PENDAHULUAN
sumber hukum yang paling utama dalam masalah pokok-pokok syariat dan
mencakup segenap manusia yang tidak terbatas untuk suatu golongan atau
bi’tsah Rasulullah saw. Pada saat itu, mereka mempunyai sebuah forum
Dar al-Nadwah, yang dihadiri para pembesar dan orang-orang yang dianggap
sebagai orang yang bijak dan berpengaruh. Dalam forum tersebut dibicarakan
1
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm. 147.
2
Ibid., hlm. 114.
1
2
jejak beliau untuk bermusyawarah dan agar musyawarah menjadi sunnah bagi
umatnya.5
kata yang syarat makna ini mengalami evolusi. Evolusi itu terjadi sesuai
dengan perkembangan pemikiran, ruang, dan waktu. Pada saat ini, pengertian
3
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedia Al-Qur’an; Tafsir Al Qur’an Berdasarkan
Konsep-Konsep Kunci (Jakarta: Paramadina, 2002), hlm. 445-446.
4
QS. Ali Imran [3]: 159.
5
Muhammad Ridha, Sirah Nabawiyah, terj. Anshori Umar Sitanggal, (Bandung:
Irsyad Baitus Salam, 2004), hlm. 911.
3
berbagai konsep yang berkaitan dengan sistem pemerintahan dari rakyat, oleh
sosial, terutama prinsip musyawarah (QS. Al Baqarah (3): 159 dan Asy-Syura
(42): 38), kedua, sistem demokrasi ini merupakan cara yang tepat untuk
dalam struktur negara fiskal.8 Bahkan ia lebih tegas lagi mengatakan bahwa
bentuk demokrasi yang sebenarnya yang sesuai dengan makna demos dan
kratos (kekuasaan oleh rakyat) hanya berlaku pada zaman Yunani Kuno
dahulu kala, yang berada pada konteks tertentu—negara kota dengan jumlah
6
M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedia Ensiklopedia Al-Qur’an…., op. cit., hlm. 440.
7
Masykuri Abdillah, Demokrasi di Persimpangan Makna: Respons Intelektual
Muslim Indonesia Terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993) (Yogyakarta: PT. Tiara
Wacana, 1999), hlm. 307-308.
8
Zaim Saidi, Ilusi Demokrasi: Kritik dan Otokritik Islam, (Jakarta: Penerbit
Republika, 2007), hlm. 4.
4
beberapa sisi. Di antaranya ialah bahwa dalam demokrasi, semua rakyat dapat
bahwa kebebasan manusia dibatasi oleh Allah SWT. Oleh karena itu,
Barat jelas tidak hanya tidak sesuai dengan Islam, bahkan bertentangan
9
Ibid., hlm. 7.
10
Abu al-A’la al Maududi, Hukum dan konstitusi; Sistem Politik Islam, terj. Asep
Hikmah (Bandung, Mizan, 1993), hlm. 158-161.
11
John Cooper, Ronald Nettler, Mohammed Mahmoud, Islam and Modernity;
Muslim Intelectuals Respond. Terj. Islam dan Kemodenan; Pandangan Intelektual Islam
(Kuala Lumpur: Institut Terjemahan Negara Malaysia Berhad, 2009), hlm. 142.
5
kenyataannya tidak mungkin, Islam adalah jalan hidup yang telah sempurna
dan tidak perlu adanya legislasi dari yang lain; Tuhan berdaulat penuh, baik
demokrasi; demokrasi adalah berasal dari Barat dan hanya merupakan alat
Barat semata. Di antara yang menolak ialah Syaikh Fadhallah Nuri, Sayyid
yang kedua melihat masih ada persamaan antara Islam dan Demokrasi
Allah (syariah). Berbeda lagi dengan kelompok yang ketiga yang menyatakan
12
Sukron Kamil, Islam dan Demokrasi; Telaah konseptual dan historis. (Jakarta:
Gaya Media Pratama, cet. 1), hlm. 195-196.
6
Al-Qur’an terdapat term yang mempunyai akar kata syûrâ terdapat dalam tiga
tempat, yaitu; QS. al-Baqarah (2): 233 yang di dalamnya terdapat term
tasyâwur; QS. Ali Imrân (3): 159 yang di dalamnya terdapat term syâwir; dan
QS. al-Syûra (42): 38 yang di dalamnya terdapat term syûra.13 Adapun kata di
dalam Al-Qur’an yang artinya identik dengan syura di antaranya ialah QS.
terdapat kata i`tamirû yang berarti bermusyawarahlah kalian. Oleh karena itu,
bahasanya pun tidak dapat ditandingi oleh orang-orang Arab sekali pun,
namun dalam hal ini kita tetap perlu memahami uslub-uslub Arab dalam
Oleh sebab itu, kajian ini akan lebih spesifik membahas tentang
13
Azharuddin Sahil, Indeks Al-Qur’an: Panduan Mudah Mencari Ayat dan Kata
Dalam Al Qur’an, (Jakarta: Mizan Pustaka. Cet. I, 2007), hlm. 553.
14
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, op. cit., hlm. 148.
15
Taufiq Asy-Syawi, Syura Bukan Demokrasi, (Jakarta: Gema Insani Press, cet. 1,
1997), hlm. 15.
7
dalam Tafsir al-Azhar dan Tafsir al-Mishbah. Kajian ini menjadi menarik
yang nantinya akan dikaji bagaimana pendapat mereka tentang konsep syura,
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih fokus terhadap pembahasan pada penelitian ini yang telah
diuraikan pada latar belakang, maka perlu adanya batasan masalah pada ayat-
ayat syura dalam tafsir al-Azhar dan tafsir al-Mishbah. Term syûrâ terdapat
dalam tiga tempat. Penelitian ini akan difokuskan pada tiga ayat tersebut,
yaitu; QS. al-Baqarah (2): 233, QS. Ali Imrân (3): 159, dan QS. al-Syûra
(42): 38.
penafsiran tersebut.
Indonesia.
dalam tafsir al-Azhar dan tafsir al-Mishbah. Serta bisa dijadikan bahan
hal syura.
syura.
D. Telaah Pustaka
penelitian terdahulu yang terkait dengan syura dalam bentuk tesis, papper,
9
buku, dan artikel. Di antaranya ialah hasil penelitian M. Syafi’i Anwar yang
diterbitkan dalam buku berjudul Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia; Sebuah
Kajian Politik Tentang Cendikiawan Muslim Orde Baru. Buku ini merupakan
Ma’arif, bahwa pada dasarnya, syura merupakan gagasan politik utama dalam
modern sekarang maka sistem politik demokrasi adalah lebih dekat dengan
Fazlur Rahman, Syafi’i merasa yakin dan menerima sistem politik demokrasi.
diterapkan, asalkan betul-betul bisa menjalankan prinsip syura. Buku ini juga
yang akan dilaksanakan nanti justru akan membahas bagaimana konsep syura
Sjadzali berjudul Islam dan Tata negara; Ajaran Sejarah dan Pemikiran.
Dalam buku ini, ia mengupas kesejarahan konsep syura dalam Islam yang
tentang politik yang dibagi menjadi lima pemikiran yang dikaitkan dengan
17
Muhammad Damami, Tasawuf Positif, dalam Pemikiran Hamka (Yogyakarta:
Fajar Pustaka Baru, 2000).
18
Mukhlis, Corak Pemikiran Hamka Tentang Pluralitas Agama, Rekonstruksi dari
Tafsir Al-Azhar (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga)
19
Muawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara; Ajaran Sejarah dan Pemikiran (Jakarta:
UII Press, 1993).
11
Bermoral.20
yang menerima demokrasi sebagai padanan kata bagi syura. Di dalam buku
tersebut dikaji secara mendalam mengenai syura, mulai dari sisi bahasa
dalam Islam. Pada akhir pembahasan, disimpulkan bahwa syura tidak bisa
20
Ahmad Hakim, M. Thalhah, Politik Bermoral Agama: Tafsir Politik Hamka
(Yogyakarta UII Press, 2005).
21
Taufiq Asy-Syawi, Syura Bukan Demokrasi, (Jakarta: Gema Insani Press, cet. 1,
1997).
22
Hasil Penelitian dalam bentuk skripsi di antaranya ialah hasil penelitian Achmad
Syahrul, Penafsiran Hamka Tentang Syura Dalam Tafsir Al-Azhar (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2009), menyimpulkan bahwa syura merupakan dasar pemerintahan dalam
pembangunan masyarakat dan Negara Islam, walaupun dalam pemikirannya –menurut
Syahrul– Hamka tidak menginginkan negara Islam. Syura juga merupakan sifat sekaligus
dasar sebuah masyarakat muslim. Hamka memandang bahwa aplikasi syura harus
memperhitungkan konteks, yaitu keadaan tempat dan keadaan zaman. Disimpulkan juga
bahwa pelaksanaan syura di dalam Islam mempunyai kesinkronan dengan sistem
permusyawaratan yang berlaku di Indonesia.
