NO. DIAGNOSA
TGL. PENGKAJIAN IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
DX. KEPERAWATAN
19-02- D.000 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. S: Keluarga pasien mengatakan
22 9 SURVEI PRIMER: Perfusi perifer tidak Nadi perifer, edema, pengisian lemas berkurang dan kondisi
A : Jalan nafas paten, obstruksi efektif berhubungan kapiler) membaik
18.00 N/A, suara nafas N/A dengan peningkatan 2. Identifikasi faktor risiko Nissfi
tekanan darah gangguan sirkulasi (mis. O: pasien tampak membaik (lemas
B : Gerakan dada simetris, irama ditandai dengan Perokok, riwayat penyakit orang berkurang dan ada respon terhadap
nafas normal, pola nafas teratur, pengisian kapiler lebih tua, hipertensi) nyeri)
retraksi otot dada N/A, sesak nafas dari 3 detik (D.0009) 3. Lakukan hidrasi TD: 165/90 mmHg
N/A RR: 22x/menit 4. Monitor tingkat kesadaran N: 80 x/mnt
5. Memberikan asupan cairan oral RR: 20x/mnt
C : Nadi teraba (94x/mnt), tidak 6. kolaborasi Spo2:100%
sianosis, CRT < 2 detik, terjadi 6.1 kolaborasi dengan dokter S: 36,5° C
pendarahan
untuk pemberian obat:
Pemberian oksigen 2 lpm A: masalah perfusi perifer tidak
D : Respon pain, kesadaran efektif teratasi sebagian
somnolen, GCS 1-2-4, pupil isokor, Pemberian NS 500mg (20
refleks cahaya ada tpm)
P: setelah dilakukan tindakan
Injeksi ondansetron 8 mg
keperawatan selama 1x24 jam
E : Tidak deformitas, tidak contusio, Injeksi acran 50 mg
maka perfusi perifer meningkat
tidak abrasi, tidak laserasi, tidak Pemasangan kateter
penetrasi, tidak edema
I:
6.2 Pemeriksaan penunjang
SURVEI SEKUNDER: 1. Periksa sirkulasi perifer (mis.
Gula darah acak
Data subyektif: Pasien datang Nadi perifer, edema, pengisian
Hasil : 220 mg/dl
dengan keluhan tidak sadar sejak kapiler)
Nilai Rujukan : < 160 mg/dl
jam 15.00, diajak bicara tidak 2. Identifikasi faktor risiko
Calcium gangguan sirkulasi (mis.
respon (hanya mengerang).
Hasil : 0.93 Perokok, riwayat penyakit orang
Sebelumnya pasien dari pagi
Nilai Rujukan : 1.10-1.35 tua, hipertensi)
mengeluh lemas kepada anggota
keluarga. Sempat muntah 1x 3. Lakukan hidrasi
disiang hari. Keluarga pasien 4. Monitor tingkat kesadaran
mengatakan pasien memiliki 5. Memberikan asupan cairan oral
riwayat hipertensi dan tidak rutin 6. Kolaborasi dengan dokter untuk
minum obat. pemberian obat:
Pemberian oksigen 2 lpm
Data objektif: Pemberian NS 500mg (20
Pasien tampak lemas tpm)
TD: 181/100 mmHg
Injeksi ondansetron 8 mg
N: 94 x/mnt
Injeksi acran 50 mg
RR: 20x/mnt
Spo2: 97% Pemasangan kateter
S: 37,0° C 7. Terapi dilanjutkan diruang rawat
inap
NO. DIAGNOSA
TGL. PENGKAJIAN IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
DX. KEPERAWATAN
18-02- D.012 Nyeri akut Manajemen Nyeri S: Pasien mengatakan nyeri
22 9 SURVEI PRIMER: berhubungan dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, berkurang, lebih tenang dan bisa
A : Jalan nafas paten, obstruksi agen pencedera fisik durasi, frekuensi, intensitas nyeri istirahat tidur
14.30 N/A, suara nafas N/A ditandai dengan pasien 2. Identifikasi skala nyeri
tampak meringis, 3. Identifikasi respon nyeri non verbal O: Pasien tampak membaik, Nissfi
B : Gerakan dada simetris, irama gelisah, frekuensi nadi 4. Berikan teknik non farmakologis tertidur pulas, tidak meringis
nafas normal, pola nafas teratur, meningkat, tekanan untuk mengurangi rasa nyeri kesakitan
retraksi otot dada N/A, sesak nafas darah meningkat, pola (distraksi, relaksasi)
N/A nafas berubah. 5. Fasilitasi istirahat dan tidur A: Gangguan nyeri akut teratasi
6. Pertimbangkan jenis dan sumber sebagian
C : Nadi teraba (114x/mnt), tidak nyeri dalam pemilihan strategi
sianosis, CRT < 2 detik, tidak meredakan nyeri P: Setelah dilakukan tindakan
pendarahan
7. Ajarkan teknik nonfarmakologis keperawatan selama 1x24 jam
untuk mengurangi rasa nyeri maka tingkat nyeri menurun
D : Respon alert, kesadaran
8. kolaborasi
compos mentis, GCS 4-5-6, pupil
8.1 kolaborasi dengan dokter I:
isokor refleks cahaya ada
untuk pemberian obat: 1.Identifikasi lokasi, karakteristik,
E : Tidak deformitas, tidak contusio, Pemberian oksigen 3 lpm durasi, frekuensi, intensitas
tidak abrasi, tidak laserasi, tidak Pemberian RL 500mg (20 nyeri
penetrasi, tidak edema tpm) 2.Identifikasi skala nyeri
Injeksi tetagam 1 mg 3.Identifikasi respon nyeri non
Injeksi cefoperazone 2 mg verbal
SURVEI SEKUNDER: Injeksi ketorolac 30 mg 4.Berikan teknik non farmakologis
Data subyektif: pasien mengatakan untuk mengurangi rasa nyeri
mengalami kecelakaan lalu 8.2 Pemeriksaan penunjang (distraksi,relaksasi)
langsung dibawa ke RS dengan Lekosit 5.Fasilitasi istirahat dan tidur
keluhan dada sebelah kiri terasa Hasil : 22.900/cmm 6.Pertimbangkan jenis dan
sakit dan sesak. Perut sebelah kiri Nilai Rujukan : sumber nyeri dalam pemilihan
bagian atas juga terasa sakit 4000-11000/cmm strategi meredakan nyeri
terbentur kemudi mobil. Kaki kanan SGOT 7.Ajarkan teknik nonfarmakologis
terasa nyeri dan tidak mampu Hasil : 110 U/L untuk mengurangi rasa nyeri
digerakan. Pasien batuk pilek 2 hari Nilai Rujukan : 37 U/L 8.kolaborasi dengan dokter untuk
terakhir. SGPT pemberian obat:
Hasil : 74 U/L Pemberian oksigen 3 lpm
Data obyektif:
Nilai Rujukan : 41 U/L Pemberian RL 500mg (20
Pasien tampak meringis kesakitan
tpm)
Pasien tampak pucat, lemas dan
Injeksi tetagam 1 mg
gelisah
Terdapat luka robekan pada kulit Injeksi cefoperazone 2 mg
kaki sebelah kanan Injeksi ketorolac 30 mg
Panjang luka 4,5 cm Ambroxol 3x30 mg (p.o)
Lebar luka : 2 cm Chlorpheniramine 3x4 mg
Diameter : 5 cm (p.o)
Pasien batuk grok-grok dan pilek Acetylcysteine 3x200 mg
TD: 147/94 mmHg (p.o)
N: 114 x/mnt Antibiotik ditambah
S: 36,7°C metronidazole 3x500 mg
RR: 28x/menit (p.o)
Spo2: 96%
Cúrcuma 3x1 mg (p.o)
Nyeri pada kaki kanan
P: Closed Fracture 1/3 proksimal Santagesik 3x1 mg (IV)
osteo tibia dextra 9. Terapi dilanjutkan diruang
Q: Seperti terpotong dan ditusuk rawat inap
tusuk
R: Nyeri berfokus pada kaki E: Tingkat nyeri menurun
sebelah kanan
S: 8/10
T: Nyeri muncul terus menerus
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA
TGL. PENGKAJIAN IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
DX. KEPERAWATAN
21-02- D.000 Hipovolemia Manajemen hipovolemia S: Pasien mengatakan
22 23 SURVEI PRIMER: berhubungan dengan 1. Observasi tanda gejala hipovolemia pusing mereda dan lebih
A : Jalan nafas paten, obstruksi peningkatan 2. Monitor intake dan output cairan membaik
12.00 N/A, suara nafas N/A permeabilitas kapiler 3. Memberikan asupan cairan oral
ditandai dengan 4. Kolaborasi O: Pasien tampak Nissfi
B : Gerakan dada simetris, irama frekuensi nadi 4.1 Kolaborasi bersama dokter untuk membaik (lemas
nafas normal, pola nafas teratur, meningkat, tekanan pemberian obat: berkurag)
retraksi otot dada N/A, sesak nafas darah menurun, Pemberian asering infus 500 mg (30 TD: 101/58 mmHg
N/A merasa lemah tpm) N: 111 x/mnt
Injeksi antrain 1/3 ampul RR: 20x/mnt
C : Nadi teraba (100x/mnt), tidak Spo2: 98%
Injeksi metoclopramide 10mg
sianosis, CRT <2 detik, tidak S: 38,2° C
pendarahan Injeksi omeprazol 4mg