Oleh :
Alson Sambonu
Masa KKM :
18 Oktober 2021 – 14 November 2021
Pembimbing :
dr. Frida M. Agu, Sp.KJ
Oleh :
Alson Smbonu
Masa KKM :
Pembimbing,
i
LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK SEBAGAI PASIEN
LAPORAN KASUS
Mengetahui,
ii
SURAT PERNYATAAN
NRI : 16014101136
Manado, 2021
iii
DAFTAR ISI
I. Identitas Pasien..................................................................................... 1
X. Rencana Terapi..................................................................................... 21
XII. Diskusi.................................................................................................. 23
XIII. Kesimpulan............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 27
iv
LAMPIRAN .................................................................................................... 28
v
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : A.H
Umur : 24 tahun
Agama : Muslim
1
II. RIWAYAT PSIKIATRI
2. Alloanamnesis dengan Mama Paisen dari pasien bernama Ibu DU, umur 54
A. Keluhan Utama
Mendengar Bisikan
Pasien datang diantar oleh ibunya ke Poliklinik Jiwa RSJ Prof. Dr. V.
L. Ratumbuysang pada hari senin tanggal 27 Oktober 2021 dan pasien adalah
pasien control setiap bulannya. Pasien datang dengan keluhan mendengar
bisikan yang menyuruh pasien untuk memukul orang lain. Saat dianamnesis
di rumah pasien pada tanggal 27 Oktober 2021, pasien mengatakan bahwa
suara-suara tersebut sering menyuruhnya untuk keluar rumah dan memukul
orang, Keluhan ini pertama kali pasien rasakan sudah 3 tahun
lalu namun baru dibawa ke RSJ Ratumbuysang bulan September
2019.
Pada bulan September 2019 pasien datang kepoliklinik
Ratumbuysang dengan keluhan yang sama. Pasien tiba marah-marah
dan sering membakar pakaiannya sendiri, saat anamnesis pasien
mengatakan bahwa pasien merasa tertekan dan terancam oleh
orangtuanya karena sering di maki dan dipukuli.
2
Dari keterangan ayahnya, anaknya sering tiba-tiba marah-
marah kemudian saat ditegur oleh ayahnya pasien melawan balik
dan memaki ayahnya. Keluhan ini berawal dari pasien masih
dibangku sekolah dasar, pasien sering pulang kerumah terlambat
karena pasien sengaja agar tidak membantu orantuanya di kebun.
Ibu dan Ayah pasien sangat keras terhadap pasien, ketika
pasien pulang terlambat atau membuat kesalahan pasien sering
dipukul dan di maki. Pada saat 3 Tahun lalu ketika pasien
terlambat pulang kerumah ayah pasien langsung memaki pasien di
depan tetangganya, dari situ pasien sudah mengurung diri dan
sering marah-marah dan sudah berperilaku aneh. Menurut Ayah
dan Ibu pasien, pasien sering sekali berusaha mencari benda
tajam untuk menikam siapa saja didepannya.
Menurut ayah pasien, ketika pasien mulai tidur, pasien
merasa bahwa ada orang yang mengganggu dirinya. Menurut pasien
jika keluhannya muncul awalnya jika adiknya sakit.
Pasien mengatakan bahwa orangtuanya tidak sayang
terhadap pasien karena sering memukul pasien, Pasien mengatakan
bahwa suara-suara yang sering dia dengar dia tidak tau sumbernya dari mana.
3
2x0,5 mg, merlopam 2x0,5 mg dan dianjurkan untuk kontrol
kembali satu minggu kemudian.
badan, dan lingkar kepala. Pasien adalah anak pertama dari tiga
4
Pada stadium kepercayaan dasar lawan ketidakpercayaan dasar, pasien
tinggal dan diasuh oleh kedua orang tuanya, pasien diasuh bersama
dengan adik perempuannya. Menurut pasien bahwa yang mengajarkan
pasien berbicara, jalan, makan, BAB, dan BAK adalah ibu dan
bapaknya
Pada stadium inisiatif lawan rasa bersalah (usia 3 – 5 tahun) pasien mulai
tampak seperti anak laki-laki seusianya. Pasien juga sudah tahu dan
mengerti untuk meminta maaf bila berbuat salah. Pasien dekat dengan
kedua orangtuanya.
tinggal kelas 1 kali saat kelas 4 SD. Kemudian pada saat pasien kelas 6
E. Masa dewasa
5
Pada stadium keintiman lawan isolasi (usia 21 – 40 tahun), pasien tidak
lanjut sekolah.
1. Riwayat pendidikan
halaman.
4. Riwayat beragama
5. Aktivitas social
saat ini.
6
2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur. Pasien tidur sendiri di salah
Genogram
Keterangan:
: laki-laki : pasien
: perempuan : meninggal
7
F. Presepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pada saat anamnesis pasien mengatakan pasien sakit tapi tidak tau
penyebabnya.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
8
salam. Pasien memiliki kontak mata dengan pemeriksa.
Perilaku dan aktivitas psikomotor baik.
1. Mood : Eutimia
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi
C. Bicara
pemeriksaan.
D. Gangguan Persepsi
9
3. Ilusi (-) : Tidak terdapat persepsi yang keliru dalam
4. Halusinasi :
marah-marah.
E. Proses Pikiran
1. Taraf Kesadaran
Kompos mentis
2. Orientasi
pemeriksaan
berada di rumah.
3. Daya ingat
10
sebagian informasi/pengalaman sesuai
dengan kenyataan
dengan kenyataan
diucapkan pemeriksa.
Pasien dapat membaca, dan menulis. Pasien dapat membaca obat yang di
6. Kemampuan visuospatial
disekelilingnya.
11
8. Daya nilai
akan lari
melakukan perintah.
G. Pengendalian Impuls
Baik. Pasien dapat mengikuti wawancara dalam waktu yang cukup lama
dengan tenang
H. Tilikan
Derajat 6. Pasien mengakui bahwa ia sakit, tau sumber penyakitnya dan ada
12
V. Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut
A. Pemeriksaan Fisik
S 36,5°C
B. Status Neurologikus.
- N. olfaktorius (N.I)
- N. optikus (N.II)
- N. trigeminus (N.V)
- N. facialis (N.VII)
- N. vestibulocochlearis (N.VIII)
13
Selama wawancara pasien mampu menjawab pertanyaan. Hal ini memberi
- N. glosssopharyngeus (N.IX),
- N. vagus (N.X)
- N. aksesorius (N.XI)
- N. hypoglossus (N.XII)
Pasien datang diantar oleh ibunya ke Poliklinik Jiwa RSJ Prof. Dr. V. L.
September 2019.
14
Dari keterangan ibunya, anaknya sering tiba-tiba marah-marah
Saat pasien di anamnesis, pasien mengatakan bahwa menurut pasien tidak tau
suara-suara yang pasien sering dengar tersebut dari mana. Menurut pasien bahwa
dia sakit, Tau faaktor penyebabnya dan ingin mencari pertolongan. Pasien di
Risperidone 2x2 mg, Thp 2x 0-0-1 dan disuruh control bulan depan.
secara klinik cukup bermakna, dan secara khas berkaitan dengan syarat gejala
lebih fungsi yang penting dari manusia. Dari konsep tersebut, maka dapat
yang bermakna dari sindrom atau pola perilaku, sindrom atau pola psikologik,
hari.
15
A. Dua (atau lebih) dari berikut ini, masing-masing hadir untuk porsi waktu yang
signifikan selama a1 bulan periode (atau kurang jika berhasil diobati). Setidaknya
1. Delusions.
2. Halusinasi.
ketidakteraturan).
atau perawatan diri sendiri jauh di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset
(atau saat onsetnya masih dalam masa kanak-kanak atau remaja, ada
fungsi pekerjaan).
bulan ini harus mencakup setidaknya 1 bulan gejala (atau kurang jika berhasil
A (yaitu, gejala fase aktif) dan mungkin mencakup periode prodromal atau
gejala residu. Selama periode prodromal atau residu ini, tanda-tanda gangguan
itu mungkin terjadi dimanifestasikan hanya dengan gejala negatif atau dua
atau lebih gejala yang tercantum dalam Kriteria dalam bentuk yang
16
dilemahkan (misalnya, kepercayaan aneh, pengalaman perseptual yang tidak
biasa).
D. Gangguan schizoafektif dan gangguan depresi atau bipolar dengan ciri psikotik
telah dikesampingkan karena salah satu dari 1) tidak ada episode depresif atau
mania yang besar Terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif, atau 2) jika
episode suasana hati ada terjadi selama gejala fase aktif, mereka telah hadir
untuk sebagian kecil dari durasi total masa aktif dan sisa penyakit.
E. Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (mis.
F. Jika ada riwayat kelainan spektrum autisme atau gangguan komunikasi masa
lainnya, juga hadir paling sedikit 1 bulan (atau kurang jika berhasil diobati)
cemburu
Berdasarkan gejala dan tanda ini, pasien ini didiagnosis dengan skizofrenia
paranoid
17
Aksis II, berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan pasien dengan ciri
kepribadian paranoid.
Aksis III, pasien tidak mengeluhkan adanya penyakit lain dan tidak pernah
Aksis IV, awal timbulnya gejalanya tiba-tiba saat September tahun 2019, dimana
Aksis V, GAF current 70-61 yaitu beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. GAF HLPY (High
Level Past Year) : 90-81 yaitu gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak
Aksis IV : Stresor dari penyakit pasien adalah Pasien sering dipukul dan dimaki
oleh ayahnya.
GAF HLPY (High Level Past Year) : 70-61 yaitu beberapa gejala ringan dan
IX. Problem
18
a. Organobiologi
Menurut keterangan ibunyanya, dalam keluarga pasien tidak ada yang sakit
seperti ini.
b. Psikologi
Saat ini pasien lebih banyak dirumah dan tidak bekerja, pasien juga tidak
bekerja.
X. Rencana Terapi
A. Psikofarmakologi
Thp 2 mg – 0-0-1
B. Psikoterapi
dengan teratur.
19
Memberikan motivasi kepada pasien untuk berpikiran positif,
XI. Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad sanationam : bonam
XII. Diskusi
Gangguan skizofrenia adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya delusi,
halusinasi, pikiran dan perilaku disorganisasi, dan gangguan kognitif. Patofisiologi
skizofrenia merupakan gabungan dari faktor genetik dan lingkungan.2 Pada
20
skizofrenia berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan
perhatian yang keliru afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan
aktifitas motorik yang bizzare (perilaku aneh), pasien skizofrenia menarik diri dari
orang lain dan kenyataan, sering kali masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh
delusi dan halusinas. Gambaran klinis skizofrenia paranoid didominasi oleh waham-
waham yang secara relatif stabil, seringkali bersifat paranoid, biasanya disertai
beberapa halusinasi. Beberapa penelitian menyebutkan, gejala halusinasi yang paling
sering adalah halusinasi pendengaran yaitu sebesar 70% dari populasi penderita
skizofrenia.3 Pada kasus, pasien dengan gejala halusinasi auditorik dan waham curiga.
o Fase prodromal
21
Biasanya timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan
ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala
ini akan mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan teman,
mereka akan mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”. Semakin lama
o Fase aktif
individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan
atau terus bertahan. Fase aktif akan diikuti oleh fase residual.
o Fase residual
kognitif.
merasakan hal- hal yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi dalam skizofrenia mungkin
melibatkan salah satu modalitas sensoris. Halusinasi yang paling umum terjadi adalah
halusinasi pendengaran dalam bentuk suara, yang terjadi pada 60-70% individu yang
22
didiagnosis dengan skizofrenia. Beberapa suara terkadang memerintahkan individu
untuk menyakiti dirinya sendiri dan/atau orang lain. Halusinasi visual juga kerap
terjadi pada sekitar 10% individu dengan skizofrenia. Delusi merupakan keyakinan
pribadi yang tetap dan salah dan masih dipercaya walaupun se- mua bukti
pikiran mereka atau berkomplot melawan mereka, bahwa orang lain secara diam-
diam me- mantau dan mengancam mereka, atau bahwa mereka dapat mengendalikan
23
banyak digunakan untuk terapi penyakit parkinson. Senyawa ini bekerja dengan
menghambat pelepasan asetil kolin endogen dan eksogen. Efek sentral terhadap
susunan saraf pusat akan merangsang pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis
toksik. Apabila Sindrom Parkinson sudah terkendali diusahakan penurunan dosis
secara bertahap, untuk menentukan apakah masih dibutuhkan penggunaan obat
antiparkinson.Dosis yang diberikan pada pasien ini sesuai dengan dosis anjuran yaitu
5-15 mg/hari.8 Pada kasus pasien diberikan risperidone 2x2 mg, stelosi 2x2,5 mg,
THP 2x4 mg dan diazepam 1x5 mg.
gejala dan mencegah kekambuhan. Penghentian dini dan pengobatan yang tidak
teratur mengakibatkan kekambuhan, intoleransi obat, dan resistensi obat.9 Hampir dua
minggu pengobatan antipsikotik.10 Pada kasus, pasien diberikan obat untuk satu
minggu, dan harus kontrol 1 minggu kemudian sehingga tidak akan terjadi putus obat.
XIII. Kesimpulan
baik dari segi materi, waktu, dan terutama motivasi untuk pasien.
24
LAMPIRAN
1. Wawancara
P : Pasien
I : Ibu Pasien
D : Halo, selamat sore. Ini dengan dokter Ameista yang tadi dipoli.
I : selamat sore dokter, “ayok Yonathan so ada dokter” “dokter dia o tunggu
D : Oh iyo, maaf ya tadi dokter habis dari pasien yang satu lagi. “Yonathan sini
P : baik dokter
P : boleh
D : Yonathan dulu ada pigi di rumah saki dang kiapa eh? Nathan massih inga?
I : begini dokter dulu awalnya dia datang ke ratum karna dia so jaga ba aneh. So
jag aba marah-marah sendiri, kong dia dokter jaga tiru tu film ganteng-
25
ganteng serigala deng dia lagi jaga ba uni film horror nah dari situ dia so
tako kalau mo se tinggal sendiri dirumah dia bilang ada setan ada anak kecil.
D : Nah dulu awalnya sebelum dia muncul tu marah-marah kong jag aba lia setan
I : begini dokter, dia ini kang so nda ta terus sekolah karna kasiang diaa minta
berhenti sendiri. Kita deng depe papi coba Tanya kiapa, mar dia bilag dorang
jaga gara pa dia disekolah dorang bilang pa dia bodok. Karna katu depe
bacerita kang rupa ba telor bagitu to dok nah itu noh depe teman-teman jaga
bully pa dia. Nah di lingkungan sini leh ni anak-anak kalau mo bermain deng
dia kalau ni Nathan ada sesuatu yang dorang boleh pake bermain atau
dorang mo bermain sampe Nathan kasiang Cuma duduk diam. Doraang jaga
bagara leh pa dia rupa ba ejek bagitu. Nah kitaa bilang noh pa dorang tu ank-
anak sudah jo kalau ngoni bagitu pa Nathan jangan bermain deng Nathan
ngoni.
D : ohhh kong tu Nathan jag aba dengar suara, tu suara jaga suruh apa dang?
I : iyo dok,dia kalau so lepas tu hp habis dia bermain kong so melamun bagitu
P : iyo
26
D : natahan pe masa kecil bagaimana dang ibu?
I : itu noh dok, dia sering dapa bully makanya Cuma sampe SD kelas 4. Kita katu
guru to jadi kita jaga bawa-bawa padia mar kita paksa suruh sekolah dia
I : sehat dokter
I : dia katu bergaul baisa dokter, yah itu noh karna depe bacirita rupa ba telor
D : ibu deng bapa deng Nathan p sudara prnah nda rupa manjakan atau marah-
marah pa dia?
P : iyo
P : bilang bodok
D : nda natha nda bodok tusuara Cuma Nathan pe perasaann saja. Nanti minum
27
D : Nathan so basar kang umur berapa katu?
I : 22 dokter
I : ada 3 dorang dokter. Nathan anak ke 2 dpe kaka cowok dpe ade cwe
I : Guru dokter, ta pe laki pensiunan pertanian mar katu jaman corona bagini jadi
I : Pernah dokter karna dia masuk ICU karna covid bulan lalu jadi dorang so nda
perhatikan ddepe obat dari ratum nda minumobat so ada 2 minggu dokter.
Nah di ruangan ICU dia pas nda mum obat dia so halusinasi dokter. Kong
dia bilang dia so jag aba lia setan. Nah pas dia so kluar dari ICU so sehat
makanya torang dating ba control karna dia so jag aba marah-marah ulang
D : Ohh, jadi tadi ibu dating ba priksa ulang kang. Kong Nathan saying nda pa
P : Sayang dokter
28
I : yahhh itu noh dokter, torang katu tetap inga pa dia minum obat. Torang katu
D : Nathan rajin minum obat neh, supaya tu suara yang ganggu pa Nathan so nda
yang ja ba ganggu
P : iya dokter.
I : iya dokter
I : aduh nda apa-apa dokter Nathan senang sekali dokter cewek ada dating.
D : dokter somo permisi neh Nathan,ibu. Salam buat bapak dengan semuanya.
29
2. Foto Bersama Pasien dan ibu dari pasien
30
4. Denah Rumah Pasien
WC Dapur
Kamar
Teras Rumah
Warung sembako
31
DAFTAR PUSTAKA
32
1
Gaebel W, Zielasek J. Schizophrenia in 2020: Trends in diagnosis and therapy. Physchiatry and
coasts among paranoi schizophrenia and schizoaffective disorder. PLOS ONE: 2016: 1-10
3
Algristian H, Haniman F. Cognitive Behavioral Therapy as a Treatment for Auditory Hallucinations
cognitive bias and worse social functioning than non-paranoid individuals with schizophrenia.
associated factors among patients with schizophrenia attending follow-up treatment at Jimma Medical
Center, Southwest Ethiopia: A cross-sectional study. Hindawi Psychiatry Journal: 2020: 1-7
6
Licinio J. Advances in schizophrenia research: first special issue, 2020. Molecular Psychiatry: 2020;
25: 699-700
7
Chen H, Fan Y, Zhao L, Hao Y, Zhou X, Guan Y, dkk. Succesful treatment with risperidone increase
5-HT 3A receptor gene expression in patients with paranoid schizophrenia-data from a prospective
recognition, assessment and treatment. Neuropyschiatric Disease and Treatment: 2020; 16: 519-534
9
Krzystanek M, Krysta K, Skalacka K. Treatment compliance in the long-term paranoid schizophrenia