Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KONSUMSI LISTRIK RUMAH TANGGA DI

KECAMATAN PANGURURAN

Oleh :

RINI OMEGA LUMBANRAJA

5173331030

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2020
ABSTRAK
Rini Omega Lumbanraja , NIM 5173331030. “Analisis Konsusmsi Listrik Rumah
Tangga Di Kecamamtan Pangururan” Laporan ini dibuat berdasarkan lokasi Onanrunggu
Kab. Samosir Sumatera Utara, Indonesia dan penulis bergerak pada bidang teknik. Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. Penulisan ini
bertujuan memberikan gambaran Analisis konsumsi Listrik Rumah tangga untuk
memperkirakan kebutuhan listrik untuk kebutuhan rumah tangga di Kecamatan Tembalang.
Variabel terikat adalah permintaan listrik, variabel independen adalah pendapatan, jumlah
peralatan listrik, anggota keluarga, ukuran rumah tangga, kepala pendidikan anggota rumah
tangga, dan waktu luang di rumah. penelitian ini dilakukan pada 100 rumah tangga di
Kabupaten Pangururan ,Samosir Data yang digunakan adalah data primer. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa efek pendapatan keluarga positif permintaan listrik. Peralatan elektronik
permintaan listrik efek posively. Anggota anggota keluarga berpengaruh positif permintaan
listrik. Ukuran rumah tangga berpengaruh positif permintaan listrik. Pendidikan kepala rumah
tangga juga berpengaruh positif permintaan listrik. Waktu luang di rumah juga berpengaruh
positif permintaan listrik.

Kata kunci: Analisis Konsumsi, Listrik Rumah Tangga, Sosial-Ekonomi, Permintaan


Listrik, Penggunaan Listrik
PENDAHULUAN

Kecenderungan pada saat ini, peningkatan kebutuhan energi listrik (Watt-jam = Wh)
tidak seiring dengan penigkatan penyediaan energi listrik, di mana kapasitas daya terpasang
masih tetap, sementara kebutuhan masyarakat terus meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan kegiatan pendukungnya. Dengan mempertimbangkan asumsi
pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata tumbuh sebesar 6,1 persen pertahun dan
pertumbuhan penduduk secara nasional tumbuh sebesar 1,3 persen pertahun, perkiraan
kebutuhan tenaga listrik nasional sesuai Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2008-
2027 diperkirakan akan mencapai rata-rata sebesar 9,2 persen per tahun (Master Plan
Pembangunan Ketenagalistrikan 2010 – 2014 KESDM, 2009: 13).

Ketidakseimbangan permintaan dan ketersediaan sumber energy listrik memunculkan


seringnya terjadi pemadaman aliran listrik, khususnya pada jam-jam beban puncak, yaitu
akibat beban pemakaian melebihi daya yang tersedia. Kondisi ini mengharuskan
dilakukannya pengembangan penyediaan tenaga listrik pada tahuntahun mendatang yang
meliputi pengembangan pembangkit, sistem kontrol dan proteksi, serta sistem transmisi dan
distribusi ke konsumen.

Arti penting kelistrikan menjadi sangat vital bagi negara di era modern.
Ketidaktersediaan akan energi listrik merupakan salah satu indikator daerah tertinggal atau
kemiskinan. Kegunaan dan intensitas penggunaan tenaga listrik bertambah luas, baik sebagai
prasarana produksi maupun sebagai alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi rumah tangga
keluarga. Sebagai faktor produksi tersedianya tenaga listrik yang cukup menentukan laju
kecepatan pembangunan sektor-sektor industri, pertanian, pertambangan, pendidikan,
kesehatan dan lainlain. Pembangunan sektorsektor ini adalah sangat vital bagi tercapainya
tujuan pembangunan seperti menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan
nasional, mengubah struktur ekonomi dan lain-lain. Di samping itu tersebarnya tenaga listrik
di kalangan masyarakat luas, yang membutuhkan tenaga listrik untuk keperluan sehari-hari
akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Permasalahan kelistrikan lain yang dihadapi di Indonesia adalah kekurangan sumber daya
maupun distibusinya yang tidak merata. Letak Indonesia yang merupakan kepulauan menjai
faktor yang menyulitkan bagi distribusi pemerataan energi listrik. Pemisah pulau berupa laut
menyulitkan insfrastruktur distribusi listrik secara lebih luas.
Dampak dari keterbatasan energi listrik yang mampu didistibusikan oleh PLN secara
langsung adalah adanya pemutusan sementara dan pembagian energi listrik secara bergilir. Di
sisi lain, masyarakat kini sangat menggantungkan pada listrik, dimana listrik dimanfaatkan
untuk keperluan produksi maupun konsumsi, sehingga kebijakan pemutusan listrik seringkali
dinilai sebagai kebijakan yang salah dan merugikan masyarakat sebagai konsumen listrik.

