Kumpulan Materi Pembekalan Prakerin
Kumpulan Materi Pembekalan Prakerin
Manfaat Kompos
Adapun manfaat kompos ditinjau dari beberapa aspek, seperti aspek ekonomi, aspek
lingkungan, dan aspek bagi tanah / tanaman adalah sebagai berikut :
Aspek Ekonomi :
3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.
Aspek Lingkungan :
5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).
Dalam usaha mengisi pasaran dunia yang semakin meningkat dan diiringi harga jahe
yang semakin baik, sekarang ini pemerintah sudah menggalakkan tanaman jahe kepada
petani terutama sebagai tanaman utama bukan tanaman sampingan.
Tanah latosol umumnya dapat ditanami jahe. Tinggi tempat tanam 0 – 900 m dari
permukaan laut, sedang daerah-daerah penghasil jahe antara 200 – 600 m dari
permukaan laut.
2. Iklim
Daerah-daerah pertanaman jahe bercurah hujan antara 250 – 400 mm setahunnya.
Adapun yang dikehendaki tanaman jahe yakni iklim panas sampai sedang dengan
kelembaban udara tinggi.
KULTUR TEKNIS
1. Pengolahan Tanah
Tanah digarap pada musim kemarau agar menjadi gembur dan masak
Pengolahan tanah biasanya dilakukan 1 – 2 kali serta dibersihkan dari gulma atau
rerumputan.
Bedengan dibuat lebar 120 cm dan panjangnya tidak dibatasi. Tinggi bedengan antara
25 30 cm, jarak antar bedengan yang satu dengan yang lainnya 30 – 50.
Bedengan diberi pupuk dasar berupa kompos /pupuk kandang
2. Penyiapan Bibit
a. Jenis
Berdasarkan warnanya jahe dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : Jehe merah, jahe
kuning dan jahe putih
Sedangkan berdasarkan bentuknya yaitu jahe kecil dan jahe besar yang sering disebut
jahe gajah.
b. Memilih bibit
Perbanyakan tanaman melalui stek rimpang yang sudah tua. Rimpang dipotong dengan
ukuran 2,5 – 7 cm. Rimpang tersebut terdiri dari 2 – 3 mata tunas. Bibit sebaiknya
disimpan dulu dalam ruangan yang sejuk sampai tumbuh tunasnya, kemudian siap untuk
ditanam.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
Bibit ditanam pada aluran-aluran tanah dengan jarak dalam barisan 30 – 50 cm dan
kedalaman 5 – 7,5 cm.
Kemudian ditutup dengan tanah.
4. Pemeliharaan
Pengadiran dan pembubunan dilakukan dua kali yaitu pada umur 2 – 3 bulan dan 4 – 6
bulan setelah tanam.
Diberikan pupuk kandang maupun pupuk buatan pada umur 1 – 1,5 bulan.
Pupuk kandang 15 ton/ha, sedangkan pupuk buatan yaitu : Ure 36 kg, TSP 36 kg, KCl
80 kg dalam setiap hektar.
Pemupukan bersamaan dengan pembubunan dengan cara menaburkan disekitar rumpun
atau sejajar dengan baris.
b. Penyakit
Cendawan Philosticta Zingiberi menyerang daun sehingga berbercak-bercak.
Pengendalian dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45.
Cendawan Pythium sp dan bakteri Pseudomonas Zingiber. Gejalanya daun mengering
dan bagian pangkal batang serta rimpangnya membusuk dan akhirnya mati.
Pengendalian tanaman terserang dicabut dan dibakar.
6. Panen
Pada umur 9 – 10 bulan jahe sudah dapat dipanen kalau daun dan batangnya sudah
kering.
Panen dilakukan dengan cara mengarpu atau menggali rimpangnya.
Rimpangnya dibersihkan dari tanah dan kotoran yang melekat.
Kemudian dijemur dan disimpan di tempat yang kering.
Produktivitas dapat mencapai 10 – 20 ton/hektar
PEDOMAN LENGKAP TEKNIS BUDIDAYA CABE
TANAM CABAI
Dalam pembudidayaan cabe, perlu ketrampilan dan pengalaman lapangan yang memadai.
Pemilihan varietas sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan dan
kebutuhan pasar.
Tahap awal budidaya cabe adalah membuat persemaian guna menyiapkan bibit tanaman
yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan. Media semai yang
dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup
nutrisi. Bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan
perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15
sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut.
Setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm
sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang
telah terisi media.
Atur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi
20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan
diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang
penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat dengan
model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan
sinar matahari sehingga tidak mengalami etiolasi.
Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban
media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7
hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit, benih
yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang disiram terlebih
dahulu
Setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan,
semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara
bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama
persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc / liter.
Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media
semai tanpa diperam terlebih dahulu.
B. PENGOLAH TANAH
Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam gulma
dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk
menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak
ditumbuhi gulma, pembersihannya lebih baik menggunakan Herbisida Sistemik seperti
Rambo 480AS dengan dosis 2 sampai 4 liter per Hektar.
Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan hewan ternak maupun dengan bajak traktor.
Pembajakan dan penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah
dan untuk menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.
Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60
cm dan lebar parit 50 – 60 cm . Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter atau dengan kertas
lakmus. Untuk menaikkan pH tanah lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint
atau kapur gamping dengan dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram / meter persegi
tergantung pH tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan
atau pada saat pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau pupuk
kandang. Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton / Ha atau ½ sampai 1
zak untuk 10 meter panjang bedengan.
Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter panjang
bedengan atau 2 ton / hektar.
Tahap berikutnya adalah pemasangan mulsa plastic hitam perak yang berguna untuk
menekan perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi
penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah
serta dapat mencegah terjadinya pencucian pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan
cara membentang dan menarik antara dua sisi dengan permukaan perak di bagaian atas.
Setiap ujung dan sisi mulsa dikancing dengan pasak.. Agar pemasangan mulsa lebih
optimal dan dapat menutup permukaan bedengan dengan baik sebaiknya dilakukan pada
siang hari atau saat cuaca panas.
C. TEKNIK PENANAMAN
Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk
jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag.
Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan
pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak
tanam yang dianjurkan .
Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan
menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat
dengan cara menugal tanah sedalam 8 – 10 cm.
Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4
daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1
– 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama
sesaat setelah pindah tanam
Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas,
dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung
dimasukkan pada lubang tanam.
Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.
D. PEMELIHARAAN TANAMAN
Setelah tanaman berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal
atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian.
Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara
mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan
menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi nozelnya
perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman cabe.
Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah
cabang utama dan bunga pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan ini
dilakukan agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal.
Pengikatan dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang
berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat
tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat
pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.
E. PEMUPUKAN SUSULAN
Selain tanaman dikocor, dianjurkan juga disemprot dengan pupuk daun Mamigro Super
N atau NPK spesial atau dengan Gardena D dengan konsentrasi 2 – 5 gram / liter air mulai
umur 7 sampai 30 hst dengan interval pemberian 7 – 15 hari.
Pupuk susulan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 hst dengan memberikan pupuk
NPK Grand S-15 300 kg / Ha.
Pada saat tanaman berumur 50 hst, pupuk susulan ke tiga dilakukan dengan memberikan
pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 350 kg/Ha. Untuk memacu pertumbuhan bunga
dan buah, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan dengan pupuk daun Mamigro Super
P atau NPK Spesial, Gardena B atau dengan Pupuk Mikro Fitomic . Konsentrasi untuk
Fitomic adalah 1,5 – 2,5 cc / liter dengan interval pemberian 10 – 15 hari.
Pemupukan susulan ke empat dilakukan saat tanaman berumur 60 hst. Pupuk yang
diberikan adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha.
F. PENGAIRAN
Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara
menggenangi atau leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan
dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.
Hama yang sering menyerang tanaman cabe adalah : · Ulat tanah atau Agrotis Ipsilon ·
Thrips · Ulat grayak atau Spodoptera litura · Lalat buah atau Dacus verugenius · Aphids
hijau /kutu daun · Tungau / mite · Nematode puru akar
Ulat Tanah dengan nama latin Agrotis ipsilon, biasa menyerang tanaman cabe yang baru
pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan
bisa sampai putus. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan insektisida
Turex WP dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 g/liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec
dengan konsentrasi 0,4 cc/liter atau insentisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25-0,5
cc/liter sehari sebelum pindah tanam.
Ulat grayak pada tanaman cabe biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih
kecil. Untuk tindakan pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari
dengan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau
insektisida Direct 25ec.
Lalat buah gejala awalnya adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning dan kalau
dibelah biji cabe berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok. Untuk
pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan
sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100EC dengan konsentrasi
0,5 sampai 1 cc per liter bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi
0,25-0,5 cc/liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3-0,6 g/liter.
Hama Tungau atau mite menyerang tanaman cabe hingga daun berwarna kemerahan,
menggulung ke atas, menebal akhirnya rontok. Untuk penengendalian dan pencegahan
semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 ml / liter air
bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.
Tanaman yang terserang hama thrips, bunga akan mengering dan rontok. Sedangkan
apabila menyerang bagian daun pada daun terdapat bercak keperakan dan menggulung.
Jika daun terserang aphids, daun akan menggulung kedalam, keriting, menguning dan
rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian lakukan penyemprotan dengan insektisida
Winder 25 WP dengan konsentrasi 100 – 200 gr / 500 liter air / ha atau dengan Winder
100EC 125 – 200 ml / 500 liter air / Ha bergantian dengan insektisida Promectin 18ec
dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.
Penyakit yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya adalah · Rebah semai · Layu
Fusarium · Layu bakteri · Antraknose / patek · Busuk Phytophthora · Bercak daun
Cercospora · Penyakit Virus
Penyakit anthracnose buah. Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap,
selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk.
Untuk pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi
1 sampai 2 g / l air bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 – 2
g / liter air.
Penyakit busuk Phytopthora gejalanya adalah bagian tanaman yang terserang terdapat
bercak coklat kehitaman dan lama kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang
tanaman cabe pada bagian daun, batang maupun buah. Pengendaliannya adalah dengan
menyemprot fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 – 3 kg / Ha bergantian dengan
fungisida Victory 80WP konsentarsi 2 sampai 4 gram / liter dicampur dengan fungisida
sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 – 1 g / liter
Rebah semai ( dumping off ) . Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat
dipersemaian. Jamur penyebabnya adalah Phytium sp. Untuk tindakan pencegahan dapat
dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida sistemik
Starmyl 25WP saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 sampai
1 gram / liter.
Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabe biasanya mulai menyerang
tanaman saat fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77WP
pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram / liter / lima tanaman, mulai saat tanaman
menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.
Penyakit bercak daun cabe disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya
berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada
tepinya. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54WDG
konsentrasi 1,5 sampai 3 gram / liter bergantian dengan fungisida Victory 80WP
konsentrasi 2 sampai 4 gram / liter dengan interval 7 hari.
Penyakit mozaik virus. Saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit
mozaik virus ini. Dan sebagai tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian
terhadap hewan pembawa virus tersebut yaitu aphids.
Untuk pencegahan serangan hama penyakit, gunakan benih cabe hibrida yang tahan
terhadap serangan hama penyakit dan yang telah diberi perlakuan pestisida. Apabila
terjadi serangan atau untuk tujuan pencegahan lakukan aplikasi pestisida sesuai OPT yang
menyerang atau sesuai petunjuk petugas penyuluh lapang.
H. PANEN
Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan
warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe
tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang
digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali
tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.Pemanenan dilakukan dengan cara
memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih lama.
Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak menjadi
sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat. Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe
yang sehat.
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan
optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan.
MATERI PERIKANAN
PAKAN INDUK
LINGKUNGAN
KESEHATAN INDUK
GENETIK INDUK
PEMELIHARAAN BENIH
1. Persiapan Kolam/bak
2. Waktu tebar dan kepadatan tebar
3. Pakan yang diberikan
4. Manajemen Kualitas Air
PERSIAPAN KOLAM
PEMBERIAN PAKAN
PEMBESARAN
PENGERTIAN PRAKERIN
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan semanagat kerja yang sesuai dengan
tuntutan
lapangan kerja.
2. Memperkokoh hubungan sekolah dengan Dunia Industri dan Dunia Usaha.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan.
5. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman di
era Teknologi Informasi dan Komunikasi.
MANFAAT PRAKERIN
A. MANFAAT BAGI INDUSTRI
Penyelengaraan prakerin memberi keuntungan nyata bagi indutri antara lain:
1. Perusaan dapat mengenal kualitas peserta prakerin yang belajar dan bekerja
di industri
2. Umumnya peserta prakerin telah ikut dalam proses produksi secara aktif
sehingga pada pengertian tertentu peserta prakerin adalah tenaga kerja yang
memberi untung.
3. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta prakerin untuk kepentingan
perisaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang di miliki.
4. Selama proses pendidikan melalui kerja industri, peserta prakerin lebih
mudah di atur dalam hal di siplin berupa kepatuhan terhadap peraturan
perusahaan. Karena itu, sikap peserta prakerin dapat di bentuk sesuai dengan
ciri khas tertentu industri.
5. Memberi kepuasan bagi DU/DI karena di akui ikut serta menentukan hari
depan bangsa melalui PRAKERIN.
Motivasi kerja merupakan suatu modal dalam menggerakkan dan mengarahkan para
karyawan atau pekerja agar dapat melaksanakan tugasnya masing–masing dalam
mencapai sasaran dengan penuh kesadaran, kegairahan dan bertanggung jawab
(Hasibuan, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah suatu daya
penggerak yang mampu menciptakan kegairahan kerja dengan membangkitkan,
mengarahkan, dan berperilaku kerja serta mengeluarkan tingkat upaya untuk
memberikan kontribusi yang sebesar besarnya demi keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya.
Menurut Siagian faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dapat diketahui
berdasarkan karakteristik dari individu yang bersifat khas yang terdiri dari delapan
faktor yaitu:
a. Karakteristik biografi yang meliputi:
1) Usia, hal ini penting karena usia mempunyai kaitan yang erat dengan berbagai segi
kehidupan organisasional. Misalnya kaitan usia dengan tingkat kedewasaan teknis yaitu
ketrampilan tugas.
2) Jenis kelamin, karena jelas bahwa implikasi jenis kelamin para pekerja merupakan
hal yang perlu mendapat perhatian secara wajar dengan demikian perlakuan terhadap
merekapun dapat disesuaikan sedemikian rupa sehingga mereka menjadi anggota
organisasi yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
3) Status perkawinan, dengan status ini secara tidak langsung dapat memberikan
petunjuk cara, dan teknik motivasi yang cocok digunakan bagi para pegawai yang telah
menikah dibandingkan dengan pegawai yang belum menikah.
4) Jumlah tanggungan, dalam hal ini jumlah tanggungan seorang seorang pencari nafkah
utama keluarga adalah semua orang yang biaya hidupnya tergantung pada pencari
nafkah utama tersebut, tidak terbatas hanya pada istri atau suami dan anak–anaknya.
5) Masa kerja, dalam organisasi perlu diketahui masa kerja seseorang karena masa kerja
seseorang merupakan satu indikator kecenderungan para pekerja dalam berbagai segi
organisasional seperti ; produktivitas kerja dan daftar kehadiran. Semakin lama
seseorang bekerja ada kemungkinan untuk mereka mangkir atau tidak masuk kerja
disebabkan karena kejenuhan.
b. Kepribadian
c. Persepsi
d. Kemampuan belajar
Belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup dan tidak terbatas pada
pendidikan formal yang ditempuh seseorang diberbagai tingkat lembaga pendidikan.
Salah satu bentuk nyata dari telah belajarnya seseorang adalah perubahan dalam
persepsi, perubahan dalam kemauan, dan perubahan dalam tindakan.
Sistem nilai pribadi seseorang biasanya dikaitkan dengan sistem nilai sosial yang
berlaku di berbagai jenis masyarakat dimana seseorang menjadi anggota.
f. Sikap
Sikap merupakan suatu pernyataan evaluatif seseorang terhadap objek tertentu, orang
tertentu atau peristiwa tertentu. Artinya sikap merupakan pencerminan perasaan
seseorang terhadap sesuatu.
g. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang yang positif terhadap kehidupan
organisasionalnya.
h. Kemampuan
Kemampuan dapat digolongkan atas dua jenis yaitu kemampuan fisik dan kemampuan
intelektual. Kemampuan fisik meliputi kemampuan seseorang dalam menyelesaikan
tugas–tugas yang bersifat teknis, mekanistik dan repetatif, sedangkan kemampuan
intelektual meliputi cara berfikir dalam menghadapi masalah.
Menurut teori kaitan imbalan dengan prestasi (Siagian, 2011), motivasi seorang
karyawan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang internal maupun
eksternal, sebagai berikut:
a. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri karyawan antara lain:
persepsi, harga diri, harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja, prestasi
kerja yang dihasilkan.
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri karyawan antara lain: jenis dan
sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung, organisasi tempat bekerja,
situasi lingkungan pada umumnya, sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
MATERI KESAMAPTAAN
PENTINGNYA KESAMAPTAAN BAGI KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI
Mungkin kita akrab dengan istilah ‘Men sana in corpore sano’ yang diartikan ‘Di dalam
pikiran yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat’. Istilah yang begitu popular ini
merupakan karya sastra seorang pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis, dalam
karyanya bertajuk Satire X, sekitar abad kedua Masehi. Seorang praktisi olahraga asal
Inggris, John Hulley, kemudian mengangkat istilah ini menjadi motto gerakan hidup sehat
di masyarakat Inggris sekitar tahun 1861.
Gerakannya, kemudian membuahkan hasil. Sekolah-sekolah berasrama di Inggris yang
masih didominasi anak orang kaya mulai mendapatkan pelatihan fisik secara menyuluruh,
di samping menerima pendidikan pengetahuan dasar.
‘Men sana in corpore sano’ kemudian menyebar menjadi sebuah slogan hidup untuk
mengajak orang menjaga dan meningkatkan kemampuan fisik melalui olahraga.
Arti Kesamaptaan
Kesamaptaan berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki kata dasar samapta yang
memiliki padanan dengan kata ‘siap siaga’ yang bisa diartikan memiliki keadaan siap atau
persiapan secara fisik. Ketika ditambahkan awalan ke- dan akhiran -an, kesamaptaan
memiliki arti lebih luas, yakni kesiapsiagaan seseorang secara fisik, mental maupun
keadaan sosial yang beragam.
Ketika kesamaptaan dipersempit kembali dalam lingkup pendidikan, muncul satu metode
Kesamaptaan Jasmani yang merupakan sebuah syarat yang wajib diikuti seseorang
sebelum diterima di sebuah instansi, terutama instansi negara seperti TNI, POLRI,
Sekolah Tinggi Kedinasan, dan Kementerian.
Push Up
Push Up merupakan latihan yang dilakukan untuk mengetahui daya tahan lengan bagian
luar. Hitungan penuh 1 push up adalah saat badan turun tidak menyentuh tanah.
Sementara, pada saat naik tangan kembali lurus.
Standar penilaian push up untuk peserta pria adalah antara 35 sampai 40 kali. Sedangkan,
standar push up untuk peserta perempuan antara 30 sampai 35. Keduanya, harus
ditempuh dalam kurun waktu 1 menit.
Sit Up
Sit Up merupakan gerakan duduk kemudian bangun lagi yang memiliki tujuan untuk
mengetahui daya tahan serta fleksibilitas otot perut.
Standar penilaian sit up untuk peserta pria adalah 35 sampai 40 kali dan untuk peserta
perempuan adalah 30 kali dalam durasi 1 menit.
PENGERTIAN
Kata Samapta berarti Keadaan siap siaga, siap sedia dan waspada. Jadi samapta
dalam hal ini adalah kesatuan jiwa yang menanamkan dan menerapkan sikap disiplin
serta membentuk pola sikap dan tingkah laku yang siap siaga dalam segala situasi yang
dibutuhkan. Sedangkan Kesamaptaan berasal dari kata dasar samapta yang mendapat
awalan kedan akhiran an. Kata samapta mempunyai padanan dengan kata ready atau
prepared yang memiliki pengertian dalam keadaan siap atau persiapan secara fisik (Kamus Bahasa
Indonesia). Kesamaptaan adalah kegiatan yang mengarah kepada pembinaan fisik dan
disiplintaruna, dilaksanakan setiap waktu yang dijadwalkan dan langsung dilatih oleh
instruktur yang sudah terlatih dalam bidang kesamaptaan. Biasanya kesamaptaan ini
sering diujikan untuk mengukur kekuatan stamina dan ketahanan fisik seseorang.
Khusus Taruna, tes ini sering dilakukan setiap
beberapa bulan sekali. Bagi Taruna, tes ini ikut menentukan prestasi pendidikan peroran
gan,karna dalam sistem penilaian pendidikan Taruna selain aspek
akademis,dipertimbangkan juga aspek jasmani dan mental. Nah Tes kesamaptaan
Jasmani inilah yang menjadi sumber penilaian dari Aspek Jasmani. Pada tiap tingkatan
masing-masing aspek mempunyai bobot tersendiri.
