Anda di halaman 1dari 1

Nama : Naomi Lastri BR Gultom

NIM : 201961201112
Prodi : S1 Manajemen Aktuaria
Mata Kuliah : Asuransi Sosial dan Dana Pensiun
Dosen : Toni Suharto
Tugas : Buatlah Pendapat atau Komentar atau tulisan ringkas atau Essay tentang
Kesistiman Jaminan Sosial di Bab 1

Kamis, 23 September 2021


SISTEM JAMINAN SOSIAL
Kalau berbicara mengenai Jaminan Sosial yang ada di benak saya adalah tentang
BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan merupakan salah satu dari sekian jaminan sosial yang
disediakan oleh pemerintah. BPJS Kesehatan menurut saya memiliki konsep yang adil tapi
sayangnya tidak diikuti dengan pola pikir masyarakat yang tidak tepat. Sistem BPJS kan
sistemnya subsidi silang yang artinya kita bayar iuran tiap bulan, tetapi yang menikmati
manfaatnya dinikmati semua orang sakit yang tergabung dalam program BPJS Kesehatan.
Nah masalahnya, tidak sedikit masyarakat berpikir bahwa hal ini seperti percuma, “ah
ngapain bayar tiap bulan toh saya jarang sakit ini.” Dan akhirnya tidak lagi membayar iuran
BPJS tersebut. Selain itu ada juga yang berpikiran bahwa BPJS tidaklah penting dimiliki,
tetapi pada saat mereka sakit apalagi sakitnya merupakan penyakit yang memerlukan biaya
tinggi seperti operasi dan lain-lain barulah mereka membuat BPJS tetapi setelah penyakit itu
sembuh tidak lagi membayar iuran BPJS.
Walau terlihat menjanjikan, namun pada realitanya BPJS Kesehatan sering kali
menjadi faktor penyebab APBN yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh pola pikir
masyarakat yang tidak tepat tadi. BPJS Kesehatan harus menunggak membayar rumah sakit
akibat arus kas yang tidak sehat, sementara pelayanan kesehatan harus terus diberikan oleh
pihak rumah sakit. Rumah sakit, tenaga medis, perusahaan farmasi, dan penyedia alat
kesehatan merupakan pemegang peran penting yang terdampak dengan situasi keuangan
BPJS Kesehatan. Rumah sakit yang harus menjaga relasi dengan berbagai pihak tersebut.
Kewajibannya membayar jasa dokter dan tenaga medis lainnya, membayar kebutuhan obat-
obatan atau farmasi, sampai dengan kebutuhan membayar penyediaan alat kesehatan.
Ketersendatan arus kas menuntut rumah sakit akan menentukan prioritas pembayaran pada
pihak ketiga. Dalam situasi ini, pembayaran yang akan diprioritaskan tentu pada pos belanja
internal, seperti gaji karyawan, jasa dokter, tenaga outsourcing kebersihan, dan katering.
Sementara bagi pos pengeluaran yang melibatkan entitas bisnis seperti farmasi akan ditunda.
Tunggakan pembayaran tagihan dalam jumlah besar menjadi kendala bagi rumah sakit untuk
memberikan pelayanan dengan baik, bahkan upaya pengembangan layanan atau inovasi juga
bisa terkendala. Hal senada juga bisa terjadi pada institusi penyediaan obat-obatan atau
farmasi. Arus kas yang tidak lancar tentu akan menjadi hambatan bagi institusi tersebut untuk
mengembangkan industrinya.
Oleh karena itu, sistem dan program Jaminan Sosial yang telah dirancang oleh
pemerintah dengan sangat bagus hendaklah diikuti pola pikir masyarakat yang baik pula.
Begitupun sebaliknya, pemerintah juga harus benar dalam melaksanakannya. Jangan sampai
program Jaminan Sosial yang baik malah jadi bumerang yang tidak baik terhadap banyak
pihak.

Anda mungkin juga menyukai