B DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN CAIRAN PENYAKIT GAGAL
GINJAL KRONIS
Dosen pembimbing: Lisdiyanti Usman, S.ST, M.Kes
DISUSUN OLEH:
ANISYAH S. KATILI
ZULKIA PATEDA
JERRI RH TULUSI
KELAS 1B
PRODI DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
DEFINISI
Gagal ginjal adalah kondisi dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring
cairan dan sisa-sisa makanan. Saat kondisi ini terjadi, kadar racun dan cairan berbahaya akan
terkumpul di dalam tubuh dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati.
Ginjal adalah sepasang organ yang berbentuk menyerupai kacang yang terletak pada
punggung bagian bawah. Fungsi utamanya adalah untuk menyaring racun dan sisa-sisa
makanan dan mengirimkannya ke usus, untuk kemudian dibuang melalui air kemih. Jika
ginjal tidak dapat berfungsi, karena penyebab yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya,
maka kondisi gagal ginjal terjadi. Satu-satunya cara untuk bisa sembuh dari kondisi ini adalah
dengan melakukan cangkok ginjal.
PENYEBAB ( ETIOLOGI)
Kerusakan pada ginjal dapat mengganggu fungsi ginjal. Beberapa diantara penyebabnya
antara lain:
• Diabetes (baik itu tipe I maupun II), yang dapat menyebabkan penumpukan gula
(glukosa) dalam darah yang dapat merusak glomeruli (pembuluh ginjal)
• Penyakit autoimun seperti eritematosis lupus sistemik, dimana sistem kekebalan tubuh
menyerang dan merusak ginjal
• Obat-obatan kemoterapi
Hilangnya asupan darah ke ginjal secara tiba-tiba dapat menyebabkan ginjal berhenti
berfungsi dan merupakan penyebab umum untuk penyakit ginjal akut. Kondisi ini biasanya
disebabkan oleh penyakit tertentu seperti stenosis arteri (penyempitan atau penyumbatan
pembuluh arteri ginjal), pengerasan (sirosis) hati, serangan jantung, penyakit jantung koroner,
kehilangan cairan tubuh (dehidrasi), timbunan kolesterol, luka bakar, infeksi dan reaksi
terhadap alergi.
Kesulitan untuk buang air kecil biasanya disebabkan oleh sumbatan yang meningkatkan
tekanan pada ginjal dan mengganggu fungsinya. Beberapa jenis kanker seperti kanker usus
besar, prostat, usus dan leher rahim (serviks), serta batu ginjal, darah beku dan prostat
berukuran besar dapat menyumbat aliran air kemih
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.B DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN CAIRAN PENYAKIT GAGAL
GINJAL KRONIS
PENGKAJIAN DATA
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. B
2. Umur : 46 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SLTA/Sederajat
8. Pekerjaan : Petani
Alamat : Gorontalo
Tanggal masuk rs : 19 september 2021
b. Keluhan Utama :
skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan sesudah beraktivitas, nyeri
yang dirasakan hilang timbul kurang lebih 5 menit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Klien mengatakan nyeri pinggang disertai sesak sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit.
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
b. Lubang Hidung : simetris, tidak ada
sumbatan
c. Cuping hidung : tidak ada
4. Telinga
a. Bentuk telinga :
simetris kanan dan kiri
Ukuran telinga :
sedang
Ketenggangan telinga : tidak ada kelainan
6. Leher
a. Posisi trakhea : berada ditengah dan tidak terjadi
pergeseran
b. Tiroid : tidak ada pembengkakan
c. Suara : normal
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembengkakan
e. Vena jugularis : terdapat pembesaran, tidak ada lesi
f. Denyut nadi coratis : tidak terkaji
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 15 x/ menit
- Bunyi jantung Anak / BJA : tidak terkaji
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan / massa : tidak ada
- Tanda-tanda ascites : tidak ada
- Hepar : tidak ada kelainan
- Lien : tidak ada kelainan
- Titik Mc. Burne : tidak ada
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Ttympani
- Pemeriksaan Ascites : tidak ada nyeri tekan dan lepas
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
kesadaran normal
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : tidak
ada gangguan
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) : tidak
ada gangguan
4. Fungsi Motorik : normal
5. Fungsi Sensorik : normal
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : tidak ditemukan kelainan
b. Refleks Patologis : tidak ditemukan kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : GGK
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
Terapi
Terapi Dosis Rute
Furosemi 20 mg/ 12 jam Intravena
Santagesik 500 mg/ 8 jam Intravena
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipervolomia b.d keletihan d.d Ortopnea, Dispnea, PND
2. Nyeri angkut b.d suplai O2 jaringan turun d.d asam laknat naik, Metabolisme anaerob, fatigue nyeri sendi
- Mengkolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat diuretic
- RR : 24x/mnt
Terapeutik
- S : 36,6 C
- Memberikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri - Skala : 4
Edukasi
1 20 Observasi S:
September - Memeriksa tanda dan gejala - Klien memahami dan melakukan
2021 hipervolomia(ortepnea ada, dispnea apa yang disampaikan perawat
ada, edema anasarka, JVP meningkat,
- Klien mengatakan badannya sudah
suara tambahan ronchi)
tidak bengkak dan sesak nafas
- Mengidentifikasipenyebab O:
hipervolomia ( aliran darah ginjal
- ortepnea hilang, dispnea hilang,
turun)
edema anasarka hilang, JVP
- Memonitor status hemodinamik(mis. menurun, sudah tidak terdengar
TD: 150/90mmHg,frekuensi jantung ) ronchi
- Memonitor intake dan output
A : Masalah teratasi
cairan(cairan yg diminum dan
dikeluarkan)
P : intervensi dihentikan (pasien pulang)
Terapeutik
- Mengkolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat diuretic
Mengkolaborasi pemberian Continuous Renal
Replacement Therapy (CRRT),jika perlu
2 20 Obsrvasi S:
September - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, - Px mengatakan nyeri berangsur
2021 durasi, frekuensi, kualitas, intesitas hilang
nyeri (Dipinggang,angkut,5 menit O:
sekali, sedang,saat melakukan aktifitas )
- Px tampak dapat mengontrol
- Mengidentifikasi nyeri nyerinya
Terapeutik - RR : 24x/mnt
Edukasi