Ada 5 item yang diukur dalam tes kesamaptaan Jasmani ini, yaitu :
1. Lari selama 12 menit2.
3. Sit Up4.
4. Push Up5.
MANFAAT KESAMAPTAAN
Dengan memiliki kesamaptaan jasmani yang baik sangat berguna dalam kehidupan
misalnya :
a. Dengan postur yang baik dapat memberikan penampilan yang memancarkanadanya
kewibawaan lahiriah serta gerak yang efisien.
b. Dengan kesegaran yang tinggi dapat tahan mengerjakan pekerjaan- pekerjaan yang
berat tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau cidera,sehingga banyak hasil yang
dicapai dalam pekerjaannya.
c. Dengan ketangkasan yang tinggi banyak rintangan yang dapat diatasisehingga semua
dapat berjalan dengan cepat dan tepat untuk mencapaitugas pokok.
FUNGSI SAMAPTA
Samapta memiliki fungsi dalam segala hal baik itu dalam memberikan
pertolongan, bantuan, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan dan bersifat preventif
yangmenuntut keahlian dan kemampuan seseorang yang lebih
dalammengerjakan/melakukannya.
MATERI IBADAH
Komunikasi ini memberikan pengalaman religius yang suci. Kata religius berhubungan
dengan kata religare, bahasa Latin yang berarti mengikat, sehingga religius berarti ikatan.
Jadi ibadah bukan hanya sebagai pengalaman filosofis dan intelektual semata, tetapi juga
melibatkan perasaan dan tindakan manusia dalam ikatan hubungannya dengan Tuhan.
Ibadah yang dilakukan oleh Gereja tersebut ada karena iman atau kepercayaan jemaat
kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Iman ini merupakan pengakuan
seluruh jemaat Kristus bahwa Yesus-lah jalan keselamatan dan hidup dan hanya melalui
Yesus-lah umat manusia dapat diselamatkan dari dosa dan maut. ”Iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”
Ibrani 11:1. Dari pengertian Iman seperti yang terdapat dalam Alkitab Perjanjian Baru
dapat diketahui bahwa iman adalah hal yang paling mendasar dari kehidupan umat
Kristiani. Iman kepada Kristus merupakan inti Kristiani itu sendiri.
(singer). Dikarenakan sifat jemaat yang aktif pada saat Pujian dan Penyembahan maka
jemaat-lah yang kemudian membentuk pola-pola Pujian dan Penyembahan tersebut
menjadi sesuatu yang menarik yang menyenangkan hati Tuhan. Pujian dan Penyembahan
sebagai ucapan syukur terbentuk melalui nyanyian (suara), tari-tarian (gerak) dan doa
jemaat. Bentukan pola-pola Pujian dan Penyembahan ini kemudian dapat diketahui
melalui ekspresi jemaat seperti yang juga tertulis dalam Alkitab mengenai wujud Pujian
dan Penyembahan jemaat melalui istilah-istillah dalam Pujian dan Penyembahan.
ETOS KERJA
Job Ethic atau Etika Profesional
Etika Individual ;
yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap diri sendiri. Salah satu prinsip
yangsecara khusus relevan dalam etika individual adalah prinsip integritas pribadi, yang
berbicaramengenai perilaku individual tertentu dalam rangka menjaga dan
mempertahankan nama baiknya sebagai pribadi moral.
Etika Sosial ;
yaitu suatu etika yang berbicara mengenai kewajiban dan hak, pola dan perilaku
manusiasebagai makhluk sosial ber-intraksi dengan sesamanya. Hal ini tentu saja
sebagaimanahakikat manusia yang bersifat ganda, yaitu sebagai makhluk individual dan
sosial, etikaindividual dan etika sosial berkaitan erat. Bahkan dalam arti tertentu sulit
untuk dilepaskandan dipisahkan satu dengan lainnya. Karena kewajiban seseorang
terhadap dirinya berkaitanlangsung dengan banyak hal yang mempengaruhi pula
kewajibannya terhadap orang lain, dandemikian pula sebaliknya.
Hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan untuk mencapai etos kerja yang baik
danmaksimal?
Kedua adalah Jadilah diri anda sendiri yaitu Lepaskan impian dan raihlah cita-citayang
anda harapkan.
Ketiga Keberanian untuk memulai Jangan buang waktu dengan bermimpi, Jangantakut
untuk gagal, dan harus mampu merubah kegagalan menjadi kesuksesan.
Keempat Kerja dan waktu yaitu kita harus bias lebih menghargai waktu (tidak
akan pernah ada ulangan waktu) dan Jangan cepat merasa puas.
Keenam kita harus percaya bahwa Bekerja adalah sebuah panggilan Tuhan.
Dan etos kerja yang baik harus selau dibungkus
dengan pengetahuan,keterampilan,teknologi,dan keinginan untuk selalu berbuat baik.
Etos kerja jugaharus memiliki kebiasaan-kebiasaan yang menjadi budaya rutin yang
efektif dalammemberikan sinar kebahagiaan.
MATERI CHARACTER BUILDING TATA TERTIB DI DUDI
Karakter adalah sifat yang di bawa oleh tiap individu, yang setiap orang memiliki karakter
masing-masing. Pengertian karakter lebih mengarah pada moral dan budi pekerti
seseorang, tentunya yang bersifat positf. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
Pengertian Character Building dari segi bahasa, Character Building atau membangun
karakter terdiri dari dua suku kata yaitu membangun (to build) dan karakter (character)
artinya membangun yang mempunyai sifat memperbaiki, membina, mendirikan.
Sedangkan karakter adalah tabiat, watak, aklak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain. Jadi Character Building merupakan suatu upaya untuk
membangun dan membentuk akhlak dan budi pekerti seseorang menjadi baik (Megawati,
2004). Dalam konteks pendidikan (Modul Diklat LAN RI) pengertian Membangun
Karakter (character building) adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk
membina, memperbaiki, dan/atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi
pekerti), insan manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah laku
yang baik. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikemukakan bahwa Character
Building adalah upaya membangun karakter akan menggambarkan hal-hal pokok sebagai
berikut (Megawati, 2004).
Dalam membangun karakter individu diperlukan perilaku yang baik dalam rangka
melaksanakan kegiatan berorganisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun
organisasi swasta dalam bermasyarakat. Karakter adalah sesuatu yang sangat penting
dalam pengembangan kualitas manusia maka karakter mempunyai makna sebuah nilai
yang mendasar untuk mempengaruhi segenap pikiran, tindakan dan perbuatan setiap
insan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini
adapun nilai-nilai dalam pembangunan karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Nilai-nilai tersebut jika dilihat lebih cermat dalam kondisi saat ini nampaknya cenderung
semakin luntur. Hal ini terlihat makin jelas, contoh di antaranya adalah makin maraknya
tawuran antarpelajar, konflik antarmasyarakat, maraknya korupsi di lingkungan
pemerintah, dan lain-lain. Kondisi yang seharusnya tetap dijaga dan dilestarikan sebagai
wujud untuk meningkatkan rasa kepedulian, kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara harus tetap dijaga dan dilestarikan. Untuk itu faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam rangka menjaga nilai-nilai dalam karakter tersebut adalah sebagai
berikut.
Seperti yang telah dibahas, bahwa Character Building memiliki peran penting dalam
membentuk karakter seseorang. Dalam sejarah Islam, sekitar 1500 tahun yang lalu
Muhammad SAW juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia
adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character). Ajaran
pertamanya adalah kejujuran (al-amien) serta cara membangun karakter yang baik
tersebut. Maka saat itu pula telah diajar bahwa manusia harus senantiasa mampu belajar
(iqra), belajar dari ayat-ayat yang tertulis maupun ayat-ayat yang tidak tertulis (Q-Annes
dan Hambali, 2008). Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan
memengaruhi cara individu tersebut memandang diri dan lingkungannya; dan hal itu akan
tercermin dalam perilakunya seharihari. Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi
adalah salah satu sumber daya yang penting. Lembaga formal (kampus), informal
(keluarga), maupun nonformal (bimbel, pengajian) memiliki pengaruh dan dampak
terhadap karakter mahasiswa baik disengaja maupun tidak, contohnya keluarga. Keluarga
merupakan lingkungan pertama bagi seorang individu untuk tumbuh dan berkembang;
dari keluarga nilai-nilai awal karakter individu itu ditentukan. Jika orangtua mendidik dan
membimbing anaknya dengan baik, akhlak dan karakter anak pun akan baik. Sebaliknya
karakter anak akan buruk jika akhlaknya tidak dididik dengan baik. Kenyataan ini
menjadi entry point untuk menyatakan bahwa lembaga pendidikan seperti kampus
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pendidikan moral dan
pembentukan karakter. Selanjutnya para pakar pendidikan, terutama pendidikan nilai,
moral atau karakter, melihat hal itu bukan sekadar tugas dan tanggung jawab tetapi juga
merupakan suatu usaha yang harus menjadi prioritas. Dalam Koesoema (2007),
disebutkan 3 alasan mendasar mengenai pendidikan Character Building. Pertama, secara
faktual, disadari atau tidak, disengaja atau tidak, lembaga pendidikan seperti kampus
berpengaruh terhadap karakter mahasiswa. Kedua, Secara politis, setiap negara
mengharapkan warga negara yang memiliki karakter positif. Banyak hal yang berkaitan
dengan kesuksesan pembangunan sebuah negara sangat bergantung pada karakter
bangsanya. Demokrasi yang diperjuangkan di banyak negara, sukses dan gagalnya juga
tergantung pada karakter warga negara. Di sinilah, sebuah lembaga pendidikan seperti
kampus harus berkontribusi terhadap pembentukan karakter agar bangsanya tetap
bertahan. Ketiga, perkembangan mutakhir ternyata menunjukkan bahwa pendidikan
karakter yang efektif mampu mendorong dan meningkatkan pencapaian tujuan-tujuan
akademik kampus. Dengan kata lain, pendidikan karakter juga dapat meningkatkan
pembelajaran. Selain itu pendidikan karakter mampu menghantarkan mahasiswa untuk
menghadapi lingkungan kerja, dengan karakter yang baik maka peyimpangan perilaku
(akhlak buruk) tidak terjadi. Jika menggunakan terminologi standar kompetensi lulusan
maka mata kuliah Character Building pada perguruan tinggi diharapkan dapat
menanamkan nilai-nilai: (1) beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; (3)
peka dan memiliki kepedulian sosial, bekerja sama dan gotong royong, serta bersatu
dalam keberagaman; (4) demokratis, bertanggung jawab, dan partisipatif; (5) berorientasi
hidup sehat, hemat, dan bersahaja. Dari standar kompetensi lulusan yang demikian, dapat
kemudian dikembangkan pada nilai-nilai yang lebih bersifat praktis antara lain: (1)
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) menghargai kebebasan dan
keberagaman beragama dan berkeyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa; (3) toleransi
dan saling menghormati terhadap sesama; (4) memajukan persaudaraan antarumat
manusia; (5) kemampuan kerja sama dan cinta damai; (6) memajukan kehidupan
berkelompok atau berorganisasi untuk menjalin kerjasama saling menguntungkan; (7)
kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; (8) gemar membaca untuk
mengembangkan wawasan; (9) kemampuan melakukan inkuiri dan pemecahan masalah
secara bermakna; (10) kemampuan mengambil keputusan dengan benar, baik, dan
bijaksana; (11) menghargai dan mengembangkan seni dan keindahan; (12)
mengembangkan motivasi berprestasi dan rasa percaya diri (self-confidence); (13)
mandiri, memiliki etos kerja tinggi, mengembangkan semangat kewirausahaan, dan
berani mengambil risiko; (14) berdisiplin dan bertanggung jawab; (15) memiliki
kemapuan kompetisi secara fair; (16) menjunjung persatuan dan kesatuan bangsa; (17)
