Laporan Pendahuluan Fraktur

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

A.

Konsep Penyakit
1. Definisi
Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi
mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan, biasanya patahan lengkap
dan fragmen ulang bergeser. Kalua kulit diatasnya masih utuh, keadaan ini disebut
fraktur tertutup, kalua kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus keadaan
ini disebut fraktur terbuka yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan
infeksi (Wijaya, 2013). Faktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang
disebabkan oleh ruda paksa. (Wahid,2013)
Fraktur Femur atau patah tulang paha adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal
paha yang disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, dan kondisi tertentu,
seperti degenarasi tulang atau osteoporosis (Muttaqin, 2008)
2. Etiologi
Penyebab dari fraktur femur menurut (Wahid, 2013) antara lain :
a. Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Faktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah
melintang atau miring.
b. Kekerasan tidak langsung
Kekrasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling
lemah dalam jalur hantaran vector kekerasan.
c. Kekerasan akibat tarikan otor
Patah tulang akibat tarikan otor sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa
pemutiran, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganyya dan
penarikan.
3. Manifestasi klinik
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan
ektreitas, krepitus, pembengkakan local, dan perubahan warna.(Wijaya dan putri,
2013) selain itu menurut Wahid (2013) ada beberapa manifestasi klinis faktur
femur :
a. Deformitas daya Tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah
dari tempatnya perubahan keseimbangan dan kontur terjadi seperti :
- Rotasi pemendekan tulang
- Penekanan tulang
b. Bengkak muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam
jaringan yang berdekatan dengan fraktur
c. Pada tulang traumatic dan cedera jaringan lunak biasanya disertai nyeri.
Setelah terjadi patah tulang terjadi spasme otor yang menambah rasa nyeri.
Pada fraktur stress, nyeri biasanya timbul pada saat aktifitas dan hilang pada
saat istirahat. Fraktur patologis mungkin tidak disertai nyeri.
d. Kehilangan sensari (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya syaraf atau
pendarahan)
e. Pergerakan abnormal biasanya kreapitas dapat ditemukan pergerakan
persendian lutut yang sulit digerakan di bagian distal cidera.
4. Klasifikasi
5. Komplikasi
6. Patofisiologi dan pathway
7. Penatalaksanaan (medis dan keperawatan)
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnose keparawatan
3. Perencanaan keperawatan (tujuan, kriteria hasil, dan Tindakan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai