Anda di halaman 1dari 28

BERDUKA DAN KEHILANGAN

BY. NS. RINA HERNIYANTI, M.KEP


DEFENISI
 KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang
mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi,
dinilai terjadi perubahan, tidak lagi
memungkinkan ada atau pergi/hilang.

 Dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi


dimana seseorang mengalami suatu kekurangan
atau tidak ada sesuatu yang dulunya ada
(Wilkinson, 2005).
DEFENISI
BERDUKA adalah respon fisik dan psikologis
yang terpola spesifik pada individu yang
mengalami kehilangan. Respon/reaksi normal,
karena melalui proses berduka individu mampu
memutus ikatan dengan benda/orang yang
terpisah dan berikatan dengan benda/orang
baru.

Berduka bisa mencakup aspek fisik/psikologis,


kognitif dan perilaku
 Berduka : reaksi terhadap kehilangan yang
merupakan respon emosional yang normal.

 Berduka Proses memecahkan masalah

 Normal terkait kematian.

 Menentukan kesehatan jiwa indiv idu, karena


memberi kesempatan individu untuk melakukan
koping terhadap kehilangan secara bertahap
sehingga dapat menerima kehilangan
KARAKTERISTIK BERDUKA MENURUT
BURGERS DAN LAZAR
1. Berduka yang menunjukkan reaksi syok dan
ketidakyakinan.
2. Berduka yang menunjukkan perasaan sedih
dan hampa bila teringat tentang kehilangan
orang yang disayangi.
3. Berduka yang menunjukkan perasaan tidak
nyaman dan sering disertai dengan menangis,
serta keluhan-keluhan sesak pada dada, rasa
tercekik, nafas pendek.
4. Mengenang almarhum terus menerus
5. Memperoleh pengalaman perasaan berduka.
6. Cenderung menjadi mudah tersinggung dan
marah.
6 (ENAM) TINGKATAN BERDUKA
 1. Syok
 2. Tidak yakin

 3. Mengembangkan kesadaran diri

 4. Restitusi

 5. Mengatasi kehilangan

 6. Idealisasi dan hasil


PROSES BERDUKA:
• Fase awal
Dimulai dengan adanya kehilangan spt kematian.
Berlangsung beberapa minggu
Reaksi : syok, tidak yakin atau tidak percaya
perasan dingin, perasaan kebal (mati
rasa) dan bingung

Berakhir setelah beberapa hari

Kembali berduka berlebihan

Menangis dan ketakutan


LANJUTAN……

 Fase Pertengahan
Dimulai : kira-kira 3 minggu sesudah
kematian
Berakhir : kurang lebih 1 tahun
Pola tingkah laku yang ditunjukan:
a. Perilaku obsesi, meliputi : pengulangan
pikiran tentang peristiwa kematian.
b. Suatu pencarian arti dari kematian
LANJUTAN….
 FasePemulihan
Terjadi sesudah kurang lebih satu tahun.
Individu memutuskan untuk tdk
mengenang masa lalu.

Meningkat partisipasi
pada kegiatan sosial
KEHILANGAN
 Kehilangan : suatu keadaan ketika individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada atau dimiliki,
baik sebagian atau keseluruhan.

 Dapat terjadi : tiba-tiba atau bertahap

 Proses berduka yang disebabkan oleh kehilangan :


1. Penyangkalan (denial)
2. Marah (anger)
3. Tawar menawar (bargaining)
4. Depresi
5. Penerimaan (acceptance)
LANJUTAN……

Tahap Penyangkalan

Reaksi: Terkejut, tidak percaya, merasa terpukul,


menyangkal pernyataan kehilangan.

Kadang berhalusinasi (seolah-olah masih melihat


atau mendengar suara orang tsb)

Reaksi fisik : keletihan, kelemahan, wajah pucat, mual,


diare,sesak nafas, detak jantung cepat,
menangis, gelisah
LANJUTAN…..

Tahap Marah
Individu mulai sadar dengan kenyataan kehilangan.

Menunjukkan perasaan marah meningkat yang


diproyeksikan pada orang tertentu atau yang ada
dilingkungannya.

Reaksi fisik : wajah merah, nadi cepat, gelisah,


susah tidur, tangan mengepal.
LANJUTAN……
Tahap Tawar Menawar:
Reaksi: Menyatakan kata-kata
”seandainya saya
hati-hati”, “kenapa harus terjadi
pada
keluarga saya”.
LANJUTAN……
Tahap Depresi:
Reaksi : menarik diri, tidak mau bicara, putus asa.
Reaksi fisik: menolak makan, susah tidur, letih,
libido menurun.

