Anda di halaman 1dari 10

A.

AKUNTANSI PEMERITAHAN DALAM ILMU AKUNTANSI


Akuntansi pemerintahan merupakan bidang ilmu akuntansi yang mengalami
perkembangan sangat pesat seiring dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan good
governance dan clean governance. Tuntutan transparansi dan akuntabilitas publik atas
daa-dana masyarakat yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan atas penggunaan
akuntansi dalam emcatat dan melaporkan kinerja keuangan pemerintah. Akuntabilitas
pemerintah didasarkan pada kepercayaan bahwa masyarakat mempunyai hak untuk
mengetahui, hak untuk mendapatkan fakta-fakta secara terbuka dari wakil-wakil rakyat
yang telah mereka pilih. Pelaporan keuangan memainkan peran yang penting bagi
pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas dan pertanggungjawaban kepada publik
dalam suatu lingkungan pemerintahan yang demokratis.
Akuntansi merupakan proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan
informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh
pemakai informasi yang bersangkutan. Akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan
menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi, yaitu (1) pengidentifikasian,
pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang (2) entitas ekonomi
kepada (3) pemakai yang berkepentingan.
Dalam perkembangannya akuntansi mengalami perluasan bidang kajian dan
penerapan, antara lain:
 Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Akuntansi keuangan biasanya menyajikan suatu informasi keuangan yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan bagi pimpinan suatu organisasi atau
perusahaan, owner, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.
 Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi manajemen menggunakan data historis ataupun suatu data taksiran yang
membantu manajemen dalam operasi sehari-hari serta perencanaan mendatang.
Tujuan utama dari akuntansi manajemen adalah memberikan informasi pengambilan
keputusan yang relevan kepada pihak intern perusahaan.
 Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi biaya lebih menekankan pada pengendalian maupun penetapan biaya,
terutama yang berhubungan dengan biaya produksi. Selanjutnya akuntansi biaya
membantu perusahaan dalam perencanaan dan pengawasan biaya pada aktivitas
perusahaan.
 Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi anggaran merupakan kombinasi kegiatan perencanaan dengan
pengendalian pengoperasian dimasa depan. Akuntansi anggaran memberikan suatu
rencana pengoperasian keuangan untuk suatu periode tertentu, melalui pencatatan dan
meringkas data pelaksanaan dari pengoperasian tersebut. Selain itu, akuntansi
anggaran menganalisa data perbandingan dari operasi sebenarnya dengan rencana
yang telah ditetapkan.
 Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
Akuntansi Perpajakan meliputi penyusunan surat pemberitahuan pajak (SPT), dan
mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang direncanakan
atau mencari alternative pelaksanaan terbaik.
 Akuntansi Pemerintah (Governmental Accounting)
Akuntansi pemerintah termasuk pada akuntansi lembaga-lembaga non-profit atau
institusional accounting, mengkhususkan pada masalah pencatatan pelaporan
transaksi dari unit-unit pemerinta dan organisasi non-profit lainnya.
 Akuntansi Sosial (Social Accounting)
Pada sekarang ini semakin meningkatnya permintaan terhadap jasa profesi untuk
mengukur biaya hidup dan manfaat social, yang sebelumnya tidak dapat diukur.
Akuntansi social menyangkut masalah penggunaan dana-dana kesejahteraan social
dalam masyarakat.
 Akuntansi Internasional (International Accounting)
Akuntansi Internasional berhubungan dengan perdagangan internasional dari
perusahaan-perusahaan multinasional. Biasanya berhubungan dengan bea cukai,
bidang hukum, perpajakan dari tiap-tiap Negara.
 Akuntansi Pendidikan (Educational Accounting)
Akuntansi pendidikan menyangkut pendidikan akuntansi. Seperti mengajar,
penelitian, pemeriksaan akuntansi, serta lainnya yang berhubungan dengan
pendidikan akuntansi.
 Auditing
Auditing menyangkut suatu pemeriksaan pada catatan-catatan akuntansi secara bebas.
Pemeriksaan akuntansi adalah jasa yang biasa diberikan oleh akuntan publik.
Biasanya akuntan mengadakan pemeriksaan terhadap catatan-catatan yang
mendukung laporan keuangan suatu organisasi atau perusahaan.
 Sistem Akuntansi (Accounting System)
Sistem akuntansi merupakan bidang khusus yang menangani perencanaan dan
penerapan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan data keuangan. Seorang
akuntan system harus merencanakan suatu sestem yang memiliki unsure memeriksa
dan mencocokan (checks and balances) untuk dapat menjaga harta perusahaan, dan
mempunyai arus informasi yang efisien dan bermanfaat bagi manajemen. Ia juga
memahami penggunaan dan kegunaan dari jenis-jenis alat pemrosesan data (data
processing equipment)
❖ Akuntansi lembaga nirlaba
Bidang akuntansi yang mengkhususkan diri apda masalah pencatatan dan pelaporan
transaksi dari unit-unit pemerintah serta organisasi nir laba lainnya.
Berdasarkan tujuan pemakaiannya, bidang-bidang akuntansi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu akuntansi komersial/perusahaan,
akuntansi sektor publik dan akuntansi sosial. Dalam akuntansi komersial, data akuntasi
digunakan untuk memberikan informasi keuangan kepada manajemen, pemilik modal,
investor, kreditor, dan pihak lian yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Pada
akuntabsi sektor publik data dan informasi keuangan yang berasal dari entitas-entitas
nirlaba. Sedangkan pada akuntansi sosial, informasi yang dihasilkan adalah informasi
yang bersifat makro ekonomi, seperti neraca pembayaran negara, APBN dan sejenisnya
yang khusus diterapkan pada lembaga makro yang melayani perekenomian nasional.
Tampilan 1. Tiga Bagian Utama Akuntansi
AKUNTA
NSI
KOMERS
IAL Akuntan
si
Pemerin
AKUNTANSI tah
AKUNTA
EKTOR
SK
NSI
PUBLI Akuntansi
Nirlaba
Lainnya
AKUNTA
NSI
SOSIAL

B. PERBANDINGAN ORGANISASI PEMERINTAH DENGAN PERUSAHAAN


Organisasi sektor publik adalah organisasi yang tujuannya tidak mencari laba/
keuntungan atau nirlaba (non profit motive). Organisasi sektor publik dapat dilihat dari
arti luas dan arti sempit yaitu :
1. Organisasi sektor publik dalam arti luas, yaitu organisasi yang tujuannya tidak
mencari laba/keuntungan atau nirlaba yang meliputi instansi pemerintah, organisasi
nirlaba milik pemerintah, dan organisasi nirlaba milik swasta.
2. Organisasi sektor publik dalam arti sempit atau arti khusus, yaitu instansi pemerintah
saja.
Organisasi sektor publik dapat dengan mudah dikenali dari ciri utamanya yaitu nirlaba
(tidak mencari laba/keuntungan) atau non profit motive. Secara umum, organisasi sektor
publik dengan ciri utama nirlaba itu dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1. Instansi pemerintah, yang meliputi :
a. Instansi pemerintah pusat, terdiri dari ;
Kementerian.
Lembaga dan badan-badan negara, seperti MPR, DPR, MA, BPK, KPU, KPK,
LIPI, LAN, BKN, dan sebagainya.
b. Instansi pemerintah daerah, terdiri dari ;
SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) ; Sekretariat Daerah dan Sekretariat
DPRD, Badan, Dinas, Kantor dan Lembaga Teknis Daerah.
Lembaga dan badan-badan daerah, seperti DPRD.
2. Organisasi nirlaba milik pemerintah, yang meliputi :
a. Perguruan Tinggi Negeri/PTN BHMN (Badan Hukum Milik Negara).
b. Rumah Sakit Milik Pemerintah Pusat dan Daerah (RSUP = Rumah Sakit Umum
Pusat dan RSUD = Rumah Sakit Umum Daerah).
c. Yayasan-yayasan milik pemerintah.
Pada perkembangannya, sebagian organisasi dalam kelompok ini dikategorikan dalam
kelompok yang lebih khusus yaitu Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD).
3. Organisasi nirlaba milik swasta, yang meliputi :
a. Yayasan milik swasta, seperti Sampoerna Foundation, Djarum Foundation,
Dompet Dhuafa Republika, Rumah Yatim Indonesia, dan sebagainya.
b. Sekolah dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
c. Rumah sakit milik swasta.
Ciri atau karakteristik dari organisasi sektor publik dalam arti sempit atau arti khusus
(yaitu instansi pemerintah) dalam banyak hal berbeda dengan organisasi sektor
swasta (perusahaan). Perbedaan tersebut yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Perbedaan Organisasi Sektor Publik (Instansi Pemerintah)
dengan Organisasi Sektor Swasta (Perusahaan)

Organisasi Sektor Publik Organisasi Sektor


Aspek Perbedaan
(Pemerintah) Swasta(Perusahaan)
Tujuan organisasi Nirlaba/tidak mencari laba/ Mencari laba/keuntungan (profit
keuntungan (nonprofit motive) motive)
Sumber pendanaan Pajak, retribusi, utang, obligasi Pembiayaan internal : modal,
pemerintah, laba BUMN/ laba ditahan, penjualan aktiva.
BUMD, penjualan aset negara, Pembiayaan eksternal : utang
dan sebagainya bank, obligasi, penerbitan saham
Pertanggungjawaban Kepada masyarakat (publik) Kepada pemegang saham dan
dan parlemen (DPR/DPRD) kreditor
Struktur organisasi Birokratis, kaku dan hirarkhis Fleksibel, datar, piramid, lintas
sektoral
Karakteristik anggaran Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
Sistem akuntansi Cash accounting, Accrual Accrual accounting
Accounting
Pengguna Anggaran Anggaran merupakan Merupakan perencanaan dan
perencanaan dan pengendali target perusahaan
utama
Penentuan harga Ditentukan untuk menutup Ditentukan untuk mendapatkan
Barang dan Jasa harga pokok barang dan jasa keuntungan

Selain memiliki perbedaan, sebagai entitas ekonomi tetap memiliki kesamaan antara
lain :
a. Sektor publik dan swasta sama-sama bagian integral dari sebuah sistem ekonomi di
negara tertentu serta menggunakan Sumber Daya yang sama dalam pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Keduanya memiliki problem yang sama, seperti kelangkaan sumber daya, efisiensi
dana yang efektif, dll.
c. Kesamaan dalam hal pengendalian manajemen seperti manajemen keuangan.
d. Menggunakan data dan informasi akurat untuk membantu pengambilan keputusan
strategis.

C. LEMBAGA PENYUSUN STANDAR PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH


Di Indonesia terdapat empat standar akuntansi yang digunakan, yaitu:
1. Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan oleh entitas yang memiliki
akuntabilitas publik signifikan. SAK disusun oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dengan mengadopsi International
Financial Report Standards (IFRS).
2. Standar Akuntansi Keuantan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
SAK ETAP digunakan oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan. SAK ETAP diadopsi dari International Financial Report Standards for
Small and Medium-Sized Entities (IFRS for SMEs). SAK ETAP juga disusun oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI).
3. Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah)
SAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah, baik entitas
syariah maupun entitas konvensional. SAK Syariah disusun oleh Dewan Standar
Akuntansi Syariah menggunakan model pengembangan SAK Konvensional dengan
mengacu kepada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
4. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAP digunakan oleh entitas pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. SAP
disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) yang hasil kerjanya
dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah.
SAP disusun dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan
pemerintah. SAP dirumuskan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) yang
dibentuk oleh Menteri Keuangan. Dasar hukum yang memperkuat kedudukan KSAP
adalah UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara yang mengamanatkan tugas penyusunan SAP kepada
Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) dan selanjutnya ditetapkan dengan
Keputusan Presiden RI Nomor 84 tahun 2004.
Sesuai UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, SAP ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah (terbaru PP nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah). SAP diterapkan pada lingkup pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah. Saat ini pemerintah daerah
mengacu pada Permendagri no 64 tentang PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH

D. CIRI KHAS DAN TUJUAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Dengan beragam karakteristik organisasi pemerintahan maka akuntansi
pemerintahan berkembang dengan ciri –ciri khas sebagai berikut:
1. Investasi pada aset yang tidak menghasilkan pendapatan
Pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat memerlukan invenstasi
yang besar dalam aset yang tidak menghasilkan pendapatan seperti gedung sekolah,
jembatan, jalan dan bangunan publik lainnya.
2. Tidak ada pengungkapan laba
Tujuan pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat , bukan mencari
keuntungan. Dengan demikian dalam laporan keuangan pemerintah tidak terdapat
laporan laba rugi yang mengungkapkan sebuah pencapaian laba.
3. Tidak ada pengungkapan kepemilikan
Pemerintah tidak memiliki kekayaan sendiri sebagaimana perusahaan dan pemerintah
tidak dimiliki oleh individu atau golongan. Dengan demikian tidak akan terdapat
pernyataan atau pengungkapan yang menunjukkan kepemilikan suatu pihak (modal)
sebagaimana yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan.
4. Penggunaan akuntansi dana
Akuntansi pemerintahan lebih memandang pemerintah sebagai kesatuan dana dengan
tujuan dan misi tertentu, tidak sebagai sebuah entitas organisasi yang mempunyai
kepemilikan. Hal ini berimplikasi pada penggunaan persamaan akuntansi yang tidak
lagi menggunakan modal pemilik melainkan saldo dana.
Akuntansi Pemerintahan mempunyai tiga tujuan pokok yang secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Pertanggungjawaban, dalam pengertian memberikan infomasi keuangan yang
lengkap, cermat dan dalam bentuk dan waktu yang tepat yang berguna bagi pihak
yang bertanggungjawab terkait kegiaan unit-unit pemerintahan. Dari
pertanggungjawaban tersebut dapat tergambar informasi tentang berbagai tindakan
pemerintah selama periode bersangkutan.
2. Manajerial , dalam pengertian akuntansi pemerntahan juga harus menyediakan
informasi keuangan yang diperluka untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan, pengambilan keputusan
dan penilaian kinerja pemerintah.
3. Pengawasan , dalam pengertian akuntansi pemerintahan juga harus memungkinkan
terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan
efisien.

E. AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH


Akuntansi pemerintah daerah adalah proses akuntansi termasuk didalamnya adalah
proses identifikasi, pengukuran, pencatatan serta pelaporan setiap transaksi keuangan
yang terjadi dalam suatu entitias/instansi pemerintah daerah (pemda) seperti kabupaten,
kota ataupun provinsi) yang dijadikan acuan untuk pengambilan kebijakan ekonomi, baik
oleh pihak internal ataupun eksternal.
Data-data akuntansi yang telah diolah menjadi informasi-informasi tentu saja
diperlukan oleh banyak pihak, baik internal ataupun eksternal. Beberapa pihak yang jelas
membutuhkannya antara lain DPRD, Badan Pengawas Keuangan (BPK), investor,
donatur, analisis ekonomi, pemerhati pemda, rakyat, pemerintah pusat, ataupun siapapun
yang dirasa membutuhkan data informasi tersebut.
Sistem pencatatan yang dilakukan dalam akuntansi keuangan daerah tidak jauh
berbeda dengan pencatatan akuntansi lainnya, yaitu perlu mengidentifikasi transaksi
ekonomi, apakah transaksi tersebut bersifat ekonomi atau tidak. Transaksi ekonomi ialah
aktivitas yang ada hubungannya dengan uang. Setelah melakukan pengidentifikasian
langkah selanjutnya ialah pengukuran transaksi ekonomi dengan satuan uang, jadi setiap
transaksi yang ada harus dinyatakan dalam nilai mata uang yang berlaku (rupiah).
Selanjutnya adalah pencatatan transaksi serta pengolahan data menjadi sebuah informasi
yang diperlukan. Informasi tersebut kemudian disusun menjadi sebuah laporan keuangan
pemerintah daerah. Umumnya berikut ini laporan keuangan dalam pemda :
1. Laporan Operasional
2. Laporan Realisasi Anggaran
3. Laporan Neraca
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan

F. PEMBUKUAN TUNGGAL DALAM AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Ada banyak sistem pencatatan buku, salah satunya adalah sistem pencatatan buku
tunggal (single entry). Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan
satu kali. Transaksi yang mengakibatkan pemasukan kas akan dimasukkan dalam sisi
penerimaan, sedangkan yang mengurangi kas dimasukkan dalam sisi pengeluaran.
Pencatatan semacam itu disebut juga pembukuan.
Sistem tata buku tersebut merupakan sebagian kecil dari akuntansi. Sistem ini
memiliki beberapa kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Akan tetapi, sistem
ini juga memiliki kelemahan, antara lain kurang lengkap untuk pelaporan karena hanya
dapat melaporkan saldo kas, dan tidak dapat melaporkan utang, piutang dan ekuitas dana.
Juga sulit untuk melakukan kontrol transaksi, akibatnya sulit menelusuri kesalahan
pembukuan yang terjadi. Pada praktek yang berjalan di Pemerintah Daerah selama
hampir 3 dekade, pencatatan ini dipraktekkan contohnya dalam Buku Kas Umum (BKU).
Contoh pencatatan pada pembukuan tungggal: Pada 10 November 2010, SMK N 6
Surakarta membeli Aset berupa Laptop sebanyak 100 unit dengan harga per unit Rp
10.000.000,00. Pembelian dilakukan secara tunai. Transaksi tersebut akan dicatat pada
buku kas.
BUKU KAS
Tgl Keterangan Pemasukan Pengeluaran Saldo

10 | P a g e
1-11-2010 Saldo Awal 200.000.000
10-11-2010 Pembelian laptop 100 100.000.000 100.000.000
unit

G. PEMBUKUAN BERPASANGAN
Sistem kedua adalah pencatatan double entri atau disebut juga dengan sistem tata
buku berpasangan. Dalam sistem ini pada dasarnya setiap transaksi ekonomi yang
terjadi akan dicatat sebanyak dua kali. Pencatatan dengan menggunakan sistem ini
dinamakan menjurnal. Dalam pencatatan model ini sisi debit ada di sebelah kiri,
sedangkan sebelah kanan untuk sisi kredit. Untuk menjaga keseimbangan antara debit
dan kredit kita menggunakan persamaan :

BELANJA + AKTIVA = EKUITAS DANA + UTANG + PENDAPATAN

Transaksi yang menambah aktiva akan dimasukkan dala mdebit, sedangkan mengurangi
aktiva dimasukkan dalam kredit.

H. SISTEM PENCATATAN TRIPLE ENTRY


Sistem Triple Entry adalah sistem pelaksanaan pencatatan menggunakan
pencatatan double entry, tetapi ditambah pencatatan pada buku anggaran. Jadi, pada
saat pencatatan double entry dilakukan, PPK SKPD ataupun bagian keuangan/SKPKD
juga melakukan pencatatan transaksi pada buku anggaran, sehingga pencatatan ini
berimbas pada sisa anggaran. Sistem pencatatan triple entry inilah yang dipraktikkan
pada akuntansi pemerintahan

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai