Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ETIKA BISNIS DALAM ISLAM DAN EKONOMI KAPITALIS


Makalah ini disusun untuk memenuhi mata Etika Bisnis dalam Islam

Dosen Pengampu:
Abdul Salam, S.H.I., M.A.

Disusun oleh :

Muhammad Ali Haidar 192400080


Muhammad Hisyam 192400081
Muhammad Maulid Yaldi 192400082

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ALMA ATA
TAHUN 2021
I
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak


Abdul Salam, S.H.I., M.A. selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis dalam islam yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mohon maaf yang
sebesar-besarnya jika terdapat kata- kata yang kurang berkenan.

Wassalamualaikum wr.wb

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebanyakan orang tidak senantiasa sadar akan fungsi etika. Salah satu sebabnya,
etika menjadi bagian yang integral dari pribadi seseorang sehingga tidak lagi
dipersoalkan oleh yang bersangkutan dan artinya sekali memikirkan etika yang
dimilikinya, kecuali bila ia merasa bahwa dalam hubunganya dengan orang lain etika
tersebut mendapat tantangan, ada saat tertentu kita pasti berhadapan dan berinteraksi
dengan orang yang memiliki etika yang dimilikinya. Bukanlah seorang muslim terbaik
dan terhormat memiliki kekayaan dan hebat yang memiliki kekayaan berlimpah dan
kedudukan tinggi di maysarakatnya, tapi muslim yang terbaik dan hebat adalah muslim
yang paling indah ahlak dan budi pekertinya, muslim yang menjadikan muslim lainya
lainya merasa tenang, tenteram dan nyaman hatinya saat bersamanya.
Demikian pula dengan kehormatan dan kewibawaan kita di hadapan sesama
bukan karena banyaknya harta yang kita miliki, bukan pula karena tingginya kedudukan,
akan tetapi terletak pada budi pekerti yang baik maka itulah yang membuat orang lain
segan dan menghargai kita, begitupun dalam konteks berbisnis kita membutuhkan
sebuah etika, agar orang merasa nyaman. Karena ada pula muslim yang tidak
menerapkan etika dalam berbisnis, penerapan nilai- nilai islam yang hanya mengejar
keuntungan semata, dia tidak memikirkan sebuah keberkahan dan ridoh dari sang khalik.
Perbedakan islam dengan non muslim dalam berbisnis ialah ketika islam melihat
juga dari sisi keberkahan dalam berbisnis, maka banyak muslim berbisnis berhasil
karena penerapan nilai-nilai islam di dalamnya yang di terapkan dalam aktivitas usaha
sehari-harinya. Sedangkan non muslim berbisnis hanya mencari keuntungan semata,
karena kadang tanpa memerhatikan dari segi etikanya, dikarenakan barometer
keberhasilan itu hanya mencapai keuntunggan sebanyak-banyaknya.
Dalam perekonomian ada beberapa sistem ekonomi yang di pahami serta
dianut oleh masyarakat salah satunya yaitu sistem ekonomi kapitalis. Ekonomi
kapitalis memiliki cara tersendiri dalam menerapkan metode dalam berbisnis.
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi
1
barang, manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini
pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur
dalam ekonomi.

Pada sistem kapitalis kebebasan memilih pekerjaan merupakan salah satu hal
yang sangat diagungkan. Dengan begitu, penentuan upah yang tinggi mempengaruhi
pekerjaan seseorang. Dari sini munculah eksploitasi besar-besaran pada kaum buruh.
Disatu pihak para bos menrima gajih yang sangat tinggi sementara para buruh hanya
mendapatkan gaji yang minim. Terutama di negara-negara dunia berkembang seperti
Indonesia.

Berbeda halnya dengan sistem kapitalisme, Islam mengatur bisnis sesuai


dengan syariatnya karena bisnis dalam Islam memposisikan pengertian bisnis yang
pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk mencari keridhaan Allah swt. Bisnis
tidak bertujuan jangka pendek, individual dan semata-mata keuntungan yang
berdasarkan kalkulasi matematika, tetapi bertujuan jangka pendek sekaligus jangka
panjang, yaitu tanggung jawab pribadi dan sosial dihadap masyarakat, negara dan
Allah swt.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah
dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana konsep etika bisnis menurut ekonomi Islam?