Anang Masduki, Konsep Musyawarah Dalam Surat Ali Imran Ayat 19 Menurut
Tafsir Al Mishbah (Yogyakarta: Skripsi, Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga), menyimpulkan
bahwa konsep musyawarah sebagaimana terdapat dalam surah Ali Imran: 159 merupkan
konsep musyawarah dalam bentuk ideal yang perlu diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat dan berorganisasi. Konsep musyawarah yang ditawarkan oleh Quraish Shihab
adalah kekonsistenannya untuk selalu mengaitkan dengan kondisi sosial kemasyarakatan di
mana masyarakat tersebut tinggal sehingga teks Al-Qur’an selalu sesuai dengan tuntutan
zaman dan menjadi solusi bagi masyarakat.
Irkham Khumaidi, Studi Komparatif Penafsiran Muhammad ‘Abied al-Jabiri dan
Muhammad Syahrur tentang Syura (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006), menyimpulkan
bahwa al-Jabiri menolak sepenuhnya bahwa syura sama dengan demokrasi, akan tetapi ia
menerima dan mendukung demokrasi untuk diterapkan di negara Arab-Islam. Sama halnya
12
Oleh karena itu, dirasa perlu meneliti penafsiran tentang syura oleh
perbedaannya di dalam karya mereka yang terkenal, tafsir Al-Azhar dan tafsir
bernegara.
E. Kerangka Teoretik
merupakan teori yang berada dalam ranah normatif agama. Teori tersebut
diambil dari tafsir-tafsir yang sudah diakui oleh kaum Muslim secara luas,
yaitu Tafsir al-Qurṭubi, Tafsir Ibn Kaṡir, Tafsir Jalâlain, Tafsir al-Marâghî,
dengan al-Jabiri, Syahrur juga menerima konsep demokrasi, akan tetapi penerimaannya itu
cenderung kepada kebutuhan kebebasan manusia dan HAM dan ia juga berpendapat bahwa
demokrasi merupakan teknis pelaksanaan syura dalam konteks hari ini.
Endrizal, Syura dan Demokrasi dalam Pemikiran Politik Muhammad ‘Abid Al Jabiri
(Yogyakarta: Skripsi, Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga), bahwa Al Jabiri memberikan
pembedaan antara demokrasi dan syura. Demokrasi dalam pandangan Al Jabiri merupakan
suatu sistem politik, ekonomi, dan sosial yang dibangun atas beberapa pilar: Hak Asasi
manusia berupa kebebasan dan persamaan serta derivasi dari keduanya. Adanya berbagai
lembaga negara yang eksistensinya terdiri dari lembaga-lembaga poitik dan sipil yang
melampaui individu-individu. Adanya perputaran kekuasaan (di lembaga-lembaga negara)
antar berbagai kekuatan politik atas dasar suara mayoritas dan tetap menjaga hak-hak
minoritas.
13
kenyataannya tidak mungkin, Islam adalah jalan hidup yang telah sempurna
dan tidak perlu adanya legislasi dari yang lain; Tuhan berdaulat penuh, baik
demokrasi; demokrasi adalah berasal dari Barat dan hanya merupakan alat
Barat semata. Di antara yang menolak ialah Syaikh Faḍallah Nuri, Sayyid
Pemikiran yang kedua melihat masih ada persamaan antara Islam dan
pemikiran di dalam penelitian ini dapat dipahami dengan mudah, akan kami
23
Sukron Kamil, Islam dan Demokrasi; Telaah konseptual dan historis. (Jakarta:
Gaya Media Pratama, cet. 1), hlm. 195-196.
14
Prinsip
Ii Syura Dalam Islam Prinsip Demokrasi
Politik di Indonesia
Kontribusi
Hasil Penelitian
F. Metode Penelitian
24
Sudarno Shobron, dkk. Pedoman Penulisan Tesis (Surakarta: Sekolah Pascasarjana
UMS, 2014), hlm. 11-12.
25
Abd. Al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Mawdhu’iy: Suatu Pengantar, terj. Suryan
A. Jamrah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994, hlm. 36.
16
sources) dari penelitian ini ialah Tafsir al-Azhar karya Hamka dan Tafsir
stabil, kaya, dan mendorong. Selain itu, sumber data dapat digunakan
merupakan data yang bersifat informatif /narasi. Oleh karena itu, uji
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
derajat kepercayaan.30
G. Sistematika Penulisan
menjadi tiga bagian utama yaitu pendahuluan, isi, dan penutup yang
28
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 178.
29
Patton dalam Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1999), Cet. Ke 11, hlm. 179.
30
Sudarno Shobron, dkk. Op. Cit., hlm. 20.
31
Anton Bekker dan Ahmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta:
Kanisius, 1999), hlm. 65.
18
Mishbah serta konsep Syura menurut Hamka dan Quraish Shihab yang akan
ketatanegaraan di Indonesia.