Askep Vulnus
Askep Vulnus
LAPORAN PENDAHULUAN
VULNUS APPERTUM
1. Latar Belakang
Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkat pesat.
Kemajuan di bidang teknologi membawa manfaat yang besar bagi manusia. Penambahan jalan raya
dan penggunaan kendaraan bermotor yang tidak seimbang menyebabkan jumlah korban kecelakaan
lalu lintas meningkat, tetapi peningkatan jumlah tertinggi lebih banyak terjadi di Negara
berkembang. Tingginya angka kecelakaan menyebabkan angka kejadian vulnus appertum grade I
semakin tinggi, dan salah satu kondisi vulnus appertum grade I yang paling sering terjadi termasuk
dalam kelompok besar kasus yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dan harus menjalani
Vulnus appertum grade I merupakan hilangnya dan rusaknya sebagian jaringan tubuh yang
pada umumnya banyak dialami seseorang dalam kecelakaan lalu lintas. Post kecelakaan
menimbulkan rasa nyeri akibat adanya vulnus appertum. Rasa nyeri merupakan stresor yang dapat
menimbulkan stress dan ketegangan dimana individu dapat berespon secara biologis dan perilaku
yang menimbulkan respon fisik dan psikis Vulnus appertum grade I bisa disebabkan oleh trauma
benda tajam atau tumpul (Potter dan Perry, 2010). Vulnus appertum merupakan terjadinya
gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semula normal, luka
Secara umum vulnus appertum dapat dibagi menjadi dua yaitu simple bila hanya melibatkan
kulit, dan kompukatum, bila melibatkan kulit dan jaringan dibawahnya. Trauma arteri umumnya
dapat disebabkan oleh trauma benda tajam (50%) misalnya karena tembakan, luka-luka tusuk,
1
Vulnus appertum grade I merupakan vulnus yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Pada
umumnya vulnus appertum ini berukuran besar dan dalam sehingga membutuhkan waktu
penyembuhan yang lama. Pasien yang beristirahat total dalam waktu lama maka akan mengganggu
pasien dalam beraktivitas dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien, menimbulkan
ketergantungan, meningkatkan kebutuhan akan perawatan atau pelayanan dan meningkatkan biaya
Vulnus appertum grade I memiliki efek salah satunya adalah nyeri, dengan semakin
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, tak luput juga kemajuan ilmu dibidang kesehatan dan
semakin canggihnya teknologi banyak pula ditemukan berbagai macam teori baru, penyakit baru
dan bagaimana pengobatannya. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan
dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Untuk menilai derajat nyeri
pada pasien dengan vulnus appertum post kecelakaan lalu lintas maka menggunakan skala numerik
verbal, dimana skala ini lebih bermanfaat pada pasien yang sadar penuh karena secara alami
verbal/katakata tidak terlalu mengandalkan koordinasi visual dan motorik. Skala verbal
menggunakan kata-kata dan bukan garis atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri mulai dari
angka 1 sampai angka 10. Skala yang digunakan dapat berupa tidak ada nyeri (0), nyeri ringan (1-
Teknik relaksasi merupakan alternatif non obat-obatan dalam strategi penanggulangan nyeri.
Relaksasi nafas dalam merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, karena
dapat mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi nafas dalam
membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan
emosi pada saat nyeri (Potter & Perry, 2010). Carpenito (2011) kebutuhan rasa nyaman adalah suatu
keadaan yang membuat seseorang merasa nyaman, terlindungi dari ancaman psikologis, bebas dari
2
Rasa nyeri merupakan stresor yang dapat menimbulkan stress dan ketegangan dimana
individu dapat berespon secara biologis dan perilaku yang menimbulkan respon fisik dan psikis.
Respon fisik meliputi perubahan keadaan umum, wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap
badan, dan apabila nafas makin berat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskuler dan syok,
sedangkan respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stress yang dapat mengurangi sistem
imun dalam 4 peradangan, serta menghambat penyembuhan respon yang lebih parah akan
Diperoleh data untuk luka bedah ada 110.30 juta kasus, luka trauma 1.60 juta kasus,luka
lecet ada 20.40 juta kasus, luka bakar 10 juta kasus, ulkus dekubitus 8.50 juta kasus, ulkus vena
12.50 juta kasus, ulkus diabetik 13.50 juta kasus, amputasi 0.20 juta pertahun, karsinoma 0.60 juta
pertahun, melanoma 0.10 juta, komplikasi kanker kulit ada sebanyak 0.10 juta kasus (Diligence,
2009). Di DKI Jakarta kecelakaan lalu lintas tahun 2014 terjadi sebanyak 1.396 kasus dengan
Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Tn Adi Wahyu umur 70
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Vulnus Appertum yang dialami oleh
pasien.
3
3. Metode pembahasan
a. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan kasus nyata pada
c. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus yang
dialami.
4. Manfaat
a. Secara Teoritis
Penulisan ini untuk meningkatkan pemahaman mengenai Vulnus Appertum serta diagnosa
b. Secara Praktis
1) Puskesmas
Tulisan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pelayanan kesehatan terutama
2) Pada Klien
Memberikan pengetahuan khusus tentang penyakit Vulnus dan penanganannya pada saat
3) Untuk Penulis
4
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan profesi untuk melengkapi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Luka : adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh
Vulnus appertum adalah luka dengan tepi yang tidak bersturan atau compang-camping
biasanya karena tarikan atau goresan benda tumpul
Vulnus appertum adalah luka robek merupakan luka terbuka yang terjadi kekerasan tumpul
yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot
B. Klasifikasi Luka
1. Ekskoriasi atau luka lecet
2. Vulnus scisum atau luka sayat akibat benda tajam. Pinggir lukanya terlihat rapi
3. Vulnus laseratum atau luka robek akibat terkena mesin atau benda laiinya yang menyebabkan
robeknya jaringan rusak dalam
4. Vulnus punctum atau luka tusuk
5. Vulnus morsum atau luka karena gigitan binatang
6. Vulnus combotio atau luka bakar
7. Vulnus contusum atau luka memar karena cidera pada jaringan bawah kult akibat benda
tumpul
8. Vulnus sclopetorum atau luka tembak (Hidayat alimul aziz, 2008, ketrampilan dasar untuk
praktik klinik kebidanan, jakarta salemba medika )
5
C. Etiologi
1. Kecelakaan
2. Benda runcing atau benda tajam
3. Benda tumpul
4. Gigitan binatang
5. Perang
E. Klasifikasi Penyembuhan
1. Penyembuhan Primer (sanatio per primam intentionem)
Didapat bila luka bersih, tidak terinfeksi, dan dijahit dengan baik.
2. Penyembuhan sekunder (sanatio per secundam intentionem)
a. Didapat pada luka yang dibiarkan terbuka
b. Luka diisi jaringan granulasi dimulai dari dasar terus naik sampai penuh
6
c. Ephitel menutup jaringan granulasi mulai dari tepi
d. Penyembuhan
3. Penyembuhan Primer tertunda atau Penyembuhan dengan jaringan tertunda
a. Luka dibiarkan terbuka
b. Setelah beberapa hari ada granulasi baik dan tidak ada infeksi
c. Luka dijahit
d. Penyembuhan
7
mengalami proses penyembuhan luka yang lebih lama (Hidayat alimul aziz, 2008,
ketrampilan dasar untuk praktik klinik kebidanan, jakarta salemba medika )
G. Penatalaksanaan Luka
Teknik Perawatan Luka
1. Desinfeksi
Adalah tindakan dalam melakukan pembebasan bakteri dari lapangan operasi dalam hal ini
yaitu luka dan sekitarnya.
Macam bahan desinfeksi:
- Alkohol 70%,
- Betadine 10%,
- Perhidrol 3%,
- Savlon (Cefrimid +Chlorhexidine),
- Hibiscrub (Chlorhexidine 4%)
Teknik : Desinfeksi sekitar luka dengan kasa yang di basahi bahan desinfeksan. Tutup dengan doek
steril atau kasa steril.Bila perlu anestesi Lido/Xylo 0,5-1%
2. Irigasi
Adalah mencuci bagian luka, Bahan yang di gunakan :
- Perhidrol,
- Savlon,
- Boor water,
- Normal Saline,
- PZ
Bilas dengan garam faali atau boor water
8
4. Perawatan perdarahan
Adalah suatu tindakan untuk menghentikan proses perdarahan. Yaitu dengan kompresi lokal
atau ligasi pembuluh darah atau jaringan sekitar perdarahan
5. Penjahitan Luka
Penjahitan luka membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan serta beberapa peralatan
lain. Urutan teknik juga harus dimengerti oleh operator serta asistennya.
a. Alat, bahan dan perlengkapan yang di butuhkan
1. Naald Voeder ( Needle Holder ) atau pemegang jarum biasanya satu buah.
2. Pinset Chirrurgis atau pinset Bedah satu buah
3. Gunting benang satu buah.
4. Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah saja.
5. Bahan yang dibutuhkan :
6. Benang jahit Seide atau silk
7. Benang Jahit Cat gut chromic dan plain.
Lain-lain :
1. Doek lubang steril
2. Kasa steril
3. Handscoon steril
4. Operasi teknik
Urutan teknik penjahitan luka ( suture techniques)
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan asisten dan operator
3. Desinfeksi lapangan operasi
4. Anestesi lapangan operasi
5. debridement dan eksisi tepi luka
6. penjahitan luka
7. perawatan luka
9
6. Bebat Luka
Setelah luka di jahit dengan rapi di bersihkan dengan desinfeksan (beri salep), Tutup luka
dengan kasa steril yang dibasahi dengan betadine, Lekatkan dengan plester atau hipafix ( bila perlu
diikat dengan Verban)
7. Angkat Jahitan
Adalah proses pengambilan benang pada luka
Berdasarkan lokasi dan hari tindakan:
a. Muka atau leher hari ke 5
b. Perut hari ke7-10
c. Telapak tangan 10
d. Jari tangan hari ke 10
e. Tungkai atas hari ke 10
f. Tungkai bawah 10-14
g. Dada hari ke 7
h. Punggung hari ke 10-14
10
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERWATAN
PADA PASIEN VULNUS APPERTUM
1. Kasus
Seorang Mahasiswa X, 20 tahun habis jatuh setelah pulang dari Kuliah dengan mengendarai sepeda
ontel. Terdapat luka pada paha kaki kanan kurang lebih 6 cm, datang dengan keluhan nyeri pada
paha, keadaan sadar, tidak muntah, tidak ada cidera kepala, Tensi 110/70 mmhg, Nadi 100x/mnit
ANALISA DATA
Data Masalah Etiologi
DS Gangguan rasa nyaman Kerusakan
· Pasien mengeluh nyeri nyeri kontinuitas jaringan
DO
· Terdapat luka terbuka pada paha
kanan sekitar 6 cm
· Wajah tampak kesakitan
· Nadi 100x/menit
· Skala nyeri 6
DS Ansietas Kurangnya
· pasien mengataka takut kalau pengetahuan tentang
bekas luka heacting tidak bisa sembuh proses penyembuhan
seperti kulit biasa luka
DO
· Terdapat luka bekas heacting
· Luka tertutup kassa
· Nadi 100xm
11
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl
& Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
No
1 Gangguan rasa nyaman Tujuan : Nyeri berkurang, 1. Bina hubungan saling
nyeri berhubungan dengan Kriteria : percaya
kerusakan kontinuitas · Klien tidak 2. kaji keadaan nyeri yang
jaringan mengeluh nyeri. meliputi : lokasi, intensitas,
· Pembengkakan skala
hilang atau berkurang. 3. Ajarkan pasien tehnik
· Ttv dalam batas relaksasi nafas dalam dan
normal tehnik distraksi untuk
mengurangi rasa sakit
4. Observasi vital sign
5. Kolaborasi dalam
pemberian terapi analgesik
6. Berikan He tentang
prosedur tindakan heacting
7. Kolaborasi dalam
tindakan heacting
2 Cemas berhubugan dengan Tujuan : cemas berkurang 1. Bina hubungan saling
kurangnya pengetahuan Kriteria : percaya
· Terdapat luka bekas 2. Obs penyebab cemas
heacting 3. Berikan He tentang
· Luka tertutup kassa prosedur pelaksanaan
· Ttv dalam batas 4. Berikan He tentang
normal proses penyembuhan luka
· Pasien tidk lagi 5. Observasi vital sign
bertanya2
12
TINDAKAN KEPERAWATAN
No. Tgl. Jam Tindakan Keperawatan
1. 1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengkaji keadaan nyeri, nyeri pada luka di paha, skala nyeri 6
3. Mengajarkan pasien tehnik relaksasi nafas dalam dan tehnik
distraksi untuk mengurangi rasa sakit
4. Observasi vital sign
Tensi 100/70 mmhg
Nadi 100x/mnit
5. Kolaborasi dalam pemberian terapi analgesik ketorolac 3x30 mg
6. Memberikan He entang prosedur pelaksaan tindakan heacting
7. Kolaborasi dalam tindakan heacting
EVALUASI
No Tgl. Diagnosa Catatan Perkembangan
1. 1 S : Pasien mengeluh nyeri
O
· Terdapat luka terbuka pada paha kanan sekitar 6 cm
· Wajah tampak kesakitan
13
· Nadi 100x/menit
· Skala nyeri 6
A: gangguan rasa nyaman nyeri
P: Teruskan rencana intervensi.
