Anda di halaman 1dari 16

FUNDAMENTAL KADER IKATAN MENENTUKAN ARAH BANGSA

Dimas Budiman Sujatmiko


dimas.budiman09@gmail.com

PK IMM FISHUM
Universita Pendidikan Muhammadiyah Sorong

Abstrack

In recent years we have been awestrudged by the national media, social, political, and
economic chaos. It is a new face for a nation born of struggle and tears of its warriors.

It is common in that a reflection of a nation who is sensitive to a complex situation confronts


current dynamics. The negative comments that are constantly built on good media and the
media add to the clamor of the mind, so too are the irresponsible soars who seek to profit
themselves and those behind them.

In line with the movement of the muhammadiyah student union that craves better national
life through the student battle line, imm attended as a sulfate of this great nation. In the roles
of its militants to create changes at the hands of college students. Then whether imm as the
sulge of the people merely looked at the vicissitudes of dynamics and then did nothing at all.
How the role of the ligature of the rope in the realization of IMM that corresponds with the
Muhammadiyah ideals as embodied in its trilogy and tricopeim. Of course, as my bond, we
all yearn for true progress.

Abstrak

Beberapa Tahun ini kita dikejutkan tentang pemberitaan terakit kekacauan tatanan
pemerintahan, sosial, politik dan ekonomi oleh media-media nasional. Sudah menjadi wajah
baru bagi Bangsa yang lahir dari perjuangan dan tetesan darah para pejuangya.

Sudah menjadi hal yang lumrah tatkala cerminan Bangsa yang peka terhadap keadaan
majemuk menghadapi dinamika sekarang. Komentar-komentar negatif yang terus dibangun
oleh pemberitaan baik di media sosial dan media-media massa menambah hiruk-pikuk nya
pikiran, hal demikian diwarnai pula oleh oknum-oknun yang tidak bertanggung jawab yang
ingin mencari keuntungan bagi dirinya sendiri dan orang di belakangnya.

Sejalan dengan pergerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang mendambakan


kehidupan bangsa yang lebih baik lewat garis perjuangan mahasiswa, IMM hadir sebagai

1
suluh bangsa yang besar ini. Lewat peran kader-kader nya yang militan agar terciptanya
perubahan dari tangan para mahasiswa. Lantas apakah IMM sebagai suluh Bangsa ini hanya
memandang dalam diam terhadap dinamika yang silih berganti, lalu berpangku tangan
dengan keadaan. Bagaiaman peran kader ikatan di dalam mewujudkan IMM yang sesuai
dengan cita-cita muhammadiyah sebagai tertuang dalam trilogi dan trikopetensinya. Tentunya
sebagai kader ikatan saya, kami dan kita semua mendambakan kemajuan yang sebenar-
benarnya.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kesempatan kali ini saya mengusung pembahasan terkait “fundamental kader
ikatan menentukan arah bangsa”. Fundamental adalah dasar pikiran yang di jadikan
tajuk utama dalam prinsip berIMM saya, apakah kata solid bermaksud IMM tidak
solid, tentunya tidak solid disini berusaha saya angkat terkait isu-isu di mana saya
besar dari IMM yang hebat di daerah saya namun kurang kesadaran kader satu dengan
kader yang lain. Sehingga pas rasanya mengangkat hal tersebut, agar nantinya kita
semua dapat menjadi kader yang militan untuk bangsa. Sebagai seorang akademisi
tentunya kita semua berharap masalah-masalah yang konkrit dan kesemrawutan
terjadi pada bangsa ini kian melunak dan terurai.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah nama dan perisai dari cerminan
Muhammadiyah, bagaimana IMM sebagai rekonstruksi dan transformasi sosial
beranjak dari kampus. Kampus hanyalah sebagai fasilitator dari kelangsungan hidup
mahasiswa, untuk selanjutnya mahasiswa berjalan di atas kakinya sendiri.
Berbicara terkait akademisi Islam IMM adalah nama besar yang patut untuk di
gaungkan, kontribusi setiap kader yang ikut menyumbangkan gagasan, ide, pemikiran
patut rasanya dibanggakan. Sejalan dengan pergerakan ada kalanya kader dihadapkan
dengan situasi bimbang yang kian berkesudahan. Dilema akan akademik sebagai
dasar bergerak dan organisasi sebagai dasar pikiran.
Sebagai sebuah Akademi, IMM harus menjadi arena perdebatan pikiran, maka tidak
boleh ada yang merasa paling benar1. Kader IMM harus keluar dari sifat bebal dan
merasa paling benar. Bila demikian yang terjadi, esensi akademi akan jauh panggang
1
Sebagai sebuah Akademi, IMM harus menjadi arena perdebatan pikiran, maka tidak boleh
ada yang merasa paling benar. (Muh. Kamal Ahsan, Suara Muhammadiyah 2021)
2
dari api. IMM harus menjadi akademi, tempat reproduksi dan uji ilmu pengetahuan
untuk kemudian mampu diamalkan dalam kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan
dan persyarikatan.
B. Tujuan
Maksud dan tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada pembaca bahwasannya sebagai seorang kader Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, Harus Memiliki prinsip-prinsip dalam ber-IMM yang di jadikan
pedoman dalam mengambil sebuah keputusan. Prinsip ini berkaitan dengan jati diri
kader untuk menjadi perubahan bagi bangsa dan Negara yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang, sehingga terciptanya kader suluh Bangsa yang sejati sesuai dengan
pedoman Ikatan.

C. Metode
Metode yang saya gunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah
dengan metode tinjau pustaka, Sehingga dalam menyusun karya tulis ilmiah ini saya
banyak mengambil dari sumber-sumber yang saya anggap rasional dengan judul yang
saya angkat, Adapun melalui jejaring internet dan buku-buku yang sesuai dengan
pokok pembahasan. Untuk lebih baiknya penulisan saya menerima saran dari teman-
teman kader yang telah banyak berkarya melalui tulisan di perguruan tinggi.
Tidak mudah bagi saya membuat karya ini, menimbang waktu yang singkat
dan keterbatasan dalam berfikir sehingga dukungan moril dan materil yang saya
terima cukup untuk menyusun “Fundamental Kader Ikatan Menentukan Arah
Bangsa”.

PEMBAHASAN

3
A. Reformasi Pikiran
Dewasa sekarang ini banyak mahasiswa yang belum memahami arti peran dari
kata mahasiswa itu sendiri. Agen of change, Social control dan lain sebagainya adalah
sebuah frasa yang digunakan untuk kepentingan opini public sehingga mengakangat
nama mahasiswa. Cerminan mahasiswa yang baik di mata masyarakat dan Bangsa
apakah hanya sebatas tragedy Sembilan delapan, atau tragedy yang frontal sehingga
membuat citra nama mahasiswa di gaungkan.
Fenomena degradasi moral yang sedang terjadi dan sedang melanda Bangsa
ini merupakan indikasi kegagalan pembangunan nalar kritis dan etika diri Bangsa.
Lewat semboyan keinginan memajukan dan merubah tatanan jurang kehancuran
lahirlah berbagai wadah untuk mahasiswa yang lebih baik, demi menghasilkan
mahasiswa yang cerdas dari segi akademik dan cerdas dalam segi sosial maka lahirlah
organisasi-organisasi kemahasiswaan untuk wadah nalar kritis, membangun
kreativitas, menjadikan inovasi-inovasi dan kebermanfaatan bagi lingkungan lainya.
Dari sini lahirlah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang sebagai pokok
keragu-raguan mahasiswa untuk menjadi manusi yang baik sesuai dengan nilai dasar
ikatan, lahirnya IMM salah satunya adalah penerus amal usaha Muhammadiyah yang
saat itu menganggap harus adanya sekelompok orang yang menegakan dan menjujung
tinggi agama Islam, sehingga terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang
diridhoi Allah SWT. Hal ini tertulis dalam anggaran dasar Muhammadiyah Bab II
pasal. Dalam merefleksikan cita-citanya ini, Muhammadiyah mau tidak mau
Muhammadiyah harus bersinggungan dengan masyarakat bawah (jelata) atau
masyarakat heterogen. Ada masyarkat petani, pedagang, peternakan dan masyarakat
padat karya da nada masyarakat administrative dan lain sebagainya yang juga
termasuk didalamnya masyarakat kampus intelektual yaitu masyarakat mahasiswa,
secara teknisnya buka secara langsung mendakwahi dan mempengaruhi mahasiswa
yang berarti orang-orang mahasiswa, khususnya para mubalik yang langsung terjun
ke mahasiswa. Tetapi dalam ini muhammadiyah memakai teknis yang jitu yaitu
dengan menyediakan yang memungkinkan menarik animo atau simpati mahasiswa
untuk memakai fasilitas yang telah disediakan. Pada awalnya para mahasiswa yang
bergabung atau yang mengikuti jejak-jejak Muhammadiyah dianggap cukup dengan
bergabung dengan organisasi otonom yang ada dalam muhammadiyah (PM) yang
diperuntuhkan pada mahasiswa dan Nasyi’atul Aisyiyah (NA) untuk mahasiswi.

4
Namun demikian keinginan untuk menghimpun dan membina mahasiswa
Muhammadiyah pada saat itu masih vakum, karena pada waktu itu, muhammadiyah
masih belum memiliki perguruan tinggi yang diinginkan sehingga para mahasiswa
yang berada diperguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang sudah ada waktu itu
secara ideology tetap beritiba pada Muhammadiyah dalam kondisi tetap mereka harus
mau bergabung dengan PM, NA ataupun Hisbul Wathan (HW). Pada
perkembanganya beredaan mereka yang berada dalam ketiga organisasi otonom
tersebut mereka perlu adanya perkumpulan khusus mahasiswa yang secara khusus
anggotanya terdiri dari mahasiswa Islam. Alternative yang mereka pilih yaitu
bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bahkan ada image waktu itu
yang mengatakan bahwa HMI adalah anak Muhammadiyah yang diberi tugas khusus
yang membawa mahasiswa dalam misi dan visi yang dimiliki oleh Muhammadiyah,
karena pada waktu itu di tubuh HMI sendiri dipegang tokoh-tokoh Muhammadiyah
yang secara aktif mengelola HMI.
2
Pada waktu itu Muhammadiyah secara kelembagaan turut mengelola HMI
baik dari segi moral ataupun material, sampai belakangan ini menurut data-data yang
ada di PP Muhammadiyah menyatakan bahwa Muhammadiyah (terutama PTM dan
RS sosial) secara materil turut membiayai hamper setiap aktifitas HMI baik mulai dari
tingkat kongres sampai aktifitas sehari-hari. Disinilah bukan sekali lagi HMI yang
turut menelorkan tokoh-tokoh Muhammadiyah tapi sebaliknya bahwa
Muhammadiyah yang aktif turut membesarkan HMI. Mengapa hal itu dilakukan?
Sudah sesuai pembahasan di atas, yaitu HMI diharpkan akna tetap konsisten dengan
faham keagamaan yang diilhami oleh Muhammadiyah. Namun pada perkembanganya
dahulu mengalami perubahan-perubahan khususnya dalam independensi di inginkan
oleh Muhammadiyah, oleh Muhammadiyah lebih cenderung dalam segala aliran yang
ada dalam teologi Islam boleh membawahi tubuh HMI aliran-aliran Asy’ariyah
(cenderung menghidupkan kembali sunah-sunah rosul), aliran Syi’ah (cenderung
menkultuskan syaidina ali bin abi Tholib r.a) Mu’tazilah, nasionalisme, sekularisme,
pluralism dan lain sebainya. Sementara dalam Muhammadiyah tidak independensi
Muhammadiyah ditekankan pada berpendapat namun masih dalam kontek wacana

2
Dari sini lahirlah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang sebagai pokok keragu-raguan
mahasiswa untuk menjadi manusi yang baik sesuai dengan nilai dasar ikatan (fakultas
psikologi UAD)
5
Islam masih tetap ber ideology Al-Quran dan As-sunnah dalam Muhammadiyah tidak
mengenal mahzab-mahzab seperti madzab Syafi’I, Hambali dan Maliki.
Akhirnya dengan restu PP Muhammadiyah waktu itu diketahui H.A Badawi,
dengan penuh kebijaksanaan dan kearifan mendirikan organisasi yang khusus untuk
organisasi Mahasiswa Muhammadiyah yang diketahui oleh Drs. Moh. Djazman
sebagai kordinator dan anggota M. Husni Tamrin, A. Rosyad Shaleh, Soedibjo
Markoes, Moh. Arief dan kawan-kawan. Jadi pendiri Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah dengan pencetus nama IMM adlah drs. Moh. Dzalman Al-Kindi
yang merupakan juga kordinator dan sekaligus ketua pertama. Mukhtamar IMM yang
pertama pada 1-5 Mei 1965 di kota barat Solo dengan menghasilkan deklarasi
dibawah ini;
1. IMM adalah gerakan Mahasiswa Islam
2. Kepribadian Muhammadiyah adalah landasa perjuangan IMM
3. Fungsi IMM adalah sebagai eksponen mahasiswa dan Muhammadiyah
(sebagai stabilizator dan dinamisator)
4. Ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah
5. IMM adalah organisasi yang sah mengindahkan segala hokum, undang-
undang, peraturan dan falsafah Negara yang berlaku
6. Amal IMM dilakukan dan dibaktikan untuk kepentingan agama, nusa dan
bangsa.

3
Menumbuhkan rasa peduli terhadap Ikatan adalah wajib bagi setiap kader,
apalagi di era disrupsi. Belum siap rasanya kita menghadapi era teknologi jika pikiran
kerdil tentang ujaran kebencian masih kian menjadi-jadi dalam pikiran setiap kader,
jika kita mengharapkan sebuah perubahan dalam rumah. IMM adalah rumah, jika kita
mengharapkan rumah itu bersih dan nyaman untuk ditinggali maka yang harus kita
lakukan adalah membuatnya nyaman bukan mencari rumah lain yang lebih nyaman.
Bagaimana cara agar rumah itu terlihat nyaman tentunya adalah dengan merawatnya
juga membuat nuansa yang berbeda. Korelasi antara rumah dan IMM kata lah sama,
garis perjuangan kader tidak bisa dinilai oleh seberapa cintanya dia terhadap rumah
yang ia miliki, namun lebih kepada apa yang ia perbuat untuk rumahnya sendiri.

3
Menumbuhkan rasa peduli terhadap Ikatan adalah wajib bagi setiap kader, apalagi di era
disrupsi. (suara Muhammadiyah, edisi 5 2020

6
Sejalan dengan itu, maka kita harus mengambil langkah yang lebih pasti.
Apakah dengan pola pikir menjadikan seorang manusia lebih kompeten terhadap
situasi dan keadaan, tentunya Iya. Kemudian Bagaimana cara agar benak pikiran
terkait keragu-raguan dapat kita hilangkan untuk selanjutnya memastikan langkah kita
dalam menentukan arah bangsa. Sesuatu yang diluar kendali kita, bukan kehendak
kita dan tidak bisa kita kita ingin 4nih akan jadi seperti apa (Henry manampiring).

B. Arah Bangsa
Sampai saat ini masyarakat mempercayai perguruan tinggi, sebagai wahana
untuk membina manusia menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, mempunyai
kejujuran intelektual, dan professional sehingga alumni dianggap mampu
melaksanakan kegiatan kemasyarakatan, pembangunan, pemerintahan dan kegiatan
politik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan Bangsa. Pada kenyataannya
selama ini alumni yang berkiprah di Pemerintahan, yaitu di lembaga eksekutif,
legislatif dan di lembaga yudikatif, tidak mampu mencegah munculnya fenomena
lingkaran Kemiskinan Kebodohan yang membelenggu sebagian besar rakyat
Indonesia, bahkan mendorong maraknya perilaku korupsi diberbagai kegiatan
pembangunan.
Fenomena yang memprihatinkan ini diduga akar masalahnya adalah perilaku
plagiarism dan ketidak jujuran intelektual dibiarkan tumbuh subur pada saat ini.
Civitas akademika tidak menyadari bahwa penyebabnya adalah sistem yang tidak
sesuai dengan hukum pengetahuan dalam dimensi epistemologi, ontologi dan
aksiologi. 5(The Fundamental scientific writing).
Apakah menentukan arah Bangsa perlu di lakukan lewat pembinaan setiap
individunya tanpa terkecuali. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah benar adanya,
melalui edukasi terhadap setiap individu merupakan langkah awal yang tepat bagi
setiap pemangku kepentingan (stakeholder) artinya setiap regenerasi diperlukan
adanya sistem yang mengatur keselarasan dalam bertindak, bersikap dan berfikir. Jika

4
Sesuatu yang diluar kendali kita, bukan kehendak kita dan tidak bisa kita kita ingin. (Filosofi
Teras, Henry Manampiring 2005)
5
Fenomena yang memprihatinkan ini diduga akar masalahnya adalah perilaku plagiarism dan
ketidak jujuran intelektual dibiarkan tumbuh subur pada saat ini. Civitas akademika tidak
menyadari bahwa penyebabnya adalah sistem yang tidak sesuai dengan hukum pengetahuan
dalam dimensi epistemologi, ontologi dan aksiologi. (The Fundamental scientific writing,
2010)
7
di masukan dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, perlu adanya dorongan dari
otonom orgnisasi Muhammadiyah sebagai amal usaha dalam mementingkan
kepentingan umat. Apakah metode yang digunakan untuk menjadikan persyarikatan
lebih maju lewat para kadernya sehingga dapat di implementasikan kepada kehidupan
ber Bangsa dan Bernegara.
IMM sebagai rumah para kader Bangsa selain melakukan tindakan nyata,
Nyatanya setiap diri kader juga perlu dibarengi dengan kesadaran yang tumbuh buah
akibat dari persoalan di dalam masyarakat, selama itu mahasiswa di identikan sebagai
suara aspirasi rakyat, tangan kanan rakyat, pemikir Bangsa, penakakhluk Dunia
adalah orang-orang yang sedari awal menjadikan dirinya memiliki rasa kepedulian.
Agar terciptanya kader suluh Bangsa yang sejati representasi dari Trilogi IMM
sendiri. “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,
dan jangan Tolong menolong dalam berbuat dosa dan Pelanggaran. (QS Al-Maidah :
2) gambaran besar sebagai suatu sistem yang mengatur harus ada saling melengkapi
antara satu dengan yang lainya.

C. Intelektualitas
Perubahan di Dunia Islam dewasa ini secara keseluruhan berpengaruh dan
mendorong kepada perubahan-perubahan di kalangan Umat Islam Indonesia. Pada
abad yang lalu telah terjadi bahwa Haji Miskin dan rombongannya berkenalan dan
menyerap ide-ide pembaruan dan pemurnian pemahaman Islam di Tanah Suci,
kemudian Membawanya ke Sumatera Barat yang kemudian berpengaruh luar Biasa
besarnya ke seluruh Tanah Air. Maka demikian pula sekarang, Perkenalan,
pengenalan, dan penyerapan pikiran-pikiran pembaruan, Pemurnian, dan reorientasi
pemikiran Islam di seluruh dunia yang Sangat dipermudah oleh adanya teknik
pencetakan buku dan terbitan Berkala, media komunikasi, dan transportasi tentu akan,
dan memang sedang6 dan sudah, berpengaruh kepada keadaan umat Islam Indonesia.
Kita tidak mungkin mengingkari ini semua.

6
Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
Tolong menolong dalam berbuat dosa dan Pelanggaran. (QS Al-Maidah : 2)

8
7
Albert Dreyfus seorang perwira keturunan Yahudi yang dipecat dari dinas ketentraan
perancis karena dicurigai sebagai intel (agen mata mata asing) yang membuat
masyarakat tidak tenang (gempar), kelompok pembelanya dianggap sebagai anti –
semit, rasis dan dijuluki sebagai les intellectuels. Istilah intelektual dalam hal ini
bermaksud penghinaan daripada sanjungan, menjadikan simbol intelektual menjadi
konotasi negatif karena dianggap tidak loyal dan militan kepada bangsa, negara
bahkan agama kecuali pada pemikiranya sendiri serta tidak pula nasionalis, agamis.
Makna intelektual ialah mereka yang “selalu berbeda arah jalan” dengan pengusa,
kritis dan membrontak terhadap segala sesuatu kemampanan ( status Quo ) atau dalam
bahasa lain mereka adalah orang yang berumah diatas angin, tidak membumi, tidak
berkuasa.  Menurut Julien Benda (1867-1966) dalam karyanya yang berjudul “ La
Trahison Des Clercs “ (pengkhianatan kaum intelektual ), intelektual merupakan
sosok yang ideal tujuannya bukan untuk  mengejar hal yang praktis melainkan untuk
mengolah seni, ilmu atau renungan metafisik, dan dia juga salah satu orang yang
memantik perdebatan seputar intelektual dan perannya dibarat  yang
memperhadapkan kaum intelektual dan kaum awam , memberi arti intelektual adalah
pejuang kebeneran dan keadilan, yang menekuni bidang keahlianya (pemikir, saintis
atau budayawan ). 8Pemaknaan intelektual memiliki banyak pandangan.
Seiring dengan perkembangan zaman, umat Islam di hadapkan dengan pola-pola yang
majemuk, lahir dari buah pemikiran yang konkret segelintir umat yang menganggap
perubahan dari tatanan beragama. Perananya dari segi ilmu pengetahuan tidak bisa
kita pungkiri benar terjadi, adapun kemajuan tingkat pengetahuan berusaha di pupuk
untuk bisa berintegrasi lewat pikiran, ide dan gagasan.
Intelektual adalah tajuk utama pergerakan dalam ber-IMM Sebagai ideologi setiap
diri kader yang diupayakan hadir adanya, lewat diskusi dalam forum dan kegiatan-
kegiatan mulia di dalamnya. Penguatan dalam sistem pengkaderan adalah pokok
utama dimana setiap kader masuk dalam jenjang pengkaderan. Individu di minta
7
Istilah intelektual dalam hal ini bermaksud penghinaan daripada sanjungan, menjadikan
simbol intelektual menjadi konotasi negatif karena dianggap tidak loyal dan militan kepada
bangsa, negara bahkan agama kecuali pada pemikiranya sendiri serta tidak pula nasionalis,
agamis. (Albert Dreyfus, les intellectuels)
8
), intelektual merupakan sosok yang ideal tujuannya bukan untuk  mengejar hal yang praktis
melainkan untuk mengolah seni, ilmu atau renungan metafisik, dan dia juga salah satu orang
yang memantik perdebatan seputar intelektual dan perannya dibarat  yang memperhadapkan
kaum intelektual dan kaum awam , memberi arti intelektual adalah pejuang kebeneran dan
keadilan, yang menekuni bidang keahlianya (pemikir, saintis atau budayawan ). Julien Benda
(1867-1966), La Trahison Des Clercs (pengkhianatan kaum intelektual)
9
dapat berfikir dan bertindak sesuai dengan autentifikasi mahasiswa pada umumnya
sehingga cerminan diri dari mahasiswa yang sejati itu lahir, langkah-langkah yang di
lakukan adalah:
- Refleksi kader dalam kegiatan rutin
Langkah ini sering digunakan dalam pimpinan terendah komisariat hingga
tertinggi pimpinan wilayah, meliputi adanya pemaparan materi awal, follow up
(mengingatkan kembali) juga diskusi dalan setiap kesempatan, sehingga ada bekal
yang bisa digunakan sebagai pedoman dalam masyarakat, boleh di adu jika ada
iven adu argumen dan lomba debat.
- Tadabur Ayat setiap selesai sholat
Esensinya setelah beribadah kader tidak hanya dzikir dan melantunkan ayat-ayat
Al-Quran, tetapi ada muatan apa yang di baca dapat langsung di pecahkan inti dari
bacaan tersebut. “Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, sebab itu jangan sekali-
kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al-Baqarah : 147)9. Karena
sungguh tiada keragu-rahuan pada Al-Qur’an yang menjadikan pedoman hidup
mahluk di muka bumi ini.

D. Humanitas
Berbicara tentang humanitas, IMM tidak terlepas dari corak gerakan dari rahim
Muhammadiyah. Semoboyan yang jamak terdengar bagi aktivis Muhammadiyah
yaitu banyak bekerja sedikit berbicara, sangat mempengaruhi gerakan humanitas di
dalam ikatan. Lebih-lebih gerakan filantropi dan sosial dengan gairah massa
mahasiswa mudanya, membuat gerak IMM dalam ranah kemanusiaan menjadi lebih
luas. Inilah aset berharga dalam etos gerakan di IMM.
Ketika ada kemiskinan, bencana alam, isu sosial dan politik yang merugikan
seseorang itu adalah tugas-tugas pemberdayaan. IMM harus mampu betul-betul hadir
sebagai wujud karya nyata IMM bagi bangsa. “Ketika tampak ketidakadilan,  maka
peran-peran sosial yang kemudian harus kita hadirkan”. Jadi sekarang tak perlu
diragukan lagi persoalaan tentang kata “humanitas” ini telah terpampang nyata juga
dalam trilogi IMM (An-Najmi Fikri R, Tanwir.id)10

9
Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-
orang yang ragu.” (QS. Al-Baqarah : 147)
10
Berkaitan dengan judul yang saya angkat, kader IMM tinggal bagaimana
mengaktualisasikan agar Humanitas ini terus berjalan berlanjut kedepanya, sehingga
tidak putus di tengah jalan. Kader IMM selain memiliki kepekaan shaleh individu
juga harus shaleh secara sosial tanpa harus mengharapkan imbal hasil dari Allah
SWT.
Menghadapi dunia sekarang ini tentunya sebagai seorang kader dalam menghadapi
permasalahan-permasalahan sosial adalah terus mengadaptasi nilai-nilai dasar ikatan
(NDI) Jadi hal ini bersifat bahwa kader siap  bertanggung jawab atas tugas yang di
jalani serta tanggung jawab atas kemahasiswaan. Hal ini sebagai pegangan setiap
kader dalam mengamalkan setiap tindak perilaku dalam masyarakat. Berikut langkah-
langkah yang diambil dalam pimpinan Komisariat maupun Cabang Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah yaitu:
- Melakukan aksi galang dana korban bencana alam, orang tidak mampu dan umat
yang membutuhkan uluran tangan di tempat umum seperti alun-alun, lampu
merah, kampus dan pasar. Upaya aksi galang dana ini dimaksudkan adalah untuk
mengamalkan nilai humanitas sebagi bentuk aksi nyata yang sering dan harus
selalu di lakukan.
- Terjun ke masyarakat, sebagai upaya mendengar aspirasi masyarakat terkait
kebijakan pemerintah, kemiskinan, kelangkaan dan kebutuhan masyarakat lainya.
Sebagai contoh saat kelangkaan bahan bakar minyak beberapa pekan lalu di
Sorong, kami turunlangsung mendengar aspirasi masyarakat dan melakukan
tindak aksi nyata dengan memprotes dalam aksi unjuk aspirasi di salah satu
fasilitas pemerintahan. Dalam bentuk aksi turun tangan seperti ini nilai-nilai
ikatan telah terlaksana dan memunculkan kepekaan antara sesame kader untuk
masyarakat.

10
Ketika ada kemiskinan, bencana alam, isu sosial dan politik yang merugikan seseorang itu
adalah tugas-tugas pemberdayaan. IMM harus mampu betul-betul hadir sebagai wujud karya
nyata IMM bagi bangsa. “Ketika tampak ketidakadilan,  maka peran-peran sosial yang
kemudian harus kita hadirkan”. Jadi sekarang tak perlu diragukan lagi persoalaan tentang
kata “humanitas” ini telah terpampang nyata juga dalam trilogi IMM (An-Najmi Fikri R,
Tanwir.id)

11
- Memanusiakan manusia lewat aksi dan tindak nyata bantuan kepada fakir miskin,
adalah upaya yang sering kami lakukan salah satu contoh adalah rutin
memberikan santunan kepada anak yatim, fakir miskin dan duafa. Aksi ini adalah
bentuk kepekaan sosial yang di tunjukan dari rasa khawatir kami dengan
kesengsaraan umat yang ada. Bentuk luaran adalah tumbuh rasa empati kader
kepada orang-orang yang kurang beruntung, sehingga nantinya muncul tindakan
sendiri dari aksi tersebut.

E. Religiusitas
Kader imm harus mengutamakan jalan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
dengan menerapkan Aqidah Akhlak dan juga sebagai dasar tujuan awal didirikannya
Muhammadiyah yang mengacuh pada Al-Qur’an dan Hadist yang menjadi ideologi
IMM sehingga apa yang kita usahakan dan kerjakan harus berpegang teguh terhadap
nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam (Aqidah) yang nantinya akan kembali
dan berakhir pada tujuan dari gerakan Muhammadiyah itu sendiri. Sehingga kader
IMM harus memiliki Aqidah yang murni yang diwujudkan dalam bentuk disiplin
beribadah dan akhlaq yang baik terhadap sesamanya (IMM FAI UNJ,
wordpress.com)11
Dalam melakukan perubahan tidak bisa kita lakukan dengan segudang konsep,
yang tidak kalah pentingya adalah mewujudkan segudang konsep-konsep tersebut.
Bagaiman peran kader sekarang dalam membuat sebuah perubahan adalah di awali
dengan shaleh Individunya, memupuk rasa Iman dan Islam sehingga sejalan dengan
pergerakan IMM.
Sebagai kader IMM kita harus bisa menjalankan tri kompetensi dasar dengan baik
karena jika kita lihat pada era saat ini, nilai” islam mulai tergerus oleh budaya” asing
yg mencoba masuk sehingga membuat kaidah” islam secara tak sadar tercampur oleh
budaya yg kurang baik. Kita ambil contoh seperti pakaian” saat ini yang mana
busana” muslim sudah banyak yang kurang baik, yang mana mengurangi nilai
keislaman yang sebenarnya. Seperti baju muslim yang ketat, yang mana membentuk
tubuh sepet muslimah yang seharusnya memakai pakaian yang longgar untuk

11
Sehingga kader IMM harus memiliki Aqidah yang murni yang diwujudkan dalam bentuk
disiplin beribadah dan akhlaq yang baik terhadap sesamanya (IMM FAI UNJ,
wordpress.com)
12
menutupi setiap lekuk tubuhnya. Maka dari itu itu menerapkan poin ini kita harus
pintar” dalam memilih pakaian untuk kita kenakan. Untuk itu kami mengupayakan
langkah-langkah dalam setiap kesempatan bersua, yaitu:
- Setiap hari jumat membiasakan berpakaian maron yang sopan dan menutup aurat,
bagi yang Immawan dengan tidak memakai celana levis, memakai atasan kemeja
maron dan rapi dalam berpenampilan. Untuk Immawati memakai hijab yang
menutupi tubuh (aurat) tidak memkai riasan berlebih, memakai rok dan tidak
diperkenankan memakai celana, juga pakaian maron sebagai identitas kader IMM.
- Rutin melakukan ngaji bersama dan tadabur ayat Al- Qur’an setiap hari selasa
pagi sebelum memulai segala bentuk aktifitas baik organisasi dan akademik,
sehingga pikiran lebih tenang agar menjalani hari-hari penuh dengan kebahagiaan
tentunya dengan mengharap ridho Allah ta’ala semata.
- Setiap sebelum memulai rapat, diskusi dan forum membiasakan dengan kalam
Illahi (lantunan Al-Quran), pembiasaan ini agar tidak melupakan nilai dasar ikatan
sebagai amal usaha Muhammadiyah, sehingga dengan begitu semua aktifitas
sebelum kegiatan berlangsung menjadi lebih kidmat.

PENUTUP
Kesimpulan

13
Dalam hidup bernegara sudah sepatutnya setiap individu memahami itikad
dalam memajukan Bangsanya lewat garis perjuangan, oleh karena mahasiswa sebagai
suara dari rakyat dan hidup berdampingan dengan masyarakat harus paham betul apa
kondisi yang saat ini telah berlangsung. Problematika kehidupan silih berganti seiring
perkembangan zaman yang majemuk di era disrupsi ini.
Tidak terlepas dari itu semua, mahasiswa yang memiliki potensi besar sebagai
suluh Bangsa lewat IMM sebagai amal usaha Muhammadiyah hadir sebagai
penggagas ide, pikiran dan trobosan yang dimana memiliki peranan penting di
dalmnya berdasarkan nilai dasar ikatan sesuai dengan Trilogy dan Trikopetensi.
Untuk itu, perlu adanya dasar yang dijadikan prinsip berfikir dan bertinda
(fundamental) dalam menentukan langkah apa yang digunakan kedepanya agar
selaras dengan cita-cita Bangsa dan Ikatan, lewat persyarikatan Muhammadiyah.
Sejatinya seorang kader Ikatan memiliki peraan penting dalam sebagai suluh
bangsa yang besar, dimana para kader IMM harus mengamalkan Trilogy untuk di
jadikan pedoman ber-IMM sehingga dapat selaras dengan nilai dasar ikatan.

DAFTAR PUSTAKA

14
- Sebagai sebuah Akademi, IMM harus menjadi arena perdebatan pikiran, maka
tidak boleh ada yang merasa paling benar. (Muh. Kamal Ahsan, Suara
Muhammadiyah 2021)
- Dari sini lahirlah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang sebagai pokok keragu-
raguan mahasiswa untuk menjadi manusi yang baik sesuai dengan nilai dasar
ikatan (fakultas psikologi UAD)
- Menumbuhkan rasa peduli terhadap Ikatan adalah wajib bagi setiap kader, apalagi
di era disrupsi. (suara Muhammadiyah, edisi 5 2020
- Sesuatu yang diluar kendali kita, bukan kehendak kita dan tidak bisa kita kita
ingin. (Filosofi Teras, Henry Manampiring 2005)
- Fenomena yang memprihatinkan ini diduga akar masalahnya adalah perilaku
plagiarism dan ketidak jujuran intelektual dibiarkan tumbuh subur pada saat ini.
Civitas akademika tidak menyadari bahwa penyebabnya adalah sistem yang tidak
sesuai dengan hukum pengetahuan dalam dimensi epistemologi, ontologi dan
aksiologi. (The Fundamental scientific writing, 2010)
- Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
jangan Tolong menolong dalam berbuat dosa dan Pelanggaran. (QS Al-Maidah :
2).
- Istilah intelektual dalam hal ini bermaksud penghinaan daripada sanjungan,
menjadikan simbol intelektual menjadi konotasi negatif karena dianggap tidak
loyal dan militan kepada bangsa, negara bahkan agama kecuali pada pemikiranya
sendiri serta tidak pula nasionalis, agamis. (Albert Dreyfus, les intellectuels)
- intelektual merupakan sosok yang ideal tujuannya bukan untuk  mengejar hal
yang praktis melainkan untuk mengolah seni, ilmu atau renungan metafisik, dan
dia juga salah satu orang yang memantik perdebatan seputar intelektual dan
perannya dibarat  yang memperhadapkan kaum intelektual dan kaum awam ,
memberi arti intelektual adalah pejuang kebeneran dan keadilan, yang menekuni
bidang keahlianya (pemikir, saintis atau budayawan ). Julien Benda (1867-1966),
La Trahison Des Clercs (pengkhianatan kaum intelektual)
- Ketika ada kemiskinan, bencana alam, isu sosial dan politik yang merugikan
seseorang itu adalah tugas-tugas pemberdayaan. IMM harus mampu betul-betul
hadir sebagai wujud karya nyata IMM bagi bangsa. “Ketika tampak
ketidakadilan,  maka peran-peran sosial yang kemudian harus kita hadirkan”. Jadi

15
sekarang tak perlu diragukan lagi persoalaan tentang kata “humanitas” ini telah
terpampang nyata juga dalam trilogi IMM (An-Najmi Fikri R, Tanwir.id)
- Sehingga kader IMM harus memiliki Aqidah yang murni yang diwujudkan dalam
bentuk disiplin beribadah dan akhlaq yang baik terhadap sesamanya (IMM FAI
UNJ, wordpress.com)

16

Anda mungkin juga menyukai