Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

PARIWISATA PANTAI LALOS DI KABUPATEN TOLITOLI


( IMPLEMENTATION OF LALOS BEACH TOURISM DEVELOPMENT POLICY IN
TOLITOLI REGENCY )
Oleh
MOHAMMAD HATTA A. RUMI
B 102 210 55

PROPOSAL MINI

Dalam Rangka Pemenuhan Tugas


Pada Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian
Pasca Sarjana Administrasi Public

Universitas Tadulako

PROGRAM PASCASARJANA
ADMINISTRASI PUBLIC
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan sektor yang penting dalam mendukung perekonomian. Pariwisata

juga sebagai sarana pengembangan sosial budaya dan mempromosikan citra bangsa di luar

negeri. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor yang cepat berkembang dan dianggap

sebagai salah satu sektor ekonomi yang paling penting. Sektor ini yang diharapkan dapat

menjadi penghasil devisa nomor satu. Pariwisata sekarang sudah menjadi kebutuhan sebagai

akibat meningkatnya income percapita dunia. Menurut Yoeti (2008) terjadinya Three “T”

Revolution (Technologi Transpotation, Telecomunication and Travel & Tourism) yang

memberi kemudahan dan kelancaran bagi orang-orang melakukan perjalanan wisata secara

global tanpa ragu-ragu meninggalkan keluarga di rumah.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, dalam Pasal 18 yang

berbunyi “Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah mengatur dan mengelola urusan

kepariwisataan sesuai dengan kebutuhan peraturan perundang-undangan”. Hal ini

mendorong setiap pemerintah daerah dan pelaku usaha tertarik untuk mengembangkan

pariwisata sebagai salah satu sektor prioritas, terutama pada wilayah-wilayah yang memiliki

potensi pariwisata. Pada era otonomi ini Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah juga membuat

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 35 Tahun 2016 tentang Destinasi

Pariwisata Prioritas Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016-2021, diharapkan pembangunan


pariwisata dapat mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara untuk membangun

masyarakat adil dan makmur, terutama bagi masyarakat di wilayah pengembangan

pariwisata seperti yang dilakukan Kabupaten Tolitoli.

Kabupaten Tolitoli sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi alam yang

besar di bidang pariwisata, maka Kab upaten Tolitoli sangatlah potensial untuk

mengembangkan sektor ini guna meningkatkan penghasilan daerah masyarakat disekitar

destinasi objek pariwisata. Sebab didukung oleh letak geografis, dimana wilayahnya

sebagian besar terletak dipesisir pantai. Oleh kenyataan potensi yang berada dikawasan

tersebut, terbuka peluang untuk pemerintah Kabupaten Tolitoli, untuk melakukan

pengelolaan dan pengembangan sumber keindahan alamnya menjadi objek pariwisata

unggulan.

Pantai Lalos yang terletak di Desa Lalos ini memiliki pantai berpasir putih dengan

posisi yang langsung berhadapan dengan letak tenggelamnya matahari diarah barat (Sunsite).

Dalam proses pengembanganya juga pantai Lalos sudah memiliki beberapa penginapan,

Oleh karenanya pengembangan wisata Kabupaten Tolitoli saat ini terus melakukan

eksplorasi daerah-daerah tujuan wisata dan diperlukan upaya serius untuk fokus

mengembangkan sektor pariwisata daerah. Dengan demikian, langkah strategis dan urgen

yang harus dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tolitoli dapat

menyiapkan daerah tujuan wisata yang dikemas secara profesional berbasis wisata bahari,

wisata alam dan wisata budaya dalam satu kemasan produk dan jasa pariwisata yang
terintegrasi (integrated). Peran kebijakan pemerintah sangat menentukan untuk

pembangunan sektor pariwisata dikabupaten Tolitoli agar terjadinya interkoneksitas antara

satu lokasi dengan lokasi pariwisata lainnya agar destinasi wisata tersebut efektif, efesiensi

baik waktu maupun biaya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi jalan tidaknya kebijakan tersebut menurut Van

Meter dan Van Horn dalam Subarsono (2005), dalam Deddy Mulyadi adalah 1). Standar dan

sasaran kebijakan, 2). Sumber daya, 3). Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas,

4). Karakteristik agen pelaksana, 5). Kondisi sosial, ekonomi dan politik, 6). Disposisi. 6

variabel tersebut, akan dapat ditemukan faktor apa saja yang bisa mempengaruhi jalanya

suatu kebijakan.

