1. Jelaskan masing-masing istilah (seperti: Product Owner, Sprint Planning, dll.) yang ada
di gambar tersebut dalam 1-2 k alimat per istilah!
Jawab :
Saya akan menjabarkan dalam gambar diatas 3 scrum roles, 5 scrum events, dan 3 scrum
artifacts.
2) Scrum Events atau fase yang dijalankan pada Scrum terdiri dari Sprint, Sprint
Planning, Daily Scrum, Sprint Review, serta Sprint Retrospective (scrum events)
Sprint merupakan inti dari scrum, yakni satu fase waktu (time-box) dalam satu
bulan atau kurang untuk menghasilkan satu produk yang dinyatakan selesai dan
terdapat di dalamnya sprint planning, daily scrum, sprint review dan sprint
retrospective.
Sprint Planning adalah aktivitas perencanaan untuk menjalankan sprint dan
menentukan daftar produk yang akan dihasilkan/ acara scrum yang dirancang ntuk
memasikan tim siap melakukan hal yang benar setiap sprint. Perencanaan ini
dibuat oleh kerja kolaboratif dari seluruh development team, Perencanaan sprint
memiliki batasan waktu maksimum delapan jam untuk sprint satu bulan.
Daily Scrum adalah aktivitas diskusi yang diadakan oleh development team setiap
hari selama Sprint dan berdurasi 15 menit. Aktivitas ini bertujuan untuk
mengoptimalkan kolaborasi dan performa dengan melakukan inspeksi pekerjaan
24 jam sebelumnya dan membuat rencana pekerjaan selama 24 jam ke depan.
Sprint Review adalah aktivitas yang diadakan di akhir Sprint untuk memeriksa
increment atau hasil dan menyesuaikan Product Backlog jika diperlukan. Selama
sprint review, scrum team dan pemangku kepentingan berkolaborasi tentang apa
yang telah dilakukan di Sprint, sprint Review dilakukan maksimal empat jam
untuk Sprint satu bulan.
Sprint Retrospective merupakan kesempatan bagi scrum team untuk memeriksa
dirinya sendiri dan membuat rencana perbaikan yang akan diberlakukan selama
Sprint berikutnya. Sprint Retrospective dilakukan setelah sprint review dan
sebelum sprint planning berikutnya, aktivitas ini dilakukan maksimal tiga jam
untuk sprint satu bulan.
3) Artifacts atau luaran yang dihasilkan pada setiap proses Scrum (scrum artifacts),.
Product Backlog, yakni daftar dari seluruh fitur, fungsi, dan kebutuhan dari
produk yang ingin dihasilkan. Product Backlog dapat dimodifikasi sebagai bentuk
peningkatan pada sprint selanjutnya, Product Owner bertanggungjawab atas
penentuan prioritas Product Backlog ini.
Sprint Backlog, yakni daftar Product Backlog item yang terpilih untuk satu Sprint
ditambah dengan perencanaan untuk menghasilkan produk tersebut dan mencapai
Sprint Goal.
Increment, yakni jumlah dari Product Backlog item yang diselesaikan dalam satu
Sprint dan total nilai dari increment pada semua Sprint sebelumnya.
4. Tentukan usulan durasi Sprint untuk Z Fighter dan buatlah schedule Scrum Events
(Sprint Planning, Sprint Retrospective, Daily Scrum, dan Sprint Review) yang harus
dilakukan tim Z Fighter!
Jawab:
Durasi Sprint untuk Z Fighter adalah 1 bulan, dengan jadwal sebagai berikut :
Sehingga jika di tim Konoha telah menerapkan ways of working yang berbeda dari yang
ada pada Scrum juga dapat lebih produktif dari menggunakan scrum dan juga bisa juga
sebaliknya, karena organisasi tentunya memiliki konteks dan kondisi masing-masing.oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa Scrum bukan sebuah silver bullet sehingga belum
tentu cocok untuk semua konteks dengan baik
Kelemahan terbesar dari Scrum adalah burnout pada anggota tim. Sprint memang tidak
harus selalu terpenuhi, namun ketika metrik seperti itu ditetapkan, time box sprint akan
terus menempel di kepala team. Saat setiap sprint gagal dipenuhi (sering terjadi dalam
Scrum) mental tim akan turun karena timbulnya rasa bersalah. Hal itu akan membuat ia
melakukan segala upaya untuk memenuhinya, sehingga menyebabkan kelelahan. Efek
jangka panjangnya adalah meningkatnya tingkat stres pekerjaan.
Namun tentunya hal tersebut dapat menjadi kelebihan dari Scrum. Bahkan, mungkin hal
inilah yang selama ini membuat Scrum berhasil. Dalam keadaan tertekan, tingkat
produktivitas tim akan menjadi lebih tinggi. Namun alangkah baiknya jika tekanan itu
tetap terkendali dan tidak berlebihan. Seperti video game, jika permainan terlalu mudah
maka pemain akan mudah bosan, namun ketika permainan terlalu sulit maka pemain juga
akan frustrasi dan berhenti memainkannya. Sehingga dapat disimpulkan ini akan
dikembali lagi kebijakan dan keputusan dari organisasi itu sendri, menurut saya coba aja
jika menggunkan scrum malah rumit an kacau untuk team maka cara yang lain, dan jika
sebaliknya maka tetapalah menggunakan scrum.