Anda di halaman 1dari 23

BERBAHASA INDONESIA YANG BELUM

BENAR BAGI ORANG BERPENDIDIKAN


TINGGI

MAKALAH AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

oleh
Anastacia Takashi
20206122028

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MATANA
TANGERANG
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Makalah akhir tentang “Berbahasa Indonesia yang Belum Benar


Bagi Orang berpendidikan tinggi” oleh Anastacia Takashi ini telah disetujui
untuk diajukan dalam presentasi Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

oleh

Dosen Bahasa Indonesia

Friska Melani, S.Hum., M.Si.

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah Akhir berjudul “Berbahasa Indonesia yang Belum benar


Bagi Orang Berpendidikan Tinggi” telah diujikan pada Selasa, 27 April
2021, pukul 17.30 dengan susunan penguji sebagai berikut.

Nama Tanda tangan

1. Friska Melani, S. Hum., M. Si. / Pembimbing

2. M. Rachman Mulandi, SE, MBA / Penguji 1

3. Anton P.W. Nomleni, S.E., M.M. / Penguji 2

Disahkan oleh

Ketua Jurusan

M. Rachman Mulandi, SE, MBA

iii
Be the best version of you

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena dengan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Akhir
yang berjudul “Berbahasa Indonesia yang belum benar bagi orang
berpendidikan tinggi” ini dengan lancar.

Tidak sedikit kendala dan rintangan yang penulis hadapi dalam


menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah akhir ini
dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis berterimakasih kepada semua pihak yang secara
langsung dan tidak langsung memberikan kontribusi dalam penyelesaian
makalah akhir ini. Secara khusus pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Friska Melani, S. Hum., M. Si., selaku dosen Bahasa Indonesia


2. Orang tua saya, Tatsuya Takashi dan Sesilia, yang telah memberikan
dukungan dan kasih sayang.
3. Orang-orang terdekat saya yang memberikan masukan dalam
penulisan ini.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para


pembacanya.

Bogor, 30 Maret 2021

Anastacia Takashi

v
ABSTRAK

Minimnya kemampuan Berbahasa Indonesia yang baik dan benar


bisa dilihat dengan jelas. Khususnya bagi orang-orang yang berpendidikan
tinggi, seperti mahasiswa. Mahasiswa lebih memilih bahasa yang “kekinian”
daripada Bahasa Indonesia yang adalah bahasa kebanggaan Negara
Replubik Indonesia. Selain itu, banyak manfaat yang bisa didapatkan para
penerus bangsa apabila memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan
benar. Permasalahan ini seharusnya diperbaiki dengan menyadarkan dan
mengajak para penerus bangsa untuk lebih bangga dengan menggunakan
bahasa nasional mereka.

Kata Kunci : Bahasa Indonesia, berpendidikan tinggi, bangga.

vi
DAFTAR ISI

Table of Contents
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
BAB 1 ........................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................... 2
BAB 2 ........................................................................................................ 4
LANDASAN TEORI ................................................................................... 4
2.1 Definisi Bahasa ............................................................................... 4
2.2 Kata Baku dalam Bahasa Indonesia ............................................. 5
2.3 Fungsi Bahasa Baku ...................................................................... 5
2.4 Ciri-ciri Bahasa Baku...................................................................... 7
BAB 3 ........................................................................................................ 8
PEMBAHASAN ......................................................................................... 8
3.1 Pentingnya Berbahasa Indonesia yang baik dan benar menurut
KBBI dan PUEBI bagi yang berpendidikan tinggi .............................. 8
3.1.1 Definisi KBBI dan PUEBI ......................................................... 8
3.1.2 Manfaat Penerapan KBBI dan PUEBI dalam Bekerja ............ 9
3.2 Hasil penelitian ............................................................................. 10
3.2.1 Tanggapan Mengenai Bahasa Indonesia ............................. 11
BAB 4 ...................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................ 13
4.1 Kesimpulan dan Saran ................................................................. 13

vii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... 15

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbahasa merupakan suatu kemampuan berkomunikasi maupun


berinteraksi dengan orang lain. Di Indonesia sendiri, bahasa resmi yang
digunakan adalah Bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia menggunakan
Bahasa Indonesia untuk berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain,
walaupun terdapat masyarakat didaerah-daerah tertentu yang lebih memilih
memakai bahasa daerahnya. Namun, tetap Bahasa Indonesia digunakan
paling banyak karena merupakan bahasa nasional negara Republik
Indonesia.