2. S
pasien mengataka takut kalau bekas luka heacting tidak bisa sembuh
seperti kulit biasa
O
· Terdapat luka bekas heacting
· Luka tertutup kassa
· Nadi 100xm
· Pasien bertanya2 tentang bukas luka yang ada
A: Cemas
P: Teruskan rencana intervensi.
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
1 . PENGKAJIAN
A.Identitas Pasien
Nama pasien : Adi Wahyu
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 70 Tahun
Alamat : Banyuasri
Agama : Hindu
Pekerjaan : Pensiunan
Suku bangsa : Bali
Diagnosa medic : Vulnus
No.Cm : A/06043403
Tgl Pengkajian : 9 Januari 2021
15
Pengkajian Primer
Airway : Jalan napas patent (tidak ada sumbatan/sekret)
Breathing : bunyi napas (vesikuler), Pergerakan dada (normocest),gerakan dada simetris tidak
ada retraksi, bunyi napas tambahan (-),pernapasan 25x/menit
Circulation : arteri karotis berdenyut kuat,CRT : < 2 detik,nadi 100x/menit
Disability : compos mentis (GCS:E:3,M:5,V:5)
Pengkajian Sekunder
1. Sistem Pernafasan
a. Hidung : Bentuk hidung normal
b. Leher : Tidak ada pemebesaran kelenjar tyroid dan tumor, tidak terdapat pembesaran
kelenjar limfe di sub mandibula.
c. Dada :
- Bentuk dada : Normal
- Gerakan dada : simetris, tidak terdapat retraksi
- Suara nafas : vesikuler
- Suara nafas tambahan : tidak terdengar
2. Sistem kardiovaskuler :
a. Conjungtiva : bibir : pucat/cyanosis dan bengkak, arteri carotis : berisi reguler , tekanan vena
jugularis : tidak meninggi
b. Ukuran Jantung : tidak ada pembesaran
c. Suara jantung : Tidak ada bunyi abnormal
3. Sistem Pencernaan
a. Skelera : tidak ikterus, Bibir : kering dan pucat
b. Mulut : Tidak normal : bengkak
c. Gaster : normal
d. Abdomen : tidak kembung
e. Anus : tidak dikaji.
16
4. System indra
a. Mata : normal
b.Hidung : normal
c.Telinga : normal
17
Terapi Medikasi
a. Amoxcillin 3 X 500mg
b. Asam Mefenamat 3 X 1
c. Vit C 3 X 1
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d diskontuinitas jaringan.
DS : klien mengeluh masih merasa nyeri pada area luka jaritan, klien mengatakan skala nyeri 5
(sedang)
DO : - Klien tampak meringis kesakitan saat luka dirawat
- tampak luka jaritan warna kemerahan pada pelipis kanan klien
Rencana Tindakan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d diskontinuitas jaringan
a. Tujuan: Nyeri bisa berkurang bahkan hilang
b. Rencana Tindakan:
1) Kaji tanda-tanda vital
Rasional : Untuk mengetahui Tindakan yang akan dilakukan selanjutnya
2) Evaluasi rasa nyeri secara reguler dan mencatat karakteristik , lokasi dan intensitas
nyeri
Rasional: Untuk mengetahui tingkat skala nyeri
3) Mengajarkan penggunaan teknik relaksasi
Rasional: Mengalihkan rasa nyeri
4) Kolaborasi pemberian Beri obat pengurang rasa nyeri
Rasional: Mengurangi rasa nyeri
18
2. Resiko infeksi b/d kerusakan pada integritas kulit
a. Tujuan: Infeksi dapat dicegah dan luka bersih
b. Rencana Tindakan:
1) Lakukan perawatan luka dengan tekhnik aseptik
Rasional : mencegah luka terinfeksi dan cepat sembuh
2) Ajarkan perawatan luka dirumah
Rasional : agar luka dirawat dan diobati secara teratur dan perban yang kotor diganti
dengan
yang baru secara teratur sehingga luka dalam keadaan bersih dan tidak terinfeksi.
3) Kolaborasi pemberian Beri obat antibiotik
Rasional: Mencegah infeksi pada luka
Implementasi Keperawatan
DX I :
1. Mengkaji tanda-tanda vital
Hasil : TD: 120/80 mmHg
S : 36 ºC
P : 25 x/menit
N : 80 x/menit
2. Mengevaluasi rasa nyeri, lokasi dan intensitas nyeri.
Hasil : Lokasi pada area luka dijarit dengan intensitas skala 5 ( sedang )
3. Mengajarkan penggunaan teknik relaksasi
Hasil : Klien tampak kooperatif
4. Kolaborasi Memberi obat pengurang rasa nyeri
Hasil : Pemberian Asam Mefenamat 3 X 1
DX II :
1. Lakukan perawatan luka dengan tekhnik aseptik
Hasil : Luka dibersihkan menggunakan cairan Infus NaCl, dikeringkan, kemudian diberi
betadine kemudian luka ditutup kembali. Luka bersih.
2. Ajarkan perawatan luka dirumah
19
Hasil : Ajarkan cara perawatan dirumah agar luka selalu bersih dan terawat. Klien kooperatif dan
mampu menjelaskan kembali cara-cara yang telah diajarkan.
3. Kolaborasi pemberian Beri obat antibiotik
Hasil : Pemberian antibiotik Amoxcillin 3 X 500mg
Evaluasi/SOAP
DX I :
S : Klien mengatakan masih nyeri
O : Klien nampak meringis dan kesakitan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- ingatkan klien untuk mempraktekan tekhnik relaksasi di rumah
- Beri obat pengurang rasa nyeri
DX II :
S : Klien mengatakan mengerti tentang cara perawatan luka dirumah
O : Luka tampak bersih
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- ingatkan klien untuk perawatan lluka dirumah secara teratur dengan tekhnik aseptik.
- Beri obat antibiotik.
- Ingatkan klien untuk kontrol ulang kembali
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi data subjektif dan
obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah berdasarkan data yang
menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan pengkajian pada Tn Adi didapatkan
diagnosa bahwa Tn Adi dengan diagnosa medis Vulnus didapatkan diagnosa Gangguan Rasa
dengan situasi dan kondisi Klien. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam
evaluasi Tn Adi menunjukkan bahwa Klien mengatakan akan meminum obat secara teratur serta
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan askep yang akan datang.
Terima kasih
21
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Pediatrik Klinis. (terjemahan) Edisi 6.
EGC: Jakarta.
Chada, P.V. 1993. Catatan Kuliah Ilmu Forensik & Teknologi (Terjemahan). Widya Medika:
Jakarta.
Doenges, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien (Terjemahan). Edisi EGC: Jakarta.
Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran (Terjemahan). Edisi 9. EGC: Jakarta
Mansjoer,A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Medika Auskulapius FKUI: Jakarta.
Tucker.S.M. 1998. Standar Keperawatan Pasien Proses Keperawatan Diagnosa dan Evaluasi
(Terjemahan). Volume 2. Edisi 2. EGC: Jakarta.
22