Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ary Aditya

NIM : 203020302061

Mata Kuliah : Manajemen Usaha Kecil dan Koperasi

Dosen Pengampu : Meylinda Sukmani, S.S., MM

TUGAS 1 : MANAJEMEN USAHA KECIL DAN KOPERASI

Salah satu tantangan utama bagi pengembangan usaha mikro di Indonesia adalah akses
permodalan. Saat ini, meski koperasi sudah sangat menjamur, tapi keberadaannya belum dapat
menjadi solusi permodalan bagi masyarakat. Banyak masyarakat yang akhirnya mencari
permodalan ke rentenir.

Direktur Pembiayaan dan Kerjasama, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian


Keuangan Nur Hidayat mengatakan hingga kini belum banyak koperasi yang menawarkan
pinjaman dalam skala kecil bagi pelaku usaha mikro.

“Dengan portofolio kecil-kecil butuh keahlian sendiri. Ada koperasi syariah, tapi kita
lihat portofolio kecil-kecil untuk membiayai mbok-mbok (pelaku usaha mikro) sedikit sekali.
Portofolionya besar-besar 50 juta, 100 juta. Jadi dia tidak punya keahlian itu,” kata dia di,

Jakarta, Kamis (30/8/2018).

Inilah yang menjadi penyebab masih banyaknya pelaku usaha mikro di Indonesia yang
lebih memilih menarik pinjaman untuk modal usaha dari rentenir. “Kita turun, tanyakan, 75
persen responden katakan, mereka katakan (meminjam) ke Rentenir. Koperasi masih sangat
sedikit,” jelas dia.

Dia mengatakan, meskipun praktik rentenir harus dilawan, tapi ada beberapa hal positif
yang seharusnya dapat pelajari oleh lembaga penyalur modal, terutama terkait akses dan
kemudahan memperoleh pinjaman.
“Rentenir itu enggak pakai jaminan bapak ibu. Kalau dia (pelaku usaha) minta
pembiayaan, minta sekarang, kasih sekarang. Nggak usah isi formulir, nggak usah di-survey,

tapi lancar. NPL-nya nol koma. Kalau ada koperasi yang bisa begini, PIP akan hadir,” tegas

dia.

Soal:

1. Jelaskan permasalah yang terjadi di atas?

2. Berikan pendapat anda mengenai solusi untuk memecahkan masalah tersebut? (Dapat

didukung dengan sumber-sumber bacaan dari jurnal atau buku)

3. Jelaskan hubungan permasalah di atas dengan pentingnya mempelajari ekonomi

koperasi dalam menghadapi masalah seperti ini?

Jawaban :

1. Permasalahan yang terjadi diatas adalah tantangan utama akses permodalan bagi
pengembangan usaha mikro di Indonesia. Koperasi masih kalah saing dengan rentenir.
Ini dikarenakan pihak rentenir itu cepat saat meminjamkan modal ke pelaku usaha mikro
di Indonesia dan tanpa ribet bahkan cepat ketika diminta sekarang tanpa harus isi
formulir dan survey seperti koperasi. Dan juga koperasi masih belum banyak
menawarkan meminjamkan modal dalam skala kecil.

2. Menurut pendapat saya, mengenai solusi untuk memecahkan masalah tersebut adalah
dengan cara koperasi tentunya lebih gencar lagi mempublikasikan tentang koperasi dan
menjelaskan bahayanya yang begitu besar ke rentenir ini saat meminjam uang. Dan juga
agar bisa menekan angka pelaku usaha mikro meminjam ke rentenir dengan cara adanya
koperasi pasar dan koperasi syariah, karena berdasarkan berita REBULIKA.co.id,
https://www.antaranews.com, https://akurat.co dan https://ekonomi.bisnis.com koperasi
pasar dan syariahlah yang akan mampu bersaing bahkan menekan angka masyarakat atau
pelaku usaha mikro yang meminjam ke rentenir. Pada intinya pemerintah juga harus
memperkuat koperasi kita entah koperasi pasar atau syariah atau koperasi lainnya dan
membangun kesadaran masyarakat melawan rentenir. Dan koperasi di Indonesia ini
bnyak menawarkan dalam skala kecil meminjamkannya dan tidak ribet etika ingin
meminjam di koperasi.

3. Jika masyarakat atau pelaku usaha mikro mempelajari ekonomi koperasi ini, tentunya
mereka akan sadar dengan sendiri lebih baik koperasi jika ingin meminjam modal
ketimbang ke rentenir. Karena koperasi lebih aman walaupun iya betul aksesnya agak
ribet namun hal tersebut supaya saling percaya dan tidak ada dirugikan. Sehingga jika
dibandingkan bahayanya meminjam ke rentenir tentu lebih baik ke koperasi. Jadi, jika
sudah banyak masyarakat mempelajari ekonomi koperasi maka bisa menekan angka
peminjaman ke rentenir bahkan kita bisa basmi agar tidak ada yang meminjam modal ke
rentenir yang bisa mencekek atau melilit kita dengan bunga yang harus dibayar tidak
masuk akal dan belum lagi modal yang kita pinjam oleh karena itu penting degan
mempelajari ekonomi koperasi.

Anda mungkin juga menyukai