Berbahasa Indonesia yang benar dan baik sangat penting. Apalagi


bagi masyarakat Indonesia yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa resminya. Namun, masih banyak kasus yang ditemukan bahwa
Masyarakat Indonesia masih belum Berbahasa Indonesia yang baik dan
benar. Padahal Bahasa Indonesia sudah dipelajari sejak kecil dan mulai
intens melalui jenjang sekolah, yaitu dari TK, SD, SMP, SMA bahkan
perguruan tinggi. Khususnya bagi orang yang berpendidikan tinggi. Orang
yang berpendidikan tinggi seharusnya sudah Berbahasa Indonesia yang
baik dan benar dikarenakan mereka “Berpendidikan tinggi” yang artinya
mereka sudah mendapatkan banyak ilmu pengetahuan mengenai hal
tersebut.

Terdapat beberapa penelitian mengenai Berbahasa Indonesia yang


baik dan benar bagi universitas yang diangkat dan ditulis menjadi sebuah
karya ilmiah. Namun, belum ada yang mengangkat topik Berbahasa
Indonesia yang baik dan benar yang ditujukan untuk semua orang yang
berpendidikan tinggi. Maka, penulis memilih topik “Pendidikan Bahasa
Indonesia bagi yang berpendidikan tinggi” dan membuat judul makalah ini
dengan “Berbahasa Indonesia yang belum benar bagi orang yang
berpendidikan tinggi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut merupakan rumusan masalah untuk topik “Berbahasa Indonesia


yang belum benar bagi orang berpendidikan tinggi”.

1. Bagaimana kemampuan Berbahasa Indonesia orang berpendidikan


tinggi?
2. Bagaimana tanggapan mereka mengenai Berbahasa Indonesia yang
baik dan benar?
3. Mengapa Berbahasa Indonesia yang baik dan benar sangat penting?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan makalah ini adalah untuk mengidentifikasi kemampuan Berbahasa


Indonesia orang yang berpendidikan tinggi. Mengidentifikasi tanggapan
mereka mengenai Berbahasa Indonesia yang benar dan baik dan
menunjukkan bahwa Berbahasa Indonesia yang baik dan benar itu sangat
penting.

1.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri atas empat bab. Bab 1 adalah bagian


Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Sementara, Bab 2 merupakan
bagian Landasan teori yang terdiri dari definisi bahasa menurut para ahli,

2
pengertian bahasa baku, fungsi bahasa baku, dan ciri-ciri bahasa baku.
Selanjutnya, Bab 3 merupakan bagian Pembahasan yang terdiri atas
pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar menurut KBBI dan
PUEBI, definisi KBBI dan PUEBI, manfaat penerapan KBBI dan PUEBI
dalam bekerja, Hasil penelitian, dan tanggapan mengenai Bahasa
Indonesia. Terakhir, Bab 4 merupakan bagian Penutup yang berisi
kesimpulan dan saran.

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Bahasa

Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi


antarindividu maupun kelompok. Menurut Oka dan Suparno (1994: 3),
“Bahasa adalah sistem simbol suara lisan yang arbitrer yang dipakai oleh
sekelompok orang (masyarakat) sebagai perangkat komunikasi.”

Bahasa juga dapat digunakan sebagai sarana untuk


mengungkapkan emosi seseorang. Walija (1996: 4) berpendapat, “Bahasa
adalah alat guna berkomunikasi yang sangat menyeluruh serta efektif untuk
untuk mengucapkan pesan, perasaan, maksud, ide, dan pendapat guna
orang lain.” Dengan berbahasa, manusia dapat berkomunikasi dan
mengungkapkan emosi lebih mudah.

Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk berkomunikasi


satu sama lain. Bahasa ditiap negara dan daerah berbeda. Walaupun
begitu, terdapat Bahasa Internasional yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang asing ataupun dari negara lain. Bahasa Internasional yang
paling banyak digunakan ialah Bahasa Inggris. Di Indonesia, masyarakat
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan Bahasa
Inggris dipelajari sejak sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi sebagai
pondasi untuk komunikasi di masa depan.

Menguasai banyak bahasa memang bagus dan penting. Semakin


banyak bahasa yang dikuasai, semakin besar pula peluang kerja yang
menanti. Namun, tetap yang harus diprioritaskan adalah bahasa asli,
Bahasa Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, seharusnya memiliki
dasar untuk Berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

4
2.2 Kata Baku dalam Bahasa Indonesia

Bahasa baku digunakan sebagai acuan untuk Berbahasa Indonesia


yang baik dan benar. Menurut Kosasih dan Hermawan (2012: 83), “Kata
baku adalah kata yang cara pengucapan ataupun penulisannya sesuai
dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud
dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus umum.”

Kata baku biasa digunakan pada saat acara-acara formal, lisan


maupun tulisan. Kemudian dapat disimpulkan bahwa kata baku merupakan
kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang
penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah
standar yang dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD). Baku tidaknya
sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan, gramatika dan
“kenasionalan-nya” (Chaer, 2011: 131).

Seperti yang diketahui, Ragam bahasa baku dalam Bahasa


Indonesia lazim digunakan dalam situasi formal maupun resmi. Bahasa
baku biasa digunakan ketika, (1) komunikasi resmi seperti surat-menyurat
resmi, surat-menyurat dinas, pengumuman yang dikeluarkan instansi
resmi, perundang-undangan, penamaan dan persitilahan resmi dan
sebagainya. (2) Wacana teknis, dalam laporan resmi dan karangan ilmiah.
(3) Pembicaraan di depan umum seperti dalam ceramah kuliah, khotbah,
dan sebagainya. Dan (4) pembicaraan dengan orang yang dihormati.

2.3 Fungsi Bahasa Baku

Dalam berbahasa, terutama dalam Bahasa Indonesia terdapat


bahasa baku yang dijadikan patokan untuk berbahasa yang baik dan benar.

5
Bahasa baku memiliki fungsi penting dalam berbahasa. Menurut Waridah
(2014: 60), terdapat empat fungsi bahasa baku, yaitu

1. Sebagai Pemersatu.
Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu. Hal ini tercantum dalam
salah satu bunyi Sumpah Pemuda, yaitu “Kami putra dan putri
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
Adapun bahasa Indonesia yang mesti digunakan adalah bahasa baku
yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Kekhasan dialek setiap
daerah di Indonesia dapat dipersatukan melalui Bahasa Indonesia
yang baku, sehingga setiap daerah tersebut menyatu menjadi
kesatuan Bangsa Indonesia.
2. Pemberi Kekhasan.
Penggunaan bahasa baku dapat menjadi ciri khas bagi setiap
penggunanya, baik itu individu maupun kelompok. Dengan
digunakannya bahasa baku dalam keseharian, maka individu ataupun
kelompok tersebut akan menjadi pembeda diantara individu maupun
kelompok lainnya.
3. Pembawa Kewibawaan.
Orang atau kelompok yang menggunakan bahasa baku dalam
kesehariannya akan dianggap sebagai orang yang berwibawa dan
patut dihormati. Hal ini dikarenakan bahasa baku identik dengan
formalitas dan kesantunan. Selain itu, orang atau kelompok yang
menggunakan bahasa baku juga identic sebagai orang yang
memahami dan menjunjung tinggi Bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Oleh karenanya, Bahasa Indonesia yang baku dapat membawa
kewibawaan bagi siapapun yang menggunakannya, baik individu
maupun kelompok.
4. Kerangka Acuan.
Bahasa baku dapat menjadi acuan seseorang dalam berbahasa. Hal
ini dikarenakan bahasa baku merupakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah Bahasa Indonesia, sehingga layak untuk menjadi acuan

6
berbahasa seseorang. Bila seseorang mampu menggunakan bahasa
baku dengan baik, maka orang tersebut dianggap sudah
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Begitu pun
sebaliknya, orang yang belum bisa menggunaka bahasa baku dengan
baik, dianggap belum menguasai Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.

Kesimpulannya, pemakaian bahasa baku sangat penting bagi Bangsa


Indonesia. Dari keempat fungsi bahasa baku yang disebutkan
sebelumnya, dapat dilihat bahwa banyak hal positif yang didapat dari
pemakaian bahasa baku. Bahasa baku sebagai pemersatu bangsa,
memberikan kesan yang khas, memperlihatkan wibawa, dan sebagai
acuan dalam berbahasa itulah keempat fungsi bahasa baku.

2.4 Ciri-ciri Bahasa Baku


Menurut Waridah, ciri-ciri bahasa baku adalah sebagai berikut,

1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah.


2. Tidak dipengaruhi bahasa asing.
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan.
4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit.
5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.
6. Tidak rancu.
7. Tidak pleonasme.
8. Tidak hiperkorek.

7
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pentingnya Berbahasa Indonesia yang baik dan benar


menurut KBBI dan PUEBI bagi yang berpendidikan tinggi

Saat ini berbahasa yang benar dan baik mulai dilupakan dan
disepelekan. Terbukti dari banyaknya masyarakat yang lebih memilih
menggunakan bahasa gaul maupun bahasa asing. Padahal, Bahasa
Indonesia merupakan bahasa kebanggan negara Indonesia. Kita harus
melestarikan budaya Berbahasa Indonesia yang baik dan benar agar hal ini
dapat menjadi salah satu bukti bahwa kita cinta Bahasa Nasional, Bahasa
Indonesia.

