Anda di halaman 1dari 29

LANDASAN KEPENDIDIKAN

SISTEM PENDIDIKAN DI BELANDA

Dibuat Untuk Mata Kuliah Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu:

Dr.Herpratiwi, M.Pd.

Dr. Sugeng Widodo, M.Pd.

Disusun oleh :

Laras Fajar Maharani (2113034066)

Faras Mahisya Athiya (2113034068)

Dea rahmawati (2113034072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah,
Nabi kita Muhammad Saw. Beserta para keluarga dan sahabatnya semua.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya yang telah diberikan kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul pembahasan ‘Sistem Pendidikan di Belanda” dan atas dukungan
serta bimbingan dari ibu Dr.Herpratiwi, M.Pd. dan bapak Dr. Sugeng Widodo, M.Pd.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila yang selalu memberikan kami
arahan serta bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu
dan baik. Tidak lupa kami ucapkan Terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua serta untuk menambah wawasan.
Mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami juga
memohon saran serta masukan dari para pembaca.

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................. 1

1.4 Manfaat Pembahasan ............................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 3

2.1 Geografi Belanda...................................................................................................... 3

2.1 Budaya Belanda........................................................................................................ 4

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………….................................... 6

3.1 sistem pendididikan di Belanda.............................................................................. 6


3.2 jenjang pendidikan di Belanda................................................................................ 7
3.3 struktur dan jenis pendidikan di Belanda ............................................................... 10
3.4 sistem manajemen pendidikan di Belanda............................................................. 12
3.5 Kurikulum di Negara Belanda............................................................................... 16
3.6 Kelebihan dan kekurangan pendidikan di belanda ............................................... 16
3.7 Yang Membuat Pendidikan di Belanda Menjadi Sanagat Menarik....................... 20
3.8 sistem Kolonial Belanda di Indonesia................................................................... 21
BAB IV PENUTUP................................................................................................................ 25

Kesimpulan..........................................................................................................................25

Daftar pustaka........................................................................................................................ 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Belanda (bahasa Belanda adalah sebuah negara konstituen yang sebagian besar
terletak di Benua Eropa. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Amsterdam, sedangkan pusat
pemerintahan dan kedudukan monarkinya berada di Den Haag. Belanda sebagai
keseluruhan sering kali disebut Holland meskipun istilah tersebut hanya mencakup
provinsi Holland Utara dan Holland Selatan.

Pendidikan di Belanda sangat ditekankan dan menjadi salah satu masalah prioritas
pemerintah, mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi/universitas.
Maka tidak aneh mulai dari system pendidikan dasar di Belanda hingga pendidikan
tinggi/universitas itu berkualitas. Dunia sendiri mengakui akan prestasi Belanda didunia
pendidikan, terbukti 11 dari universitas di Belanda masuk ranking 200 universitas terbaik
didunia. Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang pernah studi di universitas atau
institusi pendidikan tinggi Belanda memiliki kinerja yang sangat baik di manapun mereka
berada. Untuk negara kecil seperti Belanda, orientasi internasional, termasuk pendidikan
dan pelatihan merupakan keharusan untuk dapat bertahan di tengah arus dunia yang
semakin internasional.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Seperti apa sistem pendidikan di Belanda?


1.2.2 Seperti apa jenjang pendidikan di Belanda?
1.2.3 Seperti apa struktur dan jenis pendidikan di Belanda?
1.2.4 Seperti apa sistem manajemen pendidikan di Belanda?
1.2.5 Seperti apa Kurikulum di Negara Belanda?
1.2.6 Apa Kelebihan dan kekurangan pendidikan di belanda?
1.2.7 Apa Yang Membuat Pendidikan di Belanda Menjadi Sanagat Menarik?
1.2.8 Seperti apa Sistem Kolonial Belanda di Indonesia?

1.3 Tujuan Pembahasan


1.3.1 Mengetahui sistem pendididikan di Belanda
1.3.2 Mengetahui jenjang pendidikan di Belanda
1.3.3 Mengetahui struktur dan jenis pendidikan di Belanda
1.3.4 Mengetahui sistem manajemen pendidikan di Belanda
1.3.5 Mengetahui Kurikulum di Negara Belanda
1.3.6 Mengetahui Kelebihan dan kekurangan pendidikan di belanda
1.3.7 Mengetahui Apa Yang Membuat Pendidikan di Belanda Menjadi Sanagat Menarik
1.3.8 Mengetahui sistem Kolonial Belanda di Indonesia

1
1.4 Manfaat pembahasan

Agar mengetahui bagaimana sistem pendidikan di Belanda dan menjadiksn acuan untuk
kemajuan pendidikan di Indonesia.

2
BAB Il
TINJAUAN PUSTAKA

Belanda (bahasa Belanda: Nederland [ˈneːdərˌlɑnt] , terj. har. "tanah rendah") adalah
sebuah negara konstituen yang sebagian besar terletak di Benua Eropa. Belanda merupakan
bagian dari Kerajaan Belanda, sebuah negara monarki konstitusional yang mencakup seluruh
bagian Belanda Eropa serta Belanda Karibia. Belanda terdiri dari dua belas provinsi di Eropa
Barat dan tiga pulau teritori di Karibia. Belanda Eropa berbatasan dengan Laut Utara di utara
dan barat, Belgia di selatan, dan Jerman di timur, serta berbagi perbatasan maritim dengan
Belgia, Jerman, dan Britania Raya. Belanda menganut sistem
pemerintahan demokrasi parlementer yang disusun sebagai negara kesatuan. Ibu kota dan kota
terbesarnya adalah Amsterdam, sedangkan pusat pemerintahan dan kedudukan monarkinya
berada di Den Haag. Belanda sebagai keseluruhan sering kali disebut Holland meskipun istilah
tersebut hanya mencakup provinsi Holland Utara dan Holland Selatan.

2.1 Geografi Belanda


Menurut Biro Pusat Statistik, Belanda Eropa memiliki luas total 41.545 km2 (16.041 sq
mi), termasuk badan air; dan lahan seluas 33.481 km2 (12.927 sq mi). Sementara Belanda
Karibia memiliki luas total 328 km2 (127 sq mi).[34] Terletak di antara garis lintang 50° dan
54° LU, dan garis bujur 3° dan 8° BT.
Salah satu bentuk muka yang menarik di Belanda ialah permukaan tanahnya sangat rata.
Hampir separuh daripada negara Belanda berada kurang 1 meter dpl. Walaupun demikian,
provinsi Limburg, yang berada di bagian tenggara negeri Belanda, sedikit berbukit. Permukaan
tertinggi ialah Vaalserberg, yang berada di provinsi Limburg, mempunyai ketinggian 321 m.
Permukaan yang terendah ialah Nieuwerkerk aan den IJssel, yang berada 6.76 di bawah
permukaan laut.
Banyak tanah rendah dikawal oleh dijk, dan dinding laut. Sebagian kawasan di Belanda,
misalnya daerah Flevoland, mesti direklamasi. Kawasan yang direklamasi itu disebut polder.
Salah satu konstruksi yang terkenal ialah Afsluitdijk (Penutup Tanggul), yang memisahkan
danau IJssel (IJsselmeer, dulunya disebut laut Zuider atau Zuiderzee) dengan laut Wadden
(Waddenzee). Panjang dari tanggul ini 32 km, dan lebarnya 90 m.
Negara ini dibagi menjadi dua bagian utama oleh sungai Rhine (Rijn), Waal, dan Maas.
Arah angin yang utama di Belanda ialah barat daya, yang menyebabkan iklim kepulauan yang
sederhana, dengan musim panas yang dingin, dan musim sejuk yang sederhana.

