Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Terong (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayur-sayuran yang termasuk famili
Solanaceae. Buah terong disenangi setiap orang baik sebagai lalapan segar maupun diolah menjadi
berbagai jenis masakan (Jumini, dkk., 2009). Menurut Rukmana (1997) terong juga merupakan
sayuran yang cukup tinggi kandungan gizinya, terdapat dibuah terong dengan komposisi yang
berbeda-beda. Karbohidrat (5,50 g), serat (0,80 g), abu (0,60 g), kalsium 30,00 mg), fosfor (37,00
mg), zat besi (0,60 mg), natrium (4,00 mg), kalium (223,00 mg), vitamin A (130,00 SI), vitamin B1
(10,00 mg), vitamin B2 (0,50 mg), vitamin C (5,00 mg), niacin (0,60 mg), dan air (92,70 g).

Permintaan terhadap terong terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk yang
diikuti dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat sayur-sayuran dalam memenuhi gizi keluarga,
sehingga produksi terong perlu terus ditingkatkan (Jumini, 2009). Hal tersebut sesuai dengan data
Kementrian Pertanian Republik Indonesia (2017), dimana produksi terong pada tahun 2012
mencapai 518,787 ton, pada tahun 2013 mencapai 545,646 ton dan pada tahun 2014 mencapai
557,040 ton. Upaya untuk meningkatkan produksi terong salah satunya dapat dilakukan dengan
penanaman varietas terong yang unggul.

Varietas Laguna F1 memiliki buah berkualitas tinggi dengan rasa yang lebih enak dan tahan terhadap
layu bakteri. Tanaman terong varietas Laguna F1 mempunyai potensi hasil mencapai 50 ton per
hektar. (Bambang, 2015).

Varietas Mustang F1 merupakan jenis terong yang mempunyai masa panen lebih pendek
dibandingkan dengan terong pada umumnya yang dipanen pada umur 52-55 hari setelah tanam.
Tanaman terong Mustang F1 mempunyai daya hasil yang tinggi yaitu 50-60 ton per hektar Selain itu
tanaman terong Mustang F1 memiliki kelebihan terhadap penyakit layu bakteri dan busuk batang
(Bambang, 2015).

1.2 tujuan

 Mengetahuai respon aplikasi pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan produksi


tanaman terong biru
 Membudidayakan tanaman terong biru dengan aplikasi pupuk hayati
 Mampu membuat sebuah inovasi pupuk hayati ramah lingkungan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Terong (Solanum melongena L.)


2.1.1 Taksonomi
Menurut Rukmana (2002 ) klasifikasi tanaman terong sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonea
Ordo : Tubiflorae
Family : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum melongena L.
2.1.2 Morfologi Menurut Rukmana (2002), terong termasuk tanaman setahun yang
berbentuk perdu. Adapun morfologi tanaman terong yaitu :
1. Batang Batang terong rendah (pendek), berkayu dan bercabang. Tinggibatang tanaman
bervariasi antara 50-150 cm tergantung pada jenis varietasnya.Permukaan kulit batang,
cabang, ataupun daun tertutup oleh bulu-bulu halus.
2. Buah Bentuk buah beragam yaitu silindris, lonjong, oval atau bulat. Warna kulitungu
hingga ungu mengilap, hijau putih dan lain-lain. Terong merupakan buah sejati
tunggal,berdaging tebal, lunak, dan berair. Buah tergantung pada tangkai buah. Dalamsatu
tangkai umumnya terdapat satu buah terong, tetapi ada juga yangmemiliki lebih dari satu
buah. Biji terdapat dalam jumlah banyak dan tersebar didalam daging buah. Daun kelopak
melekat pada dasar buah, berwarna hijau atau keunguan.
3. Bunga Bunga terong merupakan bunga banci yaitu berkelamin dua. Dalamsatu bunga
terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina(putik). Bunga terong
bentuknya mirip bintang, berwarna biru, cerah sampai gelap. Penyerbukan bunga dapat
berlangsung secara silang maupun menyerbuk sendiri
. 4. Biji Buah terong menghasilkan biji yang ukurannya kecil-kecil berbentukpipih berwarna
coklat muda dan ada warna merah muda. Biji ini merupakan alat reproduksi atauperbanyakan
secara generatif.
5. Akar Tanaman terong memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang dapat
menembus ke dalam tanah sekitar 80-100 cm. Akar-akar yang tumbuhmendatar dapat
menyebar pada radius 40-80 cm dari pangkal batang tergantungdari umur tanaman dan
kesuburan tanahnya.
Mikro Organisme Lokal atau MOL adalah bahan pengurai untuk membuat pupuk
organik berupa kompos atau bokashi. MOL ini sangat banyak sekali manfaatnya, karena
sangat berperan penting dalam dunia Pertanian Organik. Salah satu prinsip pertanian organik
adalah mendaur ulang sisa-sisa pertanian yang ada untuk dijadikan sumber pupuk maupun
sebagai pestisida nabati. Pupuk yang digunakan dalam pertanian organik berasal dari hijauan
seperti : jerami, batang pisang dan dedaunan lainya di tambah kotoran ternak,yang
dipermentasi menggunakan MOL.
Manfaat MOL :
         MOL adalah cairan yang mengandung mikro organisme hasil produksi sendiri dari bahan
bahan alami aisekeliling kit ( lokal), dimana bahan bahan tersebut tempat yang sebagai media
uuntuk hidup dan berkembang nya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat
penghancuran bahan bahan organik (decomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi
tanaman.
         Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang
berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen
pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan sebagai
pendecomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida.
Keunggulan pengunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya.
Bahan - bahan yang digunakan untuk membuat MOL harus mengandung Karbohidrat,
glukosa, dan Bakteri, ketiga komponen itu menjadi sangat penting untuk diperhatikan agar
MOL yang dihasilkan berkualitas dan sesuai dengan harapan, MOL atau singkatan Mikro
Organisme Lokal sering dimanfaatkan untuk budidaya pertanian organik atau semi organik.
MOL memiliki banyak kegunaan, seperti:
1.      Dimanfaatkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair)
2.      Dimanfaatkan sebagai dekomposer atau biang kompos untuk pembuatan kompos
3.      Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman
 
MOL rebung bambu
Rebung bambu merupakan tunas muda anakan pohon bambu yang tumbuh dari akar. Kita
mengenal rebung bambu sebagai bahan makanan, misalnya diolah sebagai sayur atau isi
lumpia. Selain itu rebung bambu juga digunakan sebagai bahan pembuatan MOL (Mikro
Organisme Lokal). Rebung bambu mengandung giberelin dan C organik yang berguna bagi
tanaman. Juga mengandung mikro organisme yang berguna,

yakni azotobakter dan azospirillium.
Rebung bambu
MOL rebung bambu berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Yakni
pertumbuhan tunas, daun, akar dan batang pada tanaman sebelum memasuki masa
pembungaan. MOL rebung bambu juga bisa dimanfaatkan
sebagai pengurai atau dekomposer dalam proses pembuatan pupuk kompos.

Kandungan Nutrisi dan Mineral Pada Rebung


Rebung bambu atau tunas muda dari tanaman ini selain sehat untuk dikonsumsi
manusia, juga bermanfaat bagi tanaman lainnya berkat kaya berbagai kandungan nutrisi
seperti: Rebung bambu mengandung berbagai macam vitamin seperti vitamin A, vitamin B6,
vitamin E, thiamin, riboflavin, niasin, asam folat dan asam pantotenat. selain kaya vitamin
Bambu muda kaya akan mineral yang baik untuk pertumbuhan tanaman termasuk :
         kalsium (Ca),
         magnesium (Mg) ,
         fosfor (P),
         kalium (K),
         natrium (Na),
         seng (Zn),
         tembaga (Cu),
         mangan (Mn) ,
         selenium(se) dan
         zat besi (Fe).
Selain itu rebung bambu juga sumber Protein, dalam 100 gram rebung memiliki sekitar 2
sampai 2,5 gram protein. Protein yang ditemukan dalam bambu terdiri dari tujuh belas asam
amino esensial dan dua asam amino semi-esensial.
Bab 3 metode kerja
Alat dan bahan pembuatan pupuk hayati rebung bambu
ALAT
 Pisau
 Blender/parutan
 Jerigen
 Ember
BAHAN
 Rebung bambu ( anak bambu ) 1 kg
 Gula merah 1 ons
 Air bekas cucian beras 5 liter

Cara membuat pupuk hayati rebung bambu


1. Rebung bambu di bersihkan dari kulitnya menggunakan pisau.
2. Potong kecil – kecil lalu masukan ke dalam blender dan haluskan setelah itu taruh
ke dalam ember, bisa menggunakan parutan juga tapi disini kami menggunakan
blender karnalebih cepat menghaluskannya
3. Larutkan gula merah 1 ons
4. Masukkan gula merah dan 5 liter air cucian beras ke dalam ember yang ada
rebung bambu tadi lalu aduk sampai tercampur rata.
5. Kemudian masukan ke dalam jerigen lau tutup rapat. Biar kan sampai 15 hari
untuk proses fermentasi
6. Buka tutup jerigen 3 detik setiap satu hari sekali dan tutup rapat kembali.

Cara penggunaan pupuk hayati rebung bambu :


Encerkan terlebih dahulu pupuk hayati rebung bambu menggunakan air dengan perbandingan
5 : 1 ,dimana 1 liter pupuk hayati rebung bambu di campur dengan air sebanyak 5 liter.dan
diberi setiap 10 hari sekali atau 7 hari sekali sesuai dosis yg diinginkan.
Cara budidaya tanaman ( terong biru)
1. menyemai Benih terong biru
Siapkan benih terong biru kemudian rendam dalam air hangat selama 15 menit, dalam
merendam perhatikan kualitas benih apabila benih terong biru terapung maka di
pastikan benih tersebut tidak bagus pilih lah benih yang tenggelam dalam rendaman.
2. media penyemaian
siapkan wadah penyemaian seperti baskom atau ember kemudian masukan tanah dan
kemudian sebar benih terong biru diatasnya teruh di tempat gelap selama 3 atau 5
hari. Kalau sudah berkecambah keluarkan dari tempat gelap,taruh di tempat terang.
Benih terong baru bisa di pindah setelah memiliki 4 daun.
3. Pemindahan benih
Siapkan bedengan atau polibek yang diisi tanah juga bisa pindahkan benih ke dalam
polibek, lubangi tanah yg ada di polibek sedalam 3 cm lalu tanam benih terong biru.
4. Perawatan
Siram terong biru setiap hari di pagi dan sore hari, untuk pengaplikasian pupuk hayati
rebung bambu tunggu sampai 3 hari.
.

Anda mungkin juga menyukai