Tidak hanya membuktikan cinta tanah air, berbahasa Indonesia


sesuai dengan kaidah kebahasaan menurut KBBI dan PUEBI itu sangat
penting. Dengan berbahasa, kita dapat menilai apakah orang tersebut
mencerminkan orang yang berpendidikan atau tidak. Tidak hanya itu,
dengan berbahasa kita juga dapat menilai karakter seseorang. Menilai
karakter individu dari cara mereka berkomunikasi.

Sebagai orang yang berpendidikan tinggi, seharusnya kita dapat


menjadi contoh masyarakat lainnya. Terutama dalam hal berbahasa dan
cara berkomunikasi yang baik dan benar mengikuti kaidah kebahasaan
KBBI dan PUEBI.

3.1.1 Definisi KBBI dan PUEBI

KBBI adalah singkatan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia. KBBI


merupakan kamus ekabahasa resmi Bahasa Indonesia yang disusun oleh
Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan diterbitkan oleh Balai
Pustaka. KBBI adalah kamus Bahasa Indonesia yang terakurat dan

8
terlengkap yang pernah diterbitkan oleh penerbit yang memiliki hak paten
dari pemerintah yang menjadi acuan untuk Bahasa Indonesia yang baku.

KBBI memiliki edisi-edisi penerbitan. Edisi pertama pada tahun 1988


memuat 62.100 lema. Edisi kedua pada tahun 1991 memuat 72.000 lema.
Edisi ketiga pada tahun 2005 memuat 78.000 lema. Edisi keempat pada
tahun 2008 memuat lebih dari 90.000 lema dan disusun berdasarkan
paradigma. Dan edisi kelima pada tahun 2016 memuat kurang lebih
108.000 lema.

Sedangkan PUEBI adalah singkatan yang berasal dari Pedoman


Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PUEBI memiliki fungsi yang mirip dengan
KBBI yang sama-sama dapat dijadikan pedoman dan acuan untuk berbagai
kalangan pengguna Bahasa Indonesia. PUEBI adalah penyempurnaan dari
PUEYD (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan)
yang diharapkan dapat mengakomodasi perkembangan Bahasa Indonesia.

Terdapat tiga perubahan yang terjadi pada PUEBI, yaitu


penambahan huruf diftong, penggunaan huruf tebal, dan penggunaan huruf
kapital.

3.1.2 Manfaat Penerapan KBBI dan PUEBI dalam Bekerja

Banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan menerapkan acuan


berbahasa yang benar, khususnya Bahasa Indonesa dengan KBBI dan
PUEBI. Dengan Berbahasa Indonesia yang benar sesuai dengan kaidah
kebahasaan, dapat menguntungkan kita dalam berbagai hal.

Berbagai hal memerlukan kemampuan berbahasa yang baik dan


benar, khususnya saat bekerja. Untuk yang berpendidikan tinggi sangat
memerlukan kemampuan dasar ini untuk bekal di masa depan. Hal-hal yang
berkaitan dengan pekerjaan memerlukan bahasa formal, yang artinya
bahasa baku sangat diperlukan.

9
Dengan memakai bahasa baku yang baik dan benar dapat
menunjukkan kita profesional dalam bekerja. Bahasa baku sangat
diperlukan untuk dapat berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dalam
bekerja. Maka, penting untuk memiliki dasar Berbahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai dengan KBBI dan PUEBI yang dijadikan acuan
dalam bekerja.

3.2 Hasil penelitian

Dalam makalah akhir ini, peneliti melakukan peneletian terhadap 15


mahasiswa/I yang berasal dari universitas matana dan universitas lain
untuk dijadikan sampel. Peneliti mencari data dengan memberikan
pertanyaan kepada yang bersangkutan. Pertanyaan yang diajukan adalah
sebagai berikut :

1. Pilihlah jawaban yang benar! (Jaman atau zaman)


2. Pilihlah jawaban yang benar! (Apotek atau apotik)
3. Pilihlah Jawaban yang benar! (Astronaut atau astronot)
4. Manakah penulisan yang benar? (A.H. Nasution / A.H Nasution / AH
Nasution)
5. Manakah penulisan yang benar? (s/d atau s.d.)
6. Perbaiki kalimat dibawah ini!
(Manajer itu dengan segera mengubah rencananya setelah dia
bertemu dengan direktur).
7. Perbaiki kalimat dibawah ini!
(Beberapa persoalan-persoalan perbankan menjadi headline di
berbagai surat kabar).
8. Perbaiki kalimat dibawah ini!
(Tulisannya sangat rapi sekali)
9. Perbaiki kalimat dibawah ini!
(Ibu membeli buah melon dan sayur bayam di Pasar Kemangi)

10
10. Perbaiki kalimat dibawah ini!
(Kedua orang yang sedang berkelahi itu saling pukul-memukul)

Dari hasil penelitian yang dilakukan, hasilnya cukup bervariasi.

