Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 1 No 1, Hal 33 - 37, Mei 2018 ISSN 2621-2978 (media online)
Persatuan
Jurnal Perawat Nasional
Ilmu Keperawatan Indonesia
Jiwa Volume 1 No 1,Jawa Tengah
Hal 33 - 37, Mei 2018 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
ABSTRAK
Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya distorsi
emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya
semua fungsi kejiwaan. Menurut data World Health Organization sebanyak 35 juta orang terkena
depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 47,5 juta terkena dimensia dan 21 juta terkena skizofrenia.
Mengeksplorasi peran kader kesehatan jiwa dalam penanganan pasien gangguan jiwa di RW 06
Kelurahan Gemah Kota Semarang. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan
menggunakan 3 (tiga) Kader Kesehatan Jiwa di RW 06 Kelurahan Gemah Kota Semarang. Peran
Kader Kesehatan Jiwa dalam penyuluhan dengan melakukan pendekatan pada keluarga yang
mengidap gangguan jiwa, dan melaksanakan pemantauan perkembangan individu dengan gangguan
jiwa. Melakukan kegiatan TAK dan rehabilitasi sesuai dengan prosedur pelaksanaan. Memberikan
informasi untuk menggerakkan keluarga untuk melakukan rujukan pada pasien dengan gangguan
gangguan jiwa. Melakukan pendokumentasian sesuai dengan lembar observasi yang sudah tersedia.
ABSTRACT
Mental disorder is a manifestation of the form of behavioral aberrations due to emotional distortion to
the point that there is an irregularity in behavior. This happens because of the decline in all
psychological functions. According to World Health Organization data of 35 million people affected
by depression, 60 million people exposed to bipolar, 47.5 million exposed to dementia and 21 million
exposed to schizophrenia. Exploration study on the role of mental health cadres in the handling of
mental patients in RW 06 Kelurahan Gemah Semarang City. The research method used qualitative
research with phenomenology approach. Participants in this study is 3 (three) of mental health cadres.
The roles of mental health cadres for health counseling in RW 06 Kelurahan Gemah Semarang City by
collecting data on people with mental disorders, recording individuals with mental disorders, getting
approval from families to obtain information and carry out monitoring the development of individuals
with mental disorders. TAK and rehabilitation activities require a strategic approach by following
procedures in the implementation of TAK, Providing information to mobilize families to conduct
referrals in patients with mental disorders and recording and documenting the development of mental
health in the available observation sheets.
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari terkena skizofrenia. Berdasar data dari Dinas
bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya Kesehatan Kota Jawa Tengah (2015) angka
distorsi emosi sehingga ditemukan kejadian penderita gangguan jiwa di Jawa
ketidakwajaran dalam bertingkah laku, hal ini Tengah berkisar 317.504 orang jumlah pasien
terjadi karena menurunnya semua fungsi gangguan jiwa mengalami peningkatan
kejiwaan (Kristiati, dkk, 2016). Menurut data sebelumnya pada 2013 sebanyak 121.962 dan
World Health Organization sebanyak 35 juta tahun 2014 menjadi 260.247 penderita. Hasil
orang terkena depresi, 60 juta orang terkena penelitian lain oleh Windarwati, Lestari, Hany
bipolar, 47,5 juta terkena dimensia dan 21 juta (2013) pemberdayaan masyarakat berbasis
33
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 1 No 1, Hal 33 - 37, Mei 2018 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
keperawatan kesehatan jiwa dalam upaya keperawatan kesehatan jiwa dalam upaya
peningkatan kualitas kesehatan jiwa ibu dan peningkatan kualitas kesehatan jiwa ibu dan
anak di Kecamatan Bantur dan Wager anak di Kecamatan Bantur dan Wager
Kabupaten Malang menunjukkan pelaksanaan Kabupaten Malang menunjukkan pelaksanaan
pelatihan SDM CMHN menunjukkan adanya pelatihan SDM CMHN menunjukkan adanya
sustainability kemampuan puskesmas dalam sustainability kemampuan puskesmas dalam
melakukan upaya pelayanan kesehatan jiwa. melakukan upaya pelayanan kesehatan jiwa.
Di masyarakat pasien gangguan jiwa Di masyarakat pasien gangguan jiwa
memerlukan pendekatan strategi melibatkan memerlukan pendekatan strategi melibatkan
masyarakat diawasi petugas kesehatan. masyarakat diawasi petugas kesehatan.
Departemen kesehatan berupaya memfasilitasi Departemen kesehatan berupaya memfasilitasi
percepatan pencapaian derajat kesehatan percepatan pencapaian derajat kesehatan
setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk
dengan mengembangkan kesiapsiagaan di dengan mengembangkan kesiapsiagaan di
tingkat desa (Nasir & Abdul, 2011). tingkat desa (Nasir & Abdul, 2011).
Hasil wawancara dengan 4 kader kesehatan Hasil wawancara dengan 4 kader kesehatan
jiwa di RW 06, hasilnya keempat kader sudah jiwa di RW 06, hasilnya keempat kader sudah
dilatih oleh RSJD Dr. Amino Gondohutomo, dilatih oleh RSJD Dr. Amino Gondohutomo,
peran kader saat ini adalah melakukan deteksi peran kader saat ini adalah melakukan deteksi
dini pada warga yang mengalami gangguan dini pada warga yang mengalami gangguan
jiwa, peran lain yang dilakukan kader yaitu jiwa, peran lain yang dilakukan kader yaitu
memberikan penyuluhan kesehatan pada saat memberikan penyuluhan kesehatan pada saat
pertemuan PKK dan Dasa Wisma, sementara pertemuan PKK dan Dasa Wisma, sementara
peran kader yang lain belum peran kader yang lain belum
dilakukan.Berdasarkan uraian latar belakang dilakukan.Berdasarkan uraian latar belakang
diatas, maka fokus penelitian ini adalah diatas, maka fokus penelitian ini adalah
tentang: “Peran Kader Kesehatan Jiwa Dalam tentang: “Peran Kader Kesehatan Jiwa Dalam
Melakukan Penanganan Pasien Gangguan Jiwa Melakukan Penanganan Pasien Gangguan Jiwa
di RW 06 Kelurahan Gemah Kota Semarang, di RW 06 Kelurahan Gemah Kota Semarang,
meliputi: penyuluhan kesehatan, kunjungan meliputi: penyuluhan kesehatan, kunjungan
rumah, kegiatan TAK dan rehabilitasi, upaya rumah, kegiatan TAK dan rehabilitasi, upaya
rujukan dan dokumentasi kegiatan”. rujukan dan dokumentasi kegiatan”.
METODE HASIL
Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari Partisipan penelitian berumur berkisar antara
bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya 20-35 tahun. Dimana kelompok umur tersebut
distorsi emosi sehingga ditemukan tergolong usia dewasa awal dengan fase tugas
ketidakwajaran dalam bertingkah laku, hal ini perkembangan keluarga merawat anak.
terjadi karena menurunnya semua fungsi Biasanya keluarga berupaya memberikan
kejiwaan (Kristiati, dkk, 2016). perhatian, merawat anak dengan sebaik-
baiknya dan memberikan perawatan dan
Menurut data World Health Organization memperhatikan pendidikan bagi buah hatinya.
sebanyak 35 juta orang terkena depresi, 60 juta Ketika anak sakit keluarga berupaya
orang terkena bipolar, 47,5 juta terkena memberikan perawatan yang terbaik dengan
dimensia dan 21 juta terkena skizofrenia. membawa ke pusat pelayanan kesehatan
Berdasar data dari Dinas Kesehatan Kota Jawa seperti Rumah Sakit.
Tengah (2015) angka kejadian penderita
gangguan jiwa di Jawa Tengah berkisar Pendidikan partisipan seluruhnya adalah
317.504 orang jumlah pasien gangguan jiwa masuk dalam kategori pendidikan menengah.
mengalami peningkatan sebelumnya pada Berdasarkan tingkat pendidikan partisipan
2013 sebanyak 121.962 dan tahun 2014 sangat dimungkinkan bahwa pengetahuannya
menjadi 260.247 penderita. Hasil penelitian tentang kesehatan jiwa dan peran kader
lain oleh Windarwati, Lestari, Hany (2013) kesehatan jiwa cukup baik.
pemberdayaan masyarakat berbasis
34
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 1 No 1, Hal 33 - 37, Mei 2018 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Hasil penelitian tentang peran kader kesehatan dengan format yang sudah disediakan oleh
jiwa dalam rujukan para partisipan umumnya RSJ. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan
memberikan jawaban bahwa kegiatan rujukan oleh triangulasi sumber dan teori
adalah mendata pasien yang mengalami pendokumentasian adalah menuliskan seluruh
gangguan jiwa dengan gejala marah-marah, tindakan yang dilakukan kader dengan
kemudian kader lapor ke Puskesmas dan yang menggunakan panduan pelaporan yang
merujuk ke RSJ adalah dari pihak Puskesmas. tersedia (Nasir & Abdul, 2011). Setelah
Pernyataan partisipan diperkuat oleh mengikuti pelatihan, kader kesehatan jiwa
triangulasi sumber kegiatan kader kesehatan diharapkan mampu memahami keperawatan
jiwa dalam kegiatan rujukan adalah sebagai kesehatan jiwa di masyarakat, memahami
berikut kami telah sampaikan ke kader untuk kebijakan kesehatan jiwa di masyarakat,
dapat mengetahui rentang dari yang sehat memahami Desa Siaga Sehat Jiwa di
hingga mengalami gangguan. Sehingga kader masyarakat, melakukan deteksi dini masalah
dapat mengetahui mana saja yang dianggap kesehatan jiwa, menggerakkan individu,
untuk bisa dilakukan rujukan ke RSJ. Kader keluarga, kelompok sehat jiwa, kelompok
harus menghubungi pihak Puskesmas untuk resiko dan kelompok gangguan jiwa,
mendapatkan pendampingan (T1). melakukan rujukan kasus masalah psikososial
atau gangguan jiwa pada perawat CMHN
Pemahaman partisipan tentang peran kader (Community Mental Health Nursing) di
kesehatan dalam melakukan kegiatan rujukan Puskesmas, serta melakukan pencatatan dan
adalah bahwa kader kesehatan jiwa setelah pelaporan kegiatan kader kesehatan jiwa
mendapatkan warganya ada gejala gangguan (Keliat, dkk, 2010).
jiwa maka kader kesehatan jiwa akan
menghubungi petugas Puskesmas dan nantinya SIMPULAN DAN SARAN
petugas Puskesmas yang akan merujuk ke RSJ. Simpulan
Pengembangan kemampuan kader kesehatan Peran kader kesehatan jiwa dalam penyuluhan
jiwa merupakan salah satu proses yang para partisipan umumnya memberikan
berhubungan dengan manajemen sumber daya jawaban bahwa kegiatan penyuluhan adalah
manusia. Tujuan pengembangan tenaga kader menggerakkan keluarga sehat, resiko
kesehatan jiwa akan membantu masing-masing psikososial dan gangguan jiwa untuk
kader mencapai kinerja sesuai dengan menghadiri penyuluhan sesuai dengan usia.
posisinya dan sebagai penghargaan terhadap Peran kader kesehatan dalam melakukan
kinerja yang telah dicapai (Keliat, dkk, 2011). kunjungan rumah adalah kegiatan melakukan
cara merawat anggota keluarga yang
Peran kader kesehatan jiwa dalam mengalami gangguan jiwa. Peran kader
melakukan dokumentasi kesehatan dalam melakukan kegiatan TAK
Hasil penelitian tentang peran kader kesehatan adalah bahwa kader kesehatan jiwa diberi
jiwa dalam dokumentasi para partisipan tugas untuk mengumpulkan warga dan yang
umumnya memberikan jawaban bahwa melakukan kegiatan TAK adalah petugas dari
kegiatan dokumentasi adalah kader akan RSJ. Peran kader kesehatan dalam melakukan
melakukan pencatatan kegiatannya dengan kegiatan rujukan adalah bahwa kader
menggunakan form yang sudah diberikan oleh kesehatan jiwa setelah mendapatkan warganya
pihak RSJ. Pernyataan partisipan diperkuat ada gejala gangguan jiwa maka kader
oleh triangulasi sumber kegiatan kader kesehatan jiwa akan menghubungi petugas
kesehatan jiwa dalam kegiatan rujukan adalah Puskesmas dan nantinya petugas Puskesmas
sebagai berikut Kami mewajibkan kader untuk yang akan merujuk ke RSJ. Peran kader
melaporkan semua kegiatannya yang kesehatan dalam melakukan kegiatan
berhubungan dengan kesehatan jiwa, kami dokumentasi adalah bahwa kader kesehatan
sudah memberikan form yang sebelumnya jiwa mencatat kegiatan di Kelurahan Gemah
sudah kami pandu tentang bagaimana cara dengan format yang sudah disediakan oleh
mengisinya (T1). RSJ.
Pemahaman partisipan tentang peran kader Saran
kesehatan dalam melakukan kegiatan Kegiatan peran kader kesehatan jiwa perlu
dokumentasi adalah bahwa kader kesehatan ditingkatkan ketrampilan cara melakukan
jiwa mencatat kegiatan di Kelurahan Gemah deteksi dini dan cara pendokumentasian. Pihak
36
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 1 No 1, Hal 33 - 37, Mei 2018 Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Puskesmas setempat dalam hal ini Perawat Keliat, Budi Anna., Novy, Helena C., & Pipin,
CMHN untuk aktif dalam meningkatkan peran Farida. (2011). Manajemen
kader kesehatan jiwa. Meningkatkan Keperawatan Psikososial dan Kader
pengetahuan dan ketrampilan dalam Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
melakukan deteksi dini pada masyarakat yang
sehat jiwa, resiko dan gangguan jiwa. . (2010).
Manajemen Keperawatan Jiwa
DAFTAR PUSTAKA Komunitas Desa Siaga. Jakarta: EGC.
A, Kristiati., I, Rochmawati. & A, Budiyanto.
(2016). Pemberdayaan Kader
Kesehatan Jiwa Untuk Deteksi Dini
Anggota Masyarakat Yang Berisiko
Melakukan Tindak Bunuh Diri.
Proceding Konferensi Nasional VII
Keperawatan Jiwa. Hal. 47.
http://www.depkes.go.id/article/view/2014072
00002/naskah-undang-undang
kesehatan-jiwa-disetujui.html diakses
pada tanggal 9 Desember 2017.
37