3
2.2 Budaya Belanda

Belanda memiliki banyak pelukis terkenal. Abad ke-17, ketika itu Republik Belanda
mencapai kemakmuran, merupakan zaman "Para Maestro Belanda", misalnya Rembrandt van
Rijn, Johannes Vermeer, Jan Steen, Jacob van Ruysdael, dan banyak lagi. Pelukis Belanda
yang terkenal pada abad ke-19, dan ke-20 adalah Vincent van Gogh, dan Piet Mondriaan. M.C.
Escher ialah seorang seniman grafika terkenal, dan Han van Meegeren ialah pemalsu
seni Willem de Kooning lahir, dan berlatih di Rotterdam, kendati dia dianggap sebagai
seniman Amerika.
Belanda adalah negara para filsuf, seperti Erasmus dari Rotterdam, dan Spinoza. Semua karya
besar Descartes' dirampungkan di Belanda. Ilmuwan Belanda Christiaan Huygens (1629–
1695) yang menemukan bulan Saturnus, Titan, berpendapat bahwa cahaya merambat sebagai
gelombang, menemukan jam bandul, dan merupakan fisikawan pertama yang memanfaatkan
perumusan matematika. Antonie van Leeuwenhoek ialah yang pertama mengamati, dan
menjelaskan organisme sel tunggal berbantuan mikroskop.
Pada Zaman Keemasan Belanda, seni sastra juga bertumbuh kembang, dengan Joost van den
Vondel dan P. C. Hooft sebagai dua penulis terkenal. Pada abad ke-19, Multatuli menulis
tentang perlakuan buruk yang diderita pribumi di tanah jajahan Belanda. Penulis penting dari
abad ke-20 termasuklah Harry Mulisch, Jan Wolkers, Simon Vestdijk, Hella S. Haasse, Cees
Nooteboom, Gerard (van het) Reve, dan Willem Frederik Hermans. Buku Harian seorang
Gadis Kecil karya Anne Frank diterbitkan setelah dia mangkat dalam peristiwa Holokaus, dan
dialihbahasakan dari bahasa Belanda ke bahasa-bahasa utama dunia.

Berbagai gaya arsitektur dapat dibedakan di Belanda. Selama bertahun-tahun, berbagai gaya
telah dibangun dan dilestarikan. Arsitektur Romanesque dibangun antara tahun 950 dan 1250.
Gaya arsitektur ini paling terkonsentrasi di provinsi Gelderland dan Limburg. Limburg,
khususnya, sangat berbeda dalam gaya arsitekturnya dari negara-negara lain di
Belanda. Arsitektur Gotik muncul di Belanda sekitar tahun 1230. Bangunan gotik sering kali
memiliki jendela besar, lengkungan lancip, dan didekorasi dengan mewah. Brabantine Gothic
berasal dengan munculnya Kadipaten Brabant dan menyebar ke seluruh provinsi Burgundia.
Gaya arsitektur ini paling terkonsentrasi di provinsi Brabant Utara, seperti Katedral St. John di
's-Hertogenbosch, Gereja Onze-Lieve-Vrouwekerk di Breda, dan Istana Margraves di Bergen
op Zoom.
Replika bangunan-bangunan Belanda dapat ditemukan di Huis Ten Bosch, Nagasaki, Jepang.
Sebuah kampung serupa Belanda sedang dibangun di Shenyang, Tiongkok. Kincir
angin, tulip, sepatu kayu, keju, gerabah Delftware, dan cannabis adalah di antara banyak benda
yang kerap dihubung-hubungkan dengan Belanda oleh para wisatawan.
Belanda memiliki sejarah panjang toleransi sosial, dan kini dipandang sebagai negara liberal,
dilihat dari kebijakan obatnya, dan pengesahan euthanasia di hadapan hukum. Pada tanggal 1
April 2001, Belanda menjadi negara pertama yang mengizinkan pernikahan sejenis.

4
a. Olahraga
Hampir 4,5 juta dari 16 juta rakyat Belanda terdaftar di 35.000 klub olahraga di negara ini.
Kira-kira dua per tiga populasi yang berumur lebih dari 15 tahun ikut serta dalam kegiatan
olahraga mingguan Sepak bola adalah cabang olahraga yang paling merakyat di Belanda, di
mana hoki, dan bola voli menjadi cabang olahraga beregu terpopular kedua, dan ketiga. Tenis,
gimnastika (senam), dan golf adalah tiga cabang olahraga perseorangan yang paling luas
ditekuni
Organisasi cabang-cabang olahraga dimulai pada akhir abad ke-19 awal abad ke-20. Federasi
untuk cabang-cabang itu didirikan (misalnya federasi balap skate pada tahun 1882), peraturan-
peraturan dibakukan, dan klub-klub mulai didirikan. Komite Olimpiade Nasional Belanda
didirikan pada tahun 1912. Sejak itu, Belanda telah meraih 230 medali pada Olimpiade Musim
Panas, dan 78 medali pada Olimpiade Musim Dingin.

b. Masakan
Masakan negara ini didukung oleh kegiatan perikanan, dan perkebunan, termasuk pemanfaatan
lahan untuk menanam tumbuhan, dan hewan-hewan yang dijinakkan, dan sejarah
Belanda juga. Secara tradisi, masakan Belanda cukup sederhana dan lugu, dengan banyak
sayuran, dan sedikit daging; sajian sarapan, dan makan siang biasanya roti yang bertabur bahan
lain, sementara makan malam adalah daging, dan kentang, dilengkapi dengan sayuran
musiman. Makanan Belanda cukup kaya akan karbohidrat, dan lemak, mencerminkan
kebutuhan gizi pekerja yang budayanya menjadi tampilan dasar negara ini; dan mengandung
banyak produk peternakan tentunya. Tanpa banyak manipulasi, sajian Belanda paling baik
digambarkan sebagai khas pedesaan, meskipun banyak hari libur yang dirayakan dengan
makanan istimewa. Pada pertengahan abad ke-20 keadaan ini mengalami perubahan, dan
menjadi lebih kosmopolitan, dengan banyak masakan internasional hadir di kota-kota besar.

c. Warisan Kolonial
Dari eksploitasi VOC pada abad ke-17, sampai penjajahan pada abad ke-19, kepemilikan
Imperium Belanda terus meluas, mencapai puncaknya dengan mendirikan hegemoni Hindia
Belanda pada awal abad ke-20. Hindia Belanda, yang kini dikenal sebagai Indonesia, adalah
salah satu koloni Eropa paling berharga di dunia, dan yang paling penting bagi Belanda. Lebih
dari 350 tahun warisan bersama telah meninggalkan bermacam-macam ciri kebudayaan bagi
Belanda.

5
BAB IIl
PEMBAHASAN

3.1 Sistem Pendidikan di Belanda


Undang-undang pertama tentang wajib belajar diterapkan pada tahun 1900. Undang-
undang ini mewajibkan pendidikan dasar enam kelas untuk semua anak antara usia 6 dan 12
tahun. Berkalikali ada penyesuaian terhadap undang-undang ini, namun pada tahun 1969
diganti seluruhnya. Menurut undang-undang baru tersebut, semua anak berusia 6 hingga 16
tahun diwajibkan untuk menghadiri kelas siang hari sepenuhnya. Pada tahun 1985, batas bawah
disesuaikan dengan usia 5 tahun, dan sejak itu, pendidikan penuh waktu diwajibkan untuk
setidaknya 12 tahun sekolah lengkap. Siswa yang telah mencapai usia 16 tahun dalam satu
tahun ajaran terakhir tidak diwajibkan untuk mengikuti pendidikan penuh waktu lagi. Namun,
mereka terpaksa mengikuti pendidikan paruh waktu (yaitu, setidaknya 1 atau 2 hari seminggu)
setidaknya selama satu tahun lagi. Ini dikenal sebagai undang-undang wajib belajar parsial
(partiële leerplicht wet). Pada akhir tahun ajaran ketika siswa berusia 17 tahun, siswa tersebut
tidak diwajibkan lagi untuk mengikuti pendidikan paruh waktu. Sejak dimulainya wajib belajar
di Belanda, sistem pendidikan telah berubah dalam banyak hal. Namun, ada satu karakteristik
yang sangat penting dari sistem pendidikan Belanda yang tetap utuh sejak awal abad ke-20.
Artinya, sejak 1917, pendidikan negeri dan swasta diperlakukan sama oleh undang-undang.
Yang disebut kebebasan pendidikan (pasal 23 konstitusi Belanda) mengacu pada hak semua
warga negara Belanda untuk mendirikan sekolah atau mengikuti pendidikan berdasarkan
keyakinan agama, ideologis, atau pendidikan tertentu. Terlepas dari apa pun yayasannya,
semua sekolah (negeri dan swasta) dibiayai secara seimbang oleh pemerintah Belanda. Namun,
jika mereka ingin menerima dukungan (finansial) dari pemerintah, baik sekolah swasta maupun
negeri harus memenuhi standar kualitatif yang disediakan oleh otoritas pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan. Apakah standar kualitatif
tersebut terpenuhi atau tidak, ditentukan oleh Inspeksi Pendidikan Belanda. Tujuan dari
Inspeksi ini, yang merupakan bagian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu
Pengetahuan Belanda, adalah untuk menjamin kualitas semua sekolah swasta dan negeri
Belanda.

Untuk mencapai pendidikan yang baik, Pemerintah Belanda melalui Kementerian


Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan (Menteri Marja van Bijsterveldt) mewajibkan

6
guru-guru yang mengajar di taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan atas supaya berijazah
universitas. Memang tidak dipungkiri, untuk mencapai sistem yang baik diperlukan dana yang
sangat besar. Belanda selain memberikan tunjangan bagi bayi sejak lahir dan anak yang tinggal
di Belanda, juga memberikan tunjangan pendidikan kepada murid-murid (sekolah khusus,
umum, kejuruan) dan mahasiswa. “Sejak tahun 1815 M, Belanda sudah mempunyai sistem
pendidikan yang baik dan berkembang terus. Ijazah pendidikan Belanda sangat dihargai di
dunia internasional”. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan bagi siswa atau mahasiswa asing
yang belajar di Belanda. Apalagi, pilihan sekolah di Negeri Kincir Air itu juga banyak. Pelajar
dan mahasiswa dapat mengikuti pendidikan dalam bahasa Belanda dan Inggris. Anak-anak usia
2-3 tahun dapat mengikuti taman kanak-kanak (kleuterschool), dan ketika berumur empat
tahun harus masuk sekolah dasar (basisschool). Pada dasarnya, Belanda mengenal wajib belajar
untuk anak usia 2-18 tahun. Wajib belajar enam tahun diperkenalkan pada 1900 (untuk 6-12
tahun). Namun undang-undang ini sering mengalami perubahan, sampai 1969 ketika anak-anak
usia 6-16 tahun harus mengikuti pendidikan penuh waktu. Penyandang cacat di atas usia 18
tahun juga harus mengikuti wajib belajar.

3.2 Jenjang Pendidikan di Belanda

Sistem pendidikan di Belanda sangat berbeda dengan sistem pendidikan yang dikenal di
Asia, Amerika, bahkan di sebagian besar wilayah Eropa. Di Eropa sendiri, sistem pendidikan
ala Belanda hanya dikenal oleh beberapa negara, antara lain Jerman dan Swedia. Salah satu
perbedaan sistem pendidikan di Belanda adalah penjurusan yang sudah dimulai sejak
pendidikan di tingkat dasar dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan akademis dari
siswa yang bersangkutan.

Secara umum, sistem penjurusan tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Pendidikan Tingkat Dasar dan Lanjutan (primary en secondary education).

Pendidikan tingkat dasar di Belanda mulai diwajibkan sejak anak berumur 5


tahun dan berlangsung selama kurang lebih 8 tahun (7 tahun di antaranya merupakan
wajib belajar). Di tahun terakhir para siswa sudah mulai menentukan untuk memilih
pendidikan lanjutan yang akan mereka jalani. Pendidikan lanjutan dimulai sejak siswa
berumur 12 tahun dan diwajibkan sampai umur 16 tahun ini diberikan beberapa

7
tingkatan sesuai dengan hasil ujian dan level akademis yang mereka dapatkan. Siswa
yang memiliki kemampuan akademis rendah diarahkan untuk mengikuti program
VMBO (4 tahun) memberikan pendidikan yang merupakan gabungan dari pendidikan
umum dan kejuruan, dimana lulusannya bisa melanjutkan ke pendidikan MBO. Setelah
lulus dari MBO siswa dapat langsung bekerja. Siswa yang mempunyai kemampuan
akademis yang lebih baik dapat mengikuti HAVO selama 5 tahun. Setelah lulus dari
HAVO siswa dapat mengikuti HBO, di Indonesia mungkin setara dengan universitas,
tetapi yang membedakan universitas dan HBO adalah HBO lebih menggunakan ilmu
terapan (gelar HBO adalah Hogeschool). Siswa yang mempunyai kemampuan
akademis tertinggi berhak mengikuti WO selama 6 tahun dan kemudian mendaftar ke
universitas, layaknya sistem pendidikan di Indonesia. Dua tahun terakhir HAVO atau
tiga tahun terakhir di WO merupakan tahun penjurusan untuk memilih bidang pilihan
mereka. Dalam penjurusan ini mereka dapat memilih satu diantara empat jurusan,
yaitu: Science and technology (ilmu teknologi/fisika), Science and health (ilmu
kesehatan), Economic and society (sosial ekonomi), dan Culture and society (sosial
dan budaya).

2. Pendidikan Tingkat Menengah dan Kejuruan (senior secondary vocational


education and training).

Pendidikan tingkat menengah kejuruan yang dikenal dengan tingkat MBO (4


tahun) diberikan dalam beberapa jurusan, antara lain: ekonomi, teknik, perawatan diri,
kesejahteraan dan pertanian. Program MBO diberikan dalam 4 tingkatan (1-4 tahun)
dan hanya lulusan dari tingkat 4 MBO saja yang memiliki akses ke HBO.

3. Pendidikan Tingkat Tinggi (higher education).

Pendidikan tingkat tinggi di Belanda terdiri atas 2 bagian, yaitu HBO


(hogeschool/universities of profesional education) dan WO (research
universities). Hogeschool memberikan pendidikan yang bersifat siap guna untuk siswa
yang ingin langsung terjun ke lapangan pekerjaan praktis, sedangkan universitas
memberikan pendidikan yang bersifat spesifik/penjurusan berdasarkan ilmu-ilmu
murni. Setelah tahun 2002, pemerintah belanda memberlakukan sistem pendidikan
tingkat tinggi (higher education) baru. Pada sistem baru ini, pendidikan tingkat tinggi
dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu: Bachelor dan Master (BAMA), serta Phd degree.

8
4. HBO (hogeschool/universities of professional edication) dan WO
(research universities).

Bachelor degree dapat diperoleh setelah menyelasaikan program


di hogeschool dengan mengumpulkan kredit sebanyak 240 ECT (European Credit
Transfer System) selama 4 tahun untuk pendidikan HBO dan mengumpulkan kredit
sebanyak 180 ECT (European Credit Transfer System) selama 3 tahun untuk
pendidikan WO. Lulusan program Bachelor dari hogeschool hanya berhak
menggunakan title Bachelor yang berkaitan dengan jurusannya. Master degree dapat
diperoleh setelah menyelesaikan program master di hogeschool dengan
mengumpulkan kredit sebanyak 60 atau 120 ECTS (1 atau 2 tahun) untuk pendidikan
HBO dan mengumpulkam kredit sebanyak 60, 90, atau 120 ECTS (1, 5, atau 2 tahun)
untuk pendidikan WO. Lulusan program master dari hogeschool berhak menggunakan
title master yang berkaitan dengan jurusannya.

5. Pendidikan Jasmani.

Status pendidikan jasmani di Negeri Belanda telah berkembang dalam 20 tahun


terakhir ini. Ruang terbuka untuk bergerak mendapat perhatian yang sangat baik dan
juga perhatian terhadap tersedianya ruang-ruang tertutup dan juga kolam renang.
Program pendidikan jasmani di perguruan tinggi dilakukan secara suka rela dan
menunjukkan adanya perkembangan yang menggembirakan terkait dengan kemauan
perguruan tinggi itu sendiri mengadakan fasilitas olahraga untuk kepentingan
mahasiswanya.

6. Pendidikan Khusus.

Pendidikan khusus di Belanda tercatat sebanyak 20 macam, mulai dari sekolah


bagi anak-anak yang mengalami ketidakmampuan dalam belajar hingga pada anak-
anak dengan cacat ganda. Prinsipnya, sekolah khusus disediakan bagi anak-anak
dengan kelompok umur yang sama. Usia yang dapat diterima pada sekolah khusus
bervariasi tergantung pada jenis sekolah, dan biasanya antara usia 3 dan 6 tahun untuk
sekolah dasar, serta sekolah menengah umur 12 tahun ke atas dengan batas maksimum

9
20 tahun. Jenis yang ada pada sekolah dasar dan sekolah menengah bervariasi sesuai
dengan kelainan yang dialami anak-anak. Ada sekolah khusus bagi anak tuli, setengah
tuli, kelainan bicara, buta, setengah buta (rabun), cacat fisik, cacat mental, dan yang
mengalami cacat ganda.

7. Pendidikan Orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal.

Organisasi pendidikan bagi orang dewasa dan pendidikan nonformal, baik


negeri maupun swasta merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Pendidikan orang
dewasa bagi orang-orang yang berusia 18 tahun ke atas, dan terdiri dari: pendidikan
dasar orang dewasa, pendidikan menengah orang dewasa, kurus kejuruan atau
vokasional, dan pendidikan orang dewasa nonformal. Tujuan utamanya adalah agar
para peserta dapat menggunakan cara mereka sendiri dalam kehidupan masyarakat
Belanda.

8. Sistem Kredit dan Penilaian.

Sejak tahun 2002 sistem pendidikan di Belanda menggunakan sistem


kredit/point ECTS (European Credit Transfer System) yang berlaku hampir di seluruh
Eropa. Satu kredit mewakili 28 jam kerja/studi di kampus (belum termasuk jam
pelajaran di rumah) dan 60 kredit mewakili 1 tahun ajaran penuh. Sementara, sistem
penilaian sama sekali tidak ada perubahan dari sistem sebelumnya, yaitu dari skala 1
(sengat rendah) sampai skala 10 (sangat memuaskan) dengan nilai lulus paling rendah
adalah 6. Umumnya nilai 9 sangat jarang diberikan, nilai 10 dianggap sangat aneh jika
didapatkan, dan penilaian 1-3 sangat jarang sekali digunakan.

3.3 Struktur dan Jenis Pendidikan di Belanda

1. Pendidikan Formal (Pendidikan Dasar, Menengah, Pendidikan Khusus, dan


Pendidikan Tinggi)

Sistem pendidikan formal Belanda terdiri dari tiga tingkat: pendidikan dasar,
pendidikan menengah pertama dan kejuruan, dan menengah atas umum, akademi -
akademi kejuruan dan universitas. Ketiga level ini didahulu i dengan pendidikan
prasekolah atau Taman Kanak-kanak.

10
Pendidikan dasar diatur dengan undang-undang tahun 1920, dan undang-undang
tentang Taman Kanak-kanak ditetapkan tahun 1955. Parlemen menyetujui undang-undang
baru tentang Pendidikan Dasar pada tahun 1981, dan berlaku mulai tahun 1985 dan
pada saat inilah Taman Kanak-kanak dan sekolah dasar digabungkan menjadi satu
sehingga merupakan satu format pendidikan dasar baru bagi anak-anak mulai usia 4
tahun sampai 12 tahun. Pendidikan adalah wajib mulai usia 5 sampai 17 tahun yang
ditetapkan dengan Undang-undang Wajib Bdajar tahun 1975, dan antara umur ini
temyata 100% anak-anak mengikuti pendidikan. sekolah dasar berlangsung selama 8
taliun.
2. Pendidikan orang Dewasa dan Pendidikan Nonformal

Organisasi pendidikan bagi orang dewasa dan pendidikan nonformal, baik


negeri maupun swasta merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Pendidikan orang
dewasa disediakan bagi orang-orang yang berusia 18 tahun ke atas, dan terdiri dart:
pendidikan dasar orang dewasa, pendidikan menengah orang dewasa, kursus-kursus
kejuruan atau vokasional, dan pendidikan orang dewasa nonformal. Pendidikan
dasar orang dewasa merupakan rangkaian kegiatan yang memungkinkan mereka
mendapatkan ilmu dan keterampilan yang, diperlukan yang dapat digunakan untuk
keperluan pribadi dan untuk kepentikan masyarakat. Program khusus juga diadakan untuk
kelompok etnis minoritas yang diajar dalam kontras budaya mereka masing-masing,
misalnya, dengan menggunakan bahasa mereka sendiri sebagai bahasa pengantar. Tetapi,
tujuan utamanya adalah agar para peserta dapat menggunakan cara mereka sendiri dalam
kehidupan masyarakat Belanda. Waktu belajar malam atau siang hari tersedia pada MAYO,
HAVO, dan sekolah-sekolah menengah komersial (MEAD). Seko'lah-sekolah ini
memberikan diploma, walaupun dalam sistem ini dimungkinkan bagi peserta untuk
mengambil hanya satu mata pelajaran pada satu periode. Persyaratan minimal untuk
masuk di sekolah-sekolah ini ialah telah menyelesaikan pendidikan wajib (wajib belajar).
PendidiIkan kejuruan orang dewasa dimaksudkan untuk mempersiapkan mereka
dengan kualifikasi agar mereka memperoleh pekerjaan.

11
3.4 Sistem Manajemen Pendidikan di Belanda

1. Otorita

Sistem pendidikan Belanda didasarkan pada statuta yang kuat dan berfungsi
sebagai dasar peraturan-peraturan yang lebih rinci dalam bidang-bidang tertentu. Peraturan ini
dibuat menurut urutan atau hierarki. Parlemen dapat menentukan bahwa hasil pembicaraan, di
dewan pendidikan harus terlebih dahulu disainpaikan ke Parlemen sebelum peraturan itu
dilaksanakan. Peraturan atau undang-undang itu berkaitan terutama dengan pendanaan
dan organisasi pendidikan.

Bentuk sistem pendidikan Belanda ialah sentralisasi. Tanggung jawab


pemerintah pusat terletak pada hal-hal yang berhubungan dengan organisasi, pendanaan
(termasuk status hukum kepegawaian), inspeksi, ujian, dan inovasi promosi. Pejabat -
pejabat propinsi sertanggung jawab terutama alas tugas-tugas pengawasan serta
mempunyai peran juga dalam hal pelaksanaan pendidikan orang dewasa, dan akhir-akhir
ini juga lebih banyak dilibatkan dalam tugas-tugas perencanaan dan penasihatan.
Manajemen dan pengadministrasian diatur pada tingkat lokal. Pejabat-pejabat eksekutif
kotapraja sertanggung jawab atas sekolah-sekolah negeri dan yayasan atau organisasi yang
punya fungsi yang sama pada sekolah-sekolah swasta. Mereka juga melaksanakan berbagai
tugas terhadap semua sekolah seperti pengawasan pelaksanaan peraturan wajib belajar.
Mereka juga membayar biaya-biaya fasilitas baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.

2. Pendanaan
Pendidikan formal dibiayai oleh Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
kecuali pendidikan pertanian yang dibiayai oleh Kementerian Pertanian dan
Perikanan. Dana ini bersumber dari penghasilan pajak dan , dalam jumlah yang
sangat terbatas, dari sekolah, kursus, dan uang sekolah. Lembaga pendidikan tinggi
dapat mengumpulkan uang dari pengajaran atau penelitian yang dilaksanakan atas
dasar kontrak. Pendidikan yang tidak didanai oleh pemerintah juga merupakan sektor
yang cukup besar, yang dananya seluruhnya dibayar oleh peserta pendidikan, atau
orang tua, atau majikan yang menyekolahkan stafnya. Dana pemerintah dialokasikan

12
untuk pendidikan sesuai persyaratan tertentu. Peraturan yang terpisah mengatur
pendanaan untuk staf, untuk investasi, untuk biaya operasional.

Aspek-aspek pendanaan pendidikan mencakup jumlah murid pada sekolah


tertentu, lamanya waktu pendidikan, besamya kelas (jumlah murid per kelas), dan
skala gaji guru-guru. Peraturan tenting "kelebilian
pengeluaran" (overspend) menetapkan bahwa jika dalam satu tahun ajaran kotapraja
mengeluarkan biaya untuk sekolah-sekolah negeri lebih dari yang telah
ditetapkan, maka kotapraja yang bersangkutan bams mengeluarkan dana yang
jumlahnya lama besamya dengan kelebihan itu kepada sekolah-sekolah swasta
setempat. Peraturan ini bersumber dari persamaan keuangan antara sekolah negeri dan
swasta sesuai ketentuan Konstitusi.

3. Personalia
Pendidikan guru adalah bagian dari pendidikan tinggi. Guru-guru sekolah dasar
dididik pada perguruan tinggi profesional atau fakultas-fakultas yang khusus untuk
pendidikan guru sekolah dasar (PABO's). Kuliah berlangsung selama 4 tahun, dan
memprogramkan agar guru-guru yang mengajar di sekolah dasar mampu mengajarkan semua
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Mahasiswa yang mendaftar pada lembaga
keguruan ini meningkat dengan cepat, (1987: 3,000 –4,000 orang; 1990: 6,000) setelah
menurun sebelum 1987. Jumlah tamatan juga meningkat (1987: 1,700 orang; 1989: 2,600
orang). Guru-guru sekolah dasar normalriya bekerja 40 jam seminggu. Pada sekolah
menengah, ndar beban mengajar guru adalah 29 jam pelajaran. Tugas guru mencakup
mengajar dan tugas lain-lain (nonteaching). Guru-guru yang dibebani tugas-tugas
ekstra, dibebaskan sebagian dari tugas mengajar. Dosen-dosen perguruan tinggi diatur
dengan satu bentuk peraturan sendiri didasarkan pada peraturan pegawai negeri, tetapi di
modifikasi sesuai keadaan di universitas.

4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran


Kebebasan pendidikan yang digariskan dalam undang-undang memerlukan
standar yang, perlu ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan ilmu Pengetahuan.
standar ini mencakup mata pelajaran yang diwajibkan untuk jenis sekolah tertentu,
dan peraturanperaturan yang mengikat lainnya mengenai isi ujian-ujian akhir sekolah.
Mengenai target pencapaian pendidikan masih belum ditetapkan bagi semua jenis

13
sekolah. Kementerian Pendidikan dan ilmu Pengetahuan dalam hubungan ini berpendapat
bahwa berdasarkan prinsip kebebasan ideologi dan kurikulum, hasil serta penilaian materi
pengajaran seharusnya tidak diatur secara central. Dewar pendidikan setempat atau
"school boards" seyogianya sertanggung jawab untuk hal itu.

5. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran


Kebebasan pendidikan yang digariskan dalam undang-undang memerlukan
standar yang, perlu ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.
standar ini mencakup mata pelajaran yang diwajibkan untuk jenis sekolah tertentu,
dan peraturanperaturan yang mengikat lainnya mengenai isi ujian-ujian akhir sekolah.
Mengenai target pencapaian pendidikan masih belum ditetapkan bagi semua jenis
sekolah. Kementerian Pendidikan dan ilmu Pengetahuan dalam hubungan ini berpendapat
bahwa berdasarkan prinsip kebebasan ideologi dan kurikulum, hasil serta penilaian materi
pengajaran seharusnya tidak diatur secara central. Dewan pendidikan setempat atau
"school boards" seyogianya sertanggung jawab untuk hal itu. pada tingkat sekolah dasar
rencana kerja merupakan instrumen utama bagi "school board". Organisasi dan isi
program pendidikan ditetapkan sekurang-kurangnya sekali dua tahun dalam bentuk
proposal dari guru-guru. Ini berisi pilihan materi pelajaran, metode mengajar, cara atau
teknik bagaimana hasil belajar anak diukur, dinilai dan dilaporkan. Tiap tahun dirancang
program kegiatan guru dan kegiatan murid untuk pelajaran-pelajaran tertentu. Rencana kerja
(Workplan) sekolah dibahas oleh inspektorat, dan semua rencana kegiatan harus disiapkan
untuk diserahkan kepada inspektorat.
Pada tingkat sekolah menengah, staf pengajar menyusun silabus dan rancangan
pelajaran yang juga direviu oleh inspektorat. Informasi yang lengkap dan rinci perlu
disiapkan yang mencakup mata pelajaran, waktu, pengorganisasian kelompok, dan
keterangan mengenai bagaimana sekolah menghadapi siswa yang hidup dalam
masyarakat multikultural.

6. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi


Pada hampir semua sekolah dasar di Belanda, murid-murid naik secara otomatis
dari satu "grade" ke "grade" yang lebih tinggi. Umumnya, sertifikat atau ijazah pertama
diperoleh murid pada 'usia 12 tahun berdasarkan tes yang disusun oleh sebuah lembaga tes
pusat (CITO). Dalamtahun 1990, 58% sekolah dasar di Belanda menggunakan tes ini. Ujian-
ujian eksternal hampir tidak pemah dilakukan lagi.

14
Pada tingkat pendidikan menengah, ujian akhir sekolah terdiri dari dua bagian:
ujian sekolah, dan ujian yang bersifat nasional. Kedua ujian ini dilaksanakan pada tahun
terakhir, dengan penjadwalan ujian sekolah mendahului ujian nasional. Ujian nasional
dilaksanakan serentak pada waktu yang sama untuk setup jenis sekolah. Pada sekolah
menengah kejuruan tingkat pertama, ujian diadakan pada empat tingkat yang berbeda.
Dua ujian yang, paling sulit ditentukan oleh Menteri Pendidikan. Pada sekolah
menengah kejuruan tingkat atas, program ujian ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
bersamaan dengan dilaksanakannya ujian nasional. Dalam banyak hat. sekolah menetapkan
ujiannya masing-masing yang materinya berkaitan dengan sasaran pelajaran yang telah
ditetapkan.
7. Evaluasi dan Penelitian Pendidikan
Penelitian pendidikan berupa investigasi atas pendidikan yang diberikan dan
tingkat keberhasilan dapat membantu kegiatan mengontrol kualitas. Di tingkat sekolah
dasar setiap mata pelajaran dievaluasi sekali dalam 8 tahun., dan hasilnya dapat membuat
pemerintah melakukan suatu intervensi. Sekolah juga dapat membandingkan hasil penilaian
itu dengan angka-angka penilaian nasional dan berdasarkan itu sekolah melakukan
perbaikan atau penyesuaian sendiri.

Penelitian mengenai sebab-sebab kenaikan jumlah murid pada sekolah-sekolah


khusus (sekolah bagi anak-anak cacat) mengungkapkan sejumlah alasan, antara lain:
kurikulum yang tidak fleksibel pada sekolah dasar; guru kurang motivasi dalam
mengajar; kenyataan bahwa sekolah khusus kehilangan rasa malunya; kenyataan
bahwa terdapat ketidakseimbangan antara potensi anak-anak dan kemampuannya; harapan
dan tuntutan yang dihadapi murid-murid sekolah dasar dan dukungan yang mereka
peroleh di rumah dan di sekolah terganggu. Kenaikan itu bukan karena kesulitan dalam
belajar semakin meningkat di antara anak-anak, tetapi lebill banyak karena poroses social
masyarakat. langkah-langkah ke arah kontrol kualitas yang sesungguhnya merupakan
tanggung jawab perguruan tinggi sendiri, juga telah disusun. Inspektorat saat ini makin
berkurang perannya sehingga tugas utamanya adalah untuk mendorong terlaksananya kontrol
kualitas.

15
3.5 Kurikulum di Negara Belanda

Kurikulum sekolah harus mencakup mata pelajaran-mata pelajaran yang sama dengan
mata pelajaran yang diajarkan pada sekolah dasar biasa walaupun dimodifikasi untuk usia 7
tahun dan untuk yang mengalami cacat ganda. Anak-anak di bawah usia 7 tahun diajar minimal
800 jam dan anak-anak usia di atas 7 tahun minimal 1000 jam setiap tahun ajaran, pelajaran
biasanya berlangsung selama 5,5 jam dalam sehari.

Kurikulum di Belanda dikembangkan oleh sebuah badan yang disebut The Dutch
Institute for Curriculum Development atau SLO. SLO mengembangkan kurikulum mata
pelajaran, yaitu Bahasa, IPA, Matematika, TIK, Penjas, dan lain sebagainya. Jika dianalogikan
di Indonesia SLO ini seperti Pusat Pengembangan Kurikulum yang ada dibawah Depdiknas.
Pengembangan kurikulum pada mata pelarajan Penjas, SLO memiliki tim khusus
pengembangan Penjas yang merupakan gabungan dari orang-orang SLO, dibantu oleh Asosiasi
Guru Penjas Belanda, dan para akademisi dari perguruan tinggi atau akademi. Orang-orang di
SLO merupakan mayoristas dari mantan Guru Penjas yang secara sukarela pindah tugas dan
beralih fungsi menjadi pegawai SLO dan bertugas sebagai pengembang kurikulum.

3.6 Kelebihan dan kekurangan pendidikan di belanda

a. Kelebihan Pendidikan di Belanda

Pendidikan di Belanda, terutama pendidikan tingginya telah diakui reputasinya di


dunia. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang pernah studi di universitas atau institusi
pendidikan tinggi Belanda memiliki kinerja yang sangat baik di manapun mereka berada.
Untuk negara kecil seperti Belanda, orientasi internasional, termasuk pendidikan dan pelatihan
merupakan keharusan untuk dapat bertahan di tengah arus dunia yang semakin internasional.

Kelebihan sistem pendidikan di Belanda

16
1. Masyarakat yang multikultur dan terbuka

Masyarakat Belanda merupakan masyarakat yang multikultur dan terdiri dari


kelompok-kelompok orang yang sudah menetap di Belanda selama berabad-abad. Bahkan jika
kita tilik kembali ke abad 17, Belanda telah menjadi negara makmur, dimana perdagangan
menjadi sumber utama bagi pendapatan negeri ini. Dewasa ini, perdagangan internasional
masih merupakan mesin pertumbuhan ekonomi utama di Belanda Dutch society is
multicultural. Kelompok masyarakat yang bukan berasal dari Belanda telah menetap selama
berabad-abad di Belanda sebagai akibat keterkaitan sejarah dengan bagian dunia lainnya. Hal
ini juga melahirkan perbedaan yang sangat besar dalam hal keagamaan. Walaupun Bahasa
Belanda adalah bahasa nasional, namun mayoritas penduduk Belanda juga berbicara dalam
bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya seperti Jerman atau Perancis.

2. Lingkungan studi yang internasional

Belanda ibarat pelari terdepan di Eropa. Belanda merupakan negara non berbahasa
Inggris pertama yang menawarkan program studi internasional atau berbahasa Inggris. Lebih
dari 1400 program studi berbahasa Inggris untuk berbagai bidang ditawarkan oleh pendidikan
tinggi Belanda. Hal ini membuat Belanda diibaratkan menjadi pelari terdepan di benua Eropa.

3. Pendidikan dan riset yang berkualitas dan beraneka ragam

Pendidikan tinggi Belanda telah diakui reputasinya di dunia. Ini semua diperoleh
melalui sistem regulasi dan manajemen mutu pendidikan yang ada. Hasil riset ilmiah
internasional Belanda bahkan menempati peringkat tinggi. Belanda juga telah mendapat
pengakuan internasional sebagai pionir dalam menerapkan sistem Problem-based learning
(PBL), yang mampu melatih siswa untuk dapat menganalisa dan memecahkan permasalahan
praktek-praktek yang diberikan secara independen melalui penekanan pada self-study dan
disiplin diri sendiri.

4. Terletak di tengah Benua Eropa

Belanda berada di tengah Eropa, sehingga jika seseorang tinggal di Belanda, ia bisa
menjangkau kota-kota besar Eropa dengan mudah. Banyak ibukota negara-negara Eropa yang

17
dapat ditempuh dengan mudah dan cepat dari Belanda. Brussels hanya dua jam perjalanan
dengan kereta api atau hanya dengan penerbangan singkat dari Amsterdam, demikian juga
untuk sampai di Paris, Madrid atau Berlin. Universitas –universitas di Belanda menjadi tempat
yang ideal untuk mengawali studi dan bertukar pengetahuan dengan negara-negara Eropa
lainnya.

5. Biaya kuliah di Belanda relatif terjangkau.

Pendidikan di Belanda tidaklah gratis, namun biaya kuliah relatif terjangkau. Hasil
survey mengenai biaya hidup di dunia menunjukkan bahwa biaya hidup di kota Amsterdam
lebih rendah dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di dunia seperti New York, London,
Paris dan Beijing. Tentu ukuran besar kecil biaya di sini sifatnya relatif, artinya sesuai dengan
ukuran kemampuan bagi orang yang ingin belajar di luar negeri.

6. Budaya Mahasiswa

Komunitas pendidikan tinggi Belanda berupaya menjadi bagian dari masyarakat dan
tidak ingin terpisah dari masyarakat sekitarnya. Universitas/institut tersebar di seluruh negeri,
dan hanya sedikit di antaranya yang memiliki kampus. Bisa juga gedung-gedung satu
universitas tersebar di berbagai lokasi. Akan tetapi kehidupan mahasiswa tetap dapat dijumpai.
Di lingkungan setiap universitas/institut terdapat jaringan perhimpunan mahasiswa untuk
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan studi, olahraga, ataupun kegiatan rekreasi.
Perhimpunan ini dikelola oleh mahasiswa sendiri, bahkan beberapa perhimpunan memiliki
orientasi internasional. Mereka juga memiliki cafe-cafe, restoran, dan tempat-tempat
pertemuan favorit lainnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa komunitas pendidikan tinggi
Belanda ingin menjadi bagian dari masyarakat dan tidak terisolasi.

7. Beasiswa

Pemerintah Belanda sangat berkeinginan untuk menjadikan pendidikan tinggi mudah


diakses oleh mahasiswa dan profesional dari berbagai negara. Di Belanda, pendidikan tinggi
mendapatkan subsidi, ini berarti biaya kuliah dapat ditekan cukup rendah, terutama jika
dibandingkan dengan Inggris dan Amerika Serikat.

18
8. Program Pertukaran

Cara termudah dan termurah untuk dapat melanjutkan studi di Belanda adalah melalui
program pertukaran. Banyak institusi pendidikan tinggi Belanda yang memiliki kerjasama
program pertukaran dengan mitra institusi-nya di negara lain di seluruh dunia.

b. Kelemahana Pendidikan di Belanda

Dibanding Indonesia, tentu Belanda jauh lebih berpengalaman dalam bidang


pendidikan. Bahkan pendidikan di Indonesia sedikit banyak diwarnai oleh pola pendidikan
Belanda, terutama saat negeri tersebut menjajah Indonesia. Pada masa sekarang, tentu tidak
bijaksana mengungkit-ungkit kisah memilukan di era penjajahan tersebut. Apa yang baik di
Negara Belanda dan dapat diambil untuk pengembangan system pendidikan di Indonesia tentu
sangat berharga.

Tidak mudah mencari kekurangan/kelemahan system/pola pendidikan di Negara


Belanda. Tentu ini disebabkan begitu lamanya pengalaman mengelola pendidikan di Negara
sendiri maupun Negara-negara jajahannya. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
bagi siapapun yang ingin menggunakan kesempatan belajar di Negara Belanda.

Gejala Post Modernisasi sangat terasa di Negara Belanda

Gejala post modernisasi ditandai dengan sekularisasi yang salah satunya dalam bentuk
lunturnya nilai-nilai agama. Kecuali itu juga ditandai dengan liberalisasi pola pikir yang sangat
menekankan pada hak azasi tiap manusia untuk melakukan kehendaknya sendiri. Belanda yang
pada masa lalu mampu mengirimkan nisionaris-misionarisnya ke seluruh dunia, terutama
Negara jajahannya, kini justru membutuhkan misionaris-misionaris dari luar. Tidak dapat
dipungkiri, masyarakat Belanda masa kini adalah masyarakan yang individualistis, yang
memandang soal-soal agama sebagai urusan pribadi semata. Kegiatan kerohanian menjadi
tidak menarik lagi. Gereja-gereja kosong, kaum muda tidak tertarik melaksanakan kegiatan

19
keagamaan. Aktualisasi kehidupan beriman orang Belanda masa kini lebih ditekankan pada
karya-karya humanistis. Namun gejala ini tidak berlaku bagi kaum imigran

Dari situasi tersebut muncul pula kebiasaan-kebiasaan yang sulit diterima nalar, seperti:
adanya hari bebas mengkonsumsi narkoba (Surya, 26 Mei 2010)! Jika demikian tentu
kebebasan dalam bidang lain, missal pergaulan, tentu mendapat kelonggaran pula.
Kecenderungan individualistis juga memperburuk situasi pergaulan antar muda-mudi, bahkan
antar pasangan sejenis. Pimpinan Gereja Katolik pernah didemo masyarakat Belanda yang
menuntut disahkannya pernikahan sejenis!

Kecuali hal-hal tersebut, yang perlu dipertimbangkan adalah adanya iklim yang
berbeda dengan Indonesia. Musim dingin yang sering disertai badai salju menjadi
pertimbangan khusus bagi orang-orang yang berasal dari Negara-negara tropis. Dan satu hal
lagi yang perlu diperhitungkan adalah sangat terbatasnya took/rumah makan yang menjual
makanan khas Indonesia.

3.7 Yang Membuat Pendidikan di Belanda Menjadi Sanagat Menarik

Sofia Yang, Humas Nuffic Nesso Indonesia dalam sesi seminar "Study in Holland"
menjelaskan kepada peserta DPD 2018, 7 alasan Belanda menarik dilirik menjadi pilihan studi.

1. Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar


Saat ini, sudah setidaknya tersedia lebih dari 2.100 pilihan program studi di universitas
Belanda telah menggunakan bahasa Inggris. Siswa tidak perlu khusus belajar Belanda,
karena banyak bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris.
2. Destinasi studi siswa internasional
Saat ini terdapat 112 ribu mahasiswa internasional belajar di Belanda. Ini berarti, 1 dari
10 mahasiswa yang kuliah di Belanda merupakan mahasiswa internasional. Tahun ini
saja setidaknya ada lebih dari 2.500 pelajar Indonesia menempuh studi di Belanda.

3. Universitas kelas dunia

20
Belanda memiliki sekitar 200 universitas yang masuk dalam pemeringkatan universitas
kelas dunia menurut QS University World Rankings. Bahkan 13 di antaranya masuk
dalam 50 terbaik dunia.

4. Kualitas pendidikan tinggi terjamin


Berbeda dengan Indonesia, Belanda hanya menerapkan 1 sistem akreditasi tanpa
pemeringkatan. Hal ini menjamin bahwa kualitas pendidikan tinggi di Belanda
memiliki standar tinggi yang sama. Sebaliknya, pendidikan tinggi yang tidak lulus
akreditasi tidak diperbolehkan menerima mahasiswa untuk menjamin kualitas
pendidikan di sana.
5. Biaya pendidikan 'reasonable'
Biaya pendidikan di Belanda dianggap 'paling reasonable' bila dibandingkan
universitas lain di Eropa yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Biaya
pendidikan S1 rata-rata menghabiskan 6 ribu sampai 15 ribu pounsterling dan S2
berkisar 8 ribu sampai 20 ribu pounsterling.
6. Kota terbaik untuk generasi milenial
Amsterdam, Belanda terpilih menjadi salah satu "Best Cities fo Millenials" menurut
Nestpick tahun 2017. Tidak hanya menjadi kota kelahiran start up besar "Uber", kota
ini juga dianggap memiliki ekossistem bisnis yang baik dan memberikan ruang bagi
generasi milenial mengembangkan kreatifitas, esensi dan kualitas hidup.
7. "Home Away from Home"
Ikatan historis Indonesia dan Belanda membuat banyak orang Indonesia di sana, baik
menetap maupun memilih studi di sana. Hal ini membuat Belanda menjadi terasa "jauh
namun seperti di rumah" bagi pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi di
Belanda.

3.8 Sistem Kolonial Belanda di Indonesia

a. Komponen Sistem Pendidikan Pada Jaman Kolonial Belanda di


Indonesia ( 1900-1942 )

Tujuan pendidikan selama periode kolonial memang tidak pernah dinyatakan secara tegas,
tetapi dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan antara lain adalah untuk memenuhi

21
keperluan tenaga buruh kasar untuk kepentingan kaum modal Belanda, di samping ada
sebagian yang dilatih dan dididik untuk menjadi tenaga administrasi, tenaga teknik, tenaga
pertanian, dan lain- lain yang diangkat sebagai pekerja-pekerja kelas dua atau kelas tiga.
Kebutuhan akan tenaga kerja semakin meningkat karena disesuaikan dengan perkembangan
Industri Belanda yang semakin lama semakin berkembang, maka dari itu pemerintah kolonial
membutuhkan tenaga kerja terdidik untuk mengisi kursi kepegawaian pemerintah kolonial.

Mengenai mata pelajaran yang diajarkan, ada empat mata pelajaran yang diharuskan yaitu
membaca, menulis, bahasa (bahasa Belanda wajib diajarkan), dan berhitung. Menurut
Mudyaharjo (2006:266) sistem persekolahan pada jaman kolonial Belanda abad ke-20 terdiri
atas tiga jenjang pendidikan, yaitu (1) pendidikan rendah (Lagere Onderwijs), yang dibagi
menjadi 2, yaitu Sekolah Eropa dan Sekolah Bumiputra, (2) pendidikan lanjutan atau
menengah (Middlebaar Onderwijs), (3) pendidikan tinggi (Hooger Onderwijs). Jadi bisa
disimpulkan bahwa tiap jenjang pendidikan tersebut memiliki kurikulum yang berbeda.
Pendidikan rendah memiliki kurikulum yang sama dalam hal mata pelajaran yang diajarkan
yaitu membaca, menulis, bahasa, dan berhitung. Sedangkan kurikulum Pendidikan Menengah
(Middlebaar Onderwijs) meliputi mata pelajaran fisika, kimia, matematika, geografi, biologi,
kosmografi, menggambar garis, menggambar tangan, bahasa Jerman, bahasa Perancis,bahasa
Belanda, bahasa Inggris, botani, geometri, berhitung dan aljabar dan tata buku (hanya di AMS
dan HBS, tidak diberikan di MULO). Kurikulum di Pendidikan Tinggi meliputi mata pelajaran
penegtahuan alam, pertanian, mengukur tanah (kadaster), botani, biologi, etnologi, dan
menggambar (meniru gambar).

Masyarakat Indonesia pada tahun 1920 dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: Golongan
Eropa, Golongan Bumiputra, dan Golongan Timur Asing (Cina). Jadi sekolah-sekolah pada
masa politik etis hingga berakhirnya jaman Hindia Belanda dimasuki oleh peserta didik yang
berkebangsaan Belanda (mayoritas), Cina, dan Indonesia (minoritas).

Tenaga pendidik atau guru disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Tiap jenjang
pendidikan mulai dari pendidikan rendah, menengah, dan tinggi tentu mempunyai kriteria dan
syarat tertentu bagi guru untuk bisa mengajar di sekolah.

Pada tahun 1848 Gubernur Jenderal Van den Bosch diberikan kuasa untuk
mempergunakan uang dari anggaran belanja negara sejumlah f 25.000 tiap tahun untuk

22
mendirikan sekolah-sekolah bagi penduduk Pulau Jawa, terutama untuk mendidik calon-calon
pegawai. Biaya yang disediakan pada tahun 1883 menjadi f 400.000 untuk Pulau Jawa saja,
sedangkan untuk seluruh Indonesia sebesar f 1.196.000 (f = florin = gulden rupiah Belanda)
(Gunawan, 1986:13-14). ketika politik etis mulai dijalankan anggaran menjadi lebih besar
dengan pemberian bantuan sebesar 40.000.000 gulden untuk menjalankan trilogi politik etis
yang salah satunya adalah pendidikan.

Jumlah murid yang menamatkan sekolahnya dengan memperoleh ijazah lebih kecil jika
dibandingkan dengan jumlah anak putus sekolah. Hanya 8 – 10 persen dari anak wanita dan
sekitar 30 persen dari anak pria yang berhasil menamatkan pelajarannya. Komponen-
komponen sistem pendidikan pada jaman kolonial Belanda di Indonesia tahun 1900-1942
seperti tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik, pendidik atau guru, anggaran, dan lulusan
atau tamatan merupakan satu kesatuan yang sistematis antara satu dengan yang lainnya. Jadi
antara komponen pendidikan satu dengan komponen pendidikan yang lain tidak bisa
dipisahkan, karena merupakan motor penggerak pendidikan.

Komponen-komponen pendidikan tersebut juga ada dalam pendidikan nasional di jaman


setelah kemerdekaaan seperti sekarang, hanya saja substansi dan orientasinya saja yang
berbeda.

b. Penyelenggaraan Pendidikan Kolonial Belanda di Indonesia ( 1900-1945 )

Pada garis besarnya sistem persekolahan kolonial Belanda merupakan sistem yang rumit,
karena penjenisannya cukup banyak sebagai realisasi dari diskriminasi sistem pendidikannya.
Pendidikan kolonial Belanda terdiri dari tiga jenjang pendidikan, yaitu (1) Pendidikan Rendah
(Lager Onderwijs) yang dibagi menjadi dua yaitu Sekolah Rendah Berbahasa Pengantar
Bahasa Belanda, contohnya Sekolah Rendah Eropa/ Europe Lagere School (ELS), Sekolah
Cina Belanda/ Hollandsche Chinese School (HCS), dan Sekolah Bumiputera Belanda/

23
Hollandsche Inlandsche School dan Sekolah Rendah Berbahasa Pengantar Bahasa daerah atau
Melayu, contohnya Sekolah Bumiputera Kelas Du (Inlandsche School-Tweede Klasse),
Sekolah Des (Volkschool), dan Sekolah Peralihan (Vervolgschool); (2 Pendidikan Menengah
(Middlebaar Onderwijs), contohnya MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), AMS
(Algemene Middlebare School), dan Sekolah Tinngi Warga Negara/ Hogere Burger School
(HBS); (3) Pendidikan Tinggi, contohnya Sekolah Tinggi Kedokteran/ Geneskundige Hoge
School (GHS), Sekolah Tinggi Hukum/ Rechts Hoge School (RHS), dan SekolahTinggi
Teknik/ Technische Hoge School (THS).

Sistem penyelenggaraan pendidikan yang diterapkan pemerintah Hindia Belanda terhadap


masyarakat Indonesia khususnya Jawa tampak jelas adanya perlakuanyang berbeda, baik itu
bagi anak-anak Eropa, Cina,maupun bagi pribumi sendiri. Hal ini dapat dilihat dengan
dibedakannya kesempatan untuk memasuki sekolah bagingolongan atas (bangsawan) dan bagi
golongan bawah (rakyat biasa). Untuk memasuki sekolah tertentu masih dipersulit dengan
aturan-aturan yang memberatkan, ditambah lagi dengan biaya yang sangat mahal. Hal ini
memang sengaja dilakukan oleh pemerintah untuk menghalangi rakyat biasa memasuki
sekolah yang khusus untuk anak-anak Eropa, sehingga bagi rakyat Bumiputera terutama bagi
rakyat biasa hanya bisa menduduki sekolah pada tingkat rendah saja. Adapun bagi golongan
atas atau bangsawan dapat terus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sampai perguruan
tinggi.

24
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Belanda (bahasa Belanda adalah sebuah negara konstituen yang sebagian besar
terletak di Benua Eropa. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Amsterdam, sedangkan pusat
pemerintahan dan kedudukan monarkinya berada di Den Haag. Belanda sebagai keseluruhan
sering kali disebut Holland meskipun istilah tersebut hanya mencakup provinsi Holland
Utara dan Holland Selatan.

Sistem pendidikan di Belanda sangat berbeda dengan sistem pendidikan yang dikenal
di Asia, Amerika, bahkan di sebagian besar wilayah Eropa. Di Eropa sendiri, sistem pendidikan
ala Belanda hanya dikenal oleh beberapa negara, antara lain Jerman dan Swedia. Salah satu
perbedaan sistem pendidikan di Belanda adalah penjurusan yang sudah dimulai sejak
pendidikan di tingkat dasar dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan akademis dari
siswa yang bersangkutan.

Sistem pendidikan formal Belanda terdiri dari tiga tingkat: pendidikan dasar,
pendidikan menengah pertama dan kejuruan, dan menengah atas umum, akademi -
akademi kejuruan dan universitas. Ketiga level ini didahului dengan pendidikan
prasekolah atau Taman Kanak-kanak.

Pendidikan di Belanda, terutama pendidikan tingginya telah diakui reputasinya di


dunia. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang pernah studi di universitas atau institusi
pendidikan tinggi Belanda memiliki kinerja yang sangat baik di manapun mereka berada.
Untuk negara kecil seperti Belanda, orientasi internasional, termasuk pendidikan dan pelatihan
merupakan keharusan untuk dapat bertahan di tengah arus dunia yang semakin internasional.

25
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.Belanda.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/B
elanda&ved=2ahUKEwj0ssK1lYr0AhUZyzgGHVvOAzgQFnoECCIQAg&usg=AOvVaw2G
JgYQeiMfm0dZsdr6HJle. Diakses pada 9 November 2021

Kepner, C.G., An experiment in the relationship of types of written feedback to the


development of second‐language writing skills. The modern language journal, 1991. 75(3): p.
305-313.

Fadhillah, N. 2018. Kurikulum di Negara Belanda. Teknologi Pendidikan. Jakarta:


Lubuk Agung.

Horohiung, V. 2016. Pendidikan Formal Era Hindia Belanda di Kepulauan Sangihe


pada Tahun 1848-1945. Jurnal Pendidikan Sejarah Vol.5 No.2. 8. Sutapa, M. 2018. Analisis
Competitive Advantage Pendidikan Belanda dan Jepang. Universitas Negeri Yogyakarta: LP.

Afifuddin 2007, Sejarah Pendidikan, (bandung: Prosfect,)

Maksum, Henry. 2014. “Perbandingan Pendidikan Jasmani di Indonesia dan


Belanda”. Jurnal Pendidikan Olah Raga, Vol. 3, No. 2,

Kompas.(2018). Editor: Yohanes Enggar Harususilo. KOMPAS.com.


https://edukasi.kompas.com/read/2018/11/09/18380301/kenapa-memilih-studi-di-
belanda-ini-7-alasannya.

Markus Basuki. (2010). Pendidikan di Belanda. http://cor-


amorem.blogspot.com/2010/06/pendidikan-di-belanda.html?m=1. Diakses pada 9 November
2021

Fajar Shidiq Sofyan Heru, Sumardi, Nurul Umamah. (2014). SISTEM PENDIDIKAN
KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA TAHUN 1900 – 1942. ARTIKEL ILMAH
MAHASISWA. Hal.5-7

26

Anda mungkin juga menyukai