Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

B DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN CAIRAN PENYAKIT GAGAL
GINJAL KRONIS
Dosen pembimbing: Lisdiyanti Usman, S.ST, M.Kes

DISUSUN OLEH:

ANISYAH S. KATILI

NURMALA SEPTIA IBRAHIM

ZULKIA PATEDA

JERRI RH TULUSI

KELAS 1B
PRODI DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
DEFINISI

Gagal ginjal adalah kondisi dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring
cairan dan sisa-sisa makanan. Saat kondisi ini terjadi, kadar racun dan cairan berbahaya akan
terkumpul di dalam tubuh dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati.

Ginjal adalah sepasang organ yang berbentuk menyerupai kacang yang terletak pada
punggung bagian bawah. Fungsi utamanya adalah untuk menyaring racun dan sisa-sisa
makanan dan mengirimkannya ke usus, untuk kemudian dibuang melalui air kemih. Jika
ginjal tidak dapat berfungsi, karena penyebab yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya,
maka kondisi gagal ginjal terjadi. Satu-satunya cara untuk bisa sembuh dari kondisi ini adalah
dengan melakukan cangkok ginjal.

PENYEBAB ( ETIOLOGI)

Penyebab gagal ginjal dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

1. Gagal ginjal akibat kerusakan pada ginjal

Kerusakan pada ginjal dapat mengganggu fungsi ginjal. Beberapa diantara penyebabnya
antara lain:

• Diabetes (baik itu tipe I maupun II), yang dapat menyebabkan penumpukan gula
(glukosa) dalam darah yang dapat merusak glomeruli (pembuluh ginjal)

• Penyakit autoimun seperti eritematosis lupus sistemik, dimana sistem kekebalan tubuh
menyerang dan merusak ginjal

• Malaria dan penyakit kuning

• Tekanan darah tinggi, yang juga dapat merusak glomeruli

• Peradangan pembuluh ginjal (glomerulopephritis)

• Infeksi yang tidak diobati

• Penyalahgunaan narkoba dan alcohol

• Obat-obatan kemoterapi

• Jumlah racun, seperti logam, yang terlalu banyak

• Kondisi turunan seperti penyakit ginjal polikistik (kista ganda)


2. Gagal ginjal yang disebabkan oleh hilangnya aliran darah ke ginjal

Hilangnya asupan darah ke ginjal secara tiba-tiba dapat menyebabkan ginjal berhenti
berfungsi dan merupakan penyebab umum untuk penyakit ginjal akut. Kondisi ini biasanya
disebabkan oleh penyakit tertentu seperti stenosis arteri (penyempitan atau penyumbatan
pembuluh arteri ginjal), pengerasan (sirosis) hati, serangan jantung, penyakit jantung koroner,
kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), timbunan kolesterol, luka bakar, infeksi dan reaksi
terhadap alergi.

3. Kesulitan untuk buang air kecil yang menyebabkan gagal ginjal

Kesulitan untuk buang air kecil biasanya disebabkan oleh sumbatan yang meningkatkan
tekanan pada ginjal dan mengganggu fungsinya. Beberapa jenis kanker seperti kanker usus
besar, prostat, usus dan leher rahim (serviks), serta batu ginjal, darah beku dan prostat
berukuran besar dapat menyumbat aliran air kemih
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.B DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN CAIRAN PENYAKIT GAGAL
GINJAL KRONIS

PENGKAJIAN DATA

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. B
2. Umur : 46 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SLTA/Sederajat
8. Pekerjaan : Petani
Alamat : Gorontalo
Tanggal masuk rs : 19 september 2021

II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
klien mengatakan nyeri pada pinggang kiri, nyeri terjadi akibat
aktivitas yang berlebihan, nyeri seperti tertusuk benda tajam, nyeri
yang dirasakan hilang timbul.

b. Keluhan Utama :
skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan sesudah beraktivitas, nyeri
yang dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 menit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Klien mengatakan nyeri pinggang disertai sesak sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit.