2. Bagaimana konsep etika bisnis menurut ekonomi kapitalis?
3. Bagaimana perbandingan antara etika bisnis menurut ekonomi Islam dengan
ekonomi kapitalis?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsep etika bisnis menurut ekonomi Islam
2. Untuk mengetahui konsep etika bisnis menurut ekonomi kapitalis
3. Untuk mengetahui perbandingan antara etika bisnis menurut ekonomi Islam
dengan ekonomi kapitalis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
Etika adalah suatu cabang dari filsafat yang berkaitan dengan “ kebaikan
(rightness)” atau moralitas (kesusilaan) dari prilaku manusia. Dalam pengertian ini etika
di artikan sebagi aturan-aturan mengenai prilaku manusia. Dalam pengertian ini etika
diartikan sebagai aturan-aturan mengenai perilaku yang oleh maysarakat dianggap
sebagai perilaku yang baik, karena itu aturan-aturan tersebut tidak boleh di langgar.
Etika adalah studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan setinggi
apakah standar moral yang telah diberikan, masih kurang, sudah cukup atau bahkan
sangat benar. Sedangkan penentuan baik dan buruk itu sendiri adalah suatu masalah
yang selalu berubah. Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral
yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnisEtika ialah suatu studi
mengenai perbuatan yang salah dan benar dan pilihan moral yang dilakukan oleh
seseorang, keputusan etik ialah suatu hal yang benar mengenai pengalaman standar dan
etika bisnis adalah kadang-kadang disebut pula etika manajemen ialah penerapan standar
moral ke dalam kegiatan bisnis. Jadi prilaku yang etis yang sebenarnya ialah prilaku
yang mengikuti Allah SWT dan menjahui laranganya. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, etik adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak.
Etik juga bisa di pahami sebagai nilai benar dan salah yang di anut suatu golongan atau
maysarakat. Sedangkan etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Bisnis adalah suatu serangkaian peristiwa yang melibatkan pelaku bisnis . Para
pelaku bisnis memiliki kecenderungan untuk melakukan tabrakan kepentingan,
keuntungan sebanyak mungkin, bahkan saling membunuh, sehingga pelaku bisnis yang
kuat kian mendominasi, sementara yang lemah terperosok disudut-sudut ruang bisnis.
Sebagaiman disampaikan pada bagian sebelumnya bahwa bisnis di dalam islam
merupakan kegiatan muammalah yang pertama kali menanggalkan etika, kemudian
disusul oleh bidang politik, dan terakhir adalah persoalan seks. Bisnis yang sehat adalah
bisnis yang berlandaskan pada etika. Oleh karena itu, pelaku bisnis muslim hendaknya
memiliki kerangka etika bisnis yang kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas bisnis
yang nyaman dan berkah. Bisnis adalah suatu kata popular dalam kehidupan sehari-hari.
3
Tiap hari jutaan manusia melakukan kegiatan bisnis sebagai produsen, perantara maupun
sebagai konsumen. Kaum produsen dan orang-orang lain yang bergerak dalam kegiatan
bisnis berhasil membuat keuntungan dan memperbesar nilai bisnisnya yang makin lama
makin meningkatBisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan
dengan lingkunganya. Lingkunganya merupakan suatu system, terdapat variable-
variabel atau factor-faktor yang tersedia di lingkungan dan yang terkait dengan bisnis.
Dengan kata lain , bisnis pada dasarnya adalah upaya untuk mengelola sumber-sumber
ekonomi yang disediakan oleh lingkunganya. Oleh karena itu, interaksi antara bisnis dan
lingkunganya atau sebaliknya menjadi suatu kajian yang menarik.
B. Perinsip Ekonomi Islam
Menurut Fathurrahman Djamil, dalam bisnis syariah, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus
diperhatikan yaitu.1
1. Kaidah fiqih, hukum Islam yang menyatakan, “ Pada dasarnya segala bentuk
muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Ini
mengandung arti, bahwa hukum Islam memberi kesempatan luas bagi perkembangan
bentuk dan jenis muamalah (bisnis) baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan
hidup masyarakat, termasuk di dalamnya kegiatan transaksi ekonomi di lembaga
keuangan syariah.

2. Muamalah dilakukan dengan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat


dan menghindari mudarat (jalbu al-mashalih wa dar‟u al mafashid) atau
sering disebut mashlahah (kemaslahatan). Konsukuensi dari prinsip ini adalah
segala bentuk muamalah yang dapat merusak atau mengganggu kehidupan
masyarakat tidak dapat dibenarkan, seperti perjudian, penjualan narkotik, prostitusi,
dan sebagainya.

3. Muamalah dilakukan dengan memelihara nilai keseimbanga (tawazun) dalam


pembangunan. Konsep keseimbangan dalam konsep syariah/muamalah Islam
meliputi berbagai segi, anatara lain keseimbangan antara pembangunan materiel dan
spiritual; pengembangan sektor keuangan dan sektor riil; dan pemanfaatan serta
pelestarian sumber daya.

4. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan dan menghindari


unsure-unsur kezaliman. Segala bentuk muamalah yang mengundang unsur

1
Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinargrafika, 2013), h.15.
4
penindasan tidak dibenarkan. Keadilan adalah menempatkan sesuatu hanya pada
tempatnya dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak, serta memperlakukan
sesuatu sesuai posisinya.

Prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam menurut Umer Chapra adalah.2

1. Prinsip tauhid, tauhid adalah fondasi keimanan Islam. Ini bermakna bahwa
segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh
Allah SWT, bukan kebetulan dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan
inilah yang memberikan signifikansi dan makana pada eksistensi jagat raya,
termasuk manusia yang menjadi salah satu penghuni di didalamnya.
2. Prinsip khilafah. Manusia merupakan khalifah Allah SWT di muka bumi
dengan dibekali perangkat baik jasmani maupun rohani untuk dapat berperan
secara efektif sebagai khalifah-Nya. Implikasi dari prinsip ini adalah:
a. Persaudaraan yang universal
b. Sumber daya adalah amanah
c. Gaya hidup sederhana
d. Kebebasan manusia
3. Prinsip keadilan, keadilan adalah salah satu misi utama ajaran Islam, implikasi
dari prinsip ini adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan pokok manusia

b. Sumber-sumber pendapatan yang halal dan thayyib


c. Distribusi pendapatan dan kekayaan yang merataPertumbuhan
C. Ciri - Ciri Ekonomi Islam
1. Ekonomi Islam Bagian dari Sistem Islam yang Menyeluruh

Nilai-nilai yang terkandung dalam ekonomi Islam tidak terlepas dari prinsip
ajaran Islam. Yang dalam pelaksanaannya harus memandang kemaslahatan
ummat manusia dan juga bersifat pengabdian, oleh sebab itu kegiatan ekonomi
menurut Islam berbeda dengan kegiatan ekonomi dari sistem yang dihasilkan oleh

2
Umer Chapra, The Future of Economics : An Islamic Perspective, terj. Ikhwan Abidin, Masa Depan
Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam, (Jakarta:Gema Insani Press, 2001), h. 202-206.
5
manusia, baik kapitalisme maupun sosialisme.3

2. komomi Islam Merealisasikan Keseimbangan antara Kepentingan Individu


dan Kepentingan Masyarakat.4
Cita-cita kegiatan ekonomi menurut Islam bukanlah menciptakan persaingan,
monopoli ataupun sikap mementingkan diri sendiri, dengan usaha mengumpulkan
harta sebanyak-banyaknya, seperti yang terjadi dalam sistem ekonomi kapitalis dan
sosialis. Tetapi bertujuan untuk merealisasikan kekayaan dan keuntungan umum
bagi seluruh masyarakat dengan mematuhi perintah Allah Swt.

Kepentingan sistem ekonomi Islam, berbeda dengan kepentingan sistem


ekonomi lainnya. Misalnya sistem ekonomi kapitalisme, yang memandang individu
sebagai tujuan dari semua yang ada. Oleh karena itu kepentingan sistem ekonomi
kapitalisme sangat mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan umum.

Adapun sistem ekonomi sosialaisme ialah kebalikan dari sistem ekonomi


kapitalis, yaitu lebih mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan
pribadi.Bahkan mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan orang
banyak.Sehingga mereka tidak mengakui hak milik individu terhadap alat-alat
produksi, juga tidak mengakui adanya kemerdekaan ekonomi. Sedangakan sistem
ekonomi Islam mencakup kedua hal itu, baik kepentingan individu maupun
kepentingan umum dianggap tidak ada yang mutlak dan keduanya disetarakan.
Keduanya dianggap perlu untuk disejahterakan.

D. Pengaruh Sistem Ekonomi Islam

Dengan melakukan istiqra` terhadap hukum-hukum Islam yang menyangkut


masalah ekonomi maka akan ditemukan dampak/pengaruh sistem ekonomi Islam pada
sistem perekonomian. Adapun pengaruh tersebut terlihat pada tiga aspek yakni:
menjelaskan tentang cara kepemilikan harta dalam Islam, cara pengelolaan kepemilikan
tersebut sertacara pemerataan kekayaan di tengah masyarakat.
Namun demikian, perbedaan potensi individu dalam masalah kemampuan dan
pemenuhan terhadap suatu keperluan, dapat menyebabkan perbedaan dalam

3
Ahmad Muhammad Al-Assal, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: CV PUSTAKA
SETIA, 1999), h.21.
4
Ahmad Muhammad Al-Assal, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, h. 32.
6
pendistribusianharta kekayaan tersebut di antara mereka.Selain itu perbedaan antara masing-
masing individu mungkin saja menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pendistribusian
harta kekayaan. Sehingga karena kesalahan tersebut berakibat pada pendistribusian harta
yang tidak merata, hanya segelintir orang yang akanmendapatkannya, sementara yang lain
kekurangan, sebagaimana yang terjadi akibat penimbunan harta, seperti emas dan perak. Oleh
karenya, syariat Islam melarang berputarnya kekayaan hanya di antara orang-orang kaya
namun mewajibkan perputaran tersebut terjadi di antara semua orang.

7
BAB III

ETIKA BISNIS MENURUT EKONOMI KAPITALIS


A. Pengertian Ekonomi Kapitalis Menurut Para Ahli5

1. Menurut Fahrudin sukarno dalam Buku Etika Produksi dalam Perspektif


Ekonomi Islam, kapitalisme adalah sistem sosial yang mendasarkan diri
pada kepemilikan kekayaan pribadi.

2. Menurut Niam Sovie dalam buku Sistem Ekonomi Indonesia, kapitalisme


adalah suatu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada setiap
individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa adanya campur tangan
pemerintah.

3. Menurut Ismail Nawawi dalam buku Filsafat Ekonomi Islam, sistem


ekonomi kapitalis pada hakikatnya merupakan segala aturan kehidupan
masyarakat, termasuk di bidang ekonomi, tidaklah diambil dari agama
tetapi sepenuhnya diserahkan kepada manusia, apa yang dipandang
memberikan manfaat.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi kapitalis


adalah sistem ekonomi di mana semua kegiatan ekonomi mulai dari produksi,
distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada pasar dan
menawarkan kebebasan yang besar kepada pelaku ekonomi untuk melakukan
kegiatan yang terbaik untuk kepentingan individu atau sumber daya ekonomi.
B. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Kapitalis6
1. Kebebasan memiliki harta secara perorangan
Pendukung ekonomi kapitalis berpendapat bahwa kebebasan ekonomi
sangat bermanfaat bagi masyarakat. Bahwa setiap negara mengakui hak
kebebasan individu untuk memiliki properti individu. Setiap individu dapat
memiliki, membeli dan menjual propertinya sesuka hatinya tanpa hambatan.
Individu memiliki kendali penuh atas aset mereka dan bebas menggunakan
sumber daya ekonomi sesuai keinginan mereka. Setiap individu berhak

5
Fahruddin Sukarno, Etika Produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam, (Bogor: al-Azhar Press, 2011), h.
29.
6
Nawawi, Filsafat Ekonomi Islam, (Jakarta: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012)

8
menikmati hasil produksi dan distribusi serta bebas melakukan pekerjaan.
2. Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas
Berdasarkan asas ekonomi dan pedomannya, yaitu persaingan bebas,
setiap individu dapat menggunakan sumber daya fisik, mental, dan sumber daya
yang tersedia untuk dimanfaatkan demi kepentingan individu. Kapitalisme
memahami bahwa persaingan bebas bukanlah hasil rancangan manusia, meskipun
bisa juga disebabkan oleh manusia. Bahkan jika ada tujuan akhir untuk diketahui,
tujuannya tidak lebih dari menjaga ketertiban pasar bebas dan semua orang yang
ada di dalamnya. Persaingan bebas merupakan kondisi pemberdayaan di berbagai
sektor ekonomi, karena persaingan bebas akan menciptakan efisiensi ekonomi.
3. Ketimpangan ekonomi
Modal merupakan sumber produksi dan sumber kebebasan bagi sistem
ekonomi kapitalis. Bahwasanya individu-individu yang memiliki modal lebih
besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil
yang sempurna.
Sedangkan menurut Adam Smith, ada tiga prinsip yang terkait dengan
kebebasan sebagai berikut:
a. Freedom, yaitu hak untuk memproduksi dan menjual hasil produksi
dengan menggunakan tenaga kerja, dan akumulasi modal. Kebebasan
ekonomi berarti tidak adanya tekanan dari pihak tertentu atas inisiatif
individu untuk melakukan kegiatan ekonomi. Negara adalah lembaga
sosial yang akan melindungi kebebasan.
b. Self interest, yaitu hak individu untuk bekerja sendiri dan membantu
kepentingan orang lain. Setiap manusia berhak untuk mengejar
kepentingan pribadinya. Motivasi dasar inilah yang menjadi kerangka
kegiatan produksi. Dalam interaksi sosial, motivasi ini melahirkan
keselarasan dimana setiap kepentingan mencapai platform bersama
(common platform) karena orang saling membutuhkan barang atau jasa.
Oleh karena itu, memenuhi kepentingan diri sendiri berarti membantu
orang lain.
c. Competition, yaitu hak bersaing dalam produksi dan perdagangan.
Persaingan adalah kata kunci untuk menjaga kebebasan individu. Setiap
individu berhak mengaktualisasikan dan mengumpulkan modalnya.
Interaksi ini menyebabkan persaingan sempurna dan mekanisme pasar
9
menjadi tujuan. Kombinasi motif mencari keuntungan dan kebebasan
bersaing akan membentuk harga dan sistem hukum dalam perekonomian.
C. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis
1. Pengakuan luas atas hak pribadi dimana kepemilikan alat produksi berada ditangan
individu dan individu bebas memilih pekerjaan/usaha yang dianggap baik bagi
dirinya.
2. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana pasar berfungsi memberikan
“sinyal” kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga.
3. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin.
4. Motif yang menggerakan perekonomian mencari laba
5. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus. Yang selalu mengejar
kepentingan diri sendiri.
D. Dampak Kapitalis
1. Persaingan yang ketat
Dampak dari sistem ekonomi kapitalis adalah persaingan yang sangat ketat
yang terjadi di pasar. Hal ini terjadi karena setiap individu atau pihak berebut untuk
mendapatkan perhatian dari pasar sehingga terkadang menimbulkan persaingan yang
tidak sehat di dalamnya. Salah satu alasannya adalah karena pemerintah tidak
memiliki kewenangan untuk mengendalikan aktivitas pasar. Berbeda dengan negara
yang menganut sistem ekonomi sosialis dimana pemerintah memiliki andil dan
kekuasaan untuk mengatur dan mengawasi pasar sehingga persaingan tidak sehat
dapat ditekan di dalamnya.7
2. Melakukan eksploitasi terhadap SDA
Masih terkait dengan poin sebelumnya, terkadang modal yang dikeluarkan
untuk mendapatkan jumlah keuntungan yang diinginkan tidak sebanding. Untuk
mengatasi masalah ini, peningkatan modal, terkadang bahan baku yang tersedia di
alam dieksploitasi untuk memenuhi sumber daya modal yang dibutuhkan.
3. Menyebabkan distribusi yang tidak rata
Salah satu ciri sistem ekonomi kapitalis tidak jauh berbeda dengan ciri
ekonomi konvensional: pemerintah tidak dapat melakukan intervensi langsung dalam
kegiatan ekonomi. Inilah sebabnya mengapa negara-negara yang menganut sistem
ekonomi kapitalis ini terkadang tidak mendistribusikan barang secara merata di