Tahap Penerimaan :
Reorganisasi perasaan kehilangan

Gambaran objek atau orang yang hilang mulai dilepas


perlahan, perhatian dialihkan pada objek baru
SUMBER GANGGUAN ATAU
KEHILANGAN
 Eksternal:

Pikiran, sikap, tindakan yang tidak


sesuai dengan nilai individu,keyakinan
atau moral dan konflik interpersonal yang
mengancam konsistensi individu, harga
diri,rasa aman
 Internal :

Kematian orang yang disayangi,


penghentian kerja (PHK), penyakit atau
kehilangan tubuh tertentu
JENIS KEHILANGAN
 Kehilangan orang bermakna, mis: akibat
kematian atau dipenjara
 Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial,
mis: menderita penyakit, amputasi,
kehilangan pendapat, kehilangan
perasaan tt diri, kehilangan pekerjaan,
kehilangan kedudukan, kehilangan
kemampuan seksual
 Kehilangan milik pribadi

(mis: uang,perhiasan)
FAKTOR PREDISPOSISI

 Genetik
Riwayat kelg depresi sulit mengembangkan
sikap optimistik dalam menghadapi permasalahan.
 Kesehatan fisik Keadaan fisik sehat cenderung
mampu mengatasi stress
 Kesehatan mental
Individu gangguan jiwa dg riwayat depresi merasa
masa depan suram peka dg situasi
kehilangan
 Pengalaman kehilangan masa lalu
Kehilangan masa kanak-kanak mempengaruhi
kemampuan menghadapi kehilangan dimasa dewasa.
FAKTOR PRESIPITASI

Stres dari perasaan kehilangan:


Stres nyata atau Imajinasi

Kehilangan bersifat bio-psiko-sosial

Kehilangan kesehatan, kehilangan harga diri,


kehilangan pekerjaan,kehilangan peran dalam
keluarga, kehilangan posisi di masyarakat.
IMPLIKASI KEPERAWATAN
 Pengkajian
1. Mengkaji pasien dan anggota keluarga berduka
menentukan tingkat berduka
2. Mengkaji gejala klinis berduka: sesak di dada,
nafas pendek, berkeluh kesah, perasaan penuh
diperut, kehilangan kekuatan otot, distres
perasaan yg hebat.
3. Kaji karakteristik berduka, kaji respon fisiologis,
respon tubuh terhadap kehilangan (reaksi stress)
4. Faktor yg mempengaruhi reaksi stress : umur, culture,
keyakinan spiritual, peran seks, status sosek.
5. Faktor predisposisi
6. Faktor presipitasi dan mekanisme koping.
LANJUTAN

 Diagnosa Keperawatan
a. berduka kompleks
b. berduka antisipasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan: Pasien dapat melalui proses berduka secara normal
dan sehat

Prinsip :
a. Tahap Penyangkalan: (memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan perasaan)
1) Dorong pasien mengungkapkan perasaan duka
2) Tingkatkan kesadaran pasien scr bertahap, siap mental
3) Dengarkan pasien dengan penuh pengertian, jangan
menghukum atau menghakimi
4) Jelaskan bahwa sikap pasien wajar terjadi
INTERVENSI KEPERAWATAN
5) Beri dukungan nonverbal : memegang
tangan,
menepuk bahu
6) Jawab pertanyaan pasien dgn bahasa
sederhana, jelas dan singkat.
7) Amati respon pasien selama bicara
8) Tingkatkan kesadaran pasien scr
bertahap
LANJUTAN

b. Tahap marah
1) Beri dorongan dan kesempatan pasien
mengungkapkan rasa marahnya
secara verbal
2) Dengarkan dgn empaty, jangan
memberi respon yang mencela
3) Bantu klien memanfaatkan sumber-
sumber pendukung
LANJUTAN

c. Tahap Tawar menawar


Bantu pasien mengidentifikasi rasa
bersalah dan rasa takutnya
1) Amati perilaku klien
2) Diskusikan bersama pasien ttg
perasaan
3) Tingkatkan HD pasien
4) Cegah tindakan merusak diri
LANJUTAN

d. Tahap Depresi (mengidentifikasi tk depresi, resiko merusak


diri dan membantu pasien mengurangi rasa bersalah)
1) Amati perilaku pasien
2) Diskusikan bersama pasien mengenai perasaan
3) Cegah tindakan merusak diri
4) Hargai perasaan pasien
5) Bantu pasien mengidentifikasi dukungan positif
yang terkait dengan kenyataan
6) Beri kesempatan pasien menungkapkan
perasaannya bila perlu biarkan ia menangis sambil
tetap didampingi
7) Bahas pikiran yang selalu timbul bersama pasien
LANJUTAN
e. Tahap Penerimaan
(membantu pasien menerima kehilangan yang
tidak bisa dielakkan)
1) Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien scr
teratur
2) Bantu pasien/kelg berbagi rasa, karena
biasanya setiap anggota kelg tdk berada pada
tahap yg sama pada saat bersamaan
TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA
Tujuan tindakan keperawatan: Keluarga dapat merawat
pasien yang berduka

Tindakan keperawatan:
1. Mengenal masalah berduka pada pasien
2. Menjelaskan pada keluarga tentang cara merawat pasien
dengan berduka berkepanjangan
3. Mempraktekkan pada keluarga cara merawat pasien
dengan berduka berkepanjangan
4. Mengevaluasi kemampuan pasien yang berduka
5. Melakukan rujukan

Anda mungkin juga menyukai