Klien mengatakan nyeri disertai susah buang air kecil semakin


bertambah apabila klien banyak melakukan aktivitas seperti
berjalan dengan jarak yang jauh. Ketika BAK muncul sering
disertai dengan nyeri di pinggang , klien mengatakan nyeri terjadi
akibat aktivitas yang berlebihan, klien mengatakan nyeri seperti
tertusuk benda tajam, klien mengatakan nyeri pada pinggang,
klien mengtakan skala nyeri 5, klien mengatakan nyeri sering
dirasakan ketika selesai beraktivitas, klien mengatakan nyeri
muncul setiap 5 menit, klien nampak memegang pinggangnya,
klien nampak gelisah, klien nampak pucat, klien nampak sesak
nafas, saat dilakukan pengkajian terpasang nassal kanul 3
liter/menit, klien mengatakan pusing, klien mengatakan badannya
terasa lemas.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit keturunan dan
hanya dirinya yangmenderita penyakit ginjal.

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan Umum / Keadaan Umum
Klien tampak sakit sedang karena nyeri yang dirasakan hilang
timbul, orientasi klien baik. Kesadaran compos mestis 15
(glasgow coma scale : R. Motorik 6, R. Bicara 5, R. Pembukaan
mata 4)

B. Tanda – tanda vital


Suhu Tubuh : 36,5 °C Nadi : 104 x/menit
Tekanan darah : 150/90 mmHg Respirasi : 24 x/menit
Tinggi Badan : 162 cm Berat Badan : 70kg

C. Pemeriksaan Kepala dan Leher


1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala :
simetris, tidak ada benjolan
Ubun-ubun :
normal
Kulit kepala : tidak ada lesi
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut :
merata tidak ada ketombe Bau :
sedikit berbau
Warna : hitam
c. Wajah
Warna Kulit : coklat
Struktur Wajah : oval
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : simetris kanan dan kiri
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : berkedip saat disentuh
c. Konjuctiva dan sklera : konjungtiva pucat,
tidak ada tanda radang
d. Pupil : kedua pupil
mengalami mosis
e. Kornea dan iris : dapat menggerakkan bola matanya
kedelapan arah
f. Ketajaman penglihatan / visus : baik, klien mampu
melihat dlm jarak 6m
g. Tekanan bola mata : tidak ada kelainan

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
b. Lubang Hidung : simetris, tidak ada
sumbatan
c. Cuping hidung : tidak ada

4. Telinga
a. Bentuk telinga :
simetris kanan dan kiri
Ukuran telinga :
sedang
Ketenggangan telinga : tidak ada kelainan

b. Lubang telinga : terdapat serum, tidak ada


tanda-tanda radang
c. Ketajaman pendengaran : tidak ada kelainan pada
fungsi pendengaran

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : bibir tampak pucat
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak terdapat sekresi gigi
c. Keadaan lidah : tidak ada sariawan
d. Orofarings : klien dapat menelan dengan baik

6. Leher
a. Posisi trakhea : berada ditengah dan tidak terjadi
pergeseran
b. Tiroid : tidak ada pembengkakan

c. Suara : normal
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembengkakan
e. Vena jugularis : terdapat pembesaran, tidak ada lesi
f. Denyut nadi coratis : tidak terkaji

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna : ikterik
d. Turgor : < 3 detik
e. Tekstur : kering
f. Kelembaban : lembab
g. Kelainan pada kulit : tidak ada lesi, terdapat edema

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara : simetris kanan dan kiri
b. Warna payudara dan areola : coklat, areola halus
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : tidak ada
pembengkakan
d. Axila dan clavicula : tidak ada
pembengakakan

F. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : simetris kanan dan kiri
b. Pernafasan
Frekwensi : 24 x/menit
Irama : cepat
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :kecepatan pernafasan
22 x/menit
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara
(vocal fremitus ) : kuat di
daerah thorax kanan dan
kiri
b. Perkusi :
bunyi sonor pada intracost
c. Auskultasi
Suara Nafas : di ICS 2-4 vasikular
Suara Ucapan : tidak ada
Suara Tambahan : ronchi
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : teraba
- Ictus cordis : di ICS 4 dan 5
b. Perkusi
Batas-batas jantung : tidak ada pembesaran
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup
- Bunyi jantung II : dup
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 120 x/menit

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 15 x/ menit
- Bunyi jantung Anak / BJA : tidak terkaji
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan / massa : tidak ada
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : tidak ada kelainan
- Lien : tidak ada kelainan
- Titik Mc. Burne : tidak ada
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Ttympani
- Pemeriksaan Ascites : tidak ada nyeri tekan dan lepas

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia
eksterna dan daerah inguinal tidak
dilakukan pengkajian
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : tidak
dilakukan pengkajian
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum : tidak dilakukan
pengkajian

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot : simetris
b. Pemeriksaan Oedem : terdapat oedem pada kaki
c. Kekuatan Otot : 4/4 pada ekstremitas atas dan bawah
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku : tidak
ditemukan kelainan

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
kesadaran normal
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : tidak
ada gangguan
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) : tidak
ada gangguan
4. Fungsi Motorik : normal
5. Fungsi Sensorik : normal
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : tidak ditemukan kelainan
b. Refleks Patologis : tidak ditemukan kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : GGK
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium

Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Keterangan
nominal
FAAL GINJAL
UREUM 48 mg/dl 17 – 43
CREATININ 5,7 mg/dl 0,9 – 1,3
GFR TEST 19,8 Ml/min >80 ml/min Normal
51- 80 Penurunan
ml/min sedang
30 – 50 Penurunan
ml/min Berat
< 30 Gagal Ginjal
ASAM URAT 6,0 mg/dl P : 3,6 –
7,7
PROFIL
LIPID
KOLESTROL 165 Mg/dl <200 COBAS

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Terapi
Terapi Dosis Rute
Furosemi 20 mg/ 12 jam Intravena
Santagesik 500 mg/ 8 jam Intravena

Diphidramin 50 mg/ 8 jam Intravena


Bisoprolol 5 mg/ 8 jam Oral
Candesartan 2 mg/ 8 jam Oral
Spironolactone 12,5 mg/ 8 jam Oral
Eritromicin 500 mg/ 8 jam Oral
Simarc 1 mg/ 8 jam Oral
Fluraranizin 10 mg/ 8 jam Oral
Dimenhidraminat 50 mg/ 8 jam Oral
Analgetik Jika perlu Oral
Diphidramin 50 mg/ 8 jam Intravena
Bisoprolol 5 mg/ 8 jam Oral
Candesartan 2 mg/ 8 jam Oral
Spironolactone 12,5 mg/ 8 jam Oral
Eritromicin 500 mg/ 8 jam Oral
Simarc 1 mg/ 8 jam Oral
Fluraranizin 10 mg/ 8 jam Oral
Dimenhidraminat 50 mg/ 8 jam Oral
Analgetik Jika perlu Oral
KLASIFIKASI DATA

D DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


X

1 - Pasien mengatakan sesak nafas - Edema anasarka


- Px mengatakan tidak nyaman saat - Bb meningkat dalam waktu
bernafas sambil berbaring singkat
- Pasien mengatakan juga sesak nafas - JVP meningkat
pada malam hari(PND) - Kurang BAK
- Nafas tambahan (ronchi)
- TD : 150/90 mmHg
- N : 104x/mnt
- RR : 24x/mnt
- S : 36,6 C
2 - Pasien mengatakan
- Pasien tampak meringis
mengeluh nyeri
- Bersikap protektif
- Gelisah
- Sulit tidur
- Tekanan darah meningkat
ANALISA DATA

NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH


KEPERAWATAN
1. DS ; Keletihan Hipervolomia
- Px mengatakan sesak
Aliran darah ginjal turun
nafas
- Px mengatakan tidak
Retensi Na+
nyaman saat bernafas
sambil berbaring
- Px mengatakan jua sesak
RAA turun
nafas pada malam hari
(PND)
Do
Retensi Na dan H2O
- Edema anasarka
- Bb meningkat dalam
waktu singkat
Hipervolomia
- JVP meningkat
- Kurang BAK
- Nafas tambahan (ronchi)
- TD : 150/90 mmHg
- N : 104x/mnt
- RR : 24x/mnt
- S : 36,6 C

2. DS ; Suplai O2 jaringan turun Nyeri angkut


- Px mengatakan
mengeluh nyeri Metabolisme anaerob
DO :
- Px tampak meringis Asam laktat naik
- Bersikap protektif
- Gelisah Fatigue nyeri sendi
- Sulit tidur
- Tekanan darah Nyeri angkut
meningkat
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. B


Umur : 46 tahun
No. Register : 01921XXX

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipervolomia b.d keletihan d.d Ortopnea, Dispnea, PND

2. Nyeri angkut b.d suplai O2 jaringan turun d.d asam laknat naik, Metabolisme anaerob, fatigue nyeri sendi

DIAGNOSA LUARAN(SLKI) INTERVENSI


KEPERAWATAN
Hipervolomia b.d Setelah dilakukan Observasi
keletihan d.d Tindakan Keseimbangan cairan • Periksa tanda dan gejala
Ortopnea, Dispnea, meningkat dengan kriteria hasil :
PND • hipervolomia(mis.Ortpnea,dipsnea,edema,
- Asupan cairan Meningkat jvp, suara nafas tambahan )

- Edema menurun • Identifikasi penyebabab hipervolomia

- Haluaran urine meningkat • Monitor status hemodinamik(mis.Tekanan

- Tekanan darah membaik darah,frekuensi jantung )

- BB Meningkat • Monitor intake dan output cairan


Terapeutik

• Timbang berat badan setiap hari padawaktu


yang sama
Edukasi

• Anjurkan melapor jika haluan urin <0,5 ml/kg


dalam sehari

• Anjurkan melapor jika haluan urin 1 kg dalam


sehari

• Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan


dan haluaran cairan
• Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi

• Kolaborasi pemberian diuretic

• Kolaborasi penggantian kehilangan kalium


akibat diuretic

• Kolaborasi pemberian Continuous Renal


Replacement Therapy (CRRT),jika perlu
Nyeri angkut b.d setelah dilakukan intervensi 2x24 jam Observasi :
suplai O2 jaringan maka tingkat nyeri menurun dengan ➢ Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
turun d.d asam
Kriteria hasil : frekuensi, kualitas, intesitas nyeri
laknat naik,
Metabolisme - Keluhan nyeri menurun ➢ Identifikasi nyeri
anaerob, fatigue
- Meringis menurun ➢ Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
- Sikap protektif menurun
Terapeutik :
- Gelisah menurun
➢ Berikan teknik nonfarmakologis untuk
- Kesulitan tidur menurun mengurangi rasa nyeri ( mis.TENS, hipnosis,
aromaterapi)

➢ Kontrol lingkungan yang memperberat rasa


nyeri• ( mis. Suhu ruangan,pencahayaan,
kebisingan)

➢ Fasilitas istirahat dan tidur

➢ Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam


pememilhan strategi meredakan nyeri.
Edukasi :

➢ Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

➢ Jelaskan strategi meredakan nyeri

➢ Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri

➢ Anjurkn memonitor nyeri secara mandiri


Kolaborasi :

➢ Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


NO TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI
DX JAM
19 Observasi S:
September - Memeriksa tanda dan gejala - Klien memahami dan melakukan
2021 hipervolomia(ortepnea ada, dispnea apa yang disampaikan perawat
ada, edema anasarka, JVP meningkat,
- Klien mengatakan badannya masih
suara tambahan ronchi)
terasa bengkak dan sesak nafas
- Mengidentifikasipenyebab O:
hipervolomia ( aliran darah ginjal
- ortepnea ada, dispnea ada, edema
turun)
anasarka, JVP meningkat, suara
- Memonitor status hemodinamik(mis. tambahan ronchi
TD: 150/90mmHg,frekuensi jantung )
A : Masalah belum Teratasi
- Memonitor intake dan output
cairan(cairan yg diminum dan
P : Tindakan Dilanjutkan
dikeluarkan)
Terapeutik

- Menimbang berat badan setiap hari


pada waktu yang sama
Edukasi

- Menganjurkan melapor jika haluan urin


<0,5 Ml/kg/jam dalam 6 jam

- Menganjurkan melapor jika BB


bertambah >1kg dalam sehari

- Mengajarkan cara mengukur dan


mencatat asupan dan haluaran cairan

- Mengajarkan cara membatasi cairan


Kolaborasi

- Mengkolaborasi pemberian diuretic

- Mengkolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat diuretic

- Mengkolaborasi pemberian Continuous


Renal Replacement Therapy
(CRRT),jika perlu
2 19 Obsrvasi S:
September - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, - Px mengatakan nyeri berangsur
2021 durasi, frekuensi, kualitas, intesitas hilang
nyeri (Dipinggang,angkut,5 menit O:
sekali, sedang,saat melakukan aktifitas )
- Px tampak dapat mengontrol
nyerinya
- Mengidentifikasi nyeri
- TD : 150/90 mmHg –
- Mengindentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri - N : 104x/mnt

- RR : 24x/mnt
Terapeutik
- S : 36,6 C
- Memberikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri - Skala : 4

(mis.TENS, hipnosis, aromaterapi) A:

- Mengontrol lingkungan yang - Masalah Teratasi sebagian

memperberat rasa nyeri ( mis. 35 c P:

,pencahayaannya cukup terang, - Tindakan Dilanjutkan 1 – 12


kebisingan sudah tidak ada lagi)

- Memasilitasi istirahat dan tidur

- Mempertimbangkan jenis dan sumber


nyeri dalam pememilhan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

- Menjelaskan penyebab, periode, dan


pemicu nyeri

- Menjelaskan strategi meredakan nyeri

- Mengajarkan teknik nonfarmakologis


untuk mengurangi rasa nyeri

- Menganjurkan memonitor nyeri secara


mandiri Kolaborasi

- Mengkolaborasi pemberian analgetik,


jika perlu

1 20 Observasi S:
September - Memeriksa tanda dan gejala - Klien memahami dan melakukan
2021 hipervolomia(ortepnea ada, dispnea apa yang disampaikan perawat
ada, edema anasarka, JVP meningkat,
- Klien mengatakan badannya sudah
suara tambahan ronchi)
tidak bengkak dan sesak nafas
- Mengidentifikasipenyebab O:
hipervolomia ( aliran darah ginjal
- ortepnea hilang, dispnea hilang,
turun)
edema anasarka hilang, JVP
- Memonitor status hemodinamik(mis. menurun, sudah tidak terdengar
TD: 150/90mmHg,frekuensi jantung ) ronchi
- Memonitor intake dan output
A : Masalah teratasi
cairan(cairan yg diminum dan
dikeluarkan)
P : intervensi dihentikan (pasien pulang)
Terapeutik

- Menimbang berat badan setiap hari


pada waktu yang sama
Edukasi

- Menganjurkan melapor jika haluan urin


<0,5 Ml/kg/jam dalam 6 jam

- Menganjurkan melapor jika BB


bertambah >1kg dalam sehari

- Mengajarkan cara mengukur dan


mencatat asupan dan haluaran cairan

- Mengajarkan cara membatasi cairan


Kolaborasi

- Mengkolaborasi pemberian diuretic

- Mengkolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat diuretic
Mengkolaborasi pemberian Continuous Renal
Replacement Therapy (CRRT),jika perlu
2 20 Obsrvasi S:
September - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, - Px mengatakan nyeri berangsur
2021 durasi, frekuensi, kualitas, intesitas hilang
nyeri (Dipinggang,angkut,5 menit O:
sekali, sedang,saat melakukan aktifitas )
- Px tampak dapat mengontrol
- Mengidentifikasi nyeri nyerinya

- Mengindentifikasi faktor yang - TD : 130/80 mmHg –


memperberat dan memperingan nyeri
- N : 100x/mnt

Terapeutik - RR : 24x/mnt

- Memberikan teknik nonfarmakologis - S : 36,6 C

untuk mengurangi rasa nyeri - Skala : 3


(mis.TENS, hipnosis, aromaterapi) A:

- Mengontrol lingkungan yang - Masalah Teratasi


memperberat rasa nyeri ( mis. 35 c P:
,pencahayaannya cukup terang, Intervensi dihentikan (pasien pulang)
kebisingan sudah tidak ada lagi)

- Memasilitasi istirahat dan tidur


- Mempertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pememilhan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

- Menjelaskan penyebab, periode, dan


pemicu nyeri

- Menjelaskan strategi meredakan nyeri

- Mengajarkan teknik nonfarmakologis


untuk mengurangi rasa nyeri

- Menganjurkan memonitor nyeri secara


mandiri Kolaborasi

- Mengkolaborasi pemberian analgetik,


jika perlu

Anda mungkin juga menyukai