Berdasarkan hasil penelitian penulis bahwa dalam proses pengembangannya, objek

pariwisata pantai lalos di Kabupaten Tolitoli tidak terlepas dari munculnya berbagai masalah

yang ada untuk menjalankan kebijakanya, dimana masih belum adanya payung hukum

terhadap kebijakan tersebut serta tidak tertata dengan baiknya pembangunan sarana dan

prasarana yang mendukung untuk kenyamanan para wisatawan, kurangnya pengetahuan

masyarakat sekitar pantai tentang kebijakan yang telah pemerintah buat dan pengelolaan

yang masih kurang jelas antara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta serta belum

jelasnya standar operasional prosedur dalam kebijakan tersebut. Olehnya berdasarkan

pemaparan tersebut penulis menarik judul penelitian yaitu : “ IMPLEMENTASI


KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PANTAI LALOS DI

KABUPATEN TOLITOLI ”

1.2 Rumusan Masalah

“bagaimana implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pantai lalos di

kabupaten Tolitoli?”

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan pemerintah dalam

pengembangan pariwisata di pantai lalos

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Aspek teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa terutama bagi penulis sebagai

informasi dan penambahan khasanah intelektual keilmuan tentang implementasi

kebijakan pengembangan pariwisata pantai lalos di kabupaten Tolitoli.

2. Aspek praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta masyarakat, dalam pengembangan dan

mengelola objek wisata di masa yang akan datang, serta sebagai sumber referensi bagi

penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan objek wisata.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti tidak memiliki penelitian yang sangat terkait dengan judul

penelitian penulis tentang implementasi kebijakan pengembangan pariwisata pantai lalos,

penelitian terdahulu yang diambil penulis adalah “Implementasi Kebijakan pengembangan

Kawasan objek wisata di kab. Tojo una-una” oleh Amboelo Idrus DG. Haluki tahun 2012.

Dan “implementasi kebijakan pengelolaan kawasan objek wisata teluk palu” oleh Munang

tahun 2015.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kebijakan Publik

Menurut David Easton (Nugroho, 2008: 54) mendefinisikan kebijakan publik sebagai akibat

aktivitas pemerintah (the impact of government activity). Kemudian menurut George C.

Edwards III dan Ira Sharkansky (Islamy, 2003:18) mengartikan kebijakan publik sebagai apa

yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan publik itu

berupa sasaran atau tujuan program-program pemerintah.

2.2.2 Implementasi Kebijakan

Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn dalam Subarsono (2005), dalam Deddy

Mulyadi menjelaskan bahwa ada 6 variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yaitu:
a) Standar dan sasaran kebijakan : Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan

terukur, sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang dapat menyebabkan

terjadinya konflik diantara para agen implementasi.

b) Sumber daya : Kebijakan perlu didukung oleh sumber daya, baik itu sumber daya

manusia maupun sumber daya no manusia.

c) Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas : Dalam berbagai kasus,

implementasi sebuah program terkadang perlu didukung dan dikordinasikan dengan

instansi lain agar tercapai keberhasilan yang diinginkan.

d) Karakteristik agen pelaksana : Sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan

memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan.

e) Kondisi sosial, ekonomi dan politik : Kondisi social, ekonomi dan politik mencakup

sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi

kebijakan.

f) Disposisi implementor : Disposisi implementor mencakup tiga hal penting,yaitu :

1. Respons implementor terhadap kebijakan, yang akan mempengaruhi kemaunnya

untuk melaksanakan kebijakan

2. Kognisi, yaitu pemahamannya terhadap kebijakan

3. Intensitas disposisi implementor yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh

implementor.
2.2.3 Konsep Pariwisata

Istilah kepariwisataan berasal dari akar kata wisata. Wisata kepustakaan tentang

kepariwisataan di Indonesia, seperti halnya yang tercantum dalam UU No. 10 Tahun 2009,

tentang kepariwisataan ; Konstruksi pengertian tentang wisata diberikan batasan sebagai :

kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

keunikan daya Tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2.3 Kerangka Pikir

Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Implementasi

Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pantai Lalos di Kabupaten Tolitoli yang merupakan

salah satu objek wisata unggulan yang ada di Kabupaten Tolitoli. Dimana dalam melakukan

penilaian terhadap implementasi kebijakaan pengembangan pariwisata ini menggunakan

teori yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn sebagai landasan teori, karena teori

ini masih sangat relefan dalam menganilisis kebijakan yang diteliti dengan menggunakan

enam aspek dalam teori tersebut yaitu : (1) Standar dan Sasaran Kebijakan; (2) Sumberdaya;

(3) Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana; (4) Karakteristik agen pelaksana;

(5) Kondisi social, ekonomi, dan politik; dan (6) Disposisi.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pantai Lalos,

merupakan penelitian deskriptif (penggambaran) dengan pendekatan kualitatif.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan :

- Data Primer : Adalah data yan diperoleh secara langsung melalui responden tentang

Impelementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pantai Lalos;

- Data Sekunder : Adalah data yang berasal dari dokumen atau berkas administrasi yang

meliputi peraturan-peraturan maupun data yang menyangkut objek penelitian serta

literatur tentang implementasi kebijakan serta masyarakat.

Sumber Data :

- Sumber Data Primer : Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung melaui

metode wawancara mendalam kepada informan. Yang dimaksud dengan informan

adalah Objek penelitian atau responden yang akan memberikan jawaban kepada peneliti

terhadap apa yang dipertanyakan.

- Sumber Data Sekunder : Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

atau data pendukung bagi data primer yang diperoleh dari bahan-bahan literatur seperti
dokumen-dokumen serta laporan-laporan dan kepustakaan lainnya yang berkaitan

dengan penelitian ini.

3.3 Definisi Konsep

Fokus penelitian ini mengacu pada teori Van Meter & Van Horn, dalam Deddy Mulyadi

dengan 6 aspek yaitu standar dan sasaran kebijakan, sumberdaya, karakteristik agen

pelaksana, sikap kecendrungan (disposisi), aktivitas implementasi komunikasi antar

organisasi, kondisi ekonomi, sosial dan politik. Keenam aspek ini dapat mempengaruhi

kinerja atau prestasi kerja kebijakan public.

3.4 Informan Penelitian

Adapun informan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas / Sekretaris 1 Orang


2. Kabid Destinasi 1 Orang
3. Staf 1 Orang
4. Masyarakat sekitar pantai 1 Orang
5. Wisatawan pantai 1 Orang

Jumlah 5 Orang
3.5 Tehnik Pengumpulan Data

- Studi Kepustakaan (Study Research) : Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

membaca literatur yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini.

- Studi Lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara : Observasi, Wawancara,

Dokumentasi.
3.6 Tehnik Analisis Data

Peneliti dalam menganalisis data penelitian, mengikuti langkah-langkah analisis model

Miles dan Hubberman dalam Sugiyono (2016), yaitu :

- Pengumpulan Data : Pengumpulan perdana data mentah

- Reduksi Data : Proses pemilihan, pemusatan, dan penyederhanaan data

- Penyajian Data : Kesimpulan dari kumpulan informasi yang tersusun

- Penarikan Data : Penarikan kesimpulan dan verifikasi data

Daftar Pustaka

Amboelo Idrus. DG. Haluki (2012) dalam skripsi yang berjudul “Implementasi Kebijakan
Pengembangan Kawasan Objek Wisata Di Kabupaten Tojo Una-Una (studi kasus
desa Luok Kecamatan Walea Kepulauan)”. Skripsi, Universitas Tadulako. Palu.

Islamy, Irfan. 2003. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bina Aksara.
Munang (2015) dalam skripsi yang berjudul “Implementasi Kebijakan Pengelolaan Kawasan
Objek Wisata Teluk Palu Di Kota Palu”. Skripsi, Universitas Tadulako. Palu.

Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik, Konsep dan Aplikasi
Proses kebijakan. Bandung : Alfabeta.

Nugroho, Riant. 2008. Publik Policy: Teori Kebijakan-Analisis Kebijakan-Proses. Jakarta:


Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan.
Yoeti, O. A. (2008). Perencanaan & Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT Pradnya
Paramita.

Anda mungkin juga menyukai