai hasil yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Casmini dkk. 2006. Kesehatan Mental. UIN SUKA (www.archiv.com)


Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 2003.
Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 2001.
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.

15

Anda mungkin juga menyukai