mengembangkan kepekaan sosial dan altruism; (18) bersikap gotong royong; (19)
kesadaran nasionalisme dan darma negara; (20) kepedulian terhadap lingkungan; (21)
menghargai, mencintai budaya, dan mengembangkan produk bangsa sendiri; (22) jujur
dan cinta kebenaran; (23) menghargai budaya malu berbuat salah (dosa) sekecil apapun
dan mengembangkan sikap antikorupsi; (24) mengembangkan semangat demokrasi, etika
dialog, dan terbuka; (25) kemampuan berkomunikasi yang berpengaruh secara lisan dan
tertulis; (26) menghargai dan mematuhi norma-norma dan hukum; (27) menghargai hak
golongan minoritas dan kesetaraan gender.; (28) partisipatif dalam kehidupan masyarakat
dan memengaruhi kebijakan public; (29) hidup hemat dan bersahaja; (30) bertindak
efektif dan efisien; (31) berorientasi hidup sehat baik secara fisik maupun mental. Dalam
menjalankan pendidikan karakter, banyaknya perilaku atau nilai yang dikembangkan
bukanlah yang penting. Hal yang lebih penting adalah terjadinya pembiasaan yang dapat
dilakukan. Pembiasaan tersebut pada akhirnya akan membentuk karakter yang kuat bagi
mahasiswa sehingga berguna nantinya pada saat mereka di luar lingkungan kampus. Bagi
mahasiswa, sangat penting untuk mendapatkan pendidikan karakter. Hal ini bertujuan
untuk memperkuat akhlak dan sifat terpuji bagi peserta didik (dalam hal ini mahasiswa).
Kepandaian di bidang pendidikan saja belum cukup tanpa bekal moral dan karakter yang
kuat. Agar saat mahasiswa terjun di masyarakat nanti tidak terjadi penyalahgunaan ilmu
yang di pelajari selama sekolah. Seperti yang terlihat sekarang ini, orang-orang pandai
malah menyalahgunakan kepandaiannya untuk melakukan tindak pidana seperti korupsi
atau menjadi teroris. Jika saja mereka memiliki karakter dan budi pekerti yang kuat, tentu
hal itu tidak akan terjadi. Jadi untuk alasan kebaikan perlu ditekankan pentingnya
pendidikan karakter bagi mahasiswa. Salah satu karakter pola pikir dan gaya hidup adalah
karakter sukses. Karakter sukses adalah bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan, tidak pernah mengeluh apa pun risiko yang dihadapi. Untuk beberapa tahun
mendatang yang dibutuhkan adalah orang-orang yang memiliki karakter yang baik
(Agustian, 2001). Character Building membangun dan membentuk karakter mahasiswa.
Sudah mejadi harapan setiap universitas agar para para alumni membangun sikap optimis,
rasa percaya diri yang kuat serta memiliki karakter yang kokoh sehingga dapat membawa
keberhasilan dalam mengarungi kehidupan di tengah masyarakat. Sikap karakter yang
kuat mampu mengoptimalkan aktivitas untuk mencapai sukses dan keterampilan dalam
mewujudkan cita-cita sehingga dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada. Dengan
demikian, mahasiswa mempunyai rasa percaya diri dan tidak pernah ragu bekerja keras,
membiasakan diri bekerja dengan baik sepanjang perjalanan hidup. Sekecil apapun
kebaikan yang diperbuat dengan niat yang tulus, dapat memperkaya dan menambah
kokoh karakter serta pengalaman hidup yang sangat berguna bagai masa depan
mahasiswa.
Mengenal diri yang baik akan melahirkan konsep diri yang baik dan positif. Pada
gilirannya ini akan menghasilkan harga diri yang kuat dan kepercayaan diri yang tinggi.
Sebagai contoh adalah karakter seorang guru yang profesional dan berkarakter yang
optimal. Dalam rangka membangun kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya tidak
cukup hanya melakukan pembangunan secara fisik saja begitu juga ditentukan
pembangunan non fisik yaitu pembangunan sumber daya manusianya. Dalam hal ini
keberhasilan satu bangsa untuk mencapai suatu tujuan tidak hanya ditentukan oleh
dimilikinya sumber daya alam saja akan tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusia karena dengan adanya kualitas sumber daya manusia tentu dapat
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden RI Pertama kita Ir. Soekarno sebagai salah
seorang pendiri dari Negara dan Bangsa ini, beliau pernah mengemukakan “membangun
suatu bangsa itu tidak harus dimulai dari pembangunan fisik dan ekonomi semata. Akan
tetapi yang lebih penting dibangun terlebih dahulu adalah keperibadian suatu bangsa itu
sendiri. Apa itu kepribadian bangsa? Kepribadian bangsa adalah kepribadian yang telah
ada sejak lama. Kepribadian tersebut tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari, dalam adat istiadat peraturan hidup yang tumbuh berkembang
sejak berpuluh-puluh tahun, beratus-ratus tahun, bahkan berabad abad tahun lalu, jauh
sebelum keberadaan suatu bangsa. Jadi kepribadian bangsa Indonesia adalah jati diri
bangsa Indonesia yang telah tumbuh berkembang di wilayah Negara Kesatuan Republik
(NKRI), yang biasa juga disebut bumi Nusantara. Kita sebagai anak bangsa harus pandai
menggali dan menumbuh kembangkan keperibadian tersebut, bahkan sari pati dari
kepribadian tersebut telah menjadi dasar falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu
Pancasila.” Menyikapi hal tersebut, sebagai warga negara dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam suatu negara juga sangat ditentukan oleh kesiapan dan
kesempurnaan aparatur negara yang kesempurnaan aparatur negara pada hakikatnya
adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dalam hal ini sangat diperlukan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan jujur, bermental baik,
berwibawa, akuntabel, profesional, setia dan taat pada Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945, serta ikhlas dalam memberikan pelayanan dan menjalankan tugas. Maka
sebagai aparatur pemerintah dan pelayan masyarakat, mau tidak mau karakter aparatur
negara atau PNS mutlak dibangun sebagai tolok ukur perilaku yang kondusif dalam
mendukung pelaksanaan tugas-tugas di pemerintahan.
MATERI KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3)
Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja, biasa disingkat K3 adalah suatu upaya
guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari
pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat – tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan
keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
Melalui Pelaksanaan K3LH ini diharapkan tercipta tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. Jadi, pelaksanaan K3 dapat meningkatkan Efisiensi dan
Produktivitas Kerja.
1. Secara Filosofis
Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.
2. Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Berdasarkan Pengertian K3 diatas, kita dapat menarik kesimpulan mengenal peran K3.
Peran K3 ini antara lain sebagai berikut :
K3 ini dibuat tentu mempunya tujuan di buatnya K3 secara tersirat tertera dalam undang
– undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja tepatnya.
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.
Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi
beberapa hal sebagai berikut :
Tujuan norma-norma : agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan dapat menjamin
keselamatan pekerja.
Dasar hukum k3 :
1. Pengendalian teknik
Contoh:
1. Pengendaan administrasi
Contoh:
• Mengatur waktu yang pas/ sesuai antara jam kerja dengan istirahat
• Menyusun peraturan k3
• Memasang tanda-tanda peringatan
• Membuat data bahan-bahan yang berbahaya dan yang aman
• Mengadakan dan melakukan pelatihan system penanganan darurat
• Standart keselamatan kerja
Adalah perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja
untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiridan orang di sekelilingnya.
1. Safety helmet
Berfungsi: sebagai pelindung kepala dari benda-benda yang dapat melukai kepala.
2. Safety belt
3. Penutup telinga
6. Masker
Berfungsi: sebagai penyaring udara yang dihisap di tempat yang kualitas udaranya kurang
bagus.
Jadi, berdasarkan syarat – syarat keselamatan kerja di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan K3 antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya baik buruh, petani,
nelayan, pegawai negeri, maupun pekerja – pekerja bebas.
2. Untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan – kecelakaan akibat
kerja perlu memelihara dan meningkatkan kesehatan efisiensi dan daya
produktivitas kerja serta meningkatkan kegairahan dan kenikmatan kerja.
MATERI SISTEMATIKA DAN TEKNIS PENULISAN LAPORAN
Format Penulisan Laporan Praktek
Kerja Industri
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis
dan sinkronisasi antara program pendidikan di lembaga pendidikan baik pendidikan
menengah ataupun pendidikan tinggi dengan program penguasaan keahlian yang
diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu.
Dalam pelaksanaan PKL atau PRAKERIN biasanya mahasiswa atau siswa harus
membuat Daftar Hadir yang ditanda tangani setiap hari dan nantinya akan di tandatangani
oleh pembimbing. Format Daftar Hadir juga biasanya ditetapkan oleh masing-masing
perguruan tinggi, bahkan ada yang telah disediakan dalam bentuk buku PKL, sehingga
mahasiswa atau siswa tinggal menanda tangani format yang sudah ada.
Berikut pedoman penulisan laporan praktek kerja industri ( Prakerin ).Pedoman ini
disampaikan agar terdapat keseragaman dalam bentuk penulisan laporan.Siswa ( Peserta
prakerin ) mengambil salah satu job/pekerjaan dari sekian banyaknya job selama di
industri, yang di tuangkan ke dalam LAPORAN PRAKERIN , selanjutnya
disajikan/dipresentasikan, sebagai tes lisan.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Gambaran Umum Perusahaan
1.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan
1.1.3. Kegiatan Usaha
1.1.4. Inventarisasi peralatan di Perusahaan
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Pelaksanaan Prakerin
1.2.2. Tujuan Pembuatan Laporan
BAB II. PROSES PELAKSANAAN
2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2.2. Alat dan Perlengkapan
2.3. Gambar Kerja (bila perlu)
2.4. Proses Pengerjaan
2.5. Implementasi Keselamatan Kerja
2.6. Hasil yang dicapai
BAB III. TEMUAN
3.1. Keterlaksanaan ( Faktor pendukung dan penghambat )
3.2. Manfa’at yang dirasakan
3.3. Pengembangan/Tindak lanjut
BAB IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ATURAN PENULISAN :
· KERTAS : HVS A4
· MARGIN : Atas = 4, bawah = 3, Kanan – 3, Kiri = 4
· SPASI : 1,5
· SAMPUL : Sesuai warna jurusan
· FONT : Times New Roman
· SIZE : 12