PLN melakukan pengggolongan terhadap konsumennya berdasarkan besarnya tarif listrik


yang dikenakan, dalam penggolongan listrik untuk aktivitas sektor ekonomi dapat dibagi
menjadi 4 (empat) kelompok yaitu: 1) Rumah Tangga, 2) Usaha, 3) Industri dan 4)
Pemerintahan/publik. Rumah tangga adalah kelompok pelanggan yang menggunakan listrik
sebagai salah satu energi yang dipakai dalam memenuhi kebutuhannya. Kelompok usaha
terdiri dari usaha penginapan, rumah makan, perdagangan, jasa keuangan, jasa hiburan dan
jasa sosial. Kelompok industri berupa beberapa industri.

Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kota Semarang menjadi salah satu obyek yang
penting bagi penelitian ini. Sebagai gambaran di wilayah Semarang jumlah penduduk di kota
Samosir pada tahun 2019 berdasarkan kartu keluarga adalah sebagai berikut:

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kartu Keluarga di Samosir (Data tahun 2019)

No Kecamatan Jumlah (Jiwa) Presentase (%)


01 Sianjur Mula-Mula 9448 101,48

02 Harian 8114 97,20

03 Sitio-tio 7341 99,28

04  Onan Runggu 10 687 97,05

05 Nainggolan 12 261 96,77

06 Palipi 16 648 98,04

07 Ronggur Nihuta 8 632 97,52

08 Pangururan 30 468 99,43


09 Simanindo 20 190 98,20

Jumlah 123789 98,43

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Pangururan memiliki jumlah


penduduk terbanyak diikuti dengan wilayah Simanindo dan Palipi. Namun demikian jika
dilihat berdasarkan jumlah penduduk yang berdomisili di wilayah tersebut penulis meyakini
wilayah masing-masing di Samosir memiliki jumlah tingkat hunian yang lebih besar dari
yang tercatat. Hal ini karena keberadaan mahasiswa dari luar kota Samosir yang berdomisili
di Luar Kota yang besar yang tidak terdaftar sebagai penduduk setempat. Kondisi demikian
memungkinkan estimasi kebutuhan listrik di kecamatan Tembalang akan menyimpang jika
didasarkan pada jumlah penduduk resminya yang terdaftar dalam Kartu Keluarga. Pola
konsumsi listrik untuk tempat tinggal sangat stokastik, sering berubah dan berbeda jauh
antara pelanggan Hal ini berarti bahwa konsumsi listrik pada setiap rumah tangga akan
berbeda berdasarkan periode waktu penggunaan dan puncak penggunaannya. Potensi alasan
atas variasi dalam penggunaan energi listrik di perumahan telah diteliti di sebelumnya.
Masalah ini sering memerlukan perspektif sosio-ekonomi.

Permintaan/pemakaian energi listrik rumah tangga tampaknya tergantung pada kebutuhan


dan penggunaan oleh masing-masing rumah tangga seperti banyaknya peralatan listrik yang
digunakan, harga peralatan listrik yang digunakan, waktu beban puncak, tingkat kegiatan
ekonomi, luas bangunan rumah, iklim dan lain-lain. Pendapatan juga merupakan salah satu
faktor yang menyebabkan bertambahnya permintaan/pemakaian akan listrik. Pendapatan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jumlah daya listrik. Jika pendapatan
dalam suatu rumah tangga tinggi maka keinginan untuk menambah jumlah daya listrik juga
ikut meningkat. Hubungan kedua variabel itu, antara pendapatan masyarakat dengan jumlah
permintaan ke atas suatu barang tergantung pada jenis dan sifat barangnya.

Variabel luas bangunan rumah atau luas lahan secara statistik berpengaruh positif dan
signifikan sesuai dengan hipotesa awal, hal tersebut menunjukkan bahwa luas banguan rumah
berpengaruh terhadap permintaan/pemakaian listrik pada rumah tangga. Bangunan rumah
yang semakin luas akan lebih membutuhkan banyak listrik yang digunakan untuk menerangi
setiap ruangan atau sisi rumah. Jumlah orang yang tinggal dalam rumah tangga pada suatu
daerah tertentu merupakan variabel penting dalam menentukan dengan penggunaan atau
permintaan energi listrik rumah tangga. Dengan demikian jumlah anggota keluarga jumlah
berpengaruh terhadap permintaan jumlah daya listrik.

PEMBAHASAN

Permintaan akan energi adalah permintaan turunan: permintaan akan energi terjadi bukan
karena kegunaan intrinsic tetepi lebih pada energi itu penting dan perlu bagi penyediaan
barang-barang dan jasa. Perubahan permintaan yaitu setiap perubahan dalam determinan di
luar harga akan menyebabkan suatu “pergeseran” kurva permintaan pasar. Dalam
membicarakan mengenai permintaan perlu dibedakan antara perubahan kuantitas yang
diminta dengan perubahan permintaan. Suatu perubahan harga akan menyebabkan
pergerakan sepanjang suatu kurva permintaan dan disebut sebagai perubahan dalam kuantitas
yang diminta. Sedangkan perubahan-perubahan dalam variabel selain harga dapat menggeser
kurva permintaan dan disebut perubahan permintaan. Selain faktor-faktor tersebut, ada satu
faktor yang dapat mempengaruhi permintaan yaitu penduduk. Jumlah penduduk sebagai
determinan permintaan.

Permintaan terhadap suatu barang atau jasa ditentukan melalui beberapa faktor, diantaranya
adalah sebagai berikut: 1. Harga barang itu sendiri. 2. Harga barang lain yang berkaitan erat
dengan barang tersebut. 3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat. 4.
Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat. 5. Cita rasa masyarakat. 6. Jumlah penduduk.
7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang. Dalam analisis ekonomi dianggap
bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh karena itu,
teori permintaan mengutamakan analisis dalam hubungan antara jumlah permintaan suatu
barang dengan harga barang itu sendiri.

Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah.
Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta
yang mempunyai sifat hubungan terbalik.

Faktor Penentu Kuantitas yang Diminta

Berapa jumlah komoditi yang dibeli atau akan dibeli seseorang atau rumah tangga pada suatu
periode tertentu dipengaruhi oleh beberapa variabel penting yaitu harga komoditi, rata-rata
penghasilan rumah tangga, harga komoditi lainnya yang berkaitan, selera, distribusi
pendapatan.
Teori Permintaan Listrik

Model permintaan listrik secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: model
persamaan statis dan model persamaan dinamis. Model permintaan listrik lnEm,t = β1lnPEt +
β2lnYh,t + β3lnHDDm,t + μ dimana Em,t adalah rata-rata konsumsi energi listrik rumah
tangga m pada periode t, PE aalah harga energy pada periode t. Ynt adalah pendapatan rumah
tangga dalam periode t, dan HDD adalah penggunaan energi harian dari rumah tangga m
pada periode t. Namun demikian harga listrik bagi beberapa rumah tangga dalam satu periode
adalah konstan sehingga harga energi tidak dapat digunakan dalam pengembangan model
penelitian ini. Faktor Pendapatan akan tetap digunakan dalam penelitian karena adanya
variasi yang besar dalam penggunaan listrik oleh rumah tangga. Selain itu pendapatan juga
akan dikembangkan dengan tingkat pendidikan keluarga.

lnEt = β1lnY + β2lnPHH + β3lnNE + β4lnNHP + β5lnHS + β3lnEDU +μ dimana : (2.4) E =


konsumsi energy Y = pendapatan keluarga PHH = lama waktu di rumah NE = jumlah
peralatan elektronik NHP = jumlah penghuni rumah tangga HC = luas bangunan rumah EDU
= pendidikan kepala keluarga.

Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial besar pada tegangan menengah, dengan
daya di atas 200 kVA (S-3/TM).

Tarif Dasar Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas:

1. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga keeil pada tegangan rendah, dengan
daya 450 VA s.d. 2.200 VA (R-1/TR);
2. Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga menengah pada tegangan rendah,
dengan daya 3.500 VA s.d. 5.500 VA (R-2/TR);
3. . Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga besar pada tegangan rendah, dengan
daya 6.600 VA ke atas (R-3/TR).
Listrik merupakan salah satu hal pokok bagi keberlangsungan aktivitas manusia dalam
berbagai sekmen selain sandang, pangan dan papan. Arti dari ketersediaan listrik yang
memadai merupakan faktor yang dapat mendorong pembangunan sebuah daerah atau negara
di berbagai sektor termasuk pembangunan di sektor ekonomi. Hal ini dikarenakan hampir
seluruh kegiatan yang dilakukan hampir tidak pernah lepas dari penggunaan energi listrik
Namun yang terjadi di Indonesia terkhusus di Semarang adalah pemerintah masih kesulitan
dalam memenuhi permintaan listrik secara keseluruhan. Keberadaan PT. PLN sebagai
perusahaan monopoli penyedia energi listrik yang ditunjuk oleh pemerintah memberikan
seluruh beban permintaan listrik yang terus meningkat dari waktu ke waktu secara
keseluruhan di pundak PT.PLN.

Konsumsi Listrik Konsumsi

listrik merupakan jumlah listrik yang digunakan oleh rumah tangga selama satu bulan.
Konsmsi listrik diukur dengan menggunakan jumlah kWh.

Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga adalah seluruh jumlah yang diperoleh oleh anggota keluarga sebagai
hasil dari pekerjaan anggota keluarga dalam waktu 1 bulan dalam satuan rupiah.

Jumlah peralatan elektronik


Jumlah peralatan elektronik adalah banyaknya peralatan elektronik selain penerangan yang
ada di rumah diukur dengan satuan buah.

Lama waktu dirumah

Lama waktu di rumah adalah lama rata-rata seluruh anggota keluarga melewatkan waktu
luang atau beristirahat di rumah dalam satu hari, diukur dengan satuan jam/hari.

penelitian ini adalah unit PLN wilayah Samosir dimana jumlah sangat kecil . Karena masih banyak di
daerah Samosir yang tidak dialiri arus listrik yang di pelosok-pelosok atau daerah-daerah terpencil
Dan Penelitian yang digunakan adalah metode yang melibatkan membagi ke dalam kelompok (atau
kelompok).

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kartu Keluarga Di Samosir (Data tahun 2019)

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah


01 Sianjur mula-mula 4759 4689 9448
02 Harian 3999 4115 8114
03 Sitio-tio 3657 3684 7341
04 Onanrunggu 5263 5424 10 687
05 Nainggolan 6030 6231 12 261
06 Palipi 8242 8406 16 648
07 Ronggur Nihuta 4262 4370 8 632
08 Pangururan 15191 15 277 30 468
09 Simanindo 10003 10 187 20 190
Jumlah Total 61 406 62 383 123 789
Tahap 1

Kabupaten Samosir terdiri dari 9 Kecamatan. Dari 9 kecamatan tersebut selanjutnya dipilih
Kecamatan Pangururan di karenakan di kecamatan Pangururan banyak jumlah perguruan
tingginya seperti Undip dan Unimed. Pasti lebih padat penduduknya. secara alhasil pemilihan
diperoleh bahwa Kecamatan Pangururan dipilih sebagai analisis listrik Rumah tangga.