7
RiaNurisSamawati Syariah, Sistem EkonomiKapitalis, http://nurisrnsw1.blogspot.com/2014/04/sistem-
ekonomi-kapitalis.html#more, Di akses Pada 25 Oktober 2021, Pukul 07.00 WIB.
10
masing-masing wilayahnya. Salah satu alasan mengapa hal ini terjadi adalah karena
distribusi diprioritaskan ke daerah yang kegiatan pasarnya lebih menguntungkan
daripada daerah yang pasarnya kurang menguntungkan.
4. Banyak terjadi eksploitasi SDM
Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, pemilik usaha terkadang
mempekerjakan karyawan yang masih di bawah usia produktif. Tidak hanya itu,
terkadang mereka justru membayar upah yang sangat rendah untuk tenaga kerja guna
menekan biaya produksi.
5. Kesenjangan social semakin besar
Sama seperti sebuah negara yang menganut sistem ekonomi liberal, sistem
ekonomi kapitalis memberi setiap individu keuntungan maksimal dari kegiatan
ekonomi. Inilah yang menjadi cikal bakal ketimpangan sosial karena yang kaya akan
tetap kaya dan yang miskin akan tetap miskin.

11
BAB IV

PERBANDINGAN ETIKA BISNIS MENURUT EKONOMI ISLAM DAN EKONOMI


KAPITALIS

A. Persamaan Etika Bisnis Islam dan Etika Bisnis Kapitalis

Pada dasarnya kegiatan bisnis merupakan usaha yang dilakukan manusia


untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Baik dalam sistem perekonomian kapitalis
maupun Islam sama-sama mencari keuntungan/profit. Adapun persamaan yang
dimiliki dari kedua sistem perekonomian ini adalah sebagai berikut:

1. Baik ekonomi Islam maupun ekonomi kapitalis, memiliki tujuan yang sama
yakni dalam melakukan kegiatan bisnis yang dicari adalah keuntungan/profit.
Hanya saja persepsi keuntungan bagi keduanya berbeda, dimana dalam sistem
ekonomi Islam yang dimaksud dengan keuntungan adalah saling
menguntungkan antara satu pihak yang melakukan kegiatan bisnis dengan
pihak yang lain dengan pertimbangan kemashlahatan umat. Sedangkan
keuntungan dalam sistem ekonomi kapitalis adalah keuntungan dengan
pencapaian maksimum, artinya setiap orang yang berusaha dengan maksimal
akan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan
kepentingan orang lain.
2. Baik ekonomi Islam maupun ekonomi kapitalis, mengakui adanya hak
milik/kepemilikan pada suatu barang. Pada dasarnya Islam juga mengakui
adanya hak milik/kepemilikan harta baik hak milik inidividu maupun hak
milik umum. Islam mengakui hak milik individu seperti rumah, alat
tranportasi seperti mobil dan motor, serta harta lainnya yang dihasilkan
manusia melalui kerja atau kreatifitasnya. Sedangkan hak milik umum

12
meliputi jalan raya, air, batu, tanah dan sebagainya yang
pemanfaatannya bersifat umum. Tentunya pengakuan Islam terhadap
kepemilikan harta memiliki batasan–batasan tertentu bahwasanya
setiap manusia harus menyadari bahwa hak milik sepenuhnya terhadap
sesuatu adalah sang pemilik kehidupan yakni Allah Swt sebagai sang
pencipta. Sedangkan dalam sistem ekonomi kapitalis sendiri mengakui
adanya hak milik individu dan bahkan menganggap bahwa setiap
individu berhak mengguanakan atau membelanjakan hartanya
berdasarkan cara yang dikehendakinya tanpa adanya batasan.

3. Baik ekonomi Islam maupun ekonomi kapitalis, mengakui adanya


kebebasan bagi pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan bisnisnya.
Sebagaimana kaidah fiqih yang mengatakan “ Pada dasarnya segala
bentuk muamalah adalah boleh kecuali ada dalil yang
mengharamkannya. Artinya bahwa Islam memberikan kebebasan bagi
8
manusia untuk melakukan kegiatan bisnis sesuai kebutuhan manusia.
Hanya saja kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan yang tidak
memiliki batasan sama sekali, melainkan tetap harus sesuai dengan
tuntunan syariat Islam. Berbeda halnya dengan ekonomi Islam,
ekonomi kapitalis menganggap bahwa tiap-tiap individu berhak
melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan potensinya masing-masing
tanpa adanya batasan dari pemerintah ataupun pihak lain, tentunya
kebebasan dalam sistem ekonomi kapitalis juga tidak mengenal adanya
aturan atau norma.

B. Perbedaan Etika Bisnis Islam dan Etika Bisnis Kapitalis


1. Tokoh - Tokoh Ekonomi Kapitalis

a. Adam Smith (1723-1790)

1) Teori keunggulan mutlak (theory of absolute advantage), merupakan


teori yang dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, suatu negara

8
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih (Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah-masalah yang Praktis), (Jakarta: Kencana, 2006), h. 130.

13
dapat disebut memiliki keunggulan mutlak dari negara lain jika negara
tersebut memproduksi barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi
oleh negara lain.

2) Teori klasik (absolute advantage). Menurut teori klasik Adam Smith,


suatu negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional
(gain from trade) dan meningkatkan kemakmurannya.

3) Teori invisible hand. Smith juga memiliki tiga karakteristik dimana


karakter- karakter itu yang nantinya akan memobilitasi laju ekonomi
pasar. Diantaranya adalah, kepentingan, kebebasan diri, dan kompetisi.
Tiga pilar penting ini akan menciptakan suatu sistem unik, dimana
laju ekonomi dengan sendirinya tertata, Adam Smith menyebutnya
dengan ”invisible hand”.9

b. Jean Baptiste Say (1767-1832)

Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah


pandangannya yang mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri.
Pendapat Say di atas disebut Hukum Say. Hukum Say didasarkan pada
asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Tiap ada produksi,
akan ada pendapatan, yang besarnya persis sama dengan nilai produksi tadi.
Dengan demikian dalam keadaan keseimbangan produksi cenderung
menciptakan permintaannya sendiri akan produksi barang yang bersangkutan.

Teori Say adalah teori produktivitas. Menurut Say, modal pinjaman


dapat digunakan untuk usaha yang produktif. Dengan tambahan modal,
perusahaan dapat meningkatkan kapasitas produksinya. Kelebihan atas
investasi modal tersebut diberikan kepada pemilik modal dalam bentuk bunga
modal.10

2. Tokoh -Tokoh Ekonomi Islam

9
George Soule, Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka: Dari Aristoteles sampai Keynes,
(Yogyakarta: Kanisius, 1994), h. 52.
10
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1997),h.46.

14
a. Ibnu Kaldun

Ibnu Kaldun telah menemukan sejumlah besar ide dan pemikiran


ekonomi fundamental, beberapa abad sebelum
kelahiran ”resminya” (di Eropa). Ia menemukan keutamaan dan
kebutuhan suatu pembagian kerja sebelum ditemukan Smith dan prinsip
tentang nilai kerja sebelum Ricardo. Ia telah mengolah suatu teori tentang
kependudukan sebelum Malthus dan mendesak akan peranan negara di dalam
perekonomian sebelum Keynes. Bahkan lebih dari itu, Ibn Khaldun telah
menggunakan konsepsi-konsepsi ini untuk membangun suatu sistem dinamis
yang mudah dipahami di mana mekanisme ekonomi telah mengarahkan
kegiatan ekonomi kepada fluktuasi jangka panjang.

Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa para petani menghasilkan hasil


pertanian lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Karena itu mereka
menukarkan kelebihan produksi mereka dengan produk-produk lain yang
mereka perlukan. Dari sinilah timbul perdagangan (tijarah). Jadi, pekerjaan
perdagangan ini secara kronologis timbul setelah adanya produksi pertanian
Seperti telah dikemukan, perdagangan adalah upaya memproduktifkan modal
yaitu dengan membeli barang-barang dan berusaha menjualnya dengan harga
yang lebih tinggi. Ini dijalankan, baik dengan menunggu meningkatnya harga
pasar atau dengan membawa (menjual) barang- barang itu ke tempat yang
lebih membutuhkan, sehingga akan didapat harga yang lebih tinggi, atau
kemungkinan lain dengan menjual barang-barang itu atas dasar kredit jangka
panjang.

Selanjutnya Ibnu Khaldun, mengatakan bahwa laba perdangangan


yang diperoleh pedagang akan kecil bila modalnya kecil. Tetapi bilamana
kapital besar maka laba tipis pun akan merupakan keuntungan yang besar”.
Perdagangan menurutnya adalah “pembelian dengan harga murah dan
penjualan dengan harga mahal”. Pekerjaan pedagang ini, menurut Ibn Khaldun,
memerlukan prilaku tertentu bagi pelakunya, seperti keramahan dan
pembujukan. Namun para pedagang sering kali melakukan kebiasaan
mengelak dari jawaban yang sebenarnya (dusta), dan pertengkaran”, karena itu

15
para pedagang selalu mengadukan persoalan sengketa perdagangan kepada
hakim.

Ibnu Khaldun juga mengkritik para pejabat dan penguasa yang


melakukan perdagangan. Hal ini agaknya dimaksudkan Ibnu Khaldun agar
para penguasa bisa berlaku fair terhadap para pedagang. Point ini menjadi
penting diterapkan pada masa kini, agar tidak terjadi monopoli proyek oleh
penguasa yang pengusaha.11

11
Agustianto, Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun,
https://shariaeconomics.wordpress.com/tag/pemikiran-ekonomi-ibnu-khaldun/, Di akses pada 25
Oktober 2021, Pukul 00.45 WIB.

16
3. Tabel Perbedaan Etika Bisnis Ekonomi Islam dan Kapitalis

Tabel a perbedaan antara bisnis Islam dengan bisnis kapitalis.12

Karakteristik bisnis Bisnis Islam Bisnis Kapitalis


Sekularisme (Nilai-nilai
Asas Akidah Islam
material)

Motivasi Dunia-akhirat Dunia

Etos kerja Tinggi, bisnis adalah bagian Tinggi, bisnis adalah


dari ibadah. Terpercaya dan kebutuhan duniawi. Tergantung
bertanggung jawab, tujuan kemauan individu (pemilik
tidak kapital), tujuan menghalalkan

menghalalkan cara. cara.

Amanah

Modal Halal Halal dan haram.

Sesuai dengan akad Sesuai dengan akad kerjanya


kerjanya. atau sesuai dengan keinginan
pemilik
Sumber daya manusia
modal.

Visi dan misi organisasi Visi dan misi organisasi


terkait erat dengan misi ditetapkan berdasarkan pada
penciptaan manusia di kepentingan materi
Manajemen strategik
dunia. belaka.

Jaminan halal bagi setiap Tidak ada jaminan halal

12
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Krebet Widjajakusuma,Mengapa Bisnis Islam, (Jakarta
Gema Press,2006), h.22

17
Tabel b Perbandingan Pemenuhan hak - hak ekonomi rakyat antara ekonomi Islam
dan ekonomi Kapitalis.13

ISLAM KAPITALIS

1. Memberikan kebebasan akumulasi 1. Memberikan kebebasan untuk


kekayaan, tetapi tetap terkena zakat akumulasi kekayaan
2. Negara menanggung kebutuhan 2. Kapitalisme klasik: tidak
material dan bahkan spiritual setiap menjamin ekonomi rakyat,
orang sedangkan kapitalisme modern:
3. Dalam aktivitas ekonomi, memberikan jaminan ekonomi
masyarakat berhak, tapi ada batasan. rakyat
3. Dalam aktivitas ekonomi lebih

bersifat liberal.

Berdasarkan karakter yang dimiliki, bisnis Islam hanya akan hidup secara
ideal dalam sistem dan lingkungan yang Islami pula. Dalam lingkungan yang tidak
Islami, sebagaimana yang kini terjadi, disadari atau tidak, disengaja atau tidak, suka
atau tidak, pelaku bisnis Islam akan mudah sekali terseret dan sukar berkelit dalam
kegiatan yang dilarang agama. Mulai dari uang pelicin saat perizinan usaha,
menyimpan uang dalam rekening yang berbunga, hingga melakukan iklan yang diluar
syariat Islam dan sebagainya. Sebaliknya, bisnis kapitalis juga tidak akan hidup secara
ideal dalam sistem dan lingkungan yang Islami kecuali ia mengubah dirinya manjadi
bisnis yang memperhatikan nilai-nilai Islam. bisnis kapitalis dalam lingkungan Islami
pasti akan berhadapan dengan aturan-aturan yang melarang segala kegiatan yang
bertentangan dengan syariat. Karenanya, bisnis-bisnis maksiat semacam pub, diskotik,
panti pijat, perbankan ribawi, prostitusi, judi, dan sebagainya pasti tidak akan tumbuh
dalam sistem ekonomi Islam.14

13
Agus Triyatna, Hukum Ekonomi Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2012), h. 74
14
Agus Triyatna, Hukum Ekonomi Islam, (Cet.1; Yogyakarta: UII Press, 2012), h. 74.

18
4. Kelebihan Bisnis Islam dibanding dengan Bisnis Kapitalis

Sistem ekonomi Islam dipandang memiliki kelebihan yang akan di


uraiakan sebagai berikut.15

a. Adanya Kebebasan Bagi Setiap Individu Untuk Membuat Keputusan.

Dalam Islam, kebebasan manusia didasarkan atas nilai-nilai tauhid.


Nilai tauhid inilah yang membut manusia memiliki keberanian dan
kepercayaan diri. Dalam sistem ekonomi Islam mensyaratkan setiap individu
memiliki kebebasan dalam mengutarakan pikirannya. Kebebasan ini akan
mampu mengoptimalkan kemampuan manusia dalam bertahan hidup. Selain
itu, setiap individu juga bebas dalam membuat keputusan yang berhubungan
dengan ekonominya tanpa didasari paksaan dari siapapun.

b. Adanya Ketidaksamaan Ekonomi Dalam Batas yang Wajar.

Dalam Islam memang diakui adanya perbedaan ekonomi pada setiap


perorangan. Akan tetapi, pada kenyataannya ketidaksamaan tersebut bukan
didasari karena ketetapan Allah Swt . melainkan karena ulah manusia sendiri,
yang memandang bahwa seorang yang memiliki jabatan dan harta memiliki
derajat yang lebih tinggi di bandingkan orang lain. Sehingga menimbulkan
sebuah paradigma “Bahwa Allah SWT tidak adil”. Pandangan inilah yang
harus di buang, karena dihadapan sang pencipta setiap manusia itu derajatnya
sama.

c. Adanya Jaminan Sosial dan Hak untuk Hidup bagi Individu dalam Sebuah
Negara.
Setiap individu memiliki hak untuk dapat hidup dan mempertahakan
hidupnya dalam sebuah negara. Setiap warga negara juga dijamin hak
sosialnya untuk mendapatkan kebutuhannya. Tugas pokok ini menjadi
tanggung jawab bagi setiap pemerintahan dalam sebuah negara. Dalam sistem
ekonomi Islam, negara memiliki tanggung jawab untuk mengalokasikan
sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyatnya secara umum.

d. Adanya Distribusi Kekayaan Islam


15
Puput Pumawati Amdi, Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Syariah,
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-ekonomi-syariah, Di akses
pada 25 Oktober 2021, Pukul 01.57 WIB.

19
Dalam Islam tidak dianjurkan untuk menumpuk kekayaan pada
sekelompok masyarakat kecil. Islam menganjurkan untuk mendistribusikan
kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. Sumber daya alam bukanlah
merupakan milik pribadi atau kelompok tertentu. Sumber Sumber daya alam
harus di gunakan untuk kemaslahatan umat. Upaya ini bukan menjadi hal yang
dipermasalahkan jika tidak ada usaha untuk mengoptimalkan melalui jalan
ekonomi Islam.

20
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Upaya mempraktekkan etika bisnis dalam rangka menetapkan aturan tata


cara Islami merupakan rekonstruksi dari kesadaran bisnis yang baru. Bisnis, baik
sebagai aktivitas individu, organisasi atau korporasi, tidak hanya duniawi. Namun,
sebagai aktivitas material dan immaterial. Bisnis bernilai ketika memenuhi
kebutuhan material dan spiritual secara seimbang, bebas dari kebohongan, bahaya
dan ketidakadilan. Namun di dalamnya terkandung nilai-nilai persatuan,
keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab, kebenaran, kebajikan dan
kejujuran. Oleh karena itu, dengan ketiga prinsip dasar praktik bisnis tersebut di atas,
dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menentukan masuk atau tidaknya suatu
perusahaan ke dalam wilayah yang bertentangan dengan etika bisnis. Diperlukan
perspektif baru dalam melakukan kajian keilmuan administrasi bisnis yang lebih
bertumpu pada paradigma pendekatan induktif normatif dan empiris yang
menyarankan eksplorasi dan pengembangan nilai-nilai al-Qur'an agar mampu
mengatasi perubahan dan ratifikasi dan perubahan dalam waktu yang semakin cepat.

21
DAFTAR PUSTAKA

22

Anda mungkin juga menyukai