Anda di halaman 1dari 4

Solat Sunat Safar di tengah Pandemi

Disusun Oleh Hj. Anna Kumari dan Mirza Indah Dewi S.Pd

Kota Palembang yang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan, merupakan kota terbesar kedua
setelah Kota Medan, dengan luas wilayah 400,61 km2 memiliki sejarah panjang yang terentang sampai
berabad berabad lamanya, berdasarkan penelitian telah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya
sejak abad ke 7 Masehi

Kota ini, yang pernah di juluki “Venice of The East” oleh pemerintahan Hindia Belanda karena memiliki
kemiripan dengan kota Venice di Italia, di belah oleh Sungai Musi, dan di aliri oleh banyak anak anak
sungai yang bercabang banyak ,diantaranya : Sungai Kedukan, Sungai Baung, Sungai Tuan Kapar, Sungai
Aur dan banyak lainnya sungai yang mengaliri kampung kampung di Palembang, dan berperan penting
dalam penghidupan penduduknya.

Namun dalam ratusan tahun sejarahnya, Kota Palembang belum pernah mengalami banjir besar/
bandang yang di akibatkan meluapnya Sungai Musi dan anak anaknya, seperti yang pernah terjadi di
India, Myanmar, Jepang yang mengakibatkan hancurnya tempat tinggal dan menimbulkan korban
nyawa yang tidak sedikit, banjir yang terjadi sampai saat ini hanya banjir pasang yang biasanya tidak
menimbulkan korban yang banyak ataupun banjir yang di akibatkan besarnya curah hujan , yang salah
satu sebabnya karena drainase yang tidak baik, begitupun juga dengan bencana alam besar lain, seperti
Gempa Bumi, Angin Topan, Letusan Gunung Berapi, tidak pernah di alamid f kota Palembang

Salah satu ikhtiar yang di lakukan masyarakat Palembang untuk menghindarkan dari bencana yang dapat
menimpa,adalah melakukan solat sunat Safar dan doa tolak bala, yang telah di laksanakan sejak dari
jaman pemerintahan Pangeran Kiai Mas Endi, Sholat Sunat safar di lakukan pada hari Rabu terakhir di
bulan Safar, Dilaksanakan di Masjid, langgar ataupun Musholah, adapun tata cara melakukan sholat
sunat Safar meliputi :

Mengambil wudhu

Membaca niat sholat sunat Safar

‫ت هّلل ِ تَ َعالَى‬
ٍ ‫صلّي ًسنّةَ ال َّسفَ ِرَأرْ بَ َع َر َك َعا‬
َ ُ‫ا‬

Ushalli sunnatan safari arba’a raka’ati Lillahi Ta’ala.

Artinya:

“Aku berniat shalat sunat safar empat rakaat karena Allah Taala
Sholat ini di lakukan sebanyak empat rakaat, dengan bacaan sebagai berikut

-Surat Alfatihah satu kali

-Surat Al Kautsar (nikmat yang banyak) 17 Kali

-Surat Al ikhlas (memurnikan keesaan Allah) 5 Kali

-Surat Al Falaq (waktu subuh) dan sdurat An Naas (manusia) satu kali

Setelah salam di lanjutkan dengan membaca doa tolak Bala sebagai berikut

‫ك‬ َ ِ‫ت لِ ِع َّزت‬ ِ ‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم اللَّهُ َّم يَا َش ِد ْي َد ْالقُ َوى َويَ ا َش ِد ْي َد ْال ِم َح ا ِل يَ ا ع‬
ْ َّ‫َز ْي ُز َذل‬ َ ‫ى هللاُ عَل َى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوعَل َى اَلِ ِه َو‬ َّ ‫صل‬ َ ‫َّحي ِْم َو‬ ِ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬
ِ ‫ك يَ ا اَرْ َح َم ال ر‬
َ‫َّاح ِم ْين‬ ‫َأ‬
َ ِ‫ض ُل يَا ُم ْن ِع ُم يَا ُم ْك ِر ُم يَ ا َم ْن اَل اِلَ هَ اِاَّل ْنتَ اِرْ َح ْمنِ ْي بِ َرحْ َمت‬ ِّ َ‫َج ِم ْي ُع خَ ْلقِكَ اِ ْكفِنِ ْي ِم ْن َج ِمي ِْع َخلقِكَ يَا ُمحْ ِسنُ يَا ُم َج ِّم ُل يَا ُمتَف‬
ْ
ِ ‫اللهم بِ ِسرِّ ْال َح َس ِن َوَأ ِخ ْي ِه َو َج ِّد ِه َوَأبِ ْي ِه َوُأ ِّم ِه َوبَنِ ْي ِه اِ ْكفِنِ ْي َش َّر هَ َذا ْاليَوْ ِم َو َما يَ ْن ِز ُل فِ ْي ِه يَا كَافِ َي ْال ُم ِه َّما‬
ِ ‫ت يَا دَافِ َع ْالبَلِيَّا‬
‫ت فَ َسيَ ْكفِ ْي َكهُ ُم هللاُ َوهُ َو ال َّس ِم ْي ُع‬
‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ى هللاُ تَ َعال َى عَل َى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوعَل َى الِ ِه َو‬ َ ‫ْال َعلِ ْي ُم َو َح ْسبُنَا هللاُ َونِ ْع َم ْال َو ِك ْي ُل َواَل حَوْ َل َواَل قُ َّوةَ اِاَّل بِاهللِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َو‬
َّ ‫صل‬

Bismilahirrahmanirrahim wa shallallahu ‘ala sayidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.


Allahumma ya syadidal quwa wa ya syadidal mihal ya azizu zallat li ‘izzatika jami’u kholqika ikfini min
jami-‘i kholqika ya muhsinu ya mujammilu ya mutafadhdhilu ya mun’imu ya mukrimu ya man la ilaha illa
anta bi rahmatika ya arhamarrahimin. Allahumma bisirril hasani wa akhihi wa jaddihi wa abihi ikfini
syarra hazal yauma wa ma yanzilu fihi ya kafiyal muhimmat ya dafi-‘al baliyyat fasayakfikahumullahu wa
huwas sami’ul ‘alim. Wa hasbunallahu wa ni’mal wakilu wa la hawla wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil
‘azim. Wa shallallahu ta’ala ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wasallam.

Artinya :

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga shalawat dan salam Allah
senantiasa tercurah pada junjungan kami, Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabatnya. Ya
Allah, Tuhan Yang Maha Memiliki Kekuatan dan Keupayaan. Ya Tuhan Yang Maha Mulia dan karena
kemuliaan-Mu itu, menjadi hinalah semua makhluk ciptaan-Mu, peliharalah aku dari kejahatan makhluk-
Mu. Ya Tuhan Yang Maha Baik. Yang Memberi Keindahan, Keutamaan, Kenikmatan dan Kemuliaan. Ya
Allah, Tiada Tuhan kecuali hanya Engkau. Kasihanilah aku dengan Rahmat-Mu, wahai Zat yang Maha
Penyayang.

Ya Allah, dengan rahasia kemuliaan Sayyidina Hasan dan saudaranya, serta kakeknya dan ayahnya,
ibunya dan keturunannya, jauhkan aku dari kejahatan hari ini dan kejahatan yang akan turun padanya.
Wahai Zat Yang Maha Mencukupi harapan dan Menolak bala’, cukuplah Allah Yang Maha Memelihara
lagi Maha Mengetahui untuk memelihara segalanya. Cukuplah Allah tempat kami bersandar, tiada daya
dan upaya kecuali atas izin Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan semoga Allah mencurahkan
rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarganya dan para sahabatnya.”

Setelah membaca doa di atas lalu dilanjutkan dengan membaca Surat Yaasin satu kali, jika telah sampai
pada ayat ke -58 atau salamun qaulammirrobir rahim, maka ayat ini di ulang sebanyak 313 kali

Pada jaman lampau sholat sunat Safar ini di laksanakan hampir di seluruh masjid, langgar dan surau di
Kota palembang, namun seiring berjalannya waktu, hanya tinggal sedikit saja yang masih di laksanakan,
beberapa masjid, langgar dan surau yang masih melaksanakan diantaranya :

Masjid Jamik Sei Lumpur 11 Ulu

Musholah Suka Damai di Lorong Tuan kapar 14 Ulu

Langgar Sukalilah di Kelurahan 16 Ulu

Musholah Damai di kelurahan 9-10 ulu

Masjid Sultan 1 ilir

Musholah Kenduruan di 7 Ulu

Pada tahun 2013 penulis bersama Rumah Budaya Dayang Merindu membuat dan mencetak buku
“Tradisi Palembang Yang Hampir Punah “ Rebu Kasan “ yang membahas mengenai tradisi rebu Kasan
dan sholat sunat safar dan kemudian membagikan buku buku tersebut ke masjid, Langgar dan surau
yang ada di kota Palembang, dengan harapan agar tradisi solat sunat Safar ini dapat terus ada dan lestari

Selanjutnya penulis ingin membahas mengenai bagaimana pelaksanaan Solat Sunat safar ini di tengah
wabah pandemi yang sedang kita alami saat ini, pandemi yang terjadi saat ini dapatlah kita sebut
sebagai salah satu bencana yang terjadi, yang mana meskipun tidak terlihat secara kasat mata, tapi virus
ini sama membahayakan dengan Gempa Bumi, banjir Bandang ataupun Gunung Meletus, karena
dampaknya ke penduduk, sudah banyak yang menjadi korban keganasan virus ini , sampai saat ini
berdasarkan data Pada tanggal 10 Oktober 2020 di Indonesia sudah 329 ribu penduduk yang positif
corona, dengan korban meninggal dunia mencapai 11.765 jiwa , sementara di Kota Palembang sudah
terdata sebanyak 3215 penduduk yang positif corona, denga korban jiwa sebanyak 193 orang, bukan
korban yang sedikit tentunya, pada saat seperti inilah tentunya kita perlu lebih mendekatkan diri pada
Allah Taala, yang mana salah satu caranya adalah dengan semakin banyak beribadah, dalam hal ini
melakukan solat sunat safar dan doa tolak bala, memohonkan agar di jauhkan dari malapetaka dan
musibah, tetapi tentu saja selain doa kita juga harus melakukan ikhtiar, dalam hal ini dengan mematuhi
protokol kesehatan yang telah di tetapkan oleh Pemerintah, dalam hal ini dengan menjaga social
distancing untuk mencegah penularan virus Corona ini , karenanya penulis menghimbau masyarakat
yang masih ingin melaksanakan sholat sunat safar untuk melakukan hal hal yang dapat mencegah
penularan sebelum melaksanakan sholat sunat safar seperti :

- Mencuci tangan dengan sabun atau disinfektan


- Membawa masker dari rumah

- Membawa peralatan sholat /sajadah sendiri sendiri

- Menggulung Karpet Masjid dan membersihkan lantai dengan disinfektan/ karbol

- Tidak menggunakan mikrofon

- Menjaga jarak minimal 1,5 meter antar jamaah dan mengurangi kapasitas mesjid hingga 40
persen

Dengan melakukan hal hal seperti di atas Insya Allah kita akan tetap selamat dari marabahaya dan
malapetaka Corona dan tetap dapat melaksanakan Sholat Sunat Safar di Rabu Akhir yang pada tahun ini
jatuh pada hari rabu tanggal 14 Oktober 2020 atau 26 Safar 1442 H

Anda mungkin juga menyukai