Tahap 2

Kecamatan Pangururan terdiri dari 28 Kelurahan : Kel.Pasar Pangururan , Kel. Pintu Sona,
Kelurahan Siogung-ogung. Kel.Huta tinggi, Kel. Lumban Pinggol, Kel. Suhi-suhi Dolok, Kel
Suhi-suhi toruan Kel. Panampangan , Kel. Parbaba dolok , Kel. Pardomuan I, Kel.
Pardomuan nauli Kel. Pardugul,Kel. Parhorasan, Kel. Parlondut, Kel. Parmonangan ,Kel.
Parsaoran I, Kel. Aek Nauli, kel. Huta bolon, Kel. Rianiate, Kel. Saitnihuta, Kel. Sialanguan,
Kel. Sianting-anting, Kel. Sinabulan , Kel. Huta namora, Kel. Siopat sosor, Kel. Sitolu huta,
Kel. Situngkir, dan Kel. Tanjung Bunga. Dan di pilih 5 kelurahan yang paling padat yaitu
Kel.Pasar Pangururan , Kel. Pintu Sona, Kelurahan Siogung-ogung. Kel.Huta tinggi, Kel.
Lumban Pinggol, Kel. Suhi-suhi Dolok.

Analisis Biaya Rumah Tangga

1. Luas Bangunan Rumah

Berdasarkan tabel di bawah menunjukkan bahwa yang memiliki luas bangunan 100 – 200 m2
merupakan jumlah responden tertinggi sebesar 93.13%, karena hal ini dipengaruhi banyaknya
jumlah responden yang memiliki luas bangunan tersebut di daerah Kelurahan Tetti Kenrarae
Kabupaten Soppeng yakni dengan jumlah responden sebanyak 149 orang . Yang berada di
urutan kedua adalah luas bangunan < 100 m 2 dengan jumlah presentase sebanyak 3.75%
dengan jumlah responden sebanyak 6 orang. Dan luas bangunan di atas 300 m2 berada di
urutan ketiga dengan jumlah respondeng sebanyak 5 orang dengan presentase sebesar 3.13 %

No Luas bangunan Jumlah (Orang Persentase (%)

01 < 100 4 3.75

02 100-200 149 93.13

03 Diatas 300 5 3.13

Jumlah 160 100

2. Alat elektronik

Berdasarkan tabel di bawah menunjukkan bahwa responden yang mempunyai alat elektronik
< 5 unit jumlah presentasenya sebesar 18.75% yang dipengaruhi oleh jumlah responden
sebanyak 30 responden, responden yang mempunyai alat elektronik antara 6 unit - 10 Unit
adalah sebanyak 62 orang dengan jumlah presentase sebesar 38.75% dari total responden, dan
responden 45 yang mempunyai alat elektronik diatas 10 Unit sebanyak 68 orang dan jumlah
presentasenya sebesar 42.50 %.

No Alat Elektronik Jumlah Responden Persentase (%)


(Orang)

01 < 5 unit 30 18.75

02 6 unit - 10 Unit 62 38.75

03 diatas 10 Unit 68 42.50

Jumlah 160 100

3. Permintaan Listrik

Permintaan listrik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabe berikut ini :

No Permintaan Listrik Jumlah (Orang) Persentase (%)

01 450 VA 67 41.88

02 900 VA 69 43.13

03 1300 VA 20 12.50

04 2200 VA 4 2.50

Jumlah 160 100

dapat dilihat bahwa responden dengan jumlah permintaan listrik 450 VA adalah sebanyak 67
orang dengan jumlah persentase sebesar 41.88 % dari total responden, responden dengan
jumlah permintaan listrik 47 antara 900 VA sebanyak 69 orang atau sebesar 43.13% dan
responden dengan jumlah permintaan listrik 1300 VA sebanyak 20 orang dengan jumlah
persentase sebesar 12.50 % total responden. Dan responden dengan jumlah permintaan listrik
2200 VA sebanyak 4 orang dan jumlah persentasi sebesar 2.50 % total responden.

Jumlah Anggota keluarga Berdasarkan tabel diatas dimana nilai koefisien regresi sebesar 123
789 menyatakan bahwa setiap tambahan 1 orang anggota keluarga maka permintaan listrik
akan meningkat sebesar Rp. 31.393dan sebaliknya jika anggota keluarga berkurang sebesar 1
orang maka permintaan listrik akan turun sebesar Rp. 31.393 arah hubungan antara anggota
keluarga dengan Permintaan listrik adalah searah (+), dimana kenaikan atau penurunan alat
elektronik akan mengakibatkan kenaikan dan penurunan permintaan listrik Di Kelurahan
Pasar Panggururan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Jumlah anggota keluarga
mempengaruhi pemakaian listrik dalam rumah tangga semakin banyak jumlah anggota
keluarga dalam rumah tangga maka penggunaan/permintaan listrik juga akan meningkat.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan dimana hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap permintaan listrik oleh
rumah tangga.

Adapun beberapa hasil dari audiensi tersebut antara lain


1. PT.PLN akan segera menuntaskan program sambungan gratis bagi 100 Rumah Tangga
miskin yang telah disepakati Tahun 2019 (antara Pemkab Samosir, ESM Provsu dengan PLN
area Siantar/ Rayon Pangururan)

2. Menyepakati Pemasangan Trafo di Kawasan WIsata Tele dan juga PT. PLN akan
merespon cepat usulan pemasangan trafo di objek-objek wisata lainnya.

3. Menyepakati pembayaran Pompa Air Pertanian di Desa Palipi Kecamatan Palipi serta 12
Unit SPAM/Pansimas dari sistem Abodemen menjadi Multiguna (pembayaran listrik
berdasarkan pemakaian listrik, tanpa biaya abodemen), serta meninjau segera usulan
penambahan daya listrik dan akan dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama antara Pemkab
Samosir dengan Manager PT. PLN Area Siantar.

4. Khusus untuk perluasan jaringan listrik desa Bonan Dolok Sianjur Mula-mula akan segera
ditinjau oleh PLN, dengan akses penyambungan jalur darat dari Simpang Limbong – Bonan
Dolok, yang akan dibangun oleh BWSS II tahun 2020.
5. Angka kelistrikan di Samosir telah mencapai 99,46 %, sisanya sekitar 0,54 % lagi akan
segera disurvey PT. PLN Tahun 2020.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Luas Bangunan Rumah berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan listrik
Di Kelurahan Pasar Pangururan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir .
2. Jumlah Alat Elektronik berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan listrik
Di Kelurahan Pasar Panggururan Kecamatan Pangutruran Kabupaten Samosir
3. Jumlah Anggota keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan
listrik Di Kelurahan Pasar Panggururan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi : Teori, Kasus, dan Solusi.Edisi


2.BPFE.Yogyakarta
Basri Faisal, Munandar Haris, 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia.Kencana.
Jakarta.
Dedy Zulhamsyah. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar
Kecilnya Permintaan Listrik Kecamatan Godean.Skripsi.FE UII.Yogyakarta (tidak
dipublikasikan).
Hayati Fitriana. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Konsumen Terhadap Listrik Pada Rumah Tangga (Studi Kasus Dusun Nambongan,
Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta). Skripsi. Program Studi Ilmu Ekonomi. Universitas Islam
Indonesia.Yogyakarta (tidak dipublikasikan)
Nababan Tongam Sihol. 2008. Permintaan Energi Listrik Rumah Tangga (Studi
Kasus Pada Pengguna Kelompok Rumah Tangga Listrik PT PLN (Persero) di Kota
Medan). Disertasi. Program Studi Ilmu Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang.
(tidak dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai