Anda di halaman 1dari 3

1.

Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit dan jumlah sel darah merah
di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2014).

2. Penyebab Anemia secara umum yaitu terjadi akibat tiga kondisi berikut ini: Produksi sel darah merah
yang kurang. Kehilangan darah secara berlebihan. Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat.

3. Penyebab Anemia pada remaja

1) Kurangnya Asupan Zat Besi

2) Kekurangan Vitamin

3) Mengidap Penyakit

4) Kehilangan Darah

4. Gejala Anemia

1) Lemas dan cepat lelah.

2) Sakit kepala dan pusing.

3) Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan.

4) Kulit terlihat pucat atau kekuningan.

5) Detak jantung tidak teratur.

6) Napas pendek.

7) Nyeri dada.

8) Dingin di tangan dan kaki.

5. Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, klasifikasi anemia dikelompokkan menjadi ringan, sedang,
dan berat, tergantung dari seberapa rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Klasifikasi anemia juga
dapat terbagi lagi berdasarkan karakteristik bentuk sel darah merah yang diproduksi, yang meliputi:

1) Makrositik (sel darah merah besar)

2) Mikrositik (sel darah merah terlalu kecil)

3) Normositik (sel darah merah berukuran normal)

6. Dampak anemia bagi remaja

1) Menurunnya kesehatan reproduksi.

2) Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan.


3) Menurunnya kemampuan dan konsentrasi belajar.

4) Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.

5) Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran.

6) Mengakibatkan muka pucat.

7. Pencegahan

cara mencegah dan mengobati anemia adalah:


a) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.
b) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam,
hati dan telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).

c) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun
singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan
zat besi dalam usus.

8. Penanggulangan

Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD). Tablet
tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg ferro sulfat atau 60 mg
besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Wanita dan remaja putri perlu minum tablet tambah darah
karena wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti darah yang hilang.
Tablet tambah darah mampu mengobati penderita anemia, meningkatkan kemampuan belajar,
kemampuan bekerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus. Anjuran minum yaitu
minumlah satu tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum satu tablet setiap hari
selama haid. Minumlah tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi
karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang

9. Pemeriksaan anemia

1. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia yang terdiri dari
pengukuran kadar hemoglobin, indeks eritrosit, dan apusan darah tepi.

2. Pemeriksaan darah seri anemia, meliputi hitung lekosit, trombosit, retikulosit, dan laju endap darah.

3. Pemeriksaan sumsum tulang, pemeriksaan ini harus dikerjakan pada sebagian besar kasus anemia
untuk mendapatkan diagnosis definitif meski ada beberapa kasus yang diagnosisnya tidak memerlukan
pemeriksan sum-sum tulang.
4. Pemeriksaan khusus sesuai jenis anemia, pemeriksaan ini harus dikerjakan jika telah mempunyai
dugaan diagnosis awal sehingga fungsinya adalah untuk mengkonfirmasi dugaan diagnosis tersebut.

5. Pemeriksaan kadar hemoglobin

Hemoglobinometer digital merupakan metode kuantitatif yang terpercaya dalam mengukur konsentrasi
hemoglobin di lapangan penelitian dengan menggunakan prinsip tindak balas darah dengan bahan kimia
pada strip yang digunakan. Hemoglobinometer digital merupakan alat yang mudah dibawa dan sesuai
untuk penelitian di lapangan karena teknik untuk pengambilan sampel darah yang mudah dan
pengukuran kadar hemoglobin tidak memerlukan penambahan reagen.

10. Data anemia

Prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2017 dalam Profil Kesehatan Kota Depok diketahui 34,5%
remaja putri yang mengalami anemia (Profil Dinkes Kota Depok 2017).

Menurut data Riskesdas (2018), prevalensi anemia di Indonesia yaitu 48,9% dengan proporsi anemia
pada kelompok umur 15- 24 tahun dan 25- 34 tahun (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan data Riskesdas
2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal
tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.

Anda mungkin juga menyukai

  • ASUHAN ANEMIA
    ASUHAN ANEMIA
    Dokumen4 halaman
    ASUHAN ANEMIA
    nur andini
    Belum ada peringkat
  • KANKER PARU
    KANKER PARU
    Dokumen7 halaman
    KANKER PARU
    nur andini
    Belum ada peringkat
  • DSPIRITUAL
    DSPIRITUAL
    Dokumen2 halaman
    DSPIRITUAL
    nur andini
    Belum ada peringkat
  • KANKER PARU
    KANKER PARU
    Dokumen7 halaman
    KANKER PARU
    nur andini
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Kel 3
    Jurnal Kel 3
    Dokumen6 halaman
    Jurnal Kel 3
    nur andini
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen1 halaman
    Bab 3
    nur andini
    Belum ada peringkat
  • SIKNAS Teori
    SIKNAS Teori
    Dokumen4 halaman
    SIKNAS Teori
    nur andini
    Belum ada peringkat