Sebagian besar dari hasil penelitian ini menghasilkan simpulan


bahwa mahasiswa/I belum cukup memiliki kemampuan berbahasa yang
baik dan benar. Mereka masih sulit untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Padahal seharusnya sebagai mahasiswa/I yang
sudah berpendidikan tinggi seharusnya bisa menjawab pertanyaan ini.

Dapat disimpulkan kemampuan Berbahasa Indonesia para


mahasiswa/I masih sangat memprihatinkan. Mereka adalah harapan masa
depan bangsa, Bahasa Indonesia adalah kebanggan negara yang pasti
mendampingi mereka sampai akhir. Jadi, sebagai penerus bangsa, kita
harus bangga dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dan
baik.

3.2.1 Tanggapan Mengenai Bahasa Indonesia

Penulis bertanya dengan pertanyaan “apakah berbahasa yang baik


dan benar itu penting?” kepada para mahasiswa/I yang ikut andil dalam
pelaksanaan penelitian ini. Menurut mereka, berbahasa yang baik dan
benar tidak terlalu penting untuk kegiatan sehari-hari, mereka lebih memilih
untuk menggunakan bahasa “gaul” yang menurut mereka lebih nyaman
dipakai.

Menurut mereka, Berbahasa Indonesia yang baik dan benar hanya


digunakan di kegiatan tertentu yang tidak sering dilakukan, seperti pidato,
membuat surat formal, dan lainnya. Jadi, mereka lebih memilih untuk
menggunakan bahasa sehari-hari yang mereka gunakan.

11
Mereka tidak memikirkan apabila budaya berbahasa yang baik dan
benar itu makin meredup. Walaupun Berbahasa Indonesia yang baik dan
benar itu jarang dipakai dan dilupakan, seharusnya kita tetap melestarikan
kemampuan berbahasa kita. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
suatu kebanggaan bagi Negara Replubik Indonesia.

12
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan dan Saran

Kemampuan berbahasa yang baik dan benar sangat penting dan


diperlukan terutama bagi warga negaranya. Banyak aspek yang
memerlukan kemampuan berbahasa yang baik dan mapan. Khususnya
bagi Negara Indonesia. Masyarakat memiliki opini bahwa Bahasa
Indonesia cukup untuk menjadi media berkomunikasi saja, padahal
Bahasa Indonesia memiliki kaidahnya sendiri. Terutama bagi para orang
yang berpendidikan tinggi, yang sudah di didik sejak dini tentang berbagai
hal tanpa terkecuali mata pelajaran dasar yaitu Bahasa Indonesia. Dari
penelitian yang dilakukan, dapat dilihat hasilnya cukup memprihatinkan
padahal para pemuda merupakan harapan untuk masa depan negara.
Jadi, kita seharusnya bangga dan terus melestarikan budaya berbahasa
kita agar tidak dilupakan dan dianggap remeh, karena Bahasa Indonesia
adalah identitas bangsa. Kita harus bisa berbahasa yang baik dan benar
agar bisa membanggakan negara kita, Replubik Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Oka, I.G.N & Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP


Muhammadiyah Jakarta Press.

Kosasih, E dan Hermawan, Wawan. 2012. Bahasa Indonesia Berbasis


Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung: CV. Thursina.

Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta:


Rineka Cipta.

Waridah, Ernawati. 2014. Pedoman Kata Baku & Tidak Baku. Bandung:
Ruang Kata.

14
RIWAYAT HIDUP

Anastacia Takashi, lahir pada 08 April 2002, di


Bogor, Jawa Barat. Penulis merupakan anak ke-2
dari 3 bersaudara, dan satu-satunya anak
perempuan dari pasangan Tatsuya Takashi dan
Sesilia.

Penulis pertama kali masuk Pendidikan Formal di SDS Citra Berkat pada
2008 dan tamat pada 2014. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan
Pendidikan ke SMP PGRI 285 Jonggol dan tamat pada 2017. Setelah itu,
penulis melanjutkan ke SMA Negeri 1 Jonggol dan tamat pada tahun 2020.
Dan melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ke Universitas
Matana, Tangerang. Penulis terdaftar menjadi mahasiswi di Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi.

15

Anda mungkin juga menyukai