Anda di halaman 1dari 2

TUGAS KELOMPOK I

1.drg. Hastika

2. Jumria, A.Md.KG

3. Hijrah Ekanori Razak, AMKG

4. Sarina Nontji, S.Kep.Ns

5. Alfiah Rusdin, A.md.Ft

1. Berdasarkan hasil rekapitulasi capaian indicator di table diiidentifikasi masalah sebagai berikut :
- 4 kelurahan yang ada di kecamatan, semuanya memiliki IKS yang rendah ( tidak sehat )
dengan urutan IKS terendah kelurahan Sirahan dengan IKS 0,099, Kelurahan Payak dengan
IKS 0,233 , Kelurahan Bleber dengan IKS 0, 251, dan Kelurahan Medani dengan IKS 0,271 .
- Kecamatan ini termasuk kecamatan tidak sehat dengan IKS 0,222
- Dari 12 indikator terdapat indikator yang bermasalah di 4 kelurahan yaitu penderita
hipertensi yang berobat teratur, penderita gangguan jiwa yang diobati dan tidak
ditelantarkan, tidak ada anggota keluarga yang merokok, penderita TB berobat sesuai standar
dan keluarga sudah menjadi anggota JKN
2. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data :
a. Pra Analisis Data
Tahapan ini merupakan tahap awal sebelum analisis data apakah data layak di analisis atau
tidak. Pada tahap ini dilakukan pembersihan data.
b. Data yang sudah sesuai kemudian diolah, disajikan dan disusun secara sistematis untuk
memudahkan dalam menafsirkan data. Setelah itu dapat ditarik kesimpulan dari hasil analisis
data. Analisis data dapat berupa analisis deskriptif dengan memperhitungkan waktu, tempat
dan orang., analisis komparatif dengan membandingkan data dengan tempat lainnya dan
analisis hubungan antar program.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis data adalah prioritas masalah dan perumusan
masalah
4. Rencana intervensi berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi yaitu
- Pertama-tama Intervensi difokuskan ke Kelurahan Sirahan karena memiliki IKS terendah
dengan jumlah keluarga yang paling kecil.
- Adapun indikator yang paling bermasalah di Kelurahan Sirahan yaitu penderita TB yang
berobat sesuai standar hanya 4,3% artinya 93,7% tpenderita TB tidan berobat sesuai standar
sehingga akan diintervensi dengan melibatkan pemegang program TB, gizi dan kesling
dengan melakukan penyuluhan tentang pengobatan TB, asupan gizi dan kebersihan
lingkungan. Selain itu pasien TB diharuskan memiliki pendamping/pengawas saat minum
obat yaitu keluarga pasien sendiri.
- Indicator ke2 yang bermasalah adalah penderita hipertensi yang berobat teratur yang hanya
7,1 % sehingga akan diintervensi dengan melibatkan pemegang program PTM, perkesmas
dan prolanis. Pasien dan keluarganya diberikan penyuluhan pentingnya minum obat teratur
dan diarahkan untuk mengikuti kegiatan prolanis setiap 1x seminggu dan posbindu setiap
bulan.
- Indicator ke3 yaitu penderita gangguan jiwa yang berobat dan tidak ditelantarkan yaitu 23,1%
sehingga diintervensi dengan melibatkan program kesehatan jiwa, keluarga pasien dan
pemerintah setempat dalam hal ini pak lurah dan jajarannya agar memberikan perhatian
lebih kepada pasien ODGJ sehingga pasien tetap berobat teratur.
- Indikator ke4 yang bermasalah yaitu tidak ada keluarga yang merokok sebesar 32,7% dan
keluarga menjadi peserta JKN sebesar 33,5% sehingga diintervensi dengan melibatkan
pemegang program promkes dan ispa dan lintas sektor dengan memberikan penyuluhan
tentang bahaya merokok dan mengajak keluarga untuk mendaftarkan diri jadi peserta JKN.
Jika keluarga tidak mampu maka bias diusulkan ke pemerintah setempat agar masuk dalam
pengusulan keluarga yang mendapatkan bantuan JKN KIS.
-

Anda